Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Suardhini
"Sejak tahun 1978 Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang terkendali. Sistem ini memungkinkan adanya intervensi bank sentral dalam penetapan
nilai tukar, namun tidak mempertahankan nilai tukar pada tingkat tertentu yang tetap. lntervensi bank sentral dalam penetapan nilai tukar pada dasarnya diarahkan untuk mendukung pertumbuhan sektor perdagangan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, skripsi ini ditujukan untuk mengetahui besar intervensi bank sentral dalam penetapan nilai tukar, serta menganalisis
pengaruhnya terhadap arus perdagangan Indonesia.
Untuk mengetahui besar intervensi bank sentral dalam penetapan nilai tukar akan digunakan model Portfolio Balance, sedangkan untuk melihat pengaruhnya terhadap arus perdagangan Indonesia akan digunakan model yang dikembangkan
oleh Bautista dan Rana.
Hasil studi menunjukkan bahwa besar intervensi bank sentral dalam penetapan nilai tukar jika dilihat sebagai variabel yang tidak bisa dijelaskan oleh model
Portfolio Balance adalah 3%. Selanjutnya, analisis perbandingan antara nilai tukar yang diharapkan (expected value) dengan nilai tukar aktual menunjukkan adanya
pola yang sama dengan analisis perbandingan antara nilai tukar nominal dengan
nilai tukar riel.
Jika dilihat pengaruhnya terhadap ekspor terlihat bahwa nilai tukar harapan
memiliki kemampuan yang lebih balk dalam menjelaskan perilaku penerimaan
ekspor Indonesia dibandingkan dengan nilai tukar aktual. Hal mi berarti nilai tukar
harapan Iebih balk dalam menggambarkan daya saing perekonomian domestik.
Sementara jika dilihat pengaruhnya terhadap impor, besarnya koefisien nilai tukar efektif nominal relatif tidak berbeda antara nilai tukar harapan dan nilai tukar aktual.
Namun, secara umum terlihat bahwa nilai tukar .harapan memhliki kemampuan
sedikit Iebih baik dalam menjelaskan permintaan impor dibandingkan dengan nilai
tukar aktual.
Sebagai implikasi studi Bautista di Indonesia, variabel penentu nilai tukar
seperti dinyatakan dalam model Portfolio Balance perlu diperhatikan sebelum bank
sentral menentukan besarnya nilai tukar. Namun, hal ini pada dasarnya hanya
bersifat jangka pendek. Da!am jangka panjang, perlu diperhatikan variabel lain yang
diduga akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia, seperti masalah efisiensi,
diversifikasi serta keberadaan negara pesaing.
Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan nilai tukar dalam menjelaskan
perilaku permintaan impor Indonesia dibutuhkan upaya untuk mengembangkan
industri bahan baku dan barang penolong di dalam negeri, karena ternyata 64%
dari total impor Indonesia sejak tahun 1979-1991 merupakan impor bahan baku
dan barang penolong.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunakan pendekatan
sistem persamaan simultan untuk menjelaskan pengaruh nilai tukar terhadap arus perdagangan di Indonesia, karena pada dasarnya terdapat keterkaitan yang erat
antara ekspor dan impor. Selain itu juga disarankan untuk menggunakan timbangan
yang lain dalam perhitungan nilai tukar efektif nominal dan riel, yaitu timbangan
yang lebih mencerminkan permintaan dan penawaran terhadap mata uang, bukan
semata berdasarkan pangsa perdagangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain Djamin
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1983
658.18 ZUL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Rudy Wijaya
"Pengendalian terhadap biaya proyek merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu proyek selain kendali terhadap waktu dan mutu. Direct cost sebagai salah satu bagian dari biaya proyek memegang peranan yang penting dalam keberlangsungan operasional suatu proyek. Oleh karena itu, keberhasilan dalam mengendalikan direct cost merupakan salah satu keberhasilan dalam pelaksanaan proyek. Overhead cost sebagai salah satu unsur biaya proyek meiniliki persentase 12% -15 % dari total nilai proyek. Selain itu komponen biaya loverhead ini tidak menjadi bagian yang permanen dari pekerjaan tetapi tetap berpengaruh pada operasional proyek. Untuk menghindari pemborosan biaya akibat pembengkakan biaya overhead maka perlu dilakukan identifikasi penggunaan biaya overhead secara cermat dan melakukan tindakan efisiensi yang tepat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Sari Nurul Rachmawati
"Salah satu permasalahan krusial Jakarta adalah pemenuhan kebutuhan air yang terus meningkat. Upaya yang dapat dilakukan adalah pembangunan infrastruktur Water Supply Project (WSP) dengan memanfaatkan limpasan air dari PRASTI Tunnel. Pembangunan infrastruktur WSP PRASTI Tunnel diproyeksikan menghabiskan dana Rp 3,8 triliun dengan nilai Rate of Return (IRR) 9,8%. Nilai IRR yang berada di bawah Minimum Attractive Rate of Return (MARR) WSP sebesar 17-18% mengakibatkan tidak ada investor yang mau terlibat dalam proyek ini, sehingga dibuatlah inovasi skema finansial dan kelembagaan WSP PRASTI Tunnel berbasis Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS).

One of crucial problems in Jakarta is meeting the needs of water. One of solution of this problem is infrastructure development of Water Supply Project (WSP) by utilizing water runoff from PRASTI Tunnel. WSP Tunnel PRASTI infrastructure development projected to cost Rp 3.8 trillion, with the Rate of Return (IRR) of 9.8%. IRR values under the Minimum Attractive Rate of Return (MARR) WSP 17-18%, resulting in no investors who want to get involved in this project, which comes to innovation of financial and institutional scheme of WSP PRASTI Tunnel based on Private Partnership (PPP).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Rizki Amalia
"Proyek EPC yang sering ditangani oleh PT. X adalah proyek-proyek pabrik besar seperti PLTU, PLTA, dan oil and gas. Proyek EPC yang melibatkan pengadaan barang dan jasa di setiap proyek yang dijalankan, sering menjadi lintasan kritis pada proyek itu sendiri. Penelitian ini akan mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin muncul dan terjadi pada proyek EPC PLTU yang ditangani oleh PT. X sebagai studi kasus pada penelitian ini. Pengolahan data yang dignakan adalah uji statistik dan analisis kualitatif risiko. Kemudian dapat diidentifikasi risiko yang muncul, lalu dianalisa penyebab, dampak, tindakan pencegahan, dan tindakan koreksi dari risiko-risiko pengadaan yang ada tersebut. Hasil yang ditemukan pada penelitian ini adalah diambil 7 (seven) risiko tertinggi berdasarkan pengelompokan Engineering item, Bulk Material, Pengadaan Vendor dan Subkontraktor, dan Faktor pendukung lainnya.

EPC project by PT. X is a large project plants, such as a power plant project, hydroelectric power project, and oil and gas project. EPC project, involving the procurement in every projects, and often a critical path in the project itself. The objective of this study is find the highest risks in EPC power plant project handled by PT. X as a case study in this research. The research method is conducted statistical test and qualitatif risk analysis. Then, identifying the highest risks, and analyyze the determine causes, impacts, preventive actions, and corrective actions for each risk. The results found in this study are 7 (seven) highest from grouping Engineering items, Bulk Material, Vendor and subcontractor, and other factors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Mahendra
"Pada bidang konstruksi, dengan nilai investasi cukup besar dan peningkatan biaya produksi, tentunya sangat diharapkan pengembalian investasi yang besar pula, dan hal tersebut dapat terwujud jika investasi itu mengandung salah satu unsur yang penting, yaitu penghematan, terutama untuk biaya-biaya yang tidak menunjang kualitas, fungsi, umur, penampilan, dan bahkan kriteria-kriteria yang ditetapkan pemilik (owner). Penghematan dalam investasi bidang konstruksi dapat dilakukan oleh salah satu metode, yaitu Value Engineering. Pemikiran awal, yang kemudian berkembang menjadi Value Engineering, adalah "jika kita tidak dapat menghasilkan suatu produk tertentu karena keterbatasan sumber daya, maka kita dapat mencari alternatif produk yang lain yang tetap memiliki fungsi yang sama." Dalam Value Engineering, pencarian alternatif tersebut harus dilakukan dengan pengeluaran biaya yang paling rendah. Intinya adalah bahwa Value Engineering bukan sebagai cutting cost, yang cenderung tidak memperhatikan kualitas, tapi sebagai saving cost, yang tetap memperhatikan kualitas.
Konsep dasar pengaplikasian Value Engineering adalah keterkaitan antara fungsi dan biaya. Suatu produk konstruksi harus dapat memenuhi fungsi-fungsi yang sesuai dengan kriteria pemilik dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan fungsi tersebut haruslah seoptimal mungkin. Walaupun sebenarnya dapat digunakan di seluruh tahapan dan seluruh komponen biaya, Value Engineering dapat menghasilkan penghematan yang maksimal ketika diaplikasikan pada tahap desain dan pada komponen dengan biaya yang besar. Pada tahap perencanaan ini, terdapat fleksibilitas yang maksimal untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk desain ulang. Penghematan yang berpotensi untuk dihasilkan dapat habis ditelan oleh biaya yang digunakan untuk mengadakan perencanaan baru. Dan, komponen dengan biaya yang besar memiliki potensi penghematan yang cukup besar pula di dalamnya. Selain lebih praktis, keterbatasan waktu dan tenaga dapat menjadi kendala ketika Value Engineering digunakan pada seluruh tahapan dan seluruh komponen biaya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asiah Suroto Gunari
"Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit Pemerintah yang tidak benar sering menyebabkan kerugian terns menerus dari rumah sakit tersebut. Dengan melakukan analisa biaya maka dapat ditentukan perencanaan maupun pelaksanaan penentuan tarif yang tepat sehingga menghindari kerugian tersebut diatas. Dengan analisa biaya juga Direktur bisa melakukan intervensi-intervensi yang diperlukan untuk mengatasi ketidakseimbangan keuangan di rumah sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi biaya satuan dan hubungannya dengan cost recovery dan optimalisasi tarif di Rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif dengan jalan wawancara kepada pasien yang datang berobat dan pengumpulan data yang telah ada ditiap unit rumah sakit. Dengan metoda analisa biaya double distribution dan Sumedang dalam keadaan defisit.
Dengan jalan melakukan analisa antara unit cost, kesediaan membayar (WTP), kemampuan masyarakat dengan tarif didapatkan bahwa kemampuam dan kesediaan membayar pasien masih dibawah tarif maupun unit cost, sehingga merupakan hal yang sangat dilematis untuk menetapkan tarif dalam rangka meningkatkan pendapatan rumah sakit.
Tetapi walaupun demikian ada suatu hal yang menguntungkan rumah sakit yaitu adanya cross subsidiari tiap unit pelayanan yang menyebabkan rumah sakit menjadi profit. Defisit yang dialami disini juga akibat cross subsidi pasien umum kepasien Perum Husada Bakti yang ternyata mempunyai income perkapita yang lebih tinggi daripada pasien umum.
Disarankan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk membayar pelayanan rumah sakit dengan jalan asuransi kesehatan untuk masyarakat. Untuk mendapatkan premi yang memadai dengan tarif rumah sakit perlu penelitian lebih lanjut akan kemampuan seluruh masyarakat Sumedang."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T1947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Damayanthy
"Sumber daya material dan peralatan merupakan bagian terbesar dari proyek, yang nilainya bisa mencapai 50-60% dari total biaya proyek. Pemakaian material yang tidak terkontrol menyebabkan terjadinya penyimpangan biaya. Penyimpangan biaya proyek diakibatkan biaya pelaksanaan tidak sesuai dengan rencana biaya yang terjadi proyek konstruksi.
Rangka atap baja ringan merupakan rangka alternatif pengganti rangka atap kayu serta baja konvensional yang memiliki banyak kelemahan. PT. X selaku sub kontraktor rangka atap baja ringan sering menghadapi penyimpangan material yang terjadi pada beberapa proyek. Penyimpangan biaya ini menyebabkan berkurangnya laba dari suatu perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah mengindentifikasi faktor- faktor penyebab terjadinya penyimpangan material terhadap biaya pada rangka atap baja ringan serta bagaimana tindakan koreksi dan pencegahan yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan penyebaran kuisioner dan metode studi kasus dengan wawancara terhadap pakar untuk mendapatkan rekomendasi tindakan koreksi terhadap permasalahan yang terjadi.
Metode analisa yang digunakan untuk menguji variabel didalam penelitian ini adalah metode pendekatan Analytical Hierarchy process (AHP) dan metode analisa untuk mendapatkan rekomendasi tindakan koreksi adalah metode Delphi.
Hasil dari penelitian ini didapatkan faktor dominan penyebab terjadinya penyimpangan material terhadap biaya rangka atap baja ringan terjadi pada factor perencanaan dan penjadwalan. Peringkat variabel tertinggi adalah tingkat persaingan yang tinggi. Rekomendasi tindakan pencegahan serta tindakan koreksi dengan membuat kejelasan mengenai tindakan-tindakan yang dapat di klaim serta harus tertera jelas dalam perjanjian pekerjaan.

Material and equipment resource are the biggest part of a project which its value can reach 50-60% of the project total cost. The uncontrollable of material usage may cause the deviation of the cost itself. The deviation is caused by the inappropriate of the cost construction to the project total cost happened in construction project.
Light weight roof truss is the alternative to the timber roof truss and the conventional one having many disadvantages. X Company as the sub-contractor of the light weight roof truss often faces the deviation of the material cost in some projects. The deviation causes the minimizing to company profit.
The purpose of this research is to identify the factors caused to the deviation of the material cost of roof truss light weight steel, to correct the problems and to prevent the problem as it should be.
The method of this research used is surveying by spreading the questionnaires and case study from the interview to the expert to get the recommendation of the correction act to the problem occurred.
The analysis method used to examine the variable in this research is the approximation method Analytical Hierarchy Process (AHP). And the analysis method to get the recommendation of the correction is the Delphi method.
The result of this research got is the dominant factor caused to the deviation of the material cost of the light weight steel roof truss happened in the planning and scheduling factor. The highest rank of the variable is the high competition level. The recommendation of the prevention and correction act by making the clarity of the actions which can be claimed must be clear in the memorandum of understanding of the project itself.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35736
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Maulana
"Investasi proyek mempunyai tingkat risiko yang tebih tinggi bita dibandingkan dengan jenis investasi lain. Hal ini dikarenakan investasi proyek melibatkan dana yang besar dalam jangka waktu yang cukup lama, sedangkan manfaat yang didapat oleh investor baru didapat setelah jangka vvaktu tertentu (biasanya dalam beberapa tahun) setelah investasi dilakukan. Untuk mengurangi risiko dalam suatu investasi proyek maka kita perlu melakukan evaluasi pendahuluan sebelum suatu proyek diimplementasikan. Evaluasi pendahuluan ini sebenamya bagian dari salah satu tahapan siklus perkembangan proyek yaitu tahap konseptual, dimana kegiatan utamanya adalah studi kelayakan. Secara garis besar studi kelayakan dibagi menjadi dua yaitu studi kelayakan proyek mikro dan studi kelayakan proyek makro. Pada proyek makro penilaiannya didasarkan pada manfaatnya secara ekonomi makro dan biasanya dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan pada proyek mikro biasanya dilakukan oteh pihak swasta yang kegiatannya bersifat komersial dan bertujuan untuk mencari laba seperti apartemen, hotel, ritel, ataupun rumah sakit. Dengan studi kelayakan dapat dilakukan serangkaian analisis secara tepat dan akurat dari suatu investasi modal apabila menggunakan berbagai kriteria penilaian investasi. Oleh karena itu dalam penilaianya tidak cukup hanya dengan melakukan analisis finansial saja yang hanya memperhitungkan investasi modal dengan membandingkan aliran biaya (cost) dengan manfaat (benefit), tetapi juga harus melakukan analisis aspek hukum, peluang pasar, serta kondisi eksisting dari lahan proyek tersebut. Seorang penilai kelayakan investasi harus mampu menganalisis keempat aspek ini secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga dapat merekomendasikan alternatif usulan investasi yang mempunyai kegunaan tertinggi dan terbaik (highest and best use) yang merupakan tujuan utama dari studi kelayakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>