Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215327 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eric Kristianto
"Penelitian prilaku material menerima beban tumbukan sangatlah menarik untuk dilaksanakan, umumnya beban tumbukan atau berulang menghasilkan respon yang cukup besar pada material , karena tidak semua material cukup mampu untuk menanggung beban yang diakibatkannya. Dalam skripsi ini akan dibahas prilaku dari struktur balok yang telah diberikan coakan pada tengah bentang dengan lebar coakan 3.2 mm dan tinggi coakan 1,6 cm dengan kondisi balok telah direndam air penuh dan ditumpu pada perletakan sendi-rol akibat beban tumbukan ( impuls ). Benda uji yang digunakan terbuat dari beton tanpa serat metal (BTS), beton dengan serat metal 1 %dari volume total (BS 1%), beton prategang tanpa serat metal (BPTS) dan beton prategang dengan serat metal 1 % dari volume total (BPS 1%) dengan jumlah masing-masing sampel 3 benda uji.
Dari parameter yang ada akan diteliti untuk mendapatkan gambaran prilaku berbagai komposisi material balok terhadap beban tumbukan dengan menggunakan parameter frekuensi. Keempat jenis balok beton tersebut ditumpu pada perletakan sendi - rol, yang kemudian diuji terhadap beban berulang dengan tinggi jatuh sama hingga benda uji mencapai keruntuhan. Sinyal percepatan yang dihasilkan dari struktur tercatat pada osiloskop dan terekam oleh komputer. Sinyal inilah yang merupakan data awal yang nantinya akan diolah dengan menggunakan program transform fourier cepat untuk mendapatkan parameter frekuensi.
Dari hasil pengujian yang didapat bahwa serat memberikan konstribusi baik pada struktur dalam hal kekuatan seperti dapat menahan retak awal akibat beban tumbukan. Dari jumlah siklus pukulan yang diberikan balok beton tanpa serat lebih cepat mengalami keruntuhan jika dibandingkan dengan 3 (tiga) jenis balok yang lainnya, sedangkan balok beton prestress dengan serat metal 1% dari volume total mengalami keruntuhan paling lama dibanding dengan 3 (tiga) jenis balok yang lainnya. Dilihat dari pola retak yang dihasilkan akibat beban tumbukan menggambarkan pola retak didominasi oleh adanya pengaruh kapasitas kekuatan lentur sehingga kebanyakan yang terjadi adalah pola retak lentur. Pengaruh air dan coakan pada balok mengurangi konstribusi kekuatan (memperlemah) pada 4 jenis benda uji, hal ini dapat dilihat dari jumlah siklus pukulan yang diberikan pada 4 jenis benda uji tersebut.

Research of material behaviour that received impact is interested to be held,Generally the load impact and continuously result the response dominantly to the material as not all of material can hold the load it caused. On this final assignment behaviour study of concrete beam and prestress concrete beam are fibered metal 1% to the total volume in submerge condition based on impact continously case study to notch concrete beam, width 3.2 mm and height 1.6cm cause of impuls will be discussed. The sample that used is divided by non-fiber metal concrete, fiber metal concrete which metal volume 1 % to the total, non-fiber metal prestress concrete and fiber metal prestress concrete which metal volume 1 % to the total, each sample has 3 beam that is tested.
Based on the parameter of the research to know the behaviour description of material composition to the load impacts used frequency parameter. The fourth of sample that is supported, then are tested to the load impact and continously which the height has same till the sample are fatigue. Acceleration signal that is resulted from the structure wrote on the osciloscop and recorded by the computer. These signal is initial data that will be processed by the fast transform fourier program to have frequency parameter.
The result is fiber provide good contribution to the structure for the strengthenen as an example is able to hold first crack that is caused by the load impact. Based on the cycle of load impact wrote that non-fiber metal concrete be fatigue easily, than 3 others sample. Based on the cycle of load impact wrote that prestress fiber metal concrete is stronger than 3 others sample. Visualize the type of crack is resulted describe influence of flexibility capacity are dominant. Water and notch factors are minimized the strengthenen contribution to all sample, it can be seen to the amount of load impacts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Yudho Wibowo
"Beton adalah material yang berprilaku baik dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi tarik. Karena rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka retak dapat terjadi pada taraf pembebanan yang masih awal ataupun rendah. Permasalahan yang sampai sekarang cukup menarik perhatian para peneliti adalah getaran, misalnya getaran akibat beban tumbukan berulang yang bekerja pada struktur.
Dalam skripsi ini akan dibahas respon akibat beban tumbukan terhadap benda uji balok yang telah diberikan coakan pada tengah bentang dengan lebar 3,2 mm dan tinggi 1,6 cm, dan ditumpu dengan perletakan sendi-rol. Benda uji yang digunakan terbuat dari beton fiber dan balok pratarik mutu K-300 yang terdiri dari Beton Tanpa Serat (BTS), Beton Serat (BS), Beton Pratarik Tanpa Serat (BPTS), dan Beton Pratarik Serat (BPS). Parameter yang akan diteliti terhadap prilaku balok yang dibebani tumbukan adalah parameter frekuensi. Keempat jenis balok beton tersebut kemudian diuji terhadap beban berulang dengan tinggi jatuh sama hingga benda uji mencapai keruntuhan. Sinyal percepatan yang dihasilkan dari struktur tercatat pada osiloskop dan terekam oleh komputer. Sinyal inilah yang merupakan bahan mentah yang nantinya akan diolah dengan menggunakan program - program yang telah ada untuk mendapatkan frekuensi alami balok tersebut.
Dari hasil pengujian diketahui bahwa, serat dapat memberikan konstribusi pada struktur dalam menahan tarik, sehingga struktur mampu menahan jumlah tumbukan yang lebih banyak. Hal ini membuktikan bahwa dari 4 jenis spesimen yang diuji, BTS (Beton Tanpa Serat) mengalami keruntuhan lebih cepat jika dibandingkan dengan 3 (tiga) jenis balok yang lainnya. Sedangkan balok beton pratarik dengan serat metal 1% dari volume total menjalani proses untuk runtuh yang paling lama dibandingkan dengan 3 (tiga) jenis balok yang lainnya. Pola retak yang dihasilkan akibat beban tumbukan pada semua jenis balok adalah pola retak lentur.

Concrete is a good material to face compression but it is weak to resist tension. Due to this weakness, possibility of fracture to appear in early staging of loading is quite high. Vibration problem is still concerned by the researchers i.e. vibration problems caused by repeated impact loading on structure.
This study will disscuss mainly about concrete beam response to repeated impact loading. The beam is notched at its middle span. Notch dimension are 3,2 mm wide and 1,6 cm high. All beams have concrete characteristic stress of K-300 and they are supported by a roller and hinged on each side. There are four different samples of beam: Non-Fiber Concrete Beam (BTS), Fiber Concrete Beam(BS), Non-Fiber Pretension Beam(BPTS), Fiber Pretension Beam (BPS) Frequency parameter will be used to study the behaviour of beam due to impact load. The four samples are tested by repeated impact load with constant height until the beam are in failure condition. Acceleration signal that is resulted from the structure will be showed on the osciloscop and recorded by the computer. This signal as initial data will be processed by the Fast Fourier Transform program to get natural frequency.
The study shows that fiber material contributes to the improvement of tension strength of beam; thus beam with fiber can accept more hammer blow. The examination shows that from 4 types of concrete beam, collapse for the nonfibered concrete beam is earlier than the fibered ones. While the pretensioned concrete beam with 1% of metal fiber volume survive better before it crashed compare to the other concrete beam types. Fracture pattern at all types of beams due to blow are flex fracture patterns.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35788
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noveryda Damayanti
"Pemakaian beton mutu tinggi sudah menjadi kebutuhan utama pada bangunan tinggi, jembatan serta bangunan-bangunan lainnya. Pengamatan dan penelitian terhadap penggunaan beton mutu tinggi ini masih terus dilakukan untuk mengetahui perilaku struktur beton dalam peranannya terhadap kekuatan beton.
Konstruksi-konstruksi ini juga mengalami gaya-gaya, baik secara internal maupun secara eksternal. Konstruksi bangunan umumnya dipengaruhi oleh pembebanan berulang yang diakibatkan oleh perubahan temperatur, beban angin yang besar atau yang diakibatkan beban getaran mesin.
Tegangan berulang tersebut dapat mengakibatkan tegangan bolak-balik yang menyebabkan perambatan retak, dimana penjalaran retak tersebut menghasilkan penambahan defleksi dan setelah sejumlah siklus tertentu dapat menyebabkan patah atau keruntuhan pada elemen struktur.
Pada skripsi ini pada pertengahan balok akan diberi coakan yang berfungsi sebagai perlemahan pada balok yang diharapkan nantinya retak akan terjadi pada pertengahan bentang.
Skripsi ini akan membahas tentang pembebanan berulang pada 4 jenis beton yaitu Beton Tanpa Serat (BTS), Beton Serat (BS), Beton Pratarik Tanpa Serat (BPTS) dan Beton Pratarik Serat (BPS), dimana masing-masing beton terdiri dari 3 benda uji. Serat pada beton ini berkadar 1 % dari volume total beton. Serat yang digunakan adalah staples merk max no 10 dengan panjang 20 mm dan tebal 5 mm.
Dari pembebanan berulang ini maka akan didapatkan hubungan antara frekuensi, beban terhadap fungsi waktu pada setiap benda uji.
Setelah dilakukan percobaan dan setelah dilakukan perbandingan terhadap ke 4 jenis beton ini maka didapatkan hasil BTS runtuh di tinggi palu 8 cm, BS pada tinggi palu 11 cm, BPTS di ketinggian palu 17 cm, dan BPS di tinggi palu 19 cm. Retak yang terjadi pada semua balok adalah retak lentur

The use of high quality concrete has been a primary need on high building structures, bridges, and other civil engineering constructions. Observations and researches on the use of this concrete are still being done in order to discover the behaviour of the concrete and its affect on the strength of the concrete itself.
These constructions also suffered from forces; both internally and externally, due to repeated loading which is caused by changes on temperature, high wind force, or those caused by machine vibration.
Those repeated loading can cause two-way stress that leads to crack, in which it could generates an additional deflection and after a certain cycles can cause a significant fracture or building collapse.
For this research, a calculated notch is applied in the centre of the beam in order to give the beam an impair effect which later on will generates a crack exactly in the centre of the beam.
The main subject of this research is observing the affect of repeated loading on 4 types of concretes; which are concrete without fibre (BTS), concrete with fibre (BS), prestress without fibre (BPTS) dan prestress with fibre (BPS), where each types of concrete is represented by 3 trial objects. Fibre in these concretes is 1% to total volume of the concrete. In this case use fibre metal staples no.10 with length 20 mm and thick 5 mm.
From these repeated loading, a relation between frequency, stress and time function will occur on each trial object.
After undergoing a series of tests and comparison of all 4 trial object, a conclusion is drawn, which BTS failure at 8 cm, BS at 11 cm, BPTS at 17 cm and BPS at 19 cm. It is mean pre-stress concretes are more capable in suppressing burdens compared to conventional concrete.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Restiana
"Salah satu masalah yang sampai sekarang cukup menarik perhatian para peneliti adalah getaran. Salah satu jenis lain dari getaran adalah getaran respons singkat akibat beban tumbukan ( impact ) yang bekerja pada struktur. Beban ini umumnya menghasilkan respon yang cukup besar, karena tidak semua material cukup mampu untuk menanggung beban yang diakibatkannya. Dalam skripsi ini akan dibahas respons dari struktur balok yang ditumpu pada perletakan sendi-rol akibat beban tumbukan. Benda uji yang digunakan adalah balok beton dengan komposisi balok beton tanpa serat, balok beton dengan kadar serat metal 1% dari volume, balok beton prategang tanpa serat, balok beton prategang dengan kadar serat metal 1% dari volume. Beton yang digunakan adalah beton ready mix dari PT. Jaya Mix dengan mutu beton K-300.
Dari parameter yang ada, akan diteliti untuk mendapatkan kondisi yang paling optimum terhadap beban tumbukan dengan menggunakan parameter frekuensi. Keempat jenis beton ditumpu pada perletakan sendi - rol, yang kemudian diuji terhadap beban tumbukan dengan tinggi jatuh dimulai dari 3 cm dan kemudian naik secara bertahap setelah 100 tumbukan sebesar 1 cm hingga benda uji mencapai keretakan.
Sinyal percepatan yang dihasilkan dari struktur tercatat pada osiloskp dan terekam oleh komputer. Sinyal inilah yang merupakan bahan mentah yang nantinya akan diolah dengan menggunakan program - program yang telah ada untuk mendapatkan parameter - parameter frekuensi.
Dari keempat jenis benda uji didapatkan urutan benda uji dari yang paling kuat menahan beban tumbukan adalah balok beton prategang dengan kadar serat metal 1% dari volume, balok beton prategang tanpa serat, balok beton dengan kadar serat metal % dan balok beton tanpa serat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Andika Candra Wibawa
"Beton bertulang merupakan material yang sering digunakan dalam melakukan pembangunan infrastruktur. Penggunaan beton bertulang ini harus diikuti dengan kualitasnya yang baik. Penentuan kualitas dari suatu beton dapat dilakukan dengan cara melakukan pengujian. Salah satu jenis dari pengujian beton ini adalah Non-Destructive Test (NDT), yang merupakan pengujian beton tanpa merusak struktur beton itu sendiri. Pada penelitian ini dilakukan pengujian NDT dengan menggunakan lima jenis alat yang dilakukan pada pelat beton berukuran 2x2 m dengan berbagai bentuk rangkaian tulangan pelat dan balok di dalamnya. Kelima jenis alat tersebut antara lain, Ground Penetrating Radar (GPR), Profometer, Elcometer, Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), dan Ultrasonic Tomograph Portable. Alat GPR, profometer, dan elcometer dapat menentukan kedalaman dari tulangan. Pembacaan kedalaman tulangan ini dilakukan analisis perbandingannya untuk ketiga alat dengan melihat perbedaan hasil pemindaiannya. Dengan menggunakan konsep radar, alat GPR mampu mendeteksi suatu tulangan lapisan bawah, berbeda halnya dengan profometer dan elcometer yang menggunakan prinsip kerja arus eddy dan hanya dapat mendeteksi tulangan lapisan atas. Adapun alat UPV dan Ultrasonic Tomograph Portable yang dapat memancarkan gelombang dan menghasilkan cepat rambat gelombang yang berbeda. Hasil cepat rambat gelombang ini menunjukkan bahwa cepat rambat gelombang longitudinal dari alat UPV dengan metode indirect sangat dipengaruhi oleh jarak antar transduser, namun nilai cepat rambat gelombang geser yang dihasilkan oleh alat Ultrasonic Tomograph Portable mengalami kenaikan yang lebih konstan dibandingkan dengan cepat rambat gelombang longitudinal alat UPV saat umur beton bertambah.

Reinforced concrete is a material that is often used in infrastructure development. The use of reinforced concrete must be followed by good quality. Determination of the quality of a concrete can be done by testing. One type of concrete testing is the Non-Destructive Test (NDT), which is a test of concrete without damaging the concrete structure itself. In this study, NDT testing was carried out using five types of tools carried out on a 2x2 m concrete slab with various forms of plate and beam reinforcement in it. The five types of NDT tools are Ground Penetrating Radar (GPR), Profometer, Elcometer, Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), and Ultrasonic Tomograph Portable. GPR, profometer, and elcometer can determine the depth of reinforcement. The reading of the reinforcement depth is carried out by comparative analysis for the three tools by looking at the differences in the scan results. By using the radar concept, GPR is able to detect an underlayer reinforcement, in contrast to the profometer and elcometer which use the working principle of eddy currents which can only detect the top layer reinforcement. The UPV and Ultrasonic Tomograph Portable tools can emit waves and produce different wave propagation speeds. The results of this wave propagation speed indicate that the longitudinal wave propagation speed of the UPV with the indirect method is strongly influenced by the distance between the transducers, but the value of the shear wave propagation speed generated by the Ultrasonic Tomograph Portable has a more constant increase compared to the longitudinal wave propagation speed of the UPV when the age of the concrete increases."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neysa Nuvisa
"Infrastruktur di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang pesat. Salah satunya adalah pembangunan gedung bertingkat. Pembangunan gedung bertingkat saat ini sebagian besar menggunakan metode konvensional, yaitu menggunakan beton bertulang dengan cara cor di tempat. Metode ini banyak digunakan karena sudah lama digunakan dan kekuatannya sudah teruji. Namun, metode konvensional tersebut membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih lama dan membutuhkan banyak bekisting. Selain metode konvensional, terdapat metode lain, yaitu metode beton pracetak. Metode beton pracetak membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih cepat dikarenakan pengecoran dilakukan tidak langsung di lokasi proyek. Namun, kekuatan sambungan antar komponen pracetak tidak sebaik sambungan beton yang dicor langsung. Selain itu, proses pengangkatan dan pemasangannya pun perlu diperhatikan supaya tidak terjadi kerusakan. Pada penelitian ini dilakukan analisis kekuatan dan metode konstruksi sambungan balok-kolom pracetak dan balok induk-balok anak pracetak. Penelitian meliputi desain sambungan, pengecekan kekuatan sambungan, analisis kekuatannya balok dan kolom pracetak saat proses pengangkatan, transportasi, dan pemasangan, serta metode konstruksi yang digunakan. Penelitian akan direalisasikan dengan studi kasus Rumah Sakit XYZ yang terletak di daerah Bogor.

Infrastructure development in Indonesia is now growing rapidly. One of them is the construction of multi-storey buildings. The construction of multi-storey buildings mostly uses conventional methods, using reinforced concrete by cast in place. This method is widely used because it has been used for a long time and it's strength has been tested. However, the conventional method requires a longer working time and requires a lot of formwork. In addition to conventional methods, there are other methods, that is precast concrete method. The precast concrete method requires a faster processing time because the casting is done indirectly at the project site. However, the strength of joints between precast components is not as good as joints that are cast directly. Furthermore, the lifting and installation process also needs attention so that no damage occurs. In this research, the strength analysis and construction methods of precast beam-column joints and precast beam-joist joints were carried out. Research includes joint design, checking connection strength, analysis precast components during the lifting, transportation and installation processes, and the construction method used. The research will be realized through a case study of XYZ Hospital that is located in Bogor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Robinsyah
"Salah satu masalah yang sampai sekarang cukup menarik adalah getaran. Studi ini meneliti gerakan berosilasi dan kondisi-kondisi dinamisnya. Gerakan ini dapat berupa gerakan beraturan dan berulang secara kontinu atau dapat juga berupa gerakan tidak beraturan seperti gempa bumi.
Salah satu jenis lain dari getaran adalah getaran respons singkat akibat beban tumbukan (impact) yang bekerja pada struktur. Beban ini umumnya menghasilkan respons yang cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengetahuan yang cukup mengenai beban ini, karena tidak semua material cukup mampu menanggung tipe beban tersebut.
Dalam skripsi ini, dibahas mengenai perilaku dinamik balok beton fiber dengan rendaman dan tanpa rendaman akibat beban berulang tumbukan terbagi merata di tengah bentang. Benda uji yang digunakan terbuat dari balok beton mutu K-300 yang diperkuat dengan metal fiber dengan kandungan fiber yang berbeda-beda, yaitu sejumlah 0%, 1%, 2%, 3% terhadap volome balok (m3) tersebut. Selain itu, juga dibuat variasi terhadap balok, yaitu balok terendam dan tidak terendam. Balok terendam akan direndam dalam kolam selama 28 hari dan diuji dalam kondisi basah/jenuh. Sedangkan balok tanpa rendam, hanya direndam dalam kolam selama 7 hari dan selanjutnya di curing dengan karung goni basah dan diuji pada umur 28 hari. Dari keempat jenis benda uji ini akan diteliti sehingga didapatkan kondisi yang paling optimum terhadap tumbukan, terhadap parameter frekuensi dan keretakan serta kelelahannya.
Keempat jenis balok beton tersebut masing-masing diletakkan diatas perletakan sendi-rol di kedua sisi ujungnya kemudian diberi beban dinamik berupa beban tumbukan terbagi merata di tengah bentang. Sinyal percepatan yang dihasilkan dari struktur akan tercatat pada osciloskop dan terekam oleh kompoter mikro (PC). Sinyal percepatan ini akan menjadi bahan mentah yang akan diolah untuk menjadi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan fiber tidak meningkatkan kuat tekan dan modulus elastisitas beton. Tetapi sebaliknya, memberikan fatigue life yang lebih panjang dikarenakan fiber memperlambat tumbuhnya retak akibat beban tumbukan. Selain itu, perendaman balok selama 28 hari setelah pengecoran dan pengujian pada saat jenuh menunjukkan terjadinya penurunan kekuatan balok jika dibandingkan dengan balok tanpa perendaman.

One of the interesting problems to be solved is vibration. This thesis research about osilated motions and theirs dynamic conditions. These motion can be sinusoidal motion and or it can be non sinusoidal motion such as ground motion.
Another type of load that cause vibration is an impact loading. Generally, this condition makes a significant response to the structure. Therefore, we need to know a lot about this load, because it depends so much to material characteristics.
In this thesis, writer would like to research about dynamic response of partially and fully cured fiber reinforced concrete beam subjected to the repetition of an impact loading locally distributed at beam mid span. The test samples that writer used is K-300 concrete compressive strength, and variations of metal fiber (0%, 1%, 2%, and 3% of beam?s volume) and also there are variations of partially and fully cured fiber reinforced concrete beam. The research include the optimum condition under impact loading based on frequency parameters and analysis about cracking growth and its fatigue life.
Those four beams located on hinge at each end span and those beams has been tested under distributed impact loading at mid span to get acceleration records and would be managed by PC. These acceleration records would be processed to be frequency records.
The result shows metal fiber as concrete filler didn?t increase the concrete compressive strength, moreover metal fiber decreased it. On the contrary, it prolong the fatigue life of concrete beam.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35270
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Nurzaman
"Suatu struktur yang mengalami beban dinamik cenderung gagal pada tegangan yang lebih rendah dibandingkan dengan beban yang sama yang diterapkan secara statik, khususnya bila beban dinamik tersebut dilakukan secara terusmenerus dalam sejumlah siklus. Peristiwa kegagalan struktur akibat dari pembebanan berulang disebut juga dengan fatik.
Dalam skripsi ini akan dibahas prilaku balok akibat uji beban tumbukan berulang dimana balok tersebut sebelumnya telah dilakukan uji tumbukan oleh Ratna Restiana (2007) sehingga terjadi kerusakan berupa retak atau patah. Balok yang retak tersebut lalu diperbaiki dengan teknik injeksi (Conbextra EP) sedangkan yang patah dengan penyambungan beton (Nitobound). Benda uji balok yang digunakan semuanya memiliki mutu K-300 dengan berbagai jenis yaitu beton tanpa serat metal (BTS), beton dengan serat metal 1 % dari volume total (BS), beton prategang tanpa serat metal (BPTS) dan beton prategang dengan serat metal 1 % dari volume total (BPS) dengan jumlah masing-masing sampel sebanyak 3 benda uji.
Keempat jenis balok beton tersebut ditumpu perletakan sendi?rol, yang kemudian diuji terhadap beban tumbukan berulang dengan tinggi jatuh konstan 4 cm hingga benda uji mencapai keruntuhan. Dari parameter frekuensi yang didapat dilakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran prilaku akan kekuatan injeksi terhadap beban tumbukan.
Dari hasil pengujian didapat bahwa perbaikan dengan teknik injeksi dan penyambungan beton memberikan konstribusi baik dan cukup efektif dalam mengembalikan kekuatan beton. Hal ini terlihat dari kerusakan yang ada tidak terjadi pada lokasi perbaikan. Disamping itu dari pengujian keempat benda uji jenis balok tersebut, terlihat bahwa jenis beton pratarik (BPS & BPTS) memiliki jumlah pukulan yang jauh lebih besar daripada jenis beton polos (BS & BTS) dimana diantara keempatnya, balok jenis BPS memiliki jumlah pukulan yang paling besar sedangkan balok jenis BTS memikili jumlah pukulan yang paling kecil.

The structure subjected by impact loading will tend to failure by less stress than the similar loading subjected statically, especially if the load happens by the number of cycle. The phenomenon of structure failure caused by the repetition number of loading is called fatigue.
In this final assignment will be discussed the respond of beams subjected to the repeated impact loading where beams were previously tested by Ratna Restiana (2007) until it damaged. These damages especially cracks were then repaired by using injection technique (Conbextra EP) while fractures were recovered with concrete joining (Nitobound). Those beam quality are K-300 with variously type ; non-fiber metal concrete (BTS), fiber metal concrete which metal volume 1 % to the total volume (BS)), non-fiber metal pretension concrete (BPTS) and fiber metal pretension concrete which metal volume 1 % to the total volume (BPS 1), each sample has 3 beams that were tested.
The four of beams were supported on pin-roll and then tested by repeated impact loading with constantly 4 cm hammer height fall until the samples were failure. Based on frequency parameter the research was held to know the description of injection strength due to repeated impact loading.
The result are injection technique and concrete joining method provide good contribution and also effective in returning the strength of concrete. Those can be seen due to the damage areas were not occurred on the repaired location. And beside that, the test was also describe that pretension concrete (BPS & BPTS) have number of blow much more greater than plain concrete(BS & BTS) where among of those all, BPS has the greatest number of blow while BTS has the smallest one."
2008
S37535
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Sovian
"Balok merupakan elemen struktur utama pada bangunan dalam menahan beban. Dimana balok ini digunakan untuk menerima beban yang berasal dari atasnya dan untuk selanjutnya beban tersebut di transfer ke kolom dan kemudian pondasi. Balok yang didesain ini tentunya harus dapat menahan semua beban yang berada diatasnya termasuk beban ledakan jika itu terjadi dalam suatu gedung bertingkat.
Material dimodelkan nonlinear dengan program Drain ZDX. Untuk permodelannya, struktur dibagi menj adi segmen-segmen dan kemudian dibagi lagi menjadi tiber-fiber. Besarnya beban ledakan ini diambil dari besar beban semisiklik yang maksimum tiap siklusnya. Kernudian dibandingkan antara respon akibat beban statik dan beban impact. Untuk variabelnya diambil wakm Iedak beban yang berbeda-beda.
Analisa dilakukan pada tegangan dan regangan pada fiber-fiber untuk setiap periode pembebanan yang berbeda-beda sesaat sebelum runtuh. Analisa juga dilakukan pada lendutan yield, beban yield, beban runtuh, time history lendutan, kekakuan, dan daktilitas.
Dari analisa ini diketahui bahwa peningkatan/penurunan kekakuan initial, daktilitas, lendutan dan beban runtuh dari balok beton bertulang terhadap gaya ledak sangat dipengaruhi oleh perbandingan antara waktu ledak beban (tl) dan periode getar struktur (T). Semakin keeil perbandingan antara waktu ledak beban dan periode getar struktur yaitu pada saat t1/T < 0.5 maka responnya semakin kecil sehingga beban impact yang bisa ditahan oleh struktur balok beton menjadi lebih besar, begitu juga sebaliknya apabila perbandingannya semakin besar yaitu pada saat t1/T 2 1, maka responnya semakin besar dan beban impact yang dapat ditahan semakin kecil bahkan bisa lebih kecil daripada beban statiknya.

Beam is one of the main structure element for building on detain load. Beam is used to accept load coming from the top of it and then to column and at last to the foundation. Of course beam is also designed to detain blasting load if it happens in high rise building.
The material is modeled non linear with Drain-2DX program. For modeling, the structure is divided into segments and then divided again into fibers. The value of impact load is derived from the maximum value of semi-cyclic loading for each cycle. Then the response of static load is compared with impact load. For the variable, eight type of period is taken for this research.
Analysis is done to stress-strain on the fibers for each different loading period before the structure collapse. It is also done on yield displacement, yield load, ruin load, displacement time history, stiffness, and ductility.
As the result, data show that increasing or decreasing initial stiffness, ductility, displacement, and ruin load from reinforced concrete beam due to impact load are depend on ratio between load period (tl) and structure period (T). If t1/T < 0.5, the response become smaller, therefore impact load that can be restrained by structure is bigger. And if t1/T >1, the response become bigger and impact load that can be restrained by structure is smaller, even it could be less than the static load.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasin Wijaya
"Perancangan balok prategang sebagian yang terkena beban semi siklik berdasarkan atas faktor kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Daktilitas memberikan struktur yang berdeformasi cukup besar sebelum keruntuhan dibandingkan dengan struktur yang brittle. Kekakuan bergantung pada penampang dari struktur. partially prestress ratio (PPR) berpengaruh kepada kekuatan dan daktilitas dari struktur. SNI dan ACI menetapkan tulangan yang diberikan pada balok prategang sebagian adalah tulangan lemah. Hal ini untuk menjamin tidak terjadinya kegagalan yang tiba- tiba. Evaluasi dilakukan mengunakan program PCF3-D yang mengunakan metode elemen hingga dalam analisi. Variasi yang dilakukan adalah nilai PPR, tingkat prategang, perubahan penampang, letak beban, variasi penampang dengan mengunakan beban statik (monotomik) serta beban semi siklik. Beban semi siklik yang diberikan bergantung pada beban ultimate tiap model balok pada saat menerima beban statik. Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balok prategang sebagian memiliki lendutan ultimate yang lebih besar tetapi momen ultimate dan momen retak lebih kecil disertai dengan retak yang lebih dini. PPR dapat dibandingkan dengan mempertimbangkan besarnya momen nominal penampang atau momen nominal prategang, dimana PPR yang lebih kecil didapatkan momen retak dan momen ultimate yang lebih besar dengan lendutan ultimate dan lendutan retak yang lebih kecil.

Design of partially prestress beam under semi-cyclic loading depend on strength, stiffness and ductility. Ductile structure can be deformed greater then brittle structure before failure. Stiffness depend on section properties of the structure. Partially prestress ratio (PPR) affecting the strenght and ductility of the structure. SNI dan ACI enact that partially prestress beam only can have the low reinforcing, this ensure that there is no suddenly failure. The evaluation is performed by PCF3-D program using finite elemen method for analysis. Variations in this experiment are PPR value, value of prestressing degree, change of cross section, point where structure carry out the load, static and semi cyclic. The character of semi cyclic load depend on ultimate load of each model when static load is performed using displacement control. Results of this experiment shows that partially prestress beam have more ultimate displacement but smaller ultimate moment and cracking moment with initial cracking. PPR can be compared by considering the nominal momen of section or nominal momen of prestress, with smaller PPR we get smaller momen of cracking, ultimate displacement, cracking displacement, but higher of ultimate moment."
2008
S35332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>