Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109712 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Kurniawan
"Terdapat beberapa jenis tanah di Indonesia, salah satunya merupakan tanah lempung lunak. Perbedaan tanah lempung lunak terletak pada kekuatan gesernya yang lebih rendah dan kompresibilitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanah lempung biasa. Oleh karena itu, sebelum digunakan sebagai pendukung konstruksi, perlu dilakukan penyelidikan mengenai karkteristik geser dan kompresibilitas dari tanah lunak tersebut sehingga dapat dicari tipe dan karakteristik pondasi yang tepat untuk proyek konstruksi yang akan dibangun pada tanah lunak tersebut. Untuk mengetahui nilai parameter kekuatan geser pada tanah biasa digunakan uji Triaksial (Triaxial Test). Namun uji triaksial yang selama ini dilakukan menggunakan benda uji berdimensi kecil. Dengan kondisi tersebut dikhawatirkan benda uji yang digunakan tidak dapat mencakup tanah lokasi yang diuji secara keseluruhan. Terutama jika lokasi tanah yang diuji memiliki tanah yang memiliki komposisi yang mengandung bahan organik. Oleh karena itu perlu digunakan benda uji yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Tanah yang digunakan merupakan sampel tanah undisturbed yang diambil dari Rorotan (Jakarta Utara), Kaliabang (Bekasi) dan Ujung Harapan (Bekasi). Percobaan yang dilakukan yaitu dengan kondisi Unconsolidated Undrained (tak terkonsolidasi tak terdrainasi). Hasil dari uji triaksial ini nantinya akan menggambarkan hubungan antara tegangan deviator dengan regangan dan diagram Mohr-Coulomb. Dari grafikgrafik tersebut, akan diperoleh nilai-nilai dari parameter kekuatan geser tanah.

There are some type of soil in Indonesia, one of them is soft clay. The characteristic of soft clay is equal with the regular clay. The differences is the shearing resistance oft soft clay is lower and the compressibility is higher than regular clay. Because of that, before soft clay is being used in construction, need a research about the shearing characteristic of soft clay so that can be found the right type and characteristic of foundation for construction. To find the shearing resistance of soil is commonly using the Triaxial test. But the commonly triaxial test is using small dimension of sample test. By those condition is concerned that the sample test not equal with the real condition. Especially if the soil have the organic compotition. Because of that need a bigger dimension of sample test to get more accuracy data in research. The sample test is undisturbed sample from Rorotan (Jakarta Utara), Kaliabang (Bekasi) dan Ujung Harapan (Bekasi). The test will be perform in Unconsolidated Undrained (tak terkonsolidasi tak terdrainasi) condition. The result of triaxial test will be defining the relation of deviator stress and strain from the sample test and Mohr-Coulomb diagram. From the graph, can be found the parameter value of shearing resistance from the soil."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Khuzaifah
"Indonesia mempunyai iklim dan kondisi tanah yang dapat dikatakan mendukung adanya wilayah yang digolongkan mempunyai tanah sulit. Tanah sulit disini diartikan sebagai tanah sangat lunak organik atau gambut dan tanah lunak yang berpotensi mengembang tinggi ( tanah ekspansif ). Makin mendesaknya kebutuhan akan lahan untuk permukiman di kota, mahalnya lahan dengan tanah stabil, dan berkembangnya wilayah permukiman di daerah terutama wilayah transmigran, membuat pemanfaatan wilayah ini tidak dapat dihindarkan.
Permasalahan yang timbul akibat pembebanan pada lapisan tanah lunak adalah kompresibilitas yang tinggi dan kekuatan geser yang rendah. Untuk mengetahui kekuatan geser dari tanah lempung lunak tersebut maka perlu dilakukan beberapa pengujian, dalam karya tulis ini uji yang dilakukan adalah uji geser sudu (Vane Shear Test) yang dilakukan di lapangan dan uji triaksial dengan dalam kondisi Unconsolidated Undrained yang dilakukan di laboratorium. Uji geser sudu (Vane Shear Test) dimaksudkan untuk menentukan kekuatan lempung jenuh sempurna dalam keadaan tidak terdrainasi, sedangkan uji triaksial dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sudut geser tanah dan nilai kohesi suatu tanah.

Indonesia has ground condition and climate which can be told to support region existence that is classified has difficult ground. Difficult ground is interpreted as very organic soft clay or peat and soft clay which have the high potency to expand (expansive clay). More and more insist on the farm requiremenl for settlement in town, its costly land with stable ground, and settlement regional expansion in area especially the transmigrant region, making this regional explosion cannot be obviated.
Problem which is arising out because of the effect of encumbering at] soft clay are high compressibility and low shear strength. To know shear strength from the soft clay, it requires to be conducted by some examination, in this final assignment the test which was taken were Vane Shear Test that was conducted in field and Triaxial Test under Unconsolidated Undrained condition that was conducted in the laboratorium. Vane Shear Test was intended to determine unsaturated clay strength in undrained condition, while triaxial test was conducted as a mean to know sheat angle and cohesion of the clay.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Undang Hernawan
"Wilayah muara Porong merupakan daerah yang mengalami sedimentasi tinggi. Sebaran sedimen pada muara dan perairan sekitarnya dipengaruhi oleh pasokan sedimen, batimetri dan kondisi hidrooseanografinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, sebaran dan karakterisasi mineral lempung di daerah muara Porong dan peraiaran sekitarnya serta menggambarkan pengaruh kondisi hidrooseanografi terhadap sebaran mineral lempung di daerah ini.
Metode penelitian adalah analisis deskriptif. Lokasi contoh sedimen yang diambil dari penelitian ini adalah sebanyak 39 titik. Analisis mineral lempung yang dilakukan adalah analisis XRD dan SEM-EDX. Analisis XRD sebanyak 17 lokasi contoh dan analisis SEM sebanyak 19 lokasi contoh. Analisis contoh dilakukan di laboratorium SEM-XRD kelompok sedimen KPRT Eksplorasi, PPPTMGB Lemigas Jakarta dan sebagian sampel dianalisis di Pusat Survey Geologi Bandung. Peralatan SEM-EDX yang digunakan adalah produksi dari JEOL dengan tipe JSM-6390LA dan peralatan XRD adalah produksi dari Rigaku Japan dengan program SmartLab XRD by Rigaku Japan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mineral lempung yang terdapat di daerah penelitian adalah smektit/montmorillonit, kaolinit dan illit. Konsentrasi tertinggi dari mineral lempung secara berturut-turut adalah smektit, kaolinit dan illit dengan persentasi masing-masing 56 - 98 %, 1 - 27 % dan 0 - 31 %. Smektit umumnya terbentuk dari material vulkanik dan dari perubahan kaolinit; kaolinit terbentuk dari feldspar; illit merupakan perubahan dari smektit dan kaolinit. Kondisi oseanografi mempengaruhi sebaran mineral lempung, terutama terlihat dari kandungan mineral yang ada di mulut dan depan sungai Porong yang hanya mengandung smektit dan kaolinit. Illit tidak terdapat pada lokasi ini, dimungkinan karena illit membutuhkan proses yang lebih lama dan kondisi hidrooseanografi, sedimentasi yang relatif lebih tenang untuk dapat menyerap potassium sehingga dapat merubah smektit dan kaolinit menjadi illit.

Porong estuary region is a high sedimentation area. The distribution of sediments in the estuary and surrounding water is influenced by the supply of sediments, bathymetry and hydrooceanographic condition. The study aimed to determine the type, distribution and characterization of clay minerals in Porong estuary and its surrounding water and describe the effect of hidrooceanographic conditions on the distribution of clay minerals in this area.
The research method is descriptive analysis. Location of sediment sampling taken for this study is 39 locations. Analysis of clay minerals is done through analysis of XRD and SEM-EDX method. 17 samples were analyzed by XRD method and 19 samples by SEM method. Analysis carried out in SEM-XRD Laboratory of sediment group, KPRT Eksplorasi Lemigas Jakarta and some samples analyzed at the laboratory of Central for Geological Survey Bandung. The type of SEM equipment used in this study is JEOL JSM-6390LA type and XRD Rigaku Japan with program of SmartLab XRD by Rigaku Japan.
The results of study showed that clay minerals contained in the study area are smectite, kaolinit and illite. The highest consentration repeteadly is smectite, kaolinit and illite, with consentrations percentage are 56 - 98 %, 1 - 27 % and 0 - 31 %. Smectite generally formed of quartz, kaolinite formed from feldspar and illite has possibility of a change of smectite and kaolinit. The oseanographic condition is affecting the distribution of clay minerals, especially seen from the clay minerals content in Porong river mouth and front of Porong river mouth. Clay minerals in this area consist of smectite and kaolinit. There is no illite in this location. This is possible due to condition that illite requires a longer process and relatively calm of oceanographic condition and sedimentation to be able to absorp potassium from sea water and change smectite and kaolinite into illite.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T45591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Eka Pratama
"Semakin berkembangnya zaman, membuat pembangunan infrastruktur harus dapat dilakukan di berbagai tempat, begitu pun pada tanah gambut. Akan tetapi, tanah gambut merupakan salah satu jenis tanah yang memiliki kekuatan yang buruk dan kurang baik sebagai dasar konstruksi sipil. Oleh karena itu, diperlukan sebuah usaha untuk stabilisasi atau meningkatkan daya dukung tanah gambut, yaitu pada penelitian ini akan dilakukan penambahan mikroorganisme selulolitik pada tanah gambut yang bertujuan untuk menguraikan atau mendekomposisi senyawa organik berupa serat dan selulosa menjadi senyawa anorganik yang lebih sederhana dan padat. Volume mikroorganisme yang ditambahkan adalah sebesar 10% dari volume tanah dalam wadah per tahap dari total 2 tahap injeksi dan masa fermentasi selama 65 hari. Pengujian kekuatan tanah yang dilakukan adalah uji triaksial Consolidated Undrained (CU) dan Unconsolidated Undrained (UU). Setelah dilakukan injeksi mikroorganisme dan fermentasi, didapatkan hasil peningkatan parameter kuat geser tanah gambut yaitu, nilai kohesi dan sudut geser.

As the time goes by, constructing infrastructure must be able to do in various places, even on the peat soil area. However, peat soil is a type of soil which have a low strength and not good enough as a base of civil construction. According to that condition, it takes an effort to stabilize or increase the bearing capacity of peat soil, this study will be use the addition of cellulolytic microorganisms in peat soil that aims to decompose the fiber and cellulose into solid and simpler organic compounds. Volume of microorganisms that are added is equal to 10% of the total volume of soil in the container per stage of total 2 stages and with fermentation period for 65 days. The soil strength test which was conducted in this experiment is Consolidated Undrained (CU) and Unconsolidated Undrained (UU) triaxial tests. After the injection of microorganisms and 65 days fermentation, the result showed an increasing in shear strength of peat soil parameters, the value of cohesion and friction angle."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cyra Noveilla Kuntara
"Peristiwa tanah longsor disebabkan oleh beberapa faktor seperti aktivitas manusia, pengaruh
geologi dan morfologi, namun salah satu mekanisme pemicu pada longsor adalah kandungan
lempung dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi dan distribusi
mineral lempung yang terdapat pada lokasi-lokasi terjadinya peristiwa tanah longsor
tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) pengambilan data lapangan
menggunakan disturb soil sampling; dan 2) analisis laboratorium XRD untuk mengetahui
komposisi dan distribusi mineral lempung. Dengan menganalisis hubungan tersebut, hasil penelitian ini berpotensi dijadikan parameter upaya pencegahan tanah longsor, pada lokasi lainnya dengan karakteristik yang sama. Harapannya, penelitian ini dapat membantu upaya pencegahan tanah longsor terutama bagi masyarakat di daerah rawan longsor.

Landslide events are caused by several factors such as human activities, geological and morphological influences, but one of the triggering mechanisms for landslides is the clay content in the soil. This study aims to analyze the composition and distribution of clay minerals found at the locations of the landslide events. The methods used in this research are: 1) field data collection using disturb soil sampling; and 2) XRD laboratory analysis to
determine the composition and distribution of clay minerals. By analyzing this relationship, the results of this study have the potential to be used as parameters for landslide prevention efforts, in other locations with the same characteristics. It is hoped that this research can help prevent landslides, especially for people in landslide-prone areas.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ajeng Alya Aulia Maharani
"Mineral lempung merupakan filosilikat aluminium hidrat yang berdasarkan struktur kristalnya dibagi menjadi 4 kelompok utama, yaitu kaolinit, smektit, illit, dan klorit. Masing-masing kelompok mineral ini memiliki properti fisika & kimia tertentu yang berpotensi mempengaruhi kegiatan eksplorasi & eksploitasi minyak & gas bumi, seperti potensi penyempitan lubang bor, pelebaran lubang bor, dan lainnya. Untuk menghindari potensi-potensi tersebut, penelitian ini dilakukan pada Lapangan X di Cekungan Kutai dengan memetakan distribusi dari mineral lempung. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah analisis petrofisika dan pemodelan 2D. Dari penelitian ini diketahui bahwa mineral lempung yang ditemukan pada daerah penelitian adalah kaolinit, illit, klorit, & smektit. Dengan mineral kaolinit dan illit ditemukan mendominasi. Kaolinit mendominasi pada kedalaman relatif dangkal (741.5-4032 feet kedalaman vertikal sesungguhnya), sementara illit mendominasi pada kedalaman relatif lebih dalam (4032-6626.3 feet kedalaman vertikal sesungguhnya). Selain itu, ditemukan juga terjadi pengurangan volume kaolinit dan penambahan volume illit seiring bertambahnya kedalaman. Diinterpretasi bahwa keberadaan mineral lempung ini dipengaruhi oleh ketersediaan mineral induk, temperatur, air pori, & lingkungan pengendapan. Dan, distribusinya dipengaruhi oleh batas sekuen & sesar-sesar.

Clay minerals are hydrous alumina phyllosilicates which based on their crystal structure divided into 4 major groups, that is kaolinite, smectite, illite, and chlorite. Each of these mineral groups has certain physical & chemical properties that have the potential to affect oil & gas exploration & exploitation activities, such as the potential of hole closure, hole enlargement, etc. To avoid this potentials, this research was conducted at Field X in the Kutai Basin by mapping the distribution of clay minerals. The methods used to achieve these goals are petrophysical analysis and 2D modeling. From this research it is known that the clay minerals found in the study area are kaolinite, illite, chlorite, and smectite. With the minerals kaolinite and illite found to dominate. Kaolinite dominates at relatively shallow depths (741.5-4032 feet true vertical depth), while illite dominates at relatively deeper depths (4032-6626.3 feet true vertical depth). In addition, it was also found that there was a decrease in the volume of kaolinite and an increase in the volume of illite with increasing depth. It is interpreted that the presence of this clay mineral is influenced by the availability of parent minerals, temperature, pore water, and the depositional environment. And, the distribution of these minerals is influenced by sequence boundary and faults."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julius Purnama Eka
"Tesis ini meneliti sintesa organoclay dengan menggunakan berbagai surfaktan,Alkyl Benzyl Dimethyl Ammonium Chloride, Ammonium Lauryl Sulfate, Sodium Dodecyl Sulfate. Clay atau yang lebih dikenal dengan lempung yang berasal dari Garut, Tasikmalaya, Cibadak, Jawa Timur, Kalimantan dan Cina. Sifatnya yang khas seperti mampu mengembang diantara ruang galerinya, mampu mengalami pertukaran kation dan bersifat hydrophilic sangat menarik untuk diteliti. Perubahan dari hydrophilic menjadi hydrophobic akan sangat berguna didalam penelitian bahan - bahan baru pada jenis bahan - bahan masa depan.

This thesis studies organoclay synthesized using various surfactant, Alkyl Benzyl Dimethyl Ammonium Chloride, Ammonium Lauryl Sulfate, Sodium Dodecyl Sulfate. Clay which is being known as "lempung" from Garut, Tasikmalaya, Cibadak, Jawa Timur, Kalimantan and China. Clay has swelling capability at inter gallery space, cation exchange ability and hydrophilic properties is very interesting to observe. Clay modification from hydrophilic into hydrophobic is very useful for materials research to discover future materials."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39873
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khaerunisa
"Kekuatan geser tanah lempung lunak pada umumnya rendah karena memiliki karakteristik indeks plastisitas yang tinggi, kompresibilitas tinggi, dan mudah terkonsolidasi. Oleh karena itu, daya dukung tanah lempung lunak tidak cukup untuk menahan struktur diatasnya. Metode stabilisasi tanah untuk meningkatkan daya dukung tanah dapat menggunakan kolom kapur. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan kolom kapur dilakukan pengujian dengan uji triaksial terkonsolidasi tak terdrainasi. Tanah lempung lunak dicetak menjadi contoh uji dengan proses pemadatan Standard proctor. Contoh uji hasil pencetakan dilubangi dan dimasukkan cairan kapur dengan rasio berat air terhadap berat kering kapur sebesar 0,43. Setelah dianalisis tanah lempung dengan kolom kapur meningkatkan kekuatan geser dan daya dukung tanah lempung lunak.

Shearing strength of soft clay is very low commonly because of its high plasticity index, its high compressibility, and simply consolidated. Because of that, bearing capacity of soft clay is not enough to support structure on soft clay. Soil stabilization method to improve bearing capacity can use lime column. To know the use of lime column can be done by consolidated-undrained triaxial test. Soft clay was made become test samples with Standard Proctor compaction method. And then, test samples are bored and entered liquid of lime with weight ratio of water to dry weight ratio of lime, its value is 0,43. After analyzed, soft clay with lime column can improve shearing strength and bearing capacity of soft clay."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Rio Endrayana
"Indonesia sebagai negara yang berkembang terus melakukan pembangunan fisik terutama di bidang infrastruktur. Namun Indonesia memiliki berbagai macam jenis tanah yang tidak selamanya dapat digunakan untuk bangunan konstruksi diantaranya adalah tanah lempung lunak yang memiliki nilai kuat geser tanah sangat rendah. Untuk itu perlu suatu perbaikan tanah salah satunya dengan perkuatan geotekstil-woven. Dalam perkembangannya pemberian lapisan geotekstil ini telah terbukti keberhasilannya di lapangan. Namun secara laboratorium sedikit sekali penelitian yang telah dilakukan yaitu dengan uji triaksial CU.
Penelitian yang dilakukan adalah mempelajari perilaku kuat geser contoh uji terhadap penambahan geotekstil-woven baik satu lapis maupun dua lapis pada rentang kadar air optimum. Contoh uji menggunakan tanah lempung lunak yang berasal dari daerah Ujung Harapan, Jakarta Utara. Teknik pemberian lapisan geotekstil pada contoh uji juga menjadi perhatian khusus pada penelitian ini dimana proses pencetakannya tidak melalui proses pemadatan melainkan proses penekanan langsung pada cetakan contoh uji dengan menjaga γdry yang sama antar contoh uji. Sebagai pembanding terhadap hasil dari triaksial CU dibuat juga pengujian unconfined.
Dari hasil penelitian diketahui terjadi peningkatan nilai kohesi dan sudut geser yang mengakibatkan peningkatan nilai kuat geser pada contoh uji akibat pemberian satu lapis geotekstil. Sedangkan dengan dua lapis geotekstil tidak berhasil memberikan kontribusi terhadap nilai kuat geser. Peningkatan nilai kuat geser yang dilakukan di laboratorium diharapkan dapat mendukung keberhasilan penggunaan geotekstil di lapangan.

Indonesia as a developing country continuously performs physical development particularly in the infrastructure sector. Nevertheless, Indonesia has various kind of soil that not always good for foundation of construction such as soft clay soil which has very low soil shear strength value. Consequently, soil reinforcement is needed; one of the methods is by using geotextile-woven strengthening. During its development, the application of this geotextile layer was successfully proven. However, still few researches done by using triaxial CU testing.
The research was performed by studying shear strength behavior of the sample to the addition of geotextile-woven either one layer or two at optimum water content range. The sample was soft clay soil, taken from Ujung Harapan region, North Jakarta. The technique of adding geotextile layer towards the sample was also emphasized in this research, in which the forming was not through compaction process but direct pressing process to the sample by keeping equal &gmma;dry among the samples. As a comparison to the CU triaxial result, unconfined testing was performed as well.
From the result of this research can be identified that there is an increase of cohesion value and shear angle, resulting on higher shear strength value of the sample, as a consequence of addition of one layer geotextile. Meanwhile, addition of two layers geotextile gives no contribution towards shear strength value. The increase of shear strength value as a result from this experimental works will support the implementation of using geotextile in the field.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35283
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Kurniawan
"Mineral liat seperti montmoriilonit, sauconit, dan saponit merupakan
mineral yang meiimpah dan telah banyak diteliti. Di alam mineral tersebut
terkandung dalam bentonit, bahkan sekitar 80% komposisi bentonit
didominasi oleh montmoriilonit, sisanya berupa sauconit, saponit, dan Iainlain.
Bentonit (montmoriilonit) terdiri dari lapisan-lapisan T-G-T, (Tetrahedral-
Gktahedral-Tetrahedral). Antar lapisan terdapat ruang antar kisi yang dapat
mengembang (swelling) ketika terisi cairan (umumnya berisi air). ). Secara
alamiah terjadi ion exchange dari dan ke ruang antar lapisan dengan
lingkungannya.
Pilarisasi berarti menempatkan substansi tertentu baik berupa logam,
senyawaan organic, polioksokation dan lain sebagainya pada ruang antar kisi
yang akan menyangga ruang tersebut. Pemilihan perkursor tergantung ,
kebutuhan dan kegunaan fungsional dari bentonit tersebut nantinya Reaksi-reaksi esterifikasi umumnya menggunakan katalis cair, seperti
H2S04dan lain sebagainya. Katalisi] cair ini tidak dapat digunakan untuk
reaksi-reaksi esterifikasi yang menggunakan alkohol-aikohDl sakarida
(sorbitol) sebagai reaktan. Hal ini karena asam sulfat akan mengoksidasi -
OH pada gugus-gugus sakarida tersebut, mengubah sakarida menjadi
karamel, oleh sebab itu dibutuhkan katalis lain yang memiliki sifat asam,
mampu mempercepat reaksi, tetapi tidak "merusak" reaktan. Katalis padat
secara teoritis menjawab tuntutan itu. Katalis-katalis seperti bentonit dan
zeolit memiliki sisi aktif asam yang cukup baik dan telah b&nyak
dikembangkan untuk keperluan industri yang menggunakan bahan
hidrokarbon, baik sebagai pengelantang, katalis hidrogenasi, perengkah
minyak dan Iain-Iain."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>