Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142818 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitanggang, Thomas
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Mulyadi
"Perubahan lingkungan yang sangat pesat, akan mempengaruhi industri kecil sehingga industri kecil dituntut untuk terus berkembang dalam menghadapi perubahan tersebut. Kondisi ini memberikan konsekuensi adanya tuntutan industri kecil terhadap pelayanan sehingga industri kecil membutuhkan pelayanan tidak hanya terbatas pada layanan teknis tetapi juga menuntut layanan lainnya yang bersifat non teknis. Kebutuhan pembinaan dan atau pelayanan industri kecil untuk setiap sentra tidak semuanya sama, dan untuk setiap strata pada setiap sentra juga kebutuhan pelayanan dapat tidak sama. Pendekatan yang digunakan dalam mengkaji karakteristik melalui teori organisasi didukung oleh analisa Klaster dan Diskriminan. Untuk dapat melakukan pembinaan dan pelayanan terhadap industri kecil, Unit Pelayanan Teknis (UPT) perlu melakukan berbagai perubahan yang disesualkan dengan kebutuhan bagi industri kecil, sehingga mempelajari karakteristik sentra dan kebutuhan pelayanan bagi industri kecil sangat diperlukan untuk pembinaan industri kecil termasuk melalui UPT.
Hasil penelitian terhadap 5 (lima) sentra industi kecil temuan sebagai berikut :
1. Industri kecil di suatu sentra/lingkungan dapat dikelompokan ke dalam 3 (tiga) kelompok yang terbentuk yaitu, Industri Kecil Survival, Industri Kecil Stabil dan Industri Kecil Maju. Dari masing-rnasing kelompok yang terbentuk untuk setiap sentra menjadi obyek penelitian memiliki karakteristik yang berbeda ditinjau dari komponen konsumen, produk, tenaga kerja dan modal.
2. Dengan mernperhatikan hasil analisa diskriminan bahwa setiap sentra industri kecil memiliki variabel yang signifikan sebagai pembeda antar ketiga kelompok yang terbentuk dan variabelnya berbeda untuk setiap sentra industri kecil. Variabel pembeda tersebut dapat dijadikan indikator dalam meningkatkan strata industri kecil pada tingkat yang lebih maju dan juga dapat dijadikan sebagai kebutuhan bagi strata survival dan stabil untuk lebih maju.
3. Berdasarkan kesesuaian antara karakteristik sentra industri kecil dengan kondisi UPT pada sentra bersangkutan, maka dapat disimpulkan bahwa:
- Pelayanan Unit Pelayanan. Teknis (UPT) dapat digunakan secara efektif oleh industri kecil yang mesin dan peralatannya memerlukan investasi yang mahal seperti pada Industri Kecil Logam, Rotan dan Kulit.
- Pemanfaatan Unit Pelayanan Teknis (UPT) hingga bagi perusahaan Industri Kecil yang baru tumbuh, dan perusahaan yang belum memiliki mesin dan peralatan sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T4365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyan Pramono Effendi
"Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis perubahan struktur industri berorientasi ekspor dan menganalisis sumber perubahan output industri pengolahan berorientasi ekspor. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kebijakan industrialisasi di Indonesia sudah dilakukan sejak 1966. Kebijakan tersebut dapat dibedakan dalam tiga tahap. Tahap pertama: 1965-1975, kebijakan industrialisasi pada periode ini bercirikan strategi substitusi Impor dan liberalisasi ekonomi yang bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Tahap kedua: 1975-1981, kebijakan industrialisasi pada tahap ini masih berciri strategi substitusi impor disertai dengan tindakan pemerintah melakukan proteksi dan subsidi terhadap modal domestik dan investasi asing Iangsung. Upaya ini dilakukan untuk peningkatan ekspor non migas. Hasil dari kebijakan industrialisasi dalam dua tahap tersebut adalah pertumbuhan produk domestik bruto yang tinggi. Tahap ketiga dimulai pada tahun 1982 sampai 1997. Pada tahap ini, dengan Iatar belakang harga minyak dunia yang jatuh dan resesi ekonomi internasional, kebijakan yang diterapkan adalah industrialisasi berorientasi ekspor.
Dari periode 1966-1997 telah terjadi perubahan struktur ekonomi yang sangat substansial, pola perdagangan dan formasi - industri. Semua perubahan ini juga menyebabkan pola perdagangan Indonesia dan kebijakan industrialisasi. Mulai dari strategi substitusi impor, proteksi sektor pertanian pada 197O-an hingga Iiberalisasi perdagangan dan keuangan pada tahun 1980. Kegiatan perdagangan nasional menjadi komponen yang penting bagi perekonomian Indonesia. Proses industrialisasi berlangsung cepat dari industri pengolahan yang menghasilkan niiai tambah yang rendah ke nilai tambah yang tinggi dan dari industri primer ke industri padat tenaga kerja dan padat modal.
Dengan menggunakan metode dekomposisi faktor perubahan output, dapat dievaluasi faktor apa saja yang dominan kontribusinya terhadap perubahan output. Dengan demikian dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan output sektor industri pengolahan tersebut. Dengan memanfaatkan kelebihan karakteristik Tabel Input Output, metode dekomposisi faktor perubahan output akan memberikan penjelasan secara kuantitatif sumber-sumber perubahan output dari sisi permintaan.
Hasil yang diperoleh rnenunjukkan bahwa faktor ekspansi ekspor merupakan sumber yang dominan kontribusinya terhadap perubahan output. Sementara itu ekspansi permintaan domestik yang terdiri dari konsumsi dan investasi menjadi faktor yang memberi kontribusi negatif terhadap perubahan dan pertumbuhan sektor industri pengolahan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T27672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muh. Zidni Mubarok
"Pengembangan produk baru merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Proses pengembangan produk yang matang akan menjamin kesuksesan produk baru ketika diluncurkan ke pasar. Usaha Kecil Menengah (UKM) Kreatif merupakan salah satu pelaku ekonomi yang signifikan di Indonesia, tetapi produk UKM Kreatif kurang memiliki kemampuan untuk memenuhi prasyarat memasuki pasar global. Padahal, banyak potensi ekspor pada produk UKM di Indonesia. Berbeda dengan perusahaan besar yang mempunyai banyak sumber daya dalam melakukan pengembangan produk baru, UKM menghadapi banyak kendala.
Pada situasi ini, UKM dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melakukan inovasi. Jadi, diperlukan panduan langkah-langkah pengembangan produk yang sistematis dan terstruktur bagi UKM pada industri kreatif di Indonesia yang berorientasi ekspor dengan pendekatan makroergonomi. Dengan adanya panduan ini, produk UKM diharapkan bisa bersaing di pasar global, sukses masuk ke pasar, dan mengatasi kendala yang biasanya terjadi saat ekspor barang ke luar negeri.
Pendekatan makroergonomi dengan Macroergonomics Intervention Program akan menganalisa keadaan internal UKM kreatif dan keadaan sosioteknis Indonesia dalam proses pengembangan produk UKM kreatif yang berorientasi ekspor. Hasil dari pendekatan tersebut akan digunakan untuk menganalisa Stage-Gate Model proses pengembangan produk untuk kemudian dibuat template proses pengembangan produk yang sesuai bagi UKM Kreatif di Indonesia yang berorientasi ekspor dalam bentuk buku panduan.

New product development is important for the company. The mature product development process will ensure the success of the new products when it launched into the market. Creative SMEs (Small and Medium Enterprises) is one of the significant economic actors in Indonesia, but Creative SME’s products have less ability to meet the requirements to enter the global market. In fact, there is a lot of export potential of SMEs in Indonesia. Unlike the big companies that have a lot of resources in doing new product development, SMEs face many obstacles.
In this situation, SMEs are required to improve the knowledge and skills to innovate. Thus, it is required systematic and structured product development guideline for SMEs in the creative industries in Indonesia that export oriented with macroergonomic approach. With this guideline, SME products are expected to compete in the global marketplace, successfully enter the market, and overcome obstacles that normally occurs when exporting goods to foreign countries.
Macroergonomic approach with Macroergonomics Intervention Program will analyze the internal state of Creative SMEs and the sociotechnical system at Indonesia in the product development process of Creative SMEs that export-oriented. The results of this approach will be used to analyze the Stage-Gate Models of product development process and then created a suitable product development process’s template for Creative SMEs in Indonesia that export oriented in the form of guide books.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrul Sjarief
"Industri kimia memiliki potensi bahaya tinggi. Hal ini disebabkan oleh sifat dan karakteristik dari proses industri kimia itu sendiri. Potensi bahaya tersebut dapat menimbulkan kecelakaan industri, seperti kebakaran, peledakan, kebocoran bahan-bahan beracun, pencemaran lingkungan, penyakit akibat kerja dan sebagainya.
Akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan industri tersebut dapat berdampak negatif kepada perusahaan, antara lain terhadap sumberdaya manusia, asset perusahaan, sistem dan fasilitas kerja, serta lingkungan perusahaan. Kesemuanya ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Karena itu untuk mengantisipasi perlu dilakukan upaya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan industri melalui sistim menajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang mengikuti semua unsur yang ada di perusahaan.
Keberhasilan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan dapat diukur dengan penerapan audit keselamatan dan kesehatan kerja. Indikator keberhasilan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja tercermin didalam tingkat kekerapan kejadian kecelakaan kerja, tingkat keparahan yang ditimbulkan oleh kecelakaan industri dan tingkat kejadian kecelakaan itu sendiri.
Melalui pelaksanaan audit keselamatan dan kesehatan kerja di perusahan, indikator tersebut dapat ditekan seminimal mungkin sehingga dengan demikian melalui pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan dapat dilakukan pengendalian rugi yang ditimbulkan oleh kecelakaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peranan audit keselamatan dan kesehatan kerja dalam meningkatkan kinerja perusahaan (studi pada industri kimia).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara penurunan tingkat kekerapan kecelakaan, tingkat keparahan kecelakaan dan tingkat kejadian kecelakaan dengan penerapan audit keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Dengan demikian melalui penerapan audit keselamatan dan kesehatan kerja, kinerja perusahaan dapat ditingkatkan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S5761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>