Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77944 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S36035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharetta Cipta Umbara
"Saat ini banyak dikembangkan dengan teknologi pencangkokan material non polar Poletilene (PE) dengan material polar seperti poliamid (PA), maleic anhydride (MA) untuk mendapatkan pelembut yang mempunyai karakteristik yang stabil. Pada pencangkokan PA pada PE masih terbentuk gumpal gumpalan dan butir-butiran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dilakukan pencangkokan MA dalam bentuk MA 25% solution pada PE 25% solution dengan menggunakan katalis ammonium persulfate (APS) dan penetral amino-metil-propanol (AMP) dalam kemurnian 95%, sehingga menghasilkan pelembut yang stabil tanpa terjadi penggumpalan dan butiran. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi perubahan ikatan karbon dengan menggunakan Fourier Transform Infra-Red (FTIR). Dengan instrumen FTIR terlihat adanya perubahan ikatan PE dari C-O menjadi C-N yang ditandai dengan puncak intensitas gelombang 1090 cm-1 pada MA 7% dan 9%, serta terbentuknya ikatan baru pada PE setelah dicangkok dengan MA yaitu N-H yang ditandai dengan puncak intensitas gelombang 2000 cm-1. Selain analisis perubahan ikatan PE-g-MA, juga dilakukan pengukuran derajat keasaman, ukuran partikel, kekentalan larutan, kadar padat, dan kelembutan bahan. Dari karakterisasi tersebut terlihat PE-g-MA 9% pada suhu 95_C adalah PE-g-MA yang paling stabil. Hal ini ditandai dengan terbentuknya perubahan ikatan dari ikatan C-O menjadi ikatan C-N, C=O, C O dan ikatan baru yaitu N-H serta tidak terjadinya penggumpalan dan pemisahan larutan pada saat pendinginan.

Recent development in the technology of fabric softener involves grafting of non polar poyethylene ( PE) with polar substances like polyamide ( PA) and maleic anhydride (MA). One of the problems associated with this grafting process is the formation of lumps and granules. To overcome this problem, ammonium persulphate ( APS) as catalyst together with amino- metil- propanol (AMP) having 95% purity as neutralizing agent will be used in grafting 25% MA solution with 25% PE solution. Characterization of the synthesized product includes chemical, bonds identification using Fourier Transform Infra-Red ( FTIR) spectroscopy, viscosity, solid content and softness. The information obtained from FTIR spectroscopy shows that C-O bonds have been replaced by C-N, C=O, C O bonds and that previously absent N-H bonds are formed. As a whole , this study also shows that PE-g-MA 9% synthesized at 95_C is the most stable solution without the formation of lumps nor separation upon cooling."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52312
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gde Dharma Nugraha
"W3C telah mengeluarkan standarisasi WAP 2.0 yang meningkatkan kemampuan browsing perangkat bergerak mendekati kemampuan komputer PC. Markup Language yang digunakan pada WAP 2.0 adalah XHTML-MP yang merupakan pengembangan dari XHTML Basic yang sudah cukup dikenal di kalangan pengembang aplikasi Web. Penggunaan dari markup language ini juga akhirnya memungkinkan proses adaptasi agar tampilan aplikasi Web pada monitor komputer PC juga dapat ditampilkan dengan baik pada monitor perangkat bergerak. Salah satu teknik adaptasi adalah teknik adaptasi single pipeline. Sehingga dalam penulisan ini, akan dirancang sebuah aplikasi mobile Web yang bersifat dinamis untuk keperluan pembelajaran jarak jauh yang disebut dynamic mobile learning. Aplikasi ini dirancang menggunakan spesifikasi WAP 2.0 dan mengadopsi teknik adaptasi single pipeline.
Dalam thesis ini, penulis membangun aplikasi mLearning sebagai implementasi dari rancangan yang sudah dibuat. Pengujian adaptasi yang dilakukan pada prototipe menunjukkan bahwa proses adaptasi sudah berjalan dengan baik. Dari pengujian usability didapatkan hasil dari quisioner bahwa 96% responden menyatakan aplikasi mLearning mudah digunakan. Dari Pengujian unjuk kerja, didapatkan waktu eksekusi aplikasi mLearning pada saat beban kerja normal adalah 0,0439 detik dan waktu eksekusi aplikasi mLearning pada saat beban kerja tinggi adalah 0,0731 detik.

W3C has issued a new standard of WAP 2.0 that enhances the browsing capability of mobile device to a desktop. Markup language used in WAP 2.0 is XHTML-MP which is based on XHTML Basic. XHTML Basic has already well known among Web application developers. The use of this markup language also enables the process of adaptation in order to display a Web application in both of desktop and mobile device monitors. One of the adaptation technique is single pipeline.
In this paper, a dynamic mobile learning application is designed for the need of distance learning. This application is designed using WAP 2.0 standard and single pipeline adaptation technique. Adaptation evaluation indicates that the process of adaptation has been running well. Usability evaluation shows 96% of respondents stated mLearning application was easy to use. Performance evaluation outlines that execution time for normal load is 0,0439 second and execution time for high load is 0,0731 second.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26219
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aaron Tanjaya
"Kereta listrik merupakan salah satu mode transportasi umum yang banyak digunakan di Indonesia karena ramah lingkungan, mampu mengangkut banyak orang, dan berbiaya relatif terjangkau. Faktor-faktor tersebut membuat peningkatan efisiensi energi kereta menjadi hal yang penting untuk menurunkan biaya dan emisi di tengah isu perubahan iklim dan urbanisasi. Oleh karena itu, penggunaan Energy Storage Device (ESD) dan pemilihan profil kecepatan operasional kereta yang optimal diperlukan agar konsumsi energi kereta menjadi sekecil mungkin. Problem penentuan profil kecepatan kereta ini dapat dimodelkan menjadi problem multi stage yang dapat diselesaikan dengan algoritma dynamic programming (DP). Dynamic programming banyak digunakan karena DP memperhitungkan semua kemungkinan state space yang ada sehingga menghasilkan hasil yang paling optimal. Pada penelitian ini, penentuan profil kecepatan yang optimum dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan penumpang, karakteristik Energy Storage Device seperti energi awal dan daya maksimum, elevasi dan batas kecepatan pada jalur, serta batasan waktu. Model yang digunakan adalah model berbasis gaya dengan massa berupa titik dan on-board ESD. Model konsumsi energi dari kereta hanya mempertimbangkan energi yang dikonsumsi sistem traksi (tidak termasuk sistem pendingin, penerangan ataupun akomodasi kereta). Pemodelan perjalanan dilakukan dengan membagi mode berkendara kereta menjadi accelerating, cruising, coasting, dan braking. Kombinasi mode berkendara ini kemudian disimulasikan pada model jalur dengan membagi jalur menjadi beberapa bagian setiap interval jarak tertentu dan menyelesaikannya dengan algoritma DP berbasis forward induction. Hasilnya didapatkan profil kecepatan kereta terhadap posisi kereta yang optimal berdasarkan kriteria konsumsi energi dengan penurunan konsumsi energi akibat penggunaan ESD hingga 13.58% untuk daya ESD 500kJ dan batas waktu 110s.

Electric train is one of the most commonly used mode of transportation in Indonesia owing to its environmental friendliness, high capacity, and relatively low cost. These factors make increasing train energy efficiency an important issue to reduce cost and emission amid climate change and urbanization issues. Hence, the use of Energy Storage Device (ESD) and selection of optimum speed profile are needed to ensure train energy consumption to be as low as possible. The problem of determining the train speed profile could be modelled as a multi-stage problem which could be solved by the dynamic programming algorithm (DP). Dynamic programming is commonly used because DP calculates all possible state-space combinations, outputting the most optimum result. In this research, the determination of the optimum speed profile is done by considering passenger comfort, characteristics of ESD such as initial energy content and maximum power, elevation and speed limits of the train track, and time limit. The model used in this research is a force-based model with point-mass and on-board ESD. The energy consumption model only considers the energy consumed by the traction system (doesn’t include energy consumed by air conditioning, lighting, or accommodation systems of the train). Modelling of the train journey is done by dividing the driving mode of the train into accelerating, cruising, coasting, and braking. This combination of driving modes is then simulated on the train track model by dividing the track into several segments every fixed distance and then solving it by using a forward- induction based DP. The result is an optimum train speed profile measured against train position based on energy consumption criterion with energy consumption reduction of up to 13.58% for ESD with a power of 500kJ and 110s journey time limit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fadjar Adjidarma
"Pertumbuhan yang meningkat dari dunia otomotif telah menciptakan peluang tersendiri. Peluang tersebut muncul dari banyaknya jumlah kendaraan yang digunakan, dimana kendaraan tersebut tentu memerlukan rangkaian pemeliharaan yang rutin sehingga performa dari kendaraan tersebut selalu dalam kondisi yang optimal. Seringkali dalam rangkaian pemeliharaan tersebut, kita harus mengangkat kendaraan sehingga pekerjaan pemeliharaan Iebih mudah dan efisien dalam peiaksanaannya.
Banyaknya kebutuhan akan alat pengangkat menumbuhkan ide untuk merancangnya untuk dapat dibuat di dalam negeri karena sebelumnya pengadaan kebutuhan dilakukan dengan cara mengimpor, disamping harganya Iebih mewah, kita dapat sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri.
Ada beberapa tipe dari alat pengangkat mobil, namun alat pengangkat mobil in ground tipe semi hidrolik memiiiki karakteristik tersendiri, diantaranya adalah mudah dalam pengoperasiannya, perawatannya dan cocok untuk bengkel-bengkel perawatan mobii, uniuk pekenaan penyucian, inspeksi rem dan roda, ganti oli dan sebagainya.
Dalam skripsi ini akan dibahas perancangan sistem semi hidrolik dari aiat pengangkat mobil tipe in ground, yang terdiri dari analisa kekuatan silinder, jumlah oli yang digunakan. katup kontrol oli, tekanan udara yang dibutuhkan Serta sistem distribusinya.

An increasing growth of automotive industry has made new opportunity, it is come from a lot of vehicle being used. Those vehicles need maintenance to make their perfom-lance always in optimum condition. Often on the maintenance process, we have tc lift up a car so the process will be easier and more eflicient.
From the need of the lift, there is an idea to make it in our country, because we still have to import it from foreign country- lt will be cheaper and we can reduce our dependency to foreign countfy's product.
There are many types of car tilt but an in-ground semi hydraulic lift has its own features, such as easy in operation, in maintenance and suitable for washing, oil change, brake and wheel inspection etc.
This tinal project contains design of in-ground semi hydraulic car lift. lt will cover analysis of mechanical strength of cylinder, oil quantity, oil control valve, required air pressure and its distribution.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Dian Santana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S36696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Aditia Perdana
"Petir merupakan fenomena alam yang sering kali terjadi di negara dengan curah hujan yang tinggi, termasuk negara Indonesia. Hal ini terbukti dengan tingginya nilai Isokeraunik Level (IKL) pada kawasan Indonesia. Berdasarkan data BMKG pada wilayah Depok memiliki IKL 55,15 dengan curah petir sebesar 201. Mengingat hal tersebut serta fungsi operasional gedung GK Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang penting karena menjadi pusat administrasi fakultas dan berisi peralatan elektronik yang sensitif maka perlu diberikan proteksi petir internal untuk melindungi dari sambaran petir tidak langsung. Proteksi petir internal dilakukan dengan memasangkan Surge Protection Device (SPD) pada panel distribusi gedung sesuai dengan tipe dan spesifikasi yang dibutuhkan. Pada penelitian ini dilakukan analisis tegangan lebih dengan tingkat proteksi level IV dengan arus petir 100 kA. Tegangan Induksi yang timbul ketika terjadi sambaran petir untuk loop yang terbentuk antara penghantar penyalur dengan kabel catu daya terdekat adalah sebesar 3,903 kV. Sedangkan untuk loop yang terbentuk akibat penghantar penyalur dengan kabel telekomunikasi konfigurasi vertikal dan horizontal adalah sebesar 67,5 V dan 150 V. Besar kenaikan tegangan pada pentanahan adalah 234 kV. Tegangan lebih pada panel distribusi berkisar dari 0,015 kV hingga 1,719 kV. Zona proteksi petir pada gedung GK terbagi menjadi ZPP 1 dan ZPP 2. Untuk ZPP 1 meliputi panel MDP menggunakan SPD tipe 1+2 dan untuk ZPP 2 meliputi panel SDP menggunakan SPD tipe

Lightning  is a natural phenomenon that often occurs in a country with high rainfall intensity, including Indonesia. It is proven by the high value of isokeraunic level (IKL) in Indonesian region. Based on data from BMKG, Depok region has the IKL value of 55,15 with 201 lightning intensity. Considering this and the operational functions of GK building Faculty of Engineering University of Indonesia which is important because it is the faculty administrative center and contains sensitive electronic equipment, it is necessary to provide internal lightning protection to protect against indirect lightning strikes. The internal lightning protection is done by installing surge protection devices (SPD) on the distribution panel of the building according to the type and specification required. In this research, overvoltage analysis is conducted with level IV protection level with 100 kA lightning current. Induction voltage arises when there is a lightning strike  for the loop that is formed between the down conductor and the nearest power supply cable is 3.903 kV. As for the loops that formed between down conductor and telecommunication cable with vertical and horizontal configuration are 67.5 V and 150 V. The amount of voltage increase on the earthing system is 234 kV. The  overvoltage on the distribution panels are between 0,015 kV to 1,719 kV. The lightning protection zone of GK building is divided into LPZ 1 and LPZ 2. For LPZ 1 that includes MDP uses type 1+2 SPD and ZPP 2 that includes SDP uses type 2+3 SPD."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dachyar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Axl Khan
"Exoskeletons adalah perangkat yang dapat dipakai yang menambah dan mendukung pengguna untuk melakukan aktivitas. Eksoskeleton memiliki berbagai aplikasi dalam medis, militer, industri, dan penelitian. Seiring berkembangnya teknologi, exoskeleton menjadi lebih beragam fungsi dan tujuannya. Oleh karena itu, perancang menghadapi tantangan untuk membedakan perbedaan persyaratan setiap jenis kerangka luar.
Karena tidak ada metodologi untuk membedakan perbedaan tersebut, tujuan dari tesis ini adalah untuk menunjukkan perbedaan kebutuhan exoskeleton, khususnya exoskeleton pasif dan aktif, melalui metode yang ada untuk mengkategorikan kebutuhan awal ke dalam daftar. Analisis persyaratan yang dikategorikan dalam daftar akan memperjelas perbedaan antara eksoskeleton pasif dan aktif.

Exoskeletons are wearable devices that augment and support the user to perform activities. The exoskeletons have various applications in medical, military, industrial, and research. As the growth of technology, the exoskeleton becomes more diverse in function and purpose. Therefore, designer face a challenge to distinguish the difference of the requirements of each type of exoskeletons.
As there is no methodology to distinguish the difference, the aim of this thesis is to show the difference of exoskeleton requirements, specifically the passive and active exoskeleton, through existing methods of categorization initial requirements into a list. The analysis of the categorized requirement in the list will enlightened the difference between the passive and active exoskeletons.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>