Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133071 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angela Merici Nurwati
"PT. X adalah suatu perusahaan pembungkus kemasan yang menggunakan plastik sebagai bahan baku dasar dalam proses produksinya. Unluk mengantisipasi peningkatan kebutuhan kemasan di masa mendatang, perusahaan berusaha untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan cara menambah jumlah Inesin. Penambahan mesin dilakukan dengan menggunakan kapasitas yang lebih besar. Penambahan kapasitas ini perlu ditentukan agar tidak terjadi kelebihan produksi. Untuk itu dilakukan peramalan permintaan pada tahun 2002 dengan menggunakan metode peramalan deret waktu.
Model yang memiliki standar deviasi terkecil dipilih sebagai model peramalan. Penjadwalan pembelian mesin dibuat sedemikian rupa dengan cara menganalisa pada saat kapan perusahaan akan kekurangan produksi. Pemesanan mesiu dilakukan sebelum terjadi kekurangan agar tetap memenuhi kebutuhan pasar yang ada.
Karena dinilai lokasi pabrik kurang cocok untuk daerah industri dan sudah tidak memungkinkan dilakukan perluasan pabrik di lokasi yang lama, make perlu diadakan pemindahan Iokasi ke tempat yang baru. Semua mesin yang ada dipindahkan ke tempat yang baru. Supaya tidak terjadi kekurangan produksi dan dapat mengantisipasi kebutuhan pasar maka pemindahan mesin perlu dijadwalkan dengan tepat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Mulyani
"PT. X adalah perusahaan agrobisnis yang berniat untuk mendirikan sebuah pabrik yang memproduksi Rubber Smoked Sheets (RSS). Produk ini merupakan hasil olahan lateks kebun menjadi lembaran karet yang dikeringkan melalui proses pengasapan. Pabrik tersebut diharapkan akan mampu mencapai target produksi sebesar 300 ton/bulan. Untuk dapat mencapai target produksi tersebut maka diperlukan suatu perancangan tata letak pabrik yang dapat menjamin terciptanya suatu sistem produksi yang optimal dengan terciptanya aliran pemindahan bahan yang efektif. Adapun proses perancangan tata letak pabrik Rubber Smoked Sheets (RSS) PT. X ini meliputi perancangan pola aliran bahan, kebutuhan bahan baku, kebutuhan mesin dan peralatan, perhitungan kebutuhan area kegiatan, perancangan keterkaitan kegiatan, pengalokasian wilayah, pemilihan alat pemindah bahan, dan pembentukan tata letak pabrik yang memperlihatkan aliran bahan selama proses produksi berlangsung. Kegiatan perancangan ini menghasilkan suatu tata letak pabrik dengan luas bangunan keseluruhan sebesar 10557,66 m2 yang sudah termasuk luas ekspansi 100% dengan luas area produksi sebesar 2897,6112 m2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evan Dewadana
"Penelitian ini membahas tentang manajemen risiko pada pelaksanaan relokasi pabrik injeksi plastik PT. Tebeindo Sunshine Technica Mandiri dari Jakarta ke Semarang. House of Risk adalah proses yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko dan menetapkan risiko serta tindakan pencegahan yang paling efektif untuk menghadapi risiko yang muncul. House of Risk merupakan metode yang menggabungkan model House of Quality dengan Failure Mode and Effect Analysis. House of Risk memiliki dua bagian. Langkah 1 menciptakan prioritas risiko dan Langkah 2 menciptakan aksi pencegahan dalam pemindahan pabrik. Penelitian tersebut didukung oleh aturan Pareto 80/20 untuk menentukan program risiko dan tindakan pencegahan yang paling akurat dan fleksibel untuk dikelola oleh perusahaan. Hasil dari penilitian ini memperoleh 15 risk event dengan damage on machine sebagai yang paling ber-resiko dengan angka severity sebesar 7, dan 21 risk agent dengan violation of SOP sebagai yang paling ber-resiko dengan angka occurance sebesar 6, kedua event tersebut menghasilkan ARP sebesar 1512. Metode ini juga menghasilkan 10 tindakan preventif dengan establishing safety training sebagai yang paling ber-kontribusi dengan angka ETD sebesar 4451,4

This research discusses risk management in the relocation of a plastic injection molding factory PT. Tebeindo Sunshine Technica Mandiri from Jakarta to Semarang. House of Risk is a process used to identify risks, determine risks, and preventive measures to deal with emerging risks. House of Risk is a method that combines the House of Quality model with Failure Mode and Effect Analysis. House of Risk has two parts. Step 1 creates risk priorities and Step 2 creates preventive actions in factory relocation. The research is supported by the Pareto 80/20 rule to determine the most accurate and flexible risk and prevention action programs for companies to manage. The results of this research obtained 15 risk events with damage to machines as the most risky with a severity number of 7, and 21 risk agents with violation of SOP as the most risky with an occurrence number of 6, both events produced an ARP of 1512. This method also produces 10 preventive actions with establishing safety training as the most contributing with an ETD figure of 4451.4."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Hendriyeti
"PT. Lereng Salak Hijau memproduksi media tanam buatan dengan bahan baku serbuk sabut keiapa dan sekam bakar. Dengan tems meningkatnya permintaan atas produk dan prospek perkembangan media tanam buatan yang sangat baik di masa mendatang, maka PT Lereng Salak Hijau bemiat memperbesar kapasitas produksinya menjadi 70.000 kgibulan (kapasitas sekarang adalah 20.000 kglbulan).
Usaha yang ingin dilakukan PT Lereng Salak Hijau untuk mencapai kapasitas produksi yang diinginkan adalah dengan membangun sebuah pabrik baru. Agar terbentuk suatu aliran produksi dan material yang efektif dalam pabrik baru. tersebut diperlukan suatu perancangan tata letak pabrik sehingga dapat menjamin suatu sistem produksi yang optimal sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan saat ini dan yang dapat membuka kemungkinan untuk perluasan di kemudian hari.
Perancangan tata Ietak pabrik pada PT Lereng Salak Hijau dilakukan melalui proses penentuan kapasitas produksi, perhitungan unit produksi yang dibutuhkan, perencanaan aliran material, perhitungan kebutuhan area produksi dan pelayanan, pemilihan alat pemindah material, dan pengalokasian area hingga pada akhirnya terbentuk suatu tata Ietak pabrik menyeluruh yang memperlihatkan aliran material yang terjadi pada kegiatan produksi.
Kegiatan perancangan yang dilakukan menghasilkan suatu tata letak pabrik pada lahan seluas 6000 m2 yang dapat berproduksi secara efektif sesuai kapasitas yang diinginkan dan memberi kemungkinan perluasan 100% di masa mendatang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diki Lestariono H.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metha Fithrina
"Industri kecil merupakan salah satu sektor strategis yang menjadi penyangga pertumbuhan ekonomi Kota Bukittinggi dan yang paling berkembang adalah industri bordiran/sulaman dan industri kerupuk, dimana kedua industri ini menyerap banyak tenaga kerja dibandingkan industri lainnya. Penelitian ini mengkaji tentang persebaran industri industri kerupuk dan industri bordiran/sulaman dengan mengkaitkan variabel lokasi asal bahan baku, pasar dan jumlah tenaga kerja. Melalui observasi lapangan dan wawancara terstruktur pada 137 industri, persebaran lokasi industri dilakukan dengan metode analisis tetangga terdekat dan teori lokasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persebaran industri kecil pangan dan industri kecil sandang mempunyai pola persebaran tidak merata. Persebaran industri ini cenderung berorientasi pada pasar dibandingkan lokasi bahan baku. Sedangkan jumlah tenaga kerja industri kecil industri bordiran/sulaman lebih banyak dibandingkan jumlah tenaga kerja industri kerupuk.

Small industry is one strategic sector that provide a buffer of economic growth of Bukittinggi city and the most developed is embroided/sulaman and cracker industry in which both industries to absorb more labor than other industries. This research examines the distribution of food industrial crackers and clothing industrial embroidery/sulaman by linking the variable location of origin of raw materials, markets and the number of labor. Through field observations and structured interviews in 137 industries, the distribution of industrial location in done by nearest neighbor analysis method and location theory. The result of this research indicate that the dispersal of small industries of food and clothing have uneven random pattern. Distribution of this industry tends to be oriented on the market compared to the location of raw materials, while the number of workers of small scale clothing industries more than the number of food industries workers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S974
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Sri Gadis Pari Bekti
"Penelitian membahas efektivitas Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kawasan Industri Jababeka II (KIJ II) Cikarang Bekasi tahun 1997 dibandingkan dengan implementasinya semester 2 tahun 2012. Metode penelitian deskriptif, dan verifikatif. Pengumpulan data menggunakan kuantitatif (survey) dan kualitatif (wawancara, dokumen). Objek evaluasi (1) RKL, RPL KIJ II tahun 1997 dan efektivitas pengelolaannya; (2) peningkatan implementasi RKL, RPL (3) evaluasi kecenderungan, kritis dan penaatan implementasi RKL, RPL KIJ periode 2007-2012. Hasil penelitian RKL tahun 1997 meliputi 5 aspek yaitu tata ruang, badan air penerima, kualitas air tanah, kesempatan kerja berusaha, serta Kamtibmas. 23 poin RKL yang dikelola, 19 poin (82,61%) sudah diimplementasikan, 4 poin (17,39%) belum diimplementasikan yaitu penyediaan parkir bus dalam pabrik; pembagian zona timur-selatan; jarak antara bibir sungai dengan batas kavling. 14 poin RPL yang dipantau, semua poin (100%) diimplementasikan. KIJ II melakukan upaya peningkatan kinerja RKL, RPL. Evaluasi kecenderungan pada aspek kualitas air tanah; badan air penerima; udara; kebisingan; flora fauna; Sosekbud. Semua aspek menunjukkan kecenderungan memenuhi baku mutu lingkungan kecuali gangguan kebisingan sedikit lebih tinggi diatas baku mutu lingkungan di beberapa titik lokasi. Adanya KIJ meningkatkan kesempatan berusaha serta kepedulian pada masyarakat sekitar. Evaluasi penaatan KIJ II mematuhi ketentuan RKL dan RPL.

The study discusses the effectiveness of the Environmental Management Plan (EMP) and Environmental Monitoring Plan (EMonP) document of Jababeka II Industrial Estate (JIE II) in Cikarang Bekasi which compiled since 1997 compared with the implementation in the 2nd semester of 2012. The study used descriptive and explanatory method. The study descriptive and explanatory method. The data was collected (survey method) and (in-depth interviews, document analysis). Observed problems were (1)What kind of EMP efforts had been done by Jababeka II in 1997 and how effective its implementation, (2) implementation improvement of EMP and EMonP in Jababeka II Industrial Estate compared with former EMP and EMonP (3) trend of EMP and EMonP impelementation in Jababeka Industrial Estate. The results showed that EMP and EMonP as formulated in EIA document in 1997 consists of 5 aspects i.e. spatial management, water body receiver, ground water quality, job opportunity, social security problem. 23 points of EMP, 19 points (82,61%) has been implemented properly. 14 points of EMonP (100%) has been implemented well. The result also showed that JIE II has increased the environmental management efforts. In general, trend evaluation showed good performance except noise parameter in some sampling point which was above environmental quality standard."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrina Nabilah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lokasi Pasar Kaget di Kota Depok berdasarkan site dan situation, karakteristik pengunjung, dan motivasi pengunjung. Metode yang digunakan adalah analisa spasial dan deskriptif yang akan dihubungkan dengan karakteristik dan motivasi pengunjung.
Kesimpulan dari hasil analisis yaitu:
1. Karakteristik lokasi Pasar Kaget paling dominan adalah Pasar Kaget dengan tipe "rendah bervariatif" serta berada di situation dengan permukiman teratur dan tidak ada trayek angkutan umum yang melewati lokasi Pasar Kaget.
2. Karakteristik pengunjung paling dominan adalah para pengunjung yang berasal dari dalam Kota Depok serta komoditas barang yang dibeli yaitu non makanan. Motivasi pengunjung yang paling dominan di Pasar Kaget adalah pengunjung dengan orientasi rekreasi.
3. Pasar Kaget "tinggi bervariatif" yang berada di pola permukiman tidak teratur serta ada trayek, Pasar Kaget "rendah bervariatif" yang berada di pola permukiman teratur serta tidak ada trayek, dan Pasar Kaget "rendah tidak bervariatif" yang berada di pola permukiman tidak teratur serta ada trayek, ketiganya masing-masing memiliki pengunjung yang berasal dari dalam Kota Depok serta komoditas barang yang dibeli yaitu non makanan dengan motivasi pengunjung berupa orientasi rekreasi.
Pasar Kaget "rendah bervariatif" yang berada di pola permukiman teratur serta tidak ada trayek dengan motivasi pengunjung yaitu orientasi ekonomi dan Pasar Kaget "rendah bervariatif" yang berada di pola permukiman tidak teratur serta tidak ada trayek dengan motivasi pengunjung yaitu orientasi rekreasi, keduanya masing-masing memiliki pengunjung yang berasal dari dalam Kota Depok serta komoditas barang yang dibeli yaitu non makanan serta makanan. Pasar Kaget "tinggi bervariatif" yang berada di pola permukiman teratur serta tidak ada trayek, memiliki pengunjung yang berasal dari dalam Kota Depok serta komoditas barang yang dibeli berupa non makanan dengan motivasi pengunjung yaitu orientasi ekonomi.

This study aims to analyze the characteristics of the location of Pasar Kaget in Depok City based on site and situation, characteristics of visitors, and motivation of visitors. The method used spatial and descriptive analysis that will be connected with the characteristics and motivation of the visitors.
The results of the analysis are:
1. The most dominant characteristics of the location is Pasar Kaget with the type low vary as well as in the regular settlements situation and there is no public transport route that passes the location.
2. The most dominant visitors who came from Depok City with the commodity items purchased are non food.
3. Pasar Kaget with the type high vary as well as in the irregular settlement situation and there is a public transport route, Pasar Kaget with the type low vary rdquo as well as in the regular settlements situation and there is no public transport route, and Pasar Kaget with the type low not vary as well as in the irregular settlements situation and there is no public transport routes, each has a visitor who came from Depok City and the commodity items purchased are non food with the motivation of visitors is recreation.
Pasar Kaget with the type low vary as well as in the regular settlements situation and there is no public transportation route with the motivation of visitors is economic and Pasar Kaget with the type low vary as well as in the irregular settlements situation and there is no public transportation route with the motivation of visitors is recreation with the visitors who come from Depok City and the commodity items purchased is non food and food. Pasar Kaget with the type high vary as well as in a regular settlement situation and there is no public transportation route is have a visitors who came from Depok City as well as the commodity items purchased is non food with motivation of visitor is economic.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyyah Damayani
"Skripsi ini membahas mengenai aglomerasi dan pemilihan lokasi kantor pusat startup di Jabodetabek. Aglomerasi mengacu pada berkumpulnya kantor pusat startup dalam area geografis yang sama atau terklaster yang didorong oleh efisiensi biaya dan keuntungan. Terbentuknya aglomerasi dalam penelitian ini dilihat dari kesesuaian tiga eksternalitas yaitu berbagi masukan (input sharing), penyatuan pasar tenaga kerja (labour market pooling), dan limpahan pengetahuan (knowledge spillover) dengan pemilihan lokasi. Sementara, identifikasi variasi konsentrasi spasial kantor pusat startup diperlukan sebagai dasar kategorisasi sebelum menganalisis terbentuknya aglomerasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan sembilan CEO/pendiri startup di Jabodetabek dan didukung dengan pengumpulan data sekunder sebanyak 374 startup di Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan lokasi kantor pusat startup di Jabodetabek tersebar secara tidak merata atau terkonsentrasi dengan tingkat variasi spasial yaitu konsentrasi tinggi, konsentrasi sedang, dan konsentrasi rendah serta variasi temporal yang menunjukkan kekonsistenan dari waktu ke waktu. Sementara, aglomerasi terbentuk pada konsentrasi kantor pusat startup tinggi berdasarkan pemilihan lokasi yang menunjukkan adanya relasi dengan tiga sumber aglomerasi yang meliputi berbagi masukan yaitu fasilitas transportasi, akses pendanaan, serta akses klien dan pemasok; penyatuan pasar tenaga kerja dengan jangkauan lebih luas; serta munculnya limpahan pengetahuan. Aglomerasi kantor pusat startup di Jabodetabek terbentuk di pusat bisnis yaitu kawasan segitiga emas DKI Jakarta. Kondisi ini berbeda dengan aglomerasi di Silicon Valley yang terbentuk di sub urban yang merupakan kawasan riset dan perguruan tinggi.

This bachelor thesis discusses agglomeration and the location selection of startup headquarters in Jabodetabek. Agglomeration refers to the clustering of startup headquarters within the same geographic area, driven by cost efficiency and benefits. The formation of agglomeration in this study is viewed through the alignment of three externalities: input-sharing, labour market pooling, and knowledge spillover, with location selection. Meanwhile, identifying variations in the spatial concentration of startup headquarters is necessary as a basis for categorization before analyzing the formation of agglomeration. This research uses a qualitative approach through indepth interviews with nine CEOs/founders of startups in Jabodetabek and is supported by the collection of secondary data from 374 startups in Jabodetabek. The results show that the locations of startup headquarters in Jabodetabek are not evenly distributed or concentrated with varying spatial concentrations, namely high, medium, and low as well as temporal variation that indicates consistency over time. Agglomeration is formed in areas with a high concentration of startup headquarters, based on location selection which shows a relationship with three sources of agglomeration: input-sharing, such as transportation facilities, access to funding, and access to clients and suppliers; labour market pooling with a broader reach; and the emergence of knowledge spillover. The agglomeration of startup headquarters in Jabodetabek is primarily formed in business centers, specifically the golden triangle area of DKI Jakarta. This condition is different from the agglomeration in Silicon Valley, which is formed in suburban areas characterized by research and educational institutions.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christiana Ari Sabatina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi pengaruh aglomerasi terhadap produktivitas tenaga kerja industri pengolahan dengan mempertimbangkan adanya keterkaitan spasial (spatial dependence) untuk 110 kabupaten/kota di Pulau Jawa pada tahun 2005, 2010, 2015, dan 2005-2010-2015. Estimasi dilakukan pada data cross section dengan menggunakan metode ordinary least square (OLS) dan ekonometrika spasial.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa terjadi hubungan nonlinier antara produktivitas tenaga kerja industri pengolahan dengan aglomerasi dalam bentuk kurva U terbalik. Peningkatan aglomerasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja industri pengolahan, namun kenaikan produktivitas tersebut semakin lama akan mengecil (increasing but diminishing). Ketika disimulasikan nilai titik kritis aglomerasi pada kondisi di mana kenaikan kepadatan tenaga kerja sebesar 1 orang/Ha hanya akan meningkatkan produktivitas sebesar kurang dari (<) Rp 1.000,-/orang, maka dapat diketahui bahwa Kota Jakarta Utara pada tahun 2005 sudah melewati titik kritis, sementara wilayah lainnya masih berada di bawah titik kritis.
Penggunaan estimator maximum likelihood dalam mengestimasi model spasial belum konsisten menunjukkan pengaruh terhadap hubungan dampak aglomerasi dan produktivitas tenaga kerja industri pengolahan. Terjadi pula efek curahan (spillover) spasial antar kabupaten/kota di Pulau Jawa pada tahun 2005 dan gabungan ketiga tahun berupa curahan (spillover) produktivitas tenaga kerja dari wilayah yang bertetangga serta dependensi spasial pada error.

This study aims to estimate the the effect of agglomeration on manufacturing labor productivity by considering the presence of spatial dependence for 110 regencies/cities in Java Island in 2005, 2010, 2015, and 2005-2010-2015. Estimations are conducted on cross section data using ordinary least square (OLS) and spatial econometrics method.
The estimation results show nonlinear relationship between agglomeration and manufacturing labor productivity in the form of inverted U shape curve. An increase in agglomeration will increase labor productivity, but the slope is declining (increasing but diminishing). The simulation of critical point value in conditions where an increase in 1 person/Ha labor density will only increase productivity by less than (<) Rp 1.000,-/person, shows that North Jakarta City in 2005 has passed this critical point while other regions are still below.
Estimating spatial model with maximum likelihood estimator has not consistently shown the effect on the relationship between agglomeration effect and manufacturing labor productivity. There were spatial spillover effects between regions in Java Island on 2005 and 2005-2010-2015 in the form of labor productivity spillover from neighbouring regions and spatial dependencies on error.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>