Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84824 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santo
"
ABSTRAK
Skripsi ini berisi rancangan sistem hidraulik yang dimanfaatkan untuk
menggerakkan sekat pada kolam renang ombak. Sistem penggerak ini
dirancang dengan menerapkan prinsip-prinsip hidraulika. Sekat yang
digerakkan manjadi beban karena adanya gaya dorong akibat aliran udara
dari blower yang menekan sekat. Dengan demikian diperlukan usaha yang
dilakukan dengan sistem hidraulik untuk menggerakkan atau memindahkan
sekat yang melawan gaya-gaya yang timbul.
Untuk meran ng sistem hidraulik ini, penulis melakukan survei ke
PT. Jaya Ancol pada sub bagian kolam renang ombak untuk memperoleh
gambaran sistem yang ada. Kemudian dengan studi literatur maka
dilakukan pengembangan atau pemodifikasian sistem yang ada.
Dengan serangkaian teori yang dipelajari dan hitungan maka
berhasil dibuat rancangan sistem penggerak sekat pada kolam renang
ombak dengan menggunakan sistem hidraulik.
Dalam skripsi ini susunan dan bentuk sekat telah dimoditikasi dari
yang telah ada. Pada sistem yang sudah ada sekat hanya ada satu tetapi
dalam rancangan ini dikembangkan dengan menambahkan sekat pengarah
yang mengarahkan udara ke sistem pembangkit ombak lainnya sehingga
efisiensi dan efektititas sistem kolam renang ombak menjadi lebih balk.
Sekat dalam rancangan ini merupakan rangkaian yang terintegrasi.
Demikianlah rancangan sistem hidraulik penggerak sekat pada
kolam renang ombak. Semoga bermafaat bagi kita semua.
"
1997
S36637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanya Indira
"Kegagalan merupakan fenomena yang cukup umum dibahas dalam dunia perekayasaan atau engineering dimana suatu komponen tidak dapat berfungsi sebagaimana seharusnya. Fenomena kegagalan ini terjadi dikarenakan oleh beragam penyebab melalui beberapa mekanisme. Dalam penelitian ini, penulis mengambil kasus kegagalan pompa hidrolik pada kiln putar yang terbagi menjadi beberapa komponen, yaitu rumah pompa, piston, silinder blok, dan plat. Penelitian ini ditujukan untuk mencari tahu penyebab kegagalan yang terjadi dan menentukan langkah preventif agar tidak terjadi kegagalan yang sama pada masa mendatang. Kasus kegagalan pompa hidrolik ini terjadi dalam tiga mekanisme dan urutan kegagalan dimana kegagalan utama berupa overpressure akibat viskositas oli meningkat sebagai dampak kondisi oli yang kotor. Kondisi ini kemudian mengakibatkan efisensi kerja menurun dan putaran komponen internal pompa tidak sinkronus. Kegagalan kedua berupa terlepasnya piston karena silinder blok dan plat retainer terdeformasi plastis. Kemudian kegagalan terakhir berupa perpatahan getas pada rumah pompa hidrolik akibat benturan dari piston yang terlepas dan kegagalan rumah pompa dipercepat pula oleh adanya tegangan terkonsentrasi pada bagian ulir. Secara garis besar, beberapa penyebab kegagalan pada kasus pompa hidrolik ini yaitu adanya kontaminan pada oli dan spesifikasi material yang kurang sesuai jika dibandingkan dengan standar material untuk pompa hidrolik.

Failure is a fairly common phenomenon discussed in the world of engineering where a component cannot function as it should. This failure phenomenon occurred due to various causes through several mechanisms. In this study, the author took the case of failure of the hydraulic pump in rotary kiln consists of housing pump, pistons, cylinder block, and plat. This research was intended to find out the causes of failures that occur and determine preventive steps so that similar failures do not occur in the future.

In this case of failure of the hydraulic pump, there were three failure mechanisms and sequences where the main failure caused of overpressure due to an increase of oil viscosity as the effect of dirty oil condition. This condition then impacted to work efficiency decrease and asynchronicity rotation of the pump's internal components. The second failure was detachment of the piston because cylinder block and retainer plate were plastically deformed. Then the final failure happened to be brittle fracture of hydraulic pump housing due to the impact of detach piston and accelerated by the presence of stress concentration in the screw section. Broadly speaking, several causes of this hydraulic pump failure were contaminants in the oil and material specifications that are not suitable when compared to standard materials for hydraulic pumps."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasiholan, Bonavian
"Modular Air Dryer (MAD) merupakan alat pengering yang berjenis tray (rak) dryer yang berfungsi untuk dapat mengeringkan hasil-hasil pertanian seperti kopi, padi dan lain-lain. Modular Air Dryer didesain dengan konstruksi yang tidak terlalu rumit sehingga masyarakat awam dapat menirunya Pengering ini memanfaatkan energi matahari dan mekanisme udsorber sebagai metode pengeringannya. Pengeringan yang memanfaatkan energi matahari memakai metode radiasi sebagai cara perambatan kalor dan matahari ke bahan yang akan dikeringkan. Sedangkan pengeringan yang memanfaatkan mekanisme udsorber menggunakan metode konveksi (alami atau paksa) sebagai cara perambatan kalornya. Pada metode konveksi sangat perlu diperhatikan mengenai kapasitas dan keseragaman pola aliran yang mengalir melewati bahan yang akan dikeringkan.
Kapasitas aliran maksudnya adalah besarnya volume udara yang mengalir dalam satuan waktu. Besamya kecepatan udara yang mengalir melalui bahan yang akan dikeringkan adalah 2-5 m/s. Keseragaman pola aliran udara yang mengalir melalui rak-rak harus seseraaman mungkin. Hal ini bertujuan agar laju atau kecepatan pengenngan disetiap rak sama sehingga tidak ada rak yang lebih cepat kering dibandingkan dengan rak lainnya. Hal ini akan meminimalisasikan waktu pengeringan sehingga akan meningkatkan efisiensi pengeringan Untuk mendapatkan aliran udara yang cukup dan seragam pada rak-rak MAD maka dilakukan modifikasi pada modul sirkuiasi MAD hasil perancangan awal. Modifikasi dilakukan dengan mengganti tangemial blower (kapasitas rendah) dengan exhaust fan (kapasitas besar), Ialu meletakkan exhaust fan tersebut pada bagian tengah belakang modul sirkulasi MAD kemudian memberikan sirip-sirip atau fin pada tengah belakang agar aliran udara mengalir dengan menyebar dan merata pada setiap rak MAD. Untuk mengetahui apakah aliran udara sudah mencukupi dan merata maka dilakukan pengujian untuk mendapatkan data. Data yang diperlukau adalah kecepatan disetiap titik pada area sucrion dan discharge modul sirkulasi MAD. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengukuran menggunakan pirot Iube dan manometer miring (inclined mcmomerer). Data mentah hasil pengukuran ini merupakan jarak pergerakan air pada manometer miring (in of water). Data mentah ini kemudian diolah untuk mendapatkan data kecepatan disetiap detik pada modul sirkulasi MAD.
Dari data hasil pengukuran dan hasil pengolahan beserta grafik dapat dilihat bahwa pola kecepatan udara pada suction rnodul sirkulasi MAD hampir merata. Sedangkan pada bagian dischargenya kurang merata. Kecepatan udara pada suction berkisar antara 0-4,477 m/s sedangkan pada discharge antara 0-1,987 m/s. Pola aliran udara yang hampir merata pada bagian suction disebabkan karena pola kecepatan udara yang masuk exhaust fun. Kecepatan udara paling besar terletak pada area blade fan yang paling jauh dari pusat exhaust fun dan sebaliknya.
Ketidakmerataan aliran udara pada bagian discharge disebabkan karena pola aliran udara yang keluar dari exhaust fun dan bentuk dari sirip-sirip. Untuk lebih memaksimalkan kemerataan udara pada bagian discharge maka jarak antara sirip-sirip harus dibuat lebih kecil. Ketidaktepatan dalam pengukuran seperti pelelakkan pitot tube memberikan hasil pengukuran yang tidak tepat. Pitot tube harus diletakkan sedemikian hingga streanlines aliran udara yang datang menuju pitot tube tegak lurus dengan impactr tube port dan sejajar dengan static tube port.

Modular Air Dryer (MAD) is a tray dryer, is used to dry farm product .such as cojee, uphuslced rice, etc. MAD is designed with simple construction, thus ordinary people can malce it. This dryer uses solar energy and aasorber mechanics to dry materials. Dryer using solar energy uses radiation method as a heat transfer method Fam solar to the objects to be dried meanwhile dryer using adsorber mechanics uses convection method (both natural orforcea) as its heat transfer method ln convection method it is necessary to consider about the capacitv and the unytormity ofjlow pattern which flows through the material to he dried lflow Capacity is the air volume flows at a unit Q)"titne. The velocity of air flows through the material rangedjrom 2-5 ni Uniformity of air _flow pattern is essential and has to be reached as uniform as possible. Unmirmity of air flow pattern is aimed to distribute the velocity of dryer at every tray .similarly thus no tray is diyjaster than another. This will minimize the time of drying thus will increase drying eficiency.
To obtain a sufiicient and uniformed air flow at MAD trays, modification fy early design of lt/MD circulation module is needed Modtyication was done by replacing tangential blower (low capacity) with exhaust fan (high capacity), placing the exhaust fan in the middle-backward of MA D circulation module, then install fins in it. This modification was conducted to control the air flow, so that it jlows uniformly in every tray. To lcnow if the airflow was sufficient and unybrm then the experiment to collect data was done. The required data was the velocity at every point at suction and discharge area of MAD circulation module. the process to collect data was done by using pitot tube and inclined manometer. Raw data as the result of experiment were the distance of water movement in the inclined nanometer (in of water). These raw data, then. were processed to get the velocity data at every point at MMD circulation module.
From the measured data, processed data and grafics, it can he seen that the air velocity pattern at suction of MAl) circulation module almost untfornt. Meanwlzile at the discharge area, it was not. Air velocity at the suction range between 0-4,4 77 nz/s meanwhile at the discharge between 0-1,987 m/s. The almost uniformity at the suction is caused by the incoming of the air velocity pattern to the exhaust fan. The biggest air velocity is on the furthest distance blade fan area froitt the center of exhaust fan. Unifornity at the discharge is caused by the outgoing of the air velocity pattern from the exhaust fan which is similar with the incoming one and the shape of the jus. To maxinize the air flow unifornity at the discharge area, then the space between fins must be maxinize. lnaccuraney in measurement such as placement of pitot tube to the air flow give uncorrect result. The measurement with pitot tube requires placement at pitot tube such that those streamlines of airflow will he perpendicular to impact tube port and will be align with static tube port.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Razaqur Rahim
"Hovercraft atau Air Cushion Vehicle menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan alat transportasi lainnya. Pada saat bergerak hovercraft berada di atas bantalan udara, maka hambatan yang dialami hovercraft menjadi sangat kecil. Di samping itu cara bergerak nya yang ?melayang? di atas permukaan menjadikannya tidak perlu mengandalkan fasilitas pelabuhan untuk mendarat, bahkan bisa menembus pantai, rawa-rawa, atau sungai dan bergerak ke pedalaman selama keadaan memungkinkan.
Circular hovercraft merupakan jenis hovercraft ringan dengan desain berbentuk circular/lingkaran. Circular Hovercraft yang telah lebih dahulu dikembangkan di Departemen Teknik Mesin FTUI, ialah Circular Hovercraft Proto X-1, yang menggunakan tipe integrated system. Sistem propulsi, sistem angkat dan system dorong merupakan bagian terpenting pada suatu hovercraft. Pada circular hovercraft proto X-1 terdapat banyak losses (rugi-rugi) tekanan yang terjadi. Penggunaan sistem propulsi Mixed Flow Fan merupakan sebuah inovasi baru yang belum pernah dilakukan. Pada penelitian kali ini akan dilakukan proses optimasi sistem propulsi dari hovercraft, yaitu dengan integrasi Mixed Flow Fan ke dalam sisitem hovercraft.
Metode optimasi yang dilakukan ialah proses optimasi desain berbasis simulasi. Simulasi dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan software simulasi aliran fluida/CFD (Computational Fluid Dynamics) .
Dari hasil yang didapat, bahwa dengan penggunaan mixed flow fan pada putaran motor mesin (2800 RPM dan 3100 RPM ) dapat meningkatkan performa karakteristik dari fan serta dapat menghasilkan tekanan cushion dan kecepatan dorong (thrust velocity) yang mencukupi yaitu pada debit aliran sedang 1,2 m3/s sehingga meningkatkan performa Circular Hovercraft

A hovercraft or also called an air cushion vehicle is a vehicle that can drive on both land and water This vehicle differs from other vehicles in that way, it needs no surface contact for traction. The reason for this is a generated air cushion between the hovercraft itself and the ground surface.
Circular hovercraft is a type of light hovercraft that uses integrated system for propulsion and hovering. Circular Hovercraft Proto X-1 has already constructed before in Department of Mechanical Engineering University of Indonesia. Circular hovercraft uses a single engine and fan to provide thrust and lift. Circular hovercraft proto x-1 in previous research has a lot of pressure losses especially in propulsion system, and lift system. Mixed flow fan is a type of fan that have large pressure rise characteristics with moderate capacity. Needs of adequate of cushion pressure is critical factor to the success of an hovercraft design.
Goal of this paper was to optimize performance of circular hovercraft. In this paper mixed flow fan is used in order to get to optimum cushion pressure. CFD Simulation is used to perform design optimization process of circular hovercraft.
Result of this paper show that mixed flow fan utilizing at 2800 RPM and 3100 RPM of engine rotational speed can increase performance characteristics of fan along with can increase cushion pressure and thrust velocity at the moderate flow (Q = 1,2 m3/s) with the result that increase performance of circular hovercraft and reduce many pressure losses.
"
2008
S37376
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Adrianto
"Penggunaan sistem ruang bersih pada industri pembuatan obat menjadi faktor yang sangat penting, tujuannya untuk menghindari tercampurnya bahan-bahan pembuat obat dengan debu atau pun mikroorganisme lainnya seperti jamur dan bakteri pada saat proses produksi dilakukan. Hal ini sangat diperlukan untuk menghasilkan obat-obatan yang sehat serta bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, dan bukan membuat masyarakat tersebut semakin sakit karena obat yang dikonsumsinya ternyata tidak diproduksi di tempat yang bersih.
Pada pengerjaan skripsi kali ini analisa yang dilakukan adalah simulasi numeric dengan menggunakan program CFD (Computational Fluid Dynamics) yaitu program EFD dan Flovent. Program tersebut akan digunakan untuk mensimulasikan kondisi ruangan tempat penimbangan obat dan nantinya hasil dari program tersebut akan dibandingkan untuk dijadikan validasi apakah hasil pengukuran pada kondisi aktual telah dilakukan benar atau tidak, dan selanjutnya ruang bersih tersebut akan dibandingkan dengan standar sistem ruang bersih yang berlaku secara internasional.
Dari analisa yang dilakukan dengan menggunakan program CFD dan pengukuran data dilapangan, disimpulkan sistem ruang bersih tersebut telah memenuhi standar internasional.

Cleanroom system in pharmaceutical industry becomes a significant factor, due to the needs of cleanroom system to get rid of the dust or micro bacteria when drug?s material mixture is in process.
This experiment analysis is using numeric simulation with Computational Fluid Dynamics program which is EFD and Flovent program. This program wil be used to simulate cleanroom and the result wil be compared with the actual experiment for validation, before being compared with the international clean-room system standard.
As the result, this experiment of clean-room system wil be concluded by the international standard as a qualified system.
"
2008
S37381
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Kholis
"Pengujian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara laju aliran udara dengan temperature pengeringan minimum pada pengering semprot di lab perpindahan massa departemen teknik mesin Universitas Indonesia. Variasi laju aliran udara sebesar 17.1; 24.2; 29.6; dan 35.1 [m³/jam] diujicobakan bersama dengan tekanan nozzle pneumatik 1 [bar] dan 2 [bar], laju aliran bahan 0.1986 [l/jam] dan 0.3973 [l/jam], kelembaban spesifik 0.0073536 [kg/kg dry air], sebanyak 16 proses air dan 16 proses untuk tomat.
Dari percobaan yang sudah dilakukan terhadap air, ternyata laju aliran udara mempengaruhi temperatur minimum pengeringan semakin besar laju aliran udara, maka semakin rendah temperatur pengeringan. Sedangkan percobaan pada sari buah tomat laju aliran udara masuk sedikit mempengaruhi temperatur pengeringan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang timbul.

Tests conducted to determine the relationship between the air flow rate with minimum drying temperature on the spray drying in laboratory mass transfer department of mechanical engineering, University of Indonesia. Variation of air flow rate of 17.1; 24.2; 29.6; dan 35.1 [m³/hour] tested along with pressure pneumatic nozzle 1 [bar] and 2 [bar], 0.1986 fuel flow rate [l/hour] and 0.3973 [l/hour], humidity specific 0.0073536 [kg/kg dry air], 16 proces water and 16 proces for tomatoes.
From the experiments that have been carried out on the water, it turns the air flow rate affects the minimum temperature the greater the drying air flow rate, the lower the drying temperature. While experiments on tomato juice intake air flow rate slightly affects the drying temperature. This test aims to determine any issue that arises.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Fitriani
"Pembakaran membara (smoldering) merupakan fenomena pembakaran yang perlu mendapatkan perhatian khusus, dimana telah dikaji luas namun terbatas dari sisi jenis material yang digunakan. Sehubungan dengan sifat pembakaran membara yang berlangsung untuk jangka wkatu yang lama membuat pembakaran membara ini sangatlah berbahaya. Bahaya yang dihasilkan tidak hanya untuk manusia namun juga bagi lingkungan. Sebuah eksperimen telah dilakukan untuk mempelajari tentang pengaruh yang dihasilkan oleh aliran udara yang diberikan terhadap pembakaran membara searah pada material selulosa berupa tembakau. Eksperimen dilakukan dalam skala kecil pada aparatus berbentuk silinder dalam arah vertikal dengan aliran udara terkontrol yang diberikan ke dalam silinder tersebut. Aliran udara yang diberikan dikontrol dengan menggunakan flowmeter. Data temperatur saat pembakaran berlangsung diukur dengan menggunakan termokopel tipe K untuk mendapatkan profil distribusi temperatur di dalam silinder. Timbangan digunakan selama pembakaran berlangsung untuk merekam massa untuk melihat laju penurunan massa dari material tembakau yang dibakar. Opacitymeter juga diletakkan di atas silinder untuk mengukur ketebalan asap yang dihasilkan dari pembakaran yang ada. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa besar aliran udara yang diberikan mempengaruhi distribusi temperatur, laju penurunan massa, dan juga ketebalan asap yang dihasilkan.

Smoldering fire is a phenomenon that is still less studied. To take in consideration of smoldering fire tendency which lasts for a really long time, smoldering fire brings so many bad effects not only to human but also to environment. An experiment has been conducted to study the effects of forced air flow on an upward forward oriented smoldering combustion of tobacco material. Experiments are done in a small-scale, vertically oriented smoldering cylindrical apparatus. The forced air flow was being controlled by a flowmeter. Temperature histories of tobacco are measured by 6 type-K thermocouples to get the temperature distribution profile inside the cylinder during the combustion. Weight-scale was being used to record the mass to get the mass loss rate of the tobacco. Opacitymeter was also being placed at the top of cylinder to record the smoke opacity produced by the combustion of the tobacco. The results show that the forced air flow effects the temperature distributions, mass loss rate of the tobacco, and the smoke opacity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>