Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9975 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S37007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poniman
"Minyak pelumas untuk roda gigi transmisi manual di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia pernah mengalami masalah minyak pelumas untuk roda gigi transmisi manual yaitu berbusa pada saat running test. Dugaan awal penyebabnya adalah tercampur dengan fluida lain yang dalam hal ini adalah air. Dugaan tersebut berdasar pada kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa dari beberapa drum/bulk dengan kode produksi dan masa produksi yang sama hanya sebagian kecil yang mengalami masalah dan system pemipaan yang dipakai masih baik. Kemudian setelah diganti dengan minyak pelumas sejenis dari kemasan yang lain tidak terjadi masalah. Masalah yang lebih khusus di bahas adalah adanya pengaruh fluida lain yang bercampur dalam pelumas. Dalam hal ini adalah pengaruh kadar air yang terkandung dalam pelumas sehingga dapat menyebabkan munculnya busa/foaming pada minyak pelumas. Jadi permasalahan yang diangkat adalah “Pengaruh fluida air terhadap munculnya busa/foaming pada minyak pelumas roda gigi transmisi manual kendaraan kijang”. Dalam dunia otomotif pelumas memegang peranan penting dan tidak bisa terpisahkan dalam fungsinya untuk menjaga kinerja mesin dan komponen mesin serta memperpanjang umur mesin. Fungsi dasar dari suatu minyak pelumas adalah : 1. Memberikan lapisan film cair guna melindungi komponen metal bergerak dari keausan. 2. Untuk meminimalisasi kemacetan pada komponen metal bergerak atau bagian yang saling bergesekan dari sebuah sebuah mesin. 3. Untuk membantu mendinginkan komponen-komponen bergerak dari panas yang diakibatkan oleh gesekan. 4. Untuk melindungi metal yang tak terlindungi dari proses yang diakibatkan toxin dan lingkungan. Salah satu aspek penting pada pelumas adalah fungsi pelumas mengurangi friksi antar logam yang bergesekan. Adanya gelembung udara akan mengganggu proses pelumasan jika gelembung tersebut menempel pada logam mesin. Logam yang berada tepat di bawah gelembung sama sekali tidak terlapisi pelumas, sehingga pada saat gelembung pecah, logam dengan logam akan saling bergesekan, sehingga mempercepat keausan. Minyak pelumas roda gigi transmisi yang tercampur dengan air akan menyebabkan potensi terbentuknya foaming. Kadar air yang tinggi dalam pelumas terbukti menyebabkan naiknya potensi terbentuknya foaming tersebut. Roda gigi transmisi yang berputar secara kontinyu yang merupakan gerakan relatif terhadap gear box menyebabkan gaya geser pada minyak pelumas. Minyak pelumas yang terkontaminasi dengan air kemudian dikenai gaya geser yang kontinyu maka akan menyebabkan munculnya foaming pada minyak pelumas tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulkan Kabiran
"Utilisasi dari sistem transmisi roda gigi pada umumya merupakan bentuk khusus yang melibatkan produksi roda gigi secara spesifik terhadap aplikasi tersebut. Kondisi ini mengakibatkan biaya produksi dan perancangan yang dikeluarkan untuk penggunaan roda gigi menjadi mahal dan sebagai akibatnya roda gigi dapat dianggap sebagai solusi terakhir dari suatu permasalahan transfer daya mekanik pada suatu sistem mekanik. Penyelesaian dari masalah ini yaitu dengan melihat roda gigi sebagai elemen standar yang memiliki bentuk umum dan tersedia dalam jumlah besar di pasaran, salah satu solusi yang digunakan yaitu pemakaian roda gigi dari kendaraan bermotor roda dua yang dapat diaplikasikan kembali pada sistem mekanis dari kendaraan bermotor atau sistem mekanis lainnya dengan melakukan penyesuaian beban operasi dari alat yang dituju. Hal ini dikarenakan pembebanan dari sepeda motor memiliki keragaman berdasarkan volume dari ruang bakar, yang akan akan menghasilkan beragam daya mekanis dan torsi putar yang semuanya dapat menjadi suatu bentuk pilihan terhadap utilisasi pembebanan dari sistem roda gigi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati adaptivitas dari sistem transmisi roda gigi sepeda motor roda dua untuk diaplikasikan menjadi sistem transmisi daya mekanis untuk beragam fungsi lainnya. Penelitian merupakan bentuk aplikasi perancangan yang menerapkan sistem transmisi roda gigi sepeda motor untuk digunakan sebagai sistem transmisi dua arah putaran, dalam hal ini roda gigi sepeda motor pada dasarnya tidak dirancang sebagai roda gigi mundur. Pengamatan akan menunjukkan proses produksi yang diperlukan dalam mengubah sistem transmisi sepeda motor menjadi sistem transmisi baru, dan juga kekuatan dari roda gigi dalam menghadapi pembebanan yang diberikan dengan menggunakan metode pengukuran untuk mengetahui geometri dari tiap roda gigi yang digunakan.
Penelitian ini telah menghasilkan sistem transmisi roda gigi yang dapat menghasilkan dua arah putaran yang bekerja pada torsi 7.25 Nm dan diperoleh dari kendaraan bermotor roda dua dengan daya 5.3 kW. Penelitian ini juga telah mengamati proses produksi yang dibutuhkan dalam proses perancangan untuk menghasilkan sistem transmisi yang dapat bekerja pada kondisi operasional, dalam hal ini pembebanan pada kegiatan perancangan dibatasi sampai pada beban maksimum dari sepeda motor yang digunakan. Perancangan ini juga bertujuan untuk mencari bentuk umum secara spesifik pada sistem transmisi dua arah putaran sehingga sistem transmisi ini dapat diproduksi dari beragam tipe sistem transmisi sepeda motor dengan hanya melakukan sedikit penyesuaian, sehingga bentuk aplikasi dari sistem transmisi dapat disesuaikan pada tiap-tiap pembebanan berdasarkan kondisi operasional dari tiap-tiap sepeda motor.

Utilization of gearbox transmition generally in a special form that involves production of the gear, specifically to the operating condition. This condition cause cost increasement in production dan design and as the result, gearbos transmition is often called for the final solution in the matter of power transmition mechanism. The solution is by seeing gears as a standard element that have basic form and available in large quantity on the market. One of the solution that can be used is by using gears from two wheels vehicle that can be applied back to the vehicle or other mechanical system by knowing the transmitted loads of the new device. This due because motorcycle operates on many kinds of load depends on the volume of the combustion chamber, that will produce variety of mechanical power and torque, and that variety can be used as a selection of the component that will be used in the intended design concept.
This research is intended to observe the adaptivity from the gearbox transmition system to be applied to become other power transmition system. This research is in the form of applied design that use gearbox transmition system to build a two-way rotating direction transmition system, where as the gear component originaly weren't design to be a two-way rotating direction transmition. Observatiion will shows the production process needed in modifying the system and also the strength of the gears and shaft by measuring the component to know the size and the geometry.
This research has produced a two-way rotating transmition system that operate's at 7.25 Nm of torque from a motorcycle with 5.3 kW mechanical power. The production line is also known, in producing the new transmition system. The applied design is also intended to find a general form that can be used spesificaly in two-way rotating direction transmition system, so that the design will have an advantage that is little adjustment needed in design and production and the design can be applied in many type's of motorcycle.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Ferdian
"ABSTRAK
Grease atau minyak pelumas padat merupakan dispersi dari minyak
sebagai bahan dasarnya dengan sabun sebagai pengentalnya. Percobaan
menggunakan minyak jarak sebagai bahan dasar dan 12-Hidroksi Litiumstearat
sebagai pengental, dengan penambahan zat aditif tekanan ekstrim (aditif EP).
Fungsi aditif EP adalah untuk menaikkan kemampuan dari grease dalam menahan
beban gesek sehingga mengurangi keausan dari permukaan logam. Pembuatan
grease tekanan ekstrim dilakukan dengan memvariasikan cara kerja pembuatan
grease tanpa penambahan aditif EP, kemudian diperoleh cara kerja efektif yang
digunakan dalam pembuatan grease tekanan ekstrim. Pengujian terhadap kualitas
grease dilakukan dengan parameter uji ketahanan terhadap beban ekstrim metode
4 ball, dropping point dan NLGI. Hasil pengujian untuk komposisi aditif EP 0%
dan 1% adalah 0,9535 mm dan 0,8574 mm untuk besar goresan, 173 oC dan
189 oC untuk droping point, dan skala 2 pada masing-masing komposisi untuk
NLGI. Dari hasil pengujian tersebut disimpulkan bahwa grease dengan
penambahan aditif EP mengakibatkan peningkatan kemampuan sebesar 10,08%
untuk sifat pelumasan, 14,45% untuk dropping point dan 0% untuk NLGI."
2008
TA1702
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Addy Perdana S.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S31582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnen Chandra
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Riduan
"ABSTRAK
Kebutuhan akan gemuk pelumas membuat permintaan gemuk pelumas semakin
tinggi. Bahan penting penyusun gemuk pelumas adalah pengental yang terbuat
dari asam lemak. Asam lemak yang banyak digunakan adalah asam 12-hidroksi
stearat (12-HSA) yang kebutuhannya saat ini masih diimpor. Asam 12-HSA dapat
disintesis dari asam risinoleat yang berasal dari minyak jarak. Dalam penelitian ini
minyak jarak akan dihidrogenasi untuk mendapatkan minyak jarak terhidrogenasi
yang merupakan bahan baku pembuatan 12-HSA. Hidrogenasi dilakukan dengan
katalis NiO/γ-Al2O3 sebanyak 0,1% pada tekanan 3 dan 4 bar selama 4 jam
dengan variasi temperatur 140-220 °C. Hasil dikarakterisasi dengan analisis titik
tuang dan bilangan iod. Hasilnya, bilangan iod terendah didapat pada tekanan 4
bar dan temperatur 220 °C, yaitu 53,6 g I2/100 g, dengan titik tuang tertinggi -4 °C
pada kondisi operasi yang sama"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43466
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Puspitasari
"Diversifikasi barang jadi karet alam sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan konsumsi domestik produksi karet alam nasional. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan karet alam termoplastik hasil kopolimerisasi cangkok emulsi lateks karet alam dengan monomer termoplastik sebagai bahan aditif jenis peningkat indeks viskositas minyak pelumas. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari pengaruh penambahan berbagai dosis karet alam termoplastik (kopolimer dari karet alam - stirena) ke dalam minyak lumas dasar golongan parafinik HVI 60 dan HVI 650 terhadap nilai indeks viskositas minyak pelumas baru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi kopolimerisasi cangkok emulsi yang dijalankan pada rasio karet alam terhadap monomer stirena sebesar 85:15, pada suhu 65oC selama 7 jam, dengan penambahan 1% insiator amonium peroksidisulfat dan 2% surfaktan sodium dodesil sulfat mampu menghasilkan karet alam termoplastik (TPNR, kopoli NR-ST) dengan efisiensi cangkok 56,48%. Pada dosis 5% TPNR terhadap minyak lumas dasar berfungsi dengan baik sebagai peningkat indeks viskositas karena memenuhi persyaratan indeks viskositas standar sesuai Surat Keputusan Ditjen Migas Nomor 85K/34/DDJM/1998, dan dapat bersaing dengan minyak pelumas komersial tipe 20W-50, 10W-40 dan 15W-40.

Diversification of rubber goods are highly needed to enhance natural rubber domestic consumption. One of the efforts is by using thermoplastic natural rubber that is synthesized from emulsion graft copolymerization of natural rubber latex with thermoplastic monomer as index viscosity improver of lubricating oil. The research aimed to study the effect of thermoplastic natural rubber (natural rubber?styrene copolymer) addition, at various concentration, into base paraffinic lube oil (HVI 60 and HVI 650) on index viscosity value of lubricating oil.
The result showed that emulsion graft copolymerization at composition ratio of natural rubber to styrene monomer 85:15, at 65oC for 7 hours, with addition of 1% ammonium peroxidisulfate as initiator and 2% sodium dodecyl sulfate as surfactant produced thermoplastic natural rubber (TPNR, copoly NR-ST) with grafting efficiency of 56,48%. The TPNR can be functioned properly as index viscosity improver at 5% concentration to base paraffinic lube oil either HVI 60 or HVI 650. The obtaining new lubricating oils could fulfill the index viscosity standard requirement refered to Decree of Directorat General of Oil and Gas No 85K/34/DDJM/1998, and could compete with the commercial lubricating oil type 20W-50, 10W-40, and 15W-40.
"
Bogor: Pusat Penelitian Karet ; Institut Pertanian Bogor. Departemen Fisika, 2016
530 KKP 32:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>