Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Idiajir
"Material merupakan salah satu elemen terpenting dalam dunia konstruksi. khususnya untuk dunia konstruksi beton. Kerusakan yang terjadi pada struktur beton dapat disebabkan oleh banyak hal, secara umum faktor penyebab kerusakan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: pengaruh fisika, mekanika, dan kimia. Kerusakan beton akibat pengaruh kimia merupakan hal yang sangat sulit untuk diperbaiki dan dihindari. Contoh kerusakan akibat pengaruh kimia adalah korosi beton akibat air laut dan akibat limbah dari pabrik. Oleh karena itu dibutuhkan metode dan material baru dalam mengantisipasi kerusakan beton akibat pengaruh kimia tersebut. Salah satu metode yang dalam mengantisipasi pengaruh kimia tersebut adalah dengan melindungi permukaan beton (protective coating). Material yang dianggap mampu melindungi permukaan beton dari pengaruh kimia khususnya zat asam adalah geopolimer. Geopolimer terdiri dari bahan prekursor dan aktivator yang melalui proses polimerisasi. Material geopolimer dalam penelitian ini menggunakan bahan dasar kaolin. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kekuatan geopolimer sebagai lapisan pelindung beton dan pengaruhnya terhadap kekuatan beton. Metode yang digunakan adalah metode konvensional yaitu pencetakan. Parameter yang akan diteliti adalah kuat tekan, permeabilitas dan ketahanan asam material beton dengan geopolimer sebagai lapisan pelindungnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kekuatan beton terhadap bahan perusak yaitu asam, dan pengaruhnya jika diberi lapisan pelindung dengan material geopolimer.

Material is one of the important elements in the world of construction, especially in concrete construction. The fail of concrete structure is can be determined by a lots of factor, the fail of concrete structures can be determined into three factors, that is physics, mechanics and chemical. The fail of concrete structure because of chemical influences is the hardest way to ignore or to fix it. For example the fail of concrete structure because of chemical influences is concrete corrosion or abrasion because of sea water and raw waste from the industry. That is way we need a new method and new material to anticipate the failing of concrete structures. One of the method to anticipate the acid attack is protective coatings. The material that assumed can covering the surface of the concrete from acid attack is geopolymer. Geopolymer is consists of precursor and activator through polymeritation. Geopolymer material base used in this research are caoline. The goal of this research is to analyse the strength of geopolymer as protective coatings of the concrete and the influences for its compressive strength. The method we use is conventional method that is moulding. Parameters to be research are compressive strength and acid resistance ability of geopolymer as protective coatings. Hopefully this research we shall know and describe the concrete strength of acid resistance ability and the influences of giving geopolymer as protective coating for the concrete.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Agustinus Hartanto
"Semua bangunan di dunia ini memakai beton, ini disebabkan karena beton sangatlah mudah didapat, murah dan kuat. Namun timbul masalah disebabkan bahan pembuat beton yaitu semen. Semen dibuat dengan melalui banyak proses dan ini menghasilkan gas karbon dioksida yang dapat membuat bumi kita ini seperti dalam efek rumah kaca. Hal ini mengakibatkan diperlukan cara untuk menggantikan peran semen ini. Salah satunya dengan menggunakan beton geopolimer. Penyusun beton geopolimer ini salah satunya adalah fly ash. Selain itu marak masalah penggunaan limbah beton, karena selama ini kurang bisa dimanfaatkan. Sebaiknya bisa dibuat kembali untuk membangun bagian struktural lagi. Parameter yang akan diuji adalah kuat tekan, kuat tarik, dan kuat tarik lentur. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa kuat tekannya sebesar 45 Mpa dengan kuat tekan yang hanya sebesar 4,56 Mpa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanny Dharma Putra
"Dalam proses produksi Semen Portland dihasilkan CO2 sebagai hasil buangan, dimana produksi 1 ton semen secara langsung menghasilkan 0,55 ton CO2 dan membutuhkan pembakaran bahan bakar karbon untuk melepaskan 0,4 ton CO2. Pada tahun 1987, 1 miliar ton produksi semen juga terhitung terlepasnya 1 miliar ton CO2. Menurut International Energy Authority: World Energy Outlook, jumlah karbon dioksida yang dihasilkan tahun 1995 adalah 23,8 miliar ton. Angka itu menunjukkan produksi semen portland menyumbang tujuh persen dari keseluruhan karbon dioksida yang dihasilkan berbagai sumber. Tampaknya proporsi ini akan terus bertahan atau bahkan meningkat sesuai dengan peningkatan produksi semen kalau tidak ada perubahan berarti dalam teknologi produksi semen atau didapatkan bahan pengganti semen.
Pada tahun 2010, diperkirakan total produksi semen di dunia mencapai angka 2,2 miliar ton. Geopolimer dikatakan ramah lingkungan, karena selain dapat menggunakan bahan-bahan buangan industri, proses pembuatan beton geopolimer tidak terlalu memerlukan energi, seperti halnya proses pembuatan semen yang setidaknya memerlukan suhu hingga 800 derajat Celsius. Dengan pemanasan lebih kurang 60 derajat Celsius selama satu hari penuh sudah dapat dihasilkan beton yang berkekuatan tinggi. Karenanya, pembuatan beton geopolimer mampu menurunkan emisi gas rumah kaca yang diakibatkan oleh proses produksi semen hingga tinggal 20 persen saja.
Dari Penelitian Sebelumnya, disebutkan bahwa beton geopolimer berbahan dasar Bottom Ash dari sisa pembakaran batubara memiliki karakteristik yang unik dimana kuat tarik beton ini sekitar dua kali dari kuat tekannya. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai analisis penampang balok beton geopolimer; diagram tegangan-regangan beton geopolimer dan aplikasinya pada struktur sederhana untuk menguji apakah properties yang diinginkan dari beton geopolimer benar-benar bekerja dan dapat digunakan sebagai struktur, sehingga keuntungan dan kerugian dari penggunaan beton geopolimer sebagai material struktural dapat diketahui.

In the process of Portland Cement production, it also produces CO2 as waste, where a production of 1 ton cement directly produces 0,55 ton CO2 and need to burn Carbon to release 0,4 ton CO2. In the year 1987, 1 milion tons production of cement was too calculated as release of 1 milion ton CO2. According to International Energy Authority: World Energy Outlook, the numbers of Carbon Dioxyde produced in year 1995 was 23,8 milion tons. This number shows that the production of Portland Cement donate seven percent fron entire Carbon dioxyde that produced from many sources. It's seems that this proportion will be continue stays or even worsened, as the raising of cement's productions, if there is no significant change in cement producting technology or a brand new cement subtitude found.
In 2010, it was predicted that the total production of world's cement will arrive at 2,2 milions tons. Geopolymer was said to be eco-friendly as it can use waste materials from other industry. Meanwhile, the process of making geopolymer concrete don't need many energy, like the process of cement's making that at least need a temperature 800 degree of Celsius. With a warming conditioning at 60 degree Celsius in a single full-day, it's alredy produced a high strength concrete. Thats why, the making of geopolymer concrete will reduces tht green house gas emision whose caused by the process of cement production to be at 20 percent or less.
From the research before, it was told that geopolymer concrete with coal by product, bottom ash, has a unique characteristic where it's tenstile strength is at double of it compression strength. In this writings it will be studied about section analysis of flexure beam, the stress-strain diagram of geopolymer concrete and it's application in a simple structure as simple beam, to determine which is the properties of the geopolymer concrete that we want it to are really works out and can be used as struktural material, an then the advantages and disadvantages of geopolymer concrete as a structural material will be known.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqi Tresadhi
"Perkembangan teknologi selalu erat hubungarmya dengan pemanfaatan energ:t yang ada, baik dalam industri maupun aplikasi peralatan untuk rumah tangga. Pemanfaatan energi untuk optimasi energi yang dimaksud adalah pengontrolan energi terhadap suatu kebutuhan misalnya untuk pengawetan makanan, pemeliharaan gedung, penyimpanan batubara dan lain sebagainya. Untuk mengetahui penggunaan energi yang tepat untuk kasus diatas perlu di ketahui pula dasar perpindahan energi dan karakteristik termal dari material - material yang dipergunakan malca dibuatlah alat ukur konduktivitas kalor dengan metode line-source technique yang dirancang untuk mengukur konduktivitas kalor material granular. Alat ukur ini terdiri dari tabung tembaga sebagai container yang di isolasi dengan aluminium sebagai metal base dan polyurethan,glass woll,dan polyoxy methilene pada bagian dalam aluminium. Pada tengah container di beri sumber pemanas berupa heater. Hasil rancang bangun alat ukur konduktivitas kalor tersebut di validasi dengan mengukur konduktivitas kalor pasir kwarsa dan semen dan di dapat 0.326 W/m°C untuk pasir kwarsa kering dan 0.24 W/m°C untuk semen. Selisih perbedaan nilai basil uji dengan referensi acuan berkisar 0.004 W/m°C sampai 0.05 W/m°C.

The technology development is always related with the existing energy efficiency, for both industry and personal usage. The efficiency of energy mentioned is the energy controlling in daily needs such as in the food preservativ~ building maintenance, coal storage etc. For knowing the exact energy that is needed in those cases, we should know also the based heat transfer and the thermal characteristic from the material used. Therefore, we made the thermal conductivity measurement device by using the line source technique method, which is designed especially for measuring the thermal conductivity within granular material. This instrument is made from cooper tube as the container. which is being isolated by aluminum as metal base and Polyurethane, glass wool, and polyoxy methyJene inside the alwninum. Then, we put a heater in the middle of container The design of this thermal conductivity instrument is being validated by measuring the thermal conductivity of quartz sand and cement. And the result of this measuring is 0.326 W/m"C for quartz sand and 0.24 W/m"C for cement. The differences between the test-result and the reference are around 0.004 W/m°C until 0.05W/m"C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S36211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngadenan
"Krisis ekonomi tahun 1997 membawa perubahan yang mendasar dalam tata niaga semen dalam negeri. Pemerintah melalui Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan surat nomor 48/MPP/1/1998 tanggal 21 Januari 1998 mencabut peraturan tetang tata niaga semen di dalam negeri. Pemerintah juga mengesahkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tanggal 5 Maret 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Konsekuensi dari diambilnya kebijakan tersebut adalah pernerintah menyerahkan tata niaga perdagangan semen dalam negeri kepada proses mekanisme pasar. Pemerintah tidak lagi menetapkan harga semen dengan mekanisme HPS (Harga Patokan Setempat) yang selama ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis: (1) terjadinya perubahan struktur dalam industri semen dalam negeri, dan (2) terjadinya Perubahan conduct dalam industri semen dalam negeri akibat berakhirnya tata niaga tersebut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder periode 1995-2004. Analisis dilakukan secara diskriptis dengan menggunakan pendekatan Structure, Conduct and Performent Analysis untuk mengetahui adanya perubahan struktur dan conduct perusahaan dalam industri semen di Indonesia. Pengujian perubahan struktur dengan menguji perubahan jumlah perusahaan, konsentrasi rasio, indek herfindalh dan indeks lerner dalam industri semen. Dalam pasar yang kompetitif akan ditunjukkan dengan jumlah pelakunya akan semakin banyak, rasio konsentrasi, indeks herfindalh dan indeks lerner yang semakin mengecil.
Sedangkan pengujian perubahan perilaku (conduct) dengan rnenguji terjadinya prektek limit price dan leadership price dalam industri semen. Pasar yang kompetitif akan ditunjukan dengan terjadinya praktek limit price atau leadership price yang bersaing dalam industri semen, sebaliknya pelaku pasar yang monopolis akan ditunjukan dengan praktek leadership yang kolusif.
Berakhirnya kebijakan tata niaga semen tidak mengakibatkan terjadinya perubahan struktur pasar dalam industri semen tetapi berakhirnya kebijakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku (conduct) perusahaan dalam industri semen. Perilaku perusahaan berubah dari perilaku oligopoli kolusif menjadi perilaku oligopoli yang bersaing. Perubahan tersebut di dukung dengan perubahan indeks lerner dan rasio keuntungan yang menunjukan penurunan dari tahun ke tahun selama periode penelitian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Mira Christiani
"Saat ini banyak sekali bangunan yang menggunakan gypsum sebagai salah satu komponen bahan bangunan. Penggunaannya sebagai bahan bangunan cukup diakui. terutama karena selain memiliki nilai fungsional juga estetis. Penggunaannya dalam bangunan banyak ditemui pada langit-langit maupun ornament cetakan yang terdapat pada langit-langit Gipsum merupakan mineral yang ditemukan dalam bentuk sedimentasi batu-batuan. Hingga kini pengembangan terhadap gipsum semakin ditingkatkan. Pada· masa kekaisaran Romawi, gipsum dlgunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan akan bahan bangunan yang memiliki sifat aman dan tahan api. Memang salah satu keunggulan material ini ialah kemampuan dalam tahan api sehingga pemakaiannya sebagaielemen dari suatu bangunan tidak disangkal lagi. Salah satu produk jadi dari gypsum adalah gypsum board yang dikenal sebagai drywall. wallboard, plasterboard. atau sheetrock. Gypsum board diproduksi dan bahan dasar bubuk gipsum yang kemudian dibungkus dengan kertas penguat di bagian depan dan belakang lembaran papan. Selain tahan api, pamilihan gypsum board juga di karenakan alasan ekonomis, yaitu lebih murah. Dibalik kesan tampilannya yang sederhana terdapat performance yang utama, daya tahan dan permukaan yang sungguh-sungguh rata. Namun sebenarnya apakah..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Setia Romadhon
"Dalam pengendalian proyek ada enam jenis pengendalian yang terdiri atas pengendalian material, peralatan, tenaga kerja, subkontraktor, overhead dan kondisi umum. Biaya material merupakan salah satu elemen yang memberikan kontribusi sangat besar dalam biaya proyek konstruksi. Tesis ini mengkaji dampak negatif signifikan yang penyebabkan terjadinya penyimpangan pada biaya material. Dalam penelitian ini terdapat 32 sampel yang terdiri dari 170 variabel bebas dampak negatif penyimpangan dan 1 variabel terikat kinerja biya material.
Penelitian ini melakukan analisis secara bertahap dari analisis tingkat resiko dilanjutkan dengan analisis model dan simulasi dari data yang memiliki tingkat resiko signifikan untuk masing-masing indikator cost overrun dan kombinasinya. Berdasarkan analisis tingkat resiko dengan matrik kualitatif diperoleh 26 dampak negatif yang memiliki tingkat resiko signifikan. Dari hasil model dan simulasi untuk masing masing indikator cost overrun diperoleh kesimpulan bahwa dampak penyimpangan yang signifikan akan mengakibatkan terjadinya cost overrun pada kinerja biaya material dengan probabilitas tinggi. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T6537
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Difi Nuary Nugroho
"Implementasi Kebijakan Zero Over Dimension Overload (O.D.O.L) ini terhadap pabrik semen di Citeureup ini akan berdampak kepada lamanya waktu pelayanan yang akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah truk yang masuk kedalam Pabrik Semen. Kondisi pengisian semen curah pada pabrik Citeureup ini sebelum penerapan regulasi Zero ODOL, terdiri dari 3 jenis truk yaitu jenis tronton dengan kapasitas 20 dan 35-ton dan truk trailer dengan kapasitas 60 ton, namun setelah penerapan regulasi menjadi seperti data grafik diatas. Hal ini menyebabkan jumlah truk menjadi 2,5 kali lipat. Laporan praktik keinsinyuran ini menganalisis dengan pendekatan aspek teknis, profesionalisme, kode etik dan K3L dalam rekayasa pemasangan jembatan timbang untuk pengendalian dalam pengisian semen curah dalam pemenuhan regulasi Zero Over Dimension Overload pada pabrik semen di Citeureup, Jawa Barat.

The implementation of the Zero Over Dimension Overload (O.D.O.L) Policy for the cement factory in Citeureup will have an impact on the length of service time which will increase in line with the increasing number of trucks entering the Cement Factory. The conditions for filling bulk cement at the Citeureup factory before the implementation of the Zero ODOL regulation consisted of 3 types of trucks, namely 20 and 35-ton tronton trucks and 60-ton capacity trailer trucks, but after the implementation of the regulations it became like the graphic data above. This causes the number of trucks to be 2.5 times. This engineering practice report analyzes the approach to technical aspects, professionalism, code of ethics and K3L in engineering the installation of weigh bridges for control in bulk cement filling in compliance with Zero Over Dimension Overload regulations at cement factories in Citeureup, West Java."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rama Aditya Syarif
"Terak nikel, yang merupakan sisa dari proses smelting nikel, selama ini hanya menjadi limbah yang tidak terpakai. Setiap satu ton produksi nikel dihasilkan 6-16 ton terak. Padahal, terak nikel memiliki potensi nilai tambah yang jauh lebih besar jika digunakan sebagai bahan baku pembuatan geopolimer. Geopolimer, yang dapat digunakan sebagai material pengganti semen, memiliki beberapa kelebihan, seperti lebih cepat keras dan ramah lingkungan. Untuk penerapan di lapangan salah satunya dijadikan beton, diperlukan rancang campuran beton geopolimer sesuai dengan target kekuatan tekan yang diinginkan. Jika mengacu pada rancang campuran beton standar (K225 & K400), hasil beton geopolimer tidak mencapai kekuatan minimum yang ditargetkan. Ini disebabkan oleh penambahan air yang mengacu pada rancang campuran beton standar akan membuat kuat tekan dari beton geopolimer menjadi sangat buruk. Pembuatan rancang campuran beton geopolimer dengan penggunaan air seminimum mungkin dan jumlah aktivator.

Nickel slag, a by-product from nickel smelting process, has been considered as waste 6-16 tonnes of slag is produced for every tonne of nickel from the nickel smelting process. Whereas, nickel slag is a material with high potential if used as a geopolymer raw material. Geopolymer can be used as a substitute of cement which has several advantages, such as its ability to solidify faster and its eco-friendliness. A mix design of geopolymer concrete is needed to produce a geopolymer with desired compressive strength. Referring to the standard of the mix design of concrete (K225 & K400), the geopolymer concrete produced is yet to reach the minimum compressive strength desired. The addition of water, which is refers to the standard of mix design of concrete, is known to be the cause of the geopolymer concretes compressive strength low value. A mix design of geopolymer concrete with a very minimum use of water and an optimum amount of activator produced a geopolymer concrete with a compressive strength value above the standard of K400."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fajar Hermansyah
"Akhir-akhir ini, industri semen dan beton semakin sering disorot, khususnya oleh para pecinta lingkungan. Ini disebabkan emisi karbon dioksida, komponen terbesar gas rumah kaca, yang dihasilkan dari proses kalsinasi kapur dan pembakaran batu bara. Isu lingkungan ini tampaknya akan memainkan peran penting dalam kaitan dengan isu pembangunan berkelanjutan di masa mendatang. Hal ini menuntut para ilmuwan dan engineer untuk mencari cara untuk mengurangi emisi karbon dioksida, misalnya dengan mengurangi penggunaan semen dalam konstruksi.
Perkembangan mutakhir yang menjanjikan saat ini adalah penggunaan abu terbang sepenuhnya sebagai pengganti semen portland lewat proses yang disebut polimerisasi anorganik (geopolimer). Kegunaan abu terbang pada sejumlah proyek infrastruktur selain lebih ramah lingkungan, mengurangi jumlah energi yang diperlukan karena berkurangnya pemakaian semen portland, lebih awet dan lebih murah, bahan ini juga tetap menunjukkan perilaku mekanik memuaskan.
Dalam penelitian ini material geopolimer menggunakan bahan dasar abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash) sebagai pengganti agregat halus, dimana bahan-bahan tersebut diklasifikasikan sebagai limbah B3 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.18 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 85 Tahun 1999.

Recently, industry cement and concrete progressively is often floodlighted, specially by environmental community. This is caused by carbon dioxide emission, biggest component of glasshouse gas, is yielded of process tilery calsinasion and coal combastion. This environmental issue seems will play important role in relation to issue development of have continuation in period to come. This matter claim man of sciences and engineer to look for the way to lessen the carbon dioxide emission, for example by lessening usage of cement in construction.
Recent growth which promise in this time is usage of fly ash fully in the place of cement portland pass the process of so-called inorganic polymerize (geopolymer). Usefulness of fly ash at a number of infrastructure projects besides friendlier environment, lessen the amount energy needed because decreasing of usage of cement portland, more cheaper and durabel, this materials also fixed show behavior of mechanic characteristic.
In this research, geopolymer material use the elementary materials fly ash and bottom ash in the place of smooth aggregate, where the materials is classified as waste B3 pursuant to PP No.18 1999 and PP No. 85 1999.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35793
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>