Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140334 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S36693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan teknologi alat telekomunikasi dewasa ini begitu meningkat pesat. Salah satu faldor yang memungidnkan terciptanya aiat telekomunikasi tersebut adalah adanya sebuah transduser yang dapat mengubah suara menjacil slnyal listdk atau seballknya. Transduser yang dapat mengubah suara menjadi slnyal 11strIk dikenal dengan nama Mlkrolon. Jenis mikrofon yang ada cukup banyak. Yang paling banyak dlpakal adalah mikrofon yang menggunakan prinsip kapasltif yang lebih dikenal dengan nama mlkrofon kondenser. Pada Tugas Skdpsi Ini, dliakukan penelitian tentang rancangan mikrofon kondenser yang dibuat dengan menggunakan bahan sillkon yang berdimensi kecil serta menggunakan dlafragma yang menggunakan bahan sHikon nitdda dan berbentuk sinusoidal. Parameter-parameter yang dipakal pada struktur mlkrofon ini adalah panjang den tebai diafragma, lebar celah udara, tebal backpiate, dan banyaknya lubang akustik untuk mendapatkan sensltvitas dan tanggapan frekuensi mlkrofon tersebut. Penelltian dilakukan dengan penjabaran secara matematls dan menggunakan bantuan perangkat lunak. Dart hasli slmulasl dan perhitungan dldapatkan sensitNitas mikrofon sebesar 12 mV1Pa dan tanggapan frekuensl 13 kHz."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S39491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusno
Jember: FMIPA, Universitas Jember, 2004
516 KUS g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Purcell, Edwin Joseph, 1901-
Jakarta: Erlangga, 1992
515.5 PUR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soewardi
Jakarta: Gramedia, 1984
516 Soe m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rich, Barnett
Jakarta: Erlangga, 2004
516 RIC s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Hidayat
"ABSTRAK
Setiap slstem refrlgerasi dan pengkondiolan udara dapat dipastikan memerlukan sebuah kondenser begitu pula pada sistem chilled water storage. Penukar kalor tersebut digunakan untuk membuang panas akbat kerja kompresor dan panas yang diserap evaporator. Air-cooled condenser menggunakan udara untuk mengekstrak panas Iaten dari refrigerant yang mengalaml proses koodensasi.
Didalam marancang air-cooled condenser perlu mengetahui dua segi pertimbangan yang menjadl dasar perancangan, yaitu segi disain termal (thermal design) dan segi disain mekanikal (mehanlcal design). Pembahasan lebih menitikberatkan pada segi disain termal, yang merupakan segi yang terpenting dari proses perancangan kondenser yang menjadi dasar dari disain mekanikalnya.
Beban panas yang harus ditransfer oleh udara dalam perancangan kondenser ini adalah sebesar 3 TR (36.000 Btu/h), dengan temperatur udara masuk 95 'F (35 "C) dan temperatur udara keluar 107,9 'F (42,2 "C). dimana refrigerant yang digunakan adalah R-22 yang bekarja pada temperatur kondenser 120 "F (48,89 'C) dan temperatur evaporator 40 'F (4,4 'C).
Hasil yang diperoleh dari perhitungan perancangan condenser air-cooled, yaitu dibutuhkan tabung 3/8 sepanjang 86 meter dengan luas permukaan perpindahan panas sebesar 32,756 m2 (termasuk luas permukaan sirip). Kerapatan sirip pada koil (tabung) 14 sirip/in (551 sirip/m), dengan rasio So/D adalah 2,11 dan rasio Sr/D adalah 2,55. Jatuh tekanan yang terjadi pada sisi udara sebesar 156 Pa sedangkan sisi dalam tabung sebesar 186,358 kPa.

Every refrigeration and air.conditioning system based on a vaporĀ­ compression cycle contain a condenser and also at chilled water storage system. That heat exchanger is used to reject both the work of compression and the heat absorbed by the evaporator. Air-cooled condenser is used air to extract the latent heat of condensation released by refrigerant dumg condensation process.
In the air-cooled condenser design, we must know and understand two side of considered design are thermal design and mechanical design. Stressing of this discussion is the side of thermal design that will become basic of mechanical design process.
The heat load to be transferred from the air flow to the refrigerant flow In the air-cooled condenser design for this time is 3 TR (36.000 Btu/h), with entering air temperature at 95 'F (35 'C) and leaving air temperature at107,9 'F (42,2 'C), while the refrigerant used Is R-22 with working thermal temperature at 120 'F (48,89 'C) at ccndenser and 40 'F (4.4 'C) at evaporator, The sum up. After designed and calculated of the condenser has been done, the 86 maters tube?
"
2000
S37223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Suhartono
Jakarta: Nabla Teknik Group,
516 SUP i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Purcell, Edwin Joseph, 1901-
Jakarta: Erlangga, 1985
515.15 PUR ct I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nanlohy, Merisca Belinda
"Telah dilakukan pengukuran dan analisa faktor koreksi geometry menggunakan tiga buah ukuran phantom PMMA dengan sample yang di ambil pada CT Scan Multi slice dan CT scan Single Slice. Sampel yang diambil menggunakan tiga ukuran phantom 10 cm, 16 cm dan 32 cm dengan menggunakan dua metode pengukuran yang pertama yaitu metode pengukuran CTDI di udara dan dan yang kedua CTDI pada phantom. Pengukuran dilakukan pada titik pusat phantom (center) dan tepi phantom (perifer) serta menggunakan variasi kolimasi pada kedua CT Scan. Pengukuran menggunakan detektor pensil ion chamber yang diletakan dalam phantom dan di udara, yang memberikan hasil berupa nilai CTDI di phantom dan di udara. Sehingga didapatkan nilai faktor koreksi geometri yang ada dan nilai faktor koreksi di udara yang kemudian dihitung nilai faktor koreksi pada phantom. Hasil analisa pengukuran menunjukkan bahwa semakin kecil kolimasi yang digunakan maka faktor koreksi phantom akan semakin besar.. Hal ini terlihat pada kedua alat CT scan yang digunakan, Dimana nilai terbesar muncul pada pemakaian kolimasi kecil yaitu 1,25 mm pada CT scan Multi slice dan 1 mm pada CT scan Single slice. Sedangkan korelasi dari nilai CTDIw pada kedua pesawat CT scan memiliki trend sama yang terdapat pada faktor koreksi phantom terhadap ukuran phantom pada kedua CT scan.

Measurement and analysis on geometry correction factor has been carried out using three different diameter PMMA phantom which sampled on CT scan Multi slice and CT scan Single Slice. Samples are taken using three phantom which are 10 cm, 16 cm and 32 cm with two measurement methods the first method is measurement of CTDI in air and second is measurement phantom CTDI. Measurements were taken at the center point of the phantom and peripheral using collimator variation on both CT scans. Measurements are done using a pencil ion chamber detectors in the phantom and in the air, which gives the results of CTDI values in phantom and in air. So the obtained value of CTDI in air and the CTDIw are calculated to obtain value correction factor on the phantom. Analysis of measurements showed that the smaller collimation will give phantom correction higher. This can be seen on both CT scan that is used, where the largest value appears in the use of small collimation which is 1.25 mm on CT scan Multi-slice and 1 mm on a single slice CT scan. While the correlation of the two CT scans have the same trend found in phantom correction factor to the size of the phantom on the second CT scan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1220
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>