Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90467 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oki Handoko
"Disetiap bangunan indusri, penggunaan dari overhead crane sangat diperlukan untuk transportasi dan pengangkatan benda berat. Secara garis besar ada tiga gerakan (dua horizontal dan satu vertikal) dari lifting hook atau hoist yang memungkinkan benda yang diangkat atau dipindahkan dapat mencapai semua titik di dalam suatu bangunan industri. Disain dari pada overhead crane itu sendiri akan menentukan struktur dari bangunan industri secara keseluruhan, karena dimensi yang diperlukan akan berpengaruh pada kolom yang menopangnya. Sehingga overhead crane yang lebih kecil tetapi cukup kuat dan aman akan lebih menguntungkan. Pada penulisan ini dilakukan studi mengenai perilaku dari main girder pada overhead crane yang didisain menggunakan balok baja castellated. Batasan yang digunakan adalah overhead crane dengan kapasitas angkat 10 Ton (asumsi beban angkat rata-rata untuk bangunan industri menengah), yang mempunyai bentang bersih bangunan 20 meter. Balok castellated mempunyai keunggulan antara lain ratio antara kekuatan dan berat sendiri yang besar, mudah pemasangan. Metoda yang digunakan adalah dengan menggunakan metoda Vierendeel dan metoda elemen hingga (finite element) yang dimodelkan dengan bantuan program SAP2000. Dari hasil pemodelan diharapkan dapat diketahui perilaku dari balok castellated yang dipergunakan untuk main girder overhead crane sehingga disain dapat mengahasilkan suatu konstruksi yang efisien.

Nowadays, in every industrial building the use of overhead crane is hardly needed to transport and lift heavy object. There are three major movement on overhead crane (two horizontal and one vertical) from a lifting hook or hoist that make it possible to lift or transport and reach whole area in an industrial building. Overhead Crane design it will take effect to the whole industrial building structure, because the size of the girder crane will be determine the runway beam and supported column sizes. So the smaller but strong and safety design will be preferable. This paper describes a study about the behavior of main girder on the overhead crane system that use a castellated steel beam. This paper's scope is only for overhead crane with 10Ton capacity (assumse the average capacity for middle industrial building) with the clear 20M column span. Castellated beam have several advantage that it has a greater strength to self weiht ratio and easy to assembly. The analysis are use the Vierendeel methode and Finite Element Method which is modelize by computer software SAP2000. From the SAP result, the behavior of the castellated overhead crane main girder are expected can be predict and known, so the efficient design can be achieved."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S35773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Robinsyah
"Salah satu masalah yang sampai sekarang cukup menarik adalah getaran. Studi ini meneliti gerakan berosilasi dan kondisi-kondisi dinamisnya. Gerakan ini dapat berupa gerakan beraturan dan berulang secara kontinu atau dapat juga berupa gerakan tidak beraturan seperti gempa bumi.
Salah satu jenis lain dari getaran adalah getaran respons singkat akibat beban tumbukan (impact) yang bekerja pada struktur. Beban ini umumnya menghasilkan respons yang cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengetahuan yang cukup mengenai beban ini, karena tidak semua material cukup mampu menanggung tipe beban tersebut.
Dalam skripsi ini, dibahas mengenai perilaku dinamik balok beton fiber dengan rendaman dan tanpa rendaman akibat beban berulang tumbukan terbagi merata di tengah bentang. Benda uji yang digunakan terbuat dari balok beton mutu K-300 yang diperkuat dengan metal fiber dengan kandungan fiber yang berbeda-beda, yaitu sejumlah 0%, 1%, 2%, 3% terhadap volome balok (m3) tersebut. Selain itu, juga dibuat variasi terhadap balok, yaitu balok terendam dan tidak terendam. Balok terendam akan direndam dalam kolam selama 28 hari dan diuji dalam kondisi basah/jenuh. Sedangkan balok tanpa rendam, hanya direndam dalam kolam selama 7 hari dan selanjutnya di curing dengan karung goni basah dan diuji pada umur 28 hari. Dari keempat jenis benda uji ini akan diteliti sehingga didapatkan kondisi yang paling optimum terhadap tumbukan, terhadap parameter frekuensi dan keretakan serta kelelahannya.
Keempat jenis balok beton tersebut masing-masing diletakkan diatas perletakan sendi-rol di kedua sisi ujungnya kemudian diberi beban dinamik berupa beban tumbukan terbagi merata di tengah bentang. Sinyal percepatan yang dihasilkan dari struktur akan tercatat pada osciloskop dan terekam oleh kompoter mikro (PC). Sinyal percepatan ini akan menjadi bahan mentah yang akan diolah untuk menjadi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan fiber tidak meningkatkan kuat tekan dan modulus elastisitas beton. Tetapi sebaliknya, memberikan fatigue life yang lebih panjang dikarenakan fiber memperlambat tumbuhnya retak akibat beban tumbukan. Selain itu, perendaman balok selama 28 hari setelah pengecoran dan pengujian pada saat jenuh menunjukkan terjadinya penurunan kekuatan balok jika dibandingkan dengan balok tanpa perendaman.

One of the interesting problems to be solved is vibration. This thesis research about osilated motions and theirs dynamic conditions. These motion can be sinusoidal motion and or it can be non sinusoidal motion such as ground motion.
Another type of load that cause vibration is an impact loading. Generally, this condition makes a significant response to the structure. Therefore, we need to know a lot about this load, because it depends so much to material characteristics.
In this thesis, writer would like to research about dynamic response of partially and fully cured fiber reinforced concrete beam subjected to the repetition of an impact loading locally distributed at beam mid span. The test samples that writer used is K-300 concrete compressive strength, and variations of metal fiber (0%, 1%, 2%, and 3% of beam?s volume) and also there are variations of partially and fully cured fiber reinforced concrete beam. The research include the optimum condition under impact loading based on frequency parameters and analysis about cracking growth and its fatigue life.
Those four beams located on hinge at each end span and those beams has been tested under distributed impact loading at mid span to get acceleration records and would be managed by PC. These acceleration records would be processed to be frequency records.
The result shows metal fiber as concrete filler didn?t increase the concrete compressive strength, moreover metal fiber decreased it. On the contrary, it prolong the fatigue life of concrete beam.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35270
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas
"ABSTRAK
Penggunaan baja ringan sangat diminati dewasa ini. Namun tebatasnya acuan penggunaan secara khusus pada baja ringan di Indonesia, menyebabkan terbatasnya penggunaan elemen baja ringan secara luas. Salah satu metode penggunaan elemen struktur adalah metode komposit. Untuk menggambarkan peningkatan utilitas pada baja ringan, dilakukan pengujian lentur secara monotonik terhadap spesimen balok komposit baja ringan dan spesimen balok beton bertulang sebagai pembanding.
Pada penelitian ini struktur balok komposit terdiri dari tiga variasi bentuk penghubung geser, yaitu balok komposit dengan kemiringan sayap baja ringan, penghubung geser mekanik pendek, dan penghubung geser mekanik tinggi sebagai penghubung geser. Variasi dari penghubung geser bertujuan untuk menggambarkan kenaikan kapasitas maksimum. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan pula perilaku komposit (parsial shear connection ? full shear connection) dengan melihat kemungkinan adanya slip.

Abstract
Nowadays, the use of cold formed steel is in great demand. However, the limited use of special instructions on cold-formed steel in Indonesia, led to limited use of lightweight steel elements widely. One of the methods of use is composite structural elements method. To illustrate the increase in utility of cold-formed steel, monotonic bending tests performed on composite specimens of cold-formed steel beam and reinforced concrete beam specimens as a comparison.
In this study, the composite beam structure consists of three variations of the shear connector, which is a composite beam with a tilted flange of cold-formed steel, short mechanical shear connector, and high mechanical shear connector as the interface shear. Variation of shear connector aims to describe the increase of maximum capacity. From the research results can also be concluded, the behavior of the composite (partial shear connection - full shear connection) by looking at the possibility of slippage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42387
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yasin Wijaya
"Perancangan balok prategang sebagian yang terkena beban semi siklik berdasarkan atas faktor kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Daktilitas memberikan struktur yang berdeformasi cukup besar sebelum keruntuhan dibandingkan dengan struktur yang brittle. Kekakuan bergantung pada penampang dari struktur. partially prestress ratio (PPR) berpengaruh kepada kekuatan dan daktilitas dari struktur. SNI dan ACI menetapkan tulangan yang diberikan pada balok prategang sebagian adalah tulangan lemah. Hal ini untuk menjamin tidak terjadinya kegagalan yang tiba- tiba.
Evaluasi dilakukan mengunakan program PCF3-D yang mengunakan metode elemen hingga dalam analisi. Variasi yang dilakukan adalah nilai PPR, tingkat prategang, perubahan penampang, letak beban, variasi penampang dengan mengunakan beban statik (monotomik) serta beban semi siklik. Beban semi siklik yang diberikan bergantung pada beban ultimate tiap model balok pada saat menerima beban statik.
Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balok prategang sebagian memiliki lendutan ultimate yang lebih besar tetapi momen ultimate dan momen retak lebih kecil disertai dengan retak yang lebih dini. PPR dapat dibandingkan dengan mempertimbangkan besarnya momen nominal penampang atau momen nominal prategang, dimana PPR yang lebih kecil didapatkan momen retak dan momen ultimate yang lebih besar dengan lendutan ultimate dan lendutan retak yang lebih kecil.

Design of partially prestress beam under semi-cyclic loading depend on strength, stiffness and ductility. Ductile structure can be deformed greater then brittle structure before failure. Stiffness depend on section properties of the structure. Partially prestress ratio (PPR) affecting the strenght and ductility of the structure. SNI dan ACI enact that partially prestress beam only can have the low reinforcing, this ensure that there is no suddenly failure.
The evaluation is performed by PCF3-D program using finite elemen method for analysis. Variations in this experiment are PPR value, value of prestressing degree, change of cross section, point where structure carry out the load, static and semi cyclic. The character of semi cyclic load depend on ultimate load of each model when static load is performed using displacement control.
Results of this experiment shows that partially prestress beam have more ultimate displacement but smaller ultimate moment and cracking moment with initial cracking. PPR can be compared by considering the nominal momen of section or nominal momen of prestress, with smaller PPR we get smaller momen of cracking, ultimate displacement, cracking displacement, but higher of ultimate momen.
"
2008
R.01.08.33 Wij s
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasin Wijaya
"Perancangan balok prategang sebagian yang terkena beban semi siklik berdasarkan atas faktor kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Daktilitas memberikan struktur yang berdeformasi cukup besar sebelum keruntuhan dibandingkan dengan struktur yang brittle. Kekakuan bergantung pada penampang dari struktur. partially prestress ratio (PPR) berpengaruh kepada kekuatan dan daktilitas dari struktur. SNI dan ACI menetapkan tulangan yang diberikan pada balok prategang sebagian adalah tulangan lemah. Hal ini untuk menjamin tidak terjadinya kegagalan yang tiba- tiba. Evaluasi dilakukan mengunakan program PCF3-D yang mengunakan metode elemen hingga dalam analisi. Variasi yang dilakukan adalah nilai PPR, tingkat prategang, perubahan penampang, letak beban, variasi penampang dengan mengunakan beban statik (monotomik) serta beban semi siklik. Beban semi siklik yang diberikan bergantung pada beban ultimate tiap model balok pada saat menerima beban statik. Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balok prategang sebagian memiliki lendutan ultimate yang lebih besar tetapi momen ultimate dan momen retak lebih kecil disertai dengan retak yang lebih dini. PPR dapat dibandingkan dengan mempertimbangkan besarnya momen nominal penampang atau momen nominal prategang, dimana PPR yang lebih kecil didapatkan momen retak dan momen ultimate yang lebih besar dengan lendutan ultimate dan lendutan retak yang lebih kecil.

Design of partially prestress beam under semi-cyclic loading depend on strength, stiffness and ductility. Ductile structure can be deformed greater then brittle structure before failure. Stiffness depend on section properties of the structure. Partially prestress ratio (PPR) affecting the strenght and ductility of the structure. SNI dan ACI enact that partially prestress beam only can have the low reinforcing, this ensure that there is no suddenly failure. The evaluation is performed by PCF3-D program using finite elemen method for analysis. Variations in this experiment are PPR value, value of prestressing degree, change of cross section, point where structure carry out the load, static and semi cyclic. The character of semi cyclic load depend on ultimate load of each model when static load is performed using displacement control. Results of this experiment shows that partially prestress beam have more ultimate displacement but smaller ultimate moment and cracking moment with initial cracking. PPR can be compared by considering the nominal momen of section or nominal momen of prestress, with smaller PPR we get smaller momen of cracking, ultimate displacement, cracking displacement, but higher of ultimate moment."
2008
S35332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noveryda Damayanti
"Pemakaian beton mutu tinggi sudah menjadi kebutuhan utama pada bangunan tinggi, jembatan serta bangunan-bangunan lainnya. Pengamatan dan penelitian terhadap penggunaan beton mutu tinggi ini masih terus dilakukan untuk mengetahui perilaku struktur beton dalam peranannya terhadap kekuatan beton.
Konstruksi-konstruksi ini juga mengalami gaya-gaya, baik secara internal maupun secara eksternal. Konstruksi bangunan umumnya dipengaruhi oleh pembebanan berulang yang diakibatkan oleh perubahan temperatur, beban angin yang besar atau yang diakibatkan beban getaran mesin.
Tegangan berulang tersebut dapat mengakibatkan tegangan bolak-balik yang menyebabkan perambatan retak, dimana penjalaran retak tersebut menghasilkan penambahan defleksi dan setelah sejumlah siklus tertentu dapat menyebabkan patah atau keruntuhan pada elemen struktur.
Pada skripsi ini pada pertengahan balok akan diberi coakan yang berfungsi sebagai perlemahan pada balok yang diharapkan nantinya retak akan terjadi pada pertengahan bentang.
Skripsi ini akan membahas tentang pembebanan berulang pada 4 jenis beton yaitu Beton Tanpa Serat (BTS), Beton Serat (BS), Beton Pratarik Tanpa Serat (BPTS) dan Beton Pratarik Serat (BPS), dimana masing-masing beton terdiri dari 3 benda uji. Serat pada beton ini berkadar 1 % dari volume total beton. Serat yang digunakan adalah staples merk max no 10 dengan panjang 20 mm dan tebal 5 mm.
Dari pembebanan berulang ini maka akan didapatkan hubungan antara frekuensi, beban terhadap fungsi waktu pada setiap benda uji.
Setelah dilakukan percobaan dan setelah dilakukan perbandingan terhadap ke 4 jenis beton ini maka didapatkan hasil BTS runtuh di tinggi palu 8 cm, BS pada tinggi palu 11 cm, BPTS di ketinggian palu 17 cm, dan BPS di tinggi palu 19 cm. Retak yang terjadi pada semua balok adalah retak lentur

The use of high quality concrete has been a primary need on high building structures, bridges, and other civil engineering constructions. Observations and researches on the use of this concrete are still being done in order to discover the behaviour of the concrete and its affect on the strength of the concrete itself.
These constructions also suffered from forces; both internally and externally, due to repeated loading which is caused by changes on temperature, high wind force, or those caused by machine vibration.
Those repeated loading can cause two-way stress that leads to crack, in which it could generates an additional deflection and after a certain cycles can cause a significant fracture or building collapse.
For this research, a calculated notch is applied in the centre of the beam in order to give the beam an impair effect which later on will generates a crack exactly in the centre of the beam.
The main subject of this research is observing the affect of repeated loading on 4 types of concretes; which are concrete without fibre (BTS), concrete with fibre (BS), prestress without fibre (BPTS) dan prestress with fibre (BPS), where each types of concrete is represented by 3 trial objects. Fibre in these concretes is 1% to total volume of the concrete. In this case use fibre metal staples no.10 with length 20 mm and thick 5 mm.
From these repeated loading, a relation between frequency, stress and time function will occur on each trial object.
After undergoing a series of tests and comparison of all 4 trial object, a conclusion is drawn, which BTS failure at 8 cm, BS at 11 cm, BPTS at 17 cm and BPS at 19 cm. It is mean pre-stress concretes are more capable in suppressing burdens compared to conventional concrete.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Ikhsanshaleh
"Untuk memperoleh sistem penahan beban lateral yang efektif dan efisien dari sebuah struktur dinding geser berangkai, balok perangkai harus didesain daktail dengan perilaku histeresis yang stabil saat pembebanan siklik. Balok profil baja dapat digunakan sebagai balok perangkai yang didesain daktail terhadap beban geser dimana prilakunya mirip dengan link geser pada struktur rangka bresing eksentris.
Penelitian ini mengevaluasi perilaku inelastis dari balok perangkai baja yang digunakan pada struktur dinding geser berangkai beton bertulang. Struktur bangunan 10 lantai dengan dua dinding geser berbentuk C yang dirangkai dengan dinding geser berbentuk I dan dikelilingi oleh struktur portal beton bertulang dievaluasi dengan analisis statik nonlinier (pushover analysis).
Struktur beton bertulang didesain berdasarkan SNI 03-2847-2002, sedangkan prosedur dan parameter inelastis untuk analisis statik nonlinier diadopsi dari FEMA 356. Perilaku inelastis dari balok perangkai baja dimodelkan dengan sendi plastis momen dan geser yang didistribusikan di sepanjang bentang untuk mengevaluasi jenis dan perkembangan pembentukan sendi plastis. Hasil analisis statik nonlinier pushover menunjukkan bahwa sistem hibrid ini mempunyai daktilitas yang cukup tinggi. Semakin kaku balok perangkai baja yang digunakan, akan memberikan kinerja dan daktilitas struktur yang semakin meningkat dalam menahan beban gempa.

In order to achieve an effective and efficient lateral load-resisting system of couple wall structure, the coupling beam have to posse stable hysteretic response under cyclic loading. Steel coupling beam can be designed to provide satisfactory hysteretic behavior by yielding in shear, similar to behavior of a shearlink in eccentrically braced frame.
This research provides an evaluation of inelastic behavior of hybrid couple wall system, in which steel beams are used to couple reinforced concrete shearwall. The 10-story hybrid cople wall structure which steel coupling beam are used to couple reinforced concrete shearwall is analyzed using nonlinier static procedure or pushover analysis.
Detailing requirement of reinforce concrete structure was designed based on the SNI 03-2847-2002 and nonlinear static procedure and inelastic parameter adopted form FEMA 356. Hinge property that distributed along the span used to represent inelastic shear and moment behavior of steel coupling beam. From the result of pushover analysis hybrid couple wall provided good performance dan ductility.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50689
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfisyahrin
"Indonesia merupakan negara yang sering terjadi gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi Samudera Pasifik. Diperlukan solusi bangunan tahan gempa seperti bangunan SMRF Special Moment Resisting Frame yang memiliki daktilitas tinggi. Penelitian yang dilakukan menggunakan program Drain-2DX yang dimodelkan secara 2 dimensi dengan analisis pushover.
Bangunan menggunakan profil Wide Flange memiliki kekuatan dan daktilitas lebih besar dibandingkan dengan bangunan menggunakan profil Concrete Filled Steel Tube. Target sendi plastis mempengaruhi kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Sebaiknya bangunan dirancang target sendi plastis pada beam karena memiliki kekuatan dan kekakuan yang besar secara global dan memiliki daktilitas yang cukup pada bangunan struktur SMRF.

Indonesia is a frequent country of earthquakes and volcanic eruptions that surround the Pacific Ocean. Required earthquake resistant building solutions such as SMRF Special Moment Resisting Frame buildings that have high ductility. Research conducted using Drain 2DX program that is modeled in 2 dimension with pushover analysis.
Buildings using the Wide Flange profile have greater strength and ductility compared to buildings using Concrete Filled Steel Tube profiles. Preferably the building is designed to target plastic joints on the beam because it has great strength and stiffness globally and has sufficient ductility in the building of the SMRF structure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hansel Loshaless
"ABSTRAK
Pada perkembangan desain moderen, aspek arsitektural dari jembatan harus di ekspresikan dalam desain struktur. Rangka pada jembatan akan lebih menarik secara visual jika tidak memiliki rangka diagonal, sehingga jembatan dengan sistem balok menerus atau sitem rangka vierendeel merupakan pilihan yang tepat. Penelitian ini berfokus pada respon seismik dari struktur jembatan balok menerus dan jembatan vierendeel dengan memvariasikan kekakuan elastomeric rubber bearing, kekakuan pilar, panjang bentang jembatan, dan jenis pilar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sistem rangka vierendeel lebih efisien dibandingkan sistem balok menerus.

ABSTRACT
In the development of modern design, the architectural aspects of the bridge must be expressed in the design of the structure. The frame on the bridge will be more visually appealing if it does not have any diagonal frame, so a bridge with a continuous beam system or vierendeel system is the right choice. This study focuses on the seismic response of the continuous bridge beam structure and vierendeel bridge by varying elastomeric rubber bearing stiffness, pillar rigidity, the span of the bridge, and pillar type. The results showed that the vierendeel frame was more efficient than continuous beam system. "
2017
S68286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>