Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55351 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S36716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verry Surya Hendrawan
"
ABSTRAK
Sistem chilled water thermal srorage bekerja dengan menyimpan chilled water dari chiller pada periode ojlpeak, dan menggunakannya lagi pada periode on-peak, untuk rnengatasi beban pendinginan yang ada. Sistem ini menjadi Salah sam sistem altematif yang banyak digunakan di Amerika Sezikat, karena telah terbukd dapat menekan besarnya initial cos: hingga 40 % da.n operating cost hingga 5 %, dari nilai cost yang diperlukan oleh sistem konvensional dengan besamya beban pendinginan yang sama.
Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan sistem ini adalah menentukan besarnya beban pendinginan yang terdapat di Hotel Kemang selama 24 jam penuh, dengan rnenggunakan metode Carrier dan beberapa asumsi. Hasil perhitungan beban pendinginan ini kemudian disusun rnembentuk profil beban pendinginan selama 24 jam. Setelah profil bebn diperoleh, maka dilakukan perhitungan unmk menefntukan kapasitas chiller dan storage tank.
Berdasarkan dari hasil perhitungan yang diperoleh dan dari sistem konvensional yang terpasang, maka diperoleh bahwa dengan menggumakan sistern ini, maka besarnya initial cost dapat ditekan hingga 53,1095 %, dan operafing cos!
dalam 24 jam dapat ditekan 3,9492 % dari sistem konvensional yang sudah terpasang. Selain ilu, sistem ini juga sangat sesuai untuk gedung Hotel Kemang yang akan dikembangkan. Karena dengan digunakannya sistem ini, tidak diperlukan tambahan unit chiller yang bam, karcna dengan 2 unit yang lama kapasitasnya sudah lebih dari cukup untuk mengatasi beban pendinginan yang ada.
"
1997
S36780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Rachmat
"ABSTRAK
Sistem pendingin adsorpsi merupakan salah satu solusi terkait permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh pendingin konvensional. Walaupun pendingin adsorpsi menghasilkan COP yang rendah dibandingkan dengan pendingin konvensional, berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan performa dari sistem pendingin adsorpsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari waktu siklus adsorpsi/desorpsi dan temperatur inlet chilled water pada performa dari chiller adsorpsi dengan dua bed modular adsorber dan menggunakan dua jenis silica gel sebagai adsorben dan air sebagai adsorbate. Chiller diuji pada setting kondisi temperatur hot water inlet dan cooling water inlet sebesar 75-80oC dan 30oC. Waktu siklus adsorpsi/desorpsi dan temperatur inlet chilled water divariasikan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap performa chiller adsorpsi dan untuk memperoleh kondisi optimal berkaitan dengan performa. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa setting temperatur inlet chilled water yang lebih rendah menghasilkan performa yang lebih baik pada chiller adsorpsi. Nilai Coefficient of Performance COP dan kapasitas pendinginan maksimum diperoleh sebesar 0.59 dan 3.9 pada saat waktu adsorpsi/desorpsi selama 600s dan setting temperatur inlet chilled water 11 oC.

ABSTRACT
cooling system is one solution related to environmental problems caused by conventional cooling system. Although the adsorption cooling produces a low COP compared to conventional cooling, various efforts have been made to improve the performance of the adsorption cooling system. This study aims to determine the effect of adsorption desorption time and chilled water inlet temperature on the performance of the adsorption chiller with two bed modular adsorber and using two types of silica gel as adsorbent and water as adsorbate. Chiller tested on the setting of hot water inlet temperature conditions and cooling water inlet of 75 80oC and 30oC. The adsorption desorption time and chilled water inlet temperature varied to determine the effect on the performance of the adsorption chiller and to obtain optimal conditions with respect to performance. Experimental results show that the lower temperature inlet setting of chilled water resulted better performance of the adsorption chiller. Coefficient of Performance COP value and maximum cooling capacity were obtained at 0.59 and 3.9 at the time of adsorption desorptiom during 600s and chilled water inlet temperature 11 oC. "
2018
T50887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rut Puspaningtyas Suntarto
"Fenomena kegagalan piping erosion sering terjadi pada struktur bendungan tanah. Partikel tanah dari bendungan yang terus tergerus ini lama-kelamaan menyebabkan terbentuknya rongga seperti pipa. Penelitian ini akan mengamati interaksi antara partikel pipe wall yang terbentuk dengan aliran air yang terjadi. Studi permodelan ini menggunakan metode numerik Smoothed Particle Hydrodynamics (SPH) dengan platform DualSPHysics dan aliran diasumsikan dalam kondisi laminar dengan Re 100 dan 200. Partikel yang diamati pertama kali adalah 1 partikel dalam bentuk lingkaran sempurna untuk mengamati terlebih dahulu volum kontrol yang paling tepat dalam penelitian ini. Pada studi ini didapati semakin besar parameter geometri dari volum kontrol yang digunakan, hasil semakin mendekati hasil literatur. Akurasi permodelan ditingkatkan dengan memperpanjang waktu simulasi untuk memastikan bahwa partikel sudah memenuhi volum control sehingga aliran sudah stabil. Model lain yang diamati juga adalah dua partikel dengan posisi dan jarak yang berbeda untuk mengamati pengaruhnya terhadap variabel koefisien drag, koefisien lift, dan Strouhal Number yang dialami masing – masing partikel. Pada studi ini didapati bahwa semakin jauh jarak antar partikel bersebelahan, semakin kecil juga gaya sehingga mempengaruhi juga koefisien drag, koefisien lift. Semakin jauh partikel vortex yang terbentuk menjadi semakin mendekati frekuensi single cylinder dan hal ini mempengaruhi Strouhal Number yang dialami oleh partikel.

Failure that frequently happened in earth dam structures is internal piping erosion happens when soil particles of the earth dam eroded continuously and it creates a hollow space in a form of a pipe. This study will observe the interaction between the solid particles with water flow. This modeling study will use Smoothed Particle Hydrodynamics (SPH) as a numerical approach with DualSPHysics platform and the flow assumed as a laminar flow with Re of 100 and 200. The first model observed in this study is one circular-shaped solid particle against water flow. It’s found that by increasing the size of volume control, the output will have higher accuracy. Accuracy of this model is also improved by elongating the maximum time simulation. The next model simulated is two solid particles against water flow with different distances to observe how it affects the drag coefficient, lift coefficient, and strouhal number of each particle. In this study, it’s found that by increasing the distance between the two particles will decrease the force, drag coefficient and lift coefficient of each particle. Also, the increase of distance between the two particles makes vortices form in a single dominant frequency and it affects the strouhal number."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Maria Veranika
"Dunia industrialisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu pesat menitikberatkan salah satunya pada sektor industri. Didalam sektor industri,
pipa digunakan sebagai alat transportasi fluida berupa cairan, gas, endapan dan partikelpartikel
halus.
Sebuah sistemperpipaan merupakan suatu interkoneksi dari pipa-pipa, termasuk didalamnya
komponen-komponen dan peralatan-peralatan instalasi. Sistem perpipaan merupakan sarana
yang sangat penting dan paling sering dipergunakan dalam setiap kasus pemindahan fluida,
oleh karena itu bila terjadi kesalahan dalam perancangan sistem perpipaan dan tidak sesuai
dengan htyy b1 kode standar yang telah ditetapkan dapat membahayakan jiwa manusia.
Kenyataannya banyak kecelakaan fatal sering terjadi, baik itu berupa ledakan, kebakaran
dan lebih jauh lagi dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan atas investasi instalasi
perpipaan tersebut.
Untuk itu pada penelitian ini dilakukan analisa tegangan pada sistem perpipaan dengan
menggunakan suatu metode yaitu Metode Grinnell. Dari hasil perhitungan dan analisa
dengan metode Grinnell tersebut didapat tegangan expansi maximum adalah 4512,433 lb/
in2, sedangkan tegangan akibat kekuatan tarik/tekan material yang diizinkan adalah 21718,75
lb/in2."
Palembang: Fakultas Teknik Universitas Tridinanti Palembang, 2015
691 JDT 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Saut Batara Sakti Hasoloan
"Pada beberapa sumur gas di Indonesia tercatat memiliki tingkat korosifitas yang tinggi dikarenakan adanya kandungan H2S sebagai ikutan gas hidrokarbon yang terproduksi dari struktur formasi sumur. Kondisi korosi yang terjadi akibat adanya H2S ini dikenal sebagai korosi pada sour system yang terjadi pada kondisi H2S tertentu, sebagai akibat dari hydrogen embrittlement (HIC) atau sulphide stress cracking (SSC). Terkait dengan penggunaan material baja pada kondisi sour service, salah satu faktor yang bisa meningkatkan kerentanan material baja terhadap serangan SSC adalah proses pengelasan.
Pada penelitian ini akan menentukan jarak terdekat antara 2 jarak pengelasan pada baja karbon jenis ASME SA 106 Grade B sehingga pada jarak tersebut masing - masing lasan dan area sekita HAZ dan logam induk tidak mengalami penurunan ataupun kehilangan sifat - sifat mekanis dan ketahanan korosi SSC pada kondisi sour service, dengan memperhatikan parameter - parameter yang digunakan dalam proses pengelasan dan faktor - faktor yang berpengaruh dalam korosi SSC.

Some gas wells in Indonesia has recorded with a high level of corrosion where is possibility of experiencing the process of cracking due to the presence of H2S content as an associated gas that can be produced by hydrocarbon gas from the well structure formation. The corrosion condition that occurs due to the presence of H2S as an acid gas that known as corrosion in sour systems which is occur in certain H2S condition, caused by hydrogen embrittlement (HIC) or sulphide stress cracking (SSC). In regards to use of steel materials in sour service conditions, one of the factors that can be increased vulnerability to attacks SSC steel material is a welding process.
In this research will determine the shortest distance between two distances welding on carbon steel types ASME SA 106 Grade B so that at the distance of each area of welds and heat affected zones (HAZ) and base metal that not decrease or loss of mechanical properties and corrosion resistance of SSC on condition sour service, and to consider the parameters that used in the process of welding of carbon steel material ASME SA 106 Grade B and the factors that influence the corrosion SSC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purbadi Putranto
"Pada penelitian kali ini, dilakukan penilaian kelayakan, FFS Assessments, dari sepuluh jalur pipa, delapan di bagian compression section dan dua di flow section. Penilaian kelayakan dilakukan dengan melihat kemampuan pipa yang telah terkorosi dalam menahan tekanan. Data ketebalan yang didapat lewat metode ultrasonic testing akan dibandingkan dengan ketebalan nominal pipa pada desain untuk mendapatkan laju korosi. Dengan laju korosi maka akan dapat diperkirakan sisa usia pakai (remaining useful life, RUL) dari setiap jalur. Serangan korosi akan menyebabkan terjadinya penipisan dinding pipa yang menurunkan kekuatan pipa dalam menahan tekanan. Pipa yang nilai RUL-nya tidak mencapai interval inspeksi berikutnya harus diperiksa kekuatannya. Proses pemeriksaan kekuatan dilakukan dengan perangkat lunak RSTRENG.
Laju korosi rata-rata tertinggi terdapat pada jalur PG-0110-XD-20? di flow section (0.760 mmpy). Sementara dari hasil pengukuran nilai RLA masing-masing jalur didapatkan bahwa dua jalur di compression section yaitu PG-0105-D-10? dan PG-0123-D-2? memiliki nilai dibawah expected life (10 tahun). Sementara jalur pada flow section yaitu PG-0021-D-16? juga berada dibawah nilai espected life (1 tahun). Dari ketiga jalur yang memiliki nilai RUL dibawah nilai expected life yang dihitung nilai kekuatannya, didapatkan nilai MAOP dari dua buah jalur yaitu PG-0105-D-10? (922 psig) dan PG-0021-D-16? (924 psig) dibawah tekanan desain 1200 psig. Sementara satu jalur lagi PG-0123-D-2? mendapatkan nilai MAOP 1253 psig.
Dari hasil perhitungan MAOP dan analisa ketebalan, maka dua jalur yaitu PG-0105-D-10? dan PG-0021-D-16? disarankan untuk mengalami derating tekanan proses menjadi 922 psig dan 924 psig. Sementara jalur PG-0123-D-2? disarankan untuk mengalami perbaikan total (pergantian komponen).
Perhitungan RSTRENG harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi profil dari korosi yang terjadi. Persamaan B31G konvensional adalah persamaan yang paling sederhana dan cenderung mengecilkan nilai kekuatan pipa, sementara persamaan 0.85 dL cenderung sejalan dengan effective area, namun terkadang berbeda saat terdapat satu cacat pitting yang jauh lebih dalam disbanding sekitarnya.

On this research, FFS Assessments were done in ten piping systems, eight in compression section and a pair in flow section. These assessments were carried on by observing corroded pipes abilities in providing enough strength to prevents leakage. The results from thicknesses measurements by UT compared to nominal thickness to get the corrosion rate of every piping system. From those calculated corrosion rate, we could predict the remaining useful life, RUL of each piping systems. For piping system which its calculated RUL is below the interval of next inspection should be checked for it strength by using RTSRENG software.
The results of this research told us that the corrosion rate in M2 offshore oil platform were ranged from medium to severe with highest average corrosion rate were occur in flow section PG-0110-XD-20? (0.760 mmpy).From remaining life assessment, it is known that there were three piping system which it calculated remaining life is below the expected life. Two of them are in compression section, PG-0105-D-10? and PG-0123-D-2? and the other one is PG-0021-D-16? which located in flow section. The calculation of those three remaining wall thickness strength which is carried on by RTSRENG software resulted in conclusion that two piping system PG-0105-D-10? (922 psig) and PG-0021-D-16? (924 psig) were inadequate to hold off design pressure of 1200 psig. The other piping system PG-0123-D-2? is predicted having MAOP of 1253 psig.
By combining the RSTRENG results and thickness analyses, it is concluded that two lines, PG-0105-D-10? and PG-0021-D-16? should be derated to new pressures which is equal to their RSTRENG MAOP calculation (922 and 924 psig), while the other line PG-0123-D-2? must be replaced.
This research also notice that before verifying the results of RSTRENG calculation, one should also take consideration of corrosion profile which occur. The conventional B31G were the simplest and tends to create result which underestimate the strength of pipe, while 0.85 dL result were usually close to the effective area, except when there?s an unique shape where there?s a deep pit with penetration much higher than it surrounding area."
2008
S41638
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kukuh Prayogo
"Telah dilakukan kegiatan analisis dan pemodelan sistem perpipaan reactor nuklir. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah tegangan yang terjadi dalam sistem perpipaan dalam kondisi di bawah tegangan yang diizinkan atau tidak. Untuk mengatasi tegangan yang terjadi akibat dari ekspansi pipa maka salah satu caranya adalah dengan memasang expansion joint karena keterbatasan dimensi ruang. Metode yang digunakan adalah dengan mengambil data acuan yang dihasilkan dari software CAESAR II dan katalog expansion joint lalu dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan spesifikasi expansion joint yang akan dipasang. Dari hasil analisa dan perhitungan diketahui bahwa terjadi tegangan yang berlebihan pada saistem perpipaan dan dapat diatasi dengan pemasangan expansion joint yang dapat dengan mudah ditemukan di pasaran domestic."
Tanggerang: Pusat Rekayasa perangkat nuklir Puspiptek- Tanggerang, 2010
PRIMA 7:14 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>