Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gunawan
"Salah satu permasalahan penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi, tetapi kurang mendapat perhatian adalah masalah limbah konstruksi. Yang dimaksud dengan limbah konstruksi adalah hasil buangan yang dihasilkan dari rangkaian kegiatan konstruksi rumah, gedung, dam, jalan, jembatan, dan struktur lainnya. Limbah konstruksi dapat berupa material seperti kayu, logam, kabel, kaleng, beton, gypsum, dan lainnya. Pengelolaan limbah konstruksi memerlukan suatu manajemen yang dinamakan menejemen limbah konstruksi. Manajemen limbah konstruksi dapat diartikan sebagai suatu proses penggunaan sumber daya yang ada secara efektif untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari rangkaian kegiatan konstruksi. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan skripsi ini adalah untuk mengetahui penerapan manajemen limbah konstruksi baik dalam kegiatan penyimpanan, kegiatan penanganan dan distribusi, reuse dan recycling, serta disposal dalam sebuah multiple project. Terutama dalam hal manajemen materialnya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus : yaitu pada kontraktor swasta yang bekerja di bidang pembangunan rumah pribadi dan bangunan setipe rumah lainnya, yang bemama PT Civil Work Craft. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah kontraktor telah melakukan manajemen yang cukup baik (dan bisa dijadikan contoh bagi kontrktor skala kecil lain) dalam kegiatan penyimpanan, kegiatan penanganan dan distribusi, manajemen lokasi, penerapan reuse dan manajemen dalam pembuangan (disposal).

Construction waste is one of many important issues in implementation of construction project; unfortunately, it does not catch a lot of attention. By definition, construction waste is excess materials that produce by series of construction activities such as houses, high-rise buildings, dam, streets, bridges, and other structures buildings. Construction wastes include material stuffs like woods, metals, cables, cans, concretes, gypsum, and many others. Construction wastes treatment needs a management that called construction wastes management. Construction wastes management definition is a process of using all kind of sources in an effective way to treat the waste that produced by series of construction activities. The goal of this paper is to investigate the implementation of construction wastes management in storage activity, handling and distribution activity, reuse and recycling, and disposal in a multiple projects. Especially in their material management. Investigate method that chosen is study case at private cotractor that works in private houses projects and other typical house projects. Data collection done by interviews and observations. The result is the contractor has done a quite good management (can be as an example for other small contractors) in storage activity, handling and distribution activity, reuse, and disposal activity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Maidina
"Konsumsi energi di negara tropis menghabiskan sebesar 45%-70% untuk sistem tata udara, sistem tata cahaya 10%-20%, lift dan escalator 2%-7%, dan alat-alat kantor serta elektronik sebesar 2%-10% (kompas.com, 24 Maret 2011). Besarnya beban energi tata udara berasal dari beban internal yaitu beban yang ditimbulkan oleh lampu, penghuni serta peralatan lain dan juga beban eksternal yaitu panas yang masuk dalam bangunan yang diakibatkan oleh radiasi matahari, konduksi dan ventilasi melalui selubung bangunan(Sandra Loekita,2007). Dengan melakukan pendekatan Value Engineering dan The Lagrangian didapatkan hasil optimasi biaya adalah dengan menggunakan material insulasi polyurethane foam dengan WWR 0.64, double glass dan plafon softboard (Acoustic) dengan efisiensi konsumsi energi sebesar 52%.

Energy consumption in tropical countries are 45% -70% driven by the HVAC system, 10% -20% for ighting system, 2% -7% for lift and escalator, and 2% -10% for office equipment and electronics (kompas.com, 24 Maret 2011). The amount of energy load of HVAC coming from the internal load such as lights, occupants and other equipment, as well as the external heat load in the building such as solar radiation, conduction and ventilation through the building envelope(Sandra Loekita,2007). With Value Engineering and the Lagrangian approaches, the cost optimization are obtained. The approaches use polyurethane foam insulation material with 0.64 WWR, double glassing system and ceiling softboard (Acoustic) with energy consumption efficiency by 52%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ingkondo Damaiyanto
"Dunia konstruksi mengkonsumsi sumber daya alam dalam jumlah yang sangat besar. Sebuah bangunan disusun atas berbagai materi yang diperoleh dari alam. Dalam daur hidupnya materi dari alam diolah dengan berbagai proses sampai kepada bentuk akhir yang dapat diaplikasikan dalam konstruksi. Proses tersebut membutuhkan energi dan tentunya kebanyakan sumber energi yang digunakan manusia pada saat ini adalah berasal dari materi alam juga. Pada akhirnya dapat diketahui bahwa dunia konstruksi mengkonsumsi sumber daya alam lebih dari apa yang terlihat dan yang biasa terbayangkan.
Jumlah konsumsi sumber daya alam yang sangat besar akan membawa dampak yang besar terhadap lingkungan, dan perubahan pada lingkungan akan membawa dampak pula pada kualitas kehidupan manusia. Pemahaman tentang hubungan keterkaitan ini sangat penting untuk disadari dalam upaya mempertahankan kualitas lingkungan hidup yang baik.
Dalam upaya mempertahankan keberlanjutan kualitas lingkungan hidup tersebut, daur ulang menjadi salah satu strategi yang relevan. Dengan daur ulang diharapkan sumber daya materi yang diambil dari alam dapat dikonsumsi dan dimanfaatkan secara optimal, sehingga dengan jumlah sumber daya alam yang kecil dapat diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

The world of construction consume a very large amount of natural resources. A building consist of various matter which taken from the living environment. Matter, in its life cycle, processed through various way in order to create construction applicable materials. The process need energy and most of energy sources we have nowadays come from processed matter. In the end the world of construction consume the natural resources even more, more than it seems to be and far away beyond the imaginable.
The large amount of natural resources consumption will cause a great effect on the environment, changing the environment which will also affect the quality of human life. The understanding of this interdependent relationship needs critical awareness in order to sustain the quality of living environment.
In the effort to sustain the quality of living environment, recycle become one of strategy which highly relevant. By recycling, exploited natural resources could be consume and applied in its optimal potential, therefore minimum amount of natural resources would produce maximum use
."
2008
S48442
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puji Lestari
"ABSTRAK
Green building adalah konsep bangunan ramah lingkungan yang merupakan salah satu bentuk respon dunia mengenai kondisi lingkungan saat ini. Meskipun demikian, masih banyak anggapan bahwa konsep bangunan ramah lingkungan ini mahal sehingga masih sedikit owner yang menerapkan konsep ini pada bangunan mereka. Pada penelitian ini dilakukan studi value engineering (VE) untuk mendapatkan biaya yang optimal pada bangun green building. VE pada penelitian ini dilakukan pada system pengkondisian udara dengan fokus penelitian adalah pada pemilihan refrigerant ramah lingkungan untuk menggantikan refrigerant r134a yang tidak ramah lingkungan karena dapat menyebabkan pemanasan global. Hasil dari penelitian adalah sistem pengkondisian udara yang lebih ramah lingkungan dan efisien terhadap biaya.

ABSTRACT
Green building is the concept of environmentally friendly building, which is one form of response the world about the current enviromental conditions. Nevertheless, there are many assuming that enviromentally friendly building concept is still expensive so only many owners who apply this concept in their building. In this study, Value Engineering (VE) was used to obtain the optimal cost for green building. VE in this study was conducted on air conditioning system. Focus in this reasearch is the selection of environmentally friendly rerigerants to replace refrigerant R134a which less sustainable for environment because it can cause global warming. The result are air conditioning system that enviromentally friendly and efficient of cost."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S875
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Brigitta Vimala Dewi
"Seiring dengan perkembangan zaman dimana kebutuhan manusia semakin meningkat dan semakin kompleks, teknologi merambat ke semua bidang ilmu pengetahuan, termasuk arsitektur. Ironisnya, kemajuan teknologi justru seperti menarik manusia menjadi semakin jauh dari alam, seperti apa yang terjadi pada masa Revolusi Industri, dimana semua terlihat sama dan diproduksi secara massal, semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia tidak lagi memikirkan cara agar dapat hidup harmonis dengan alam seperti yang dilakukan oleh para leluhur mereka dahulu. Arsitektur dapat menjadi salah satu wadah yang memfasilitasi manusia agar dapat kembali dekat dengan alam, yang seringkali dilakukan oleh para arsitek dengan cara mengambil bentuk atau material yang ada di alam. Inilah asal mula munculnya gagasan tentang arsitektur organik. Terdapat berbagai unsur yang dapat membuat arsitektur disebut sebagai arsitektur organik, dimana unsur yang dominan adalah bentuk dan material yang organik. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pergeseran dominansi unsur dalam arsitektur organik.

Throughout the progress of time where human needs are increasing and becoming more complex, technology propagates all field of knowledge, including architecture. Ironically, technological development seems to pull humans further from nature, just like what happened during the Industrial Revolution, which all objects looked the same and were mass produced, for the sole purpose of fulfilling human needs. People have no longer thought about ways to live in harmony with nature as their ancestors did. Architecture can become the vessel that facilitates people to return to nature, by taking the form of objects that are found in nature or using materials that are also found in nature. This is how the idea of organic architecture originated. There are various elements that can make an architecture to be referred as organic architecture, where the dominant elements are organic form and organic material. However, throughtout the progress of time, there is a shift in elemental dominance in organic architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiza Dini Hanifah
"ABSTRACT
Plastik merupakan sebuah benda sekaligus material yang dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan seharihari. Pada umumnya plastik hanya digunakan untuk fungsi yang tidak lama, namun sejatinya plastik memiliki jangka waktu hidup yang cukup panjang. Plastik dapat menjadi permasalahan lingkungan jika setelah selesai masa pemakaian tidak ditangani dengan bijak karena karakteristik plastik yang cenderung sulit dicerna kembali oleh bumi. Maka recycle dihadirkan sebagai salah satu cara yang dapat memberi plastik bekas pakai kesempatan hidup kedua. Recycle dapat mengalami downcycle; yaitu terjadinya penurunan nilai suatu benda atau material setelah dilakukan recycle, atau upcycle; yaitu adanya kenaikan nilai suatu benda atau material setelah dilakukan recycle. Salah satu upaya untuk membuat recycle plastik menjadi upcycle plastik adalah dengan menjadikan plastik bekas pakai sebuah benda yang mempunyai fungsi lebih besar, krusial, dan dipakai dalam jangka waktu yang panjang seperti pengaplikasian dalam bangunan sebagai elemen struktur. Plastik bekas pakai dapat dipakai menjadi material elemen struktur selama dapat memenuhi sifat yang dibutuhkan oleh material struktur pada umumnya yaitu sifat brittle dan ductile. Material plastik bekas pakai yang mengalami upcycle menjadi material elemen struktur diterapkan pada rumah plastik Conceptos Pl sticos di Kolombia dan jembatan plastik Sungai Tweed, Skotlandia. Agar dapat memenuhi sifat brittle dan ductile yang dibutuhkan oleh struktur, jenis plastik yang dipakai harus merupakan campuran dari beberapa jenis plastik. Kedua struktur tersebut menggunakan sistem struktur non-form active karena saat ini eksplorasi terhadap plastik bekas pakai yang didaur ulang menjadi elemen struktur masih terbatas pada struktur yang sederhana.

ABSTRACT
Plastic is a material that we could easily find on daily basis. Plastic usually only being used for a short period time but plastic actually can last for a long time. Plastic could be a problem for environment if it is not being handled properly after its use, because plastic couldn rsquo t degrade easily in biosphere. To solve the problem, recycle is done as a way to give used plastic a second life chance. Used plastic that have been through recycle process could be considered as downcycle object rsquo s or material rsquo s decreasing value occurred after recycling, or upcycle object rsquo s or material rsquo s rising value occurred after recycling, depending of what it becomes. An effort to make recycled plastic becomes an upcycled plastic is to make the used plastic have a bigger, more crucial, and longer living function than it was before, such as application in buildings as a structural element. Used plastic could be applied as material for structural element in building as long as it fulfill structural material behavior that is brittle and ductile. Used plastic that has been upcycled as structural element could be seen in Conceptos Pl sticos rsquo s House in Colombia and Plastic Bridge above Tweed River, Scotland. To fulfill material behavior that a structure should have that is brittle and ductile, used plastic that is going to be used must be a mixture from several kinds of used plastics. Both structure in the precedent only used non form active structural system because for now the exploration that had been done are still limited to simple structural systems."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerardus Blesto Kasih Kristantyo
"Industri konstruksi merupakan pengonsumsi bahan baku material terbesar di antara industri lain. Sedangkan, pelaksanaannya masih tertinggal dalam hal efisiensi, sehingga masih banyak terjadi pemborosan pada pekerjaan konstruksi. Tujuan dari penelitian ini yakni mengidentifikasi pemborosan pekerjaan dan limbah lingkungan yang muncul pada proses produksi kolom struktur bangunan gedung rumah sakit menggunakan metode Value Stream Mapping yang sudah dimodifikasi, menganalisis penyebab terjadinya pemborosan dan timbulan limbah menggunakan Value Stream Analysis Tools dan Fishbone Diagram, serta memberikan rekomendasi tindakan pencegahan dan perbaikan untuk mengurangi pemborosan dan limbah yang dihasilkan.
Untuk mengidentifikasi pemborosan pekerjaan, penulis mengambil data pengamatan di lapangan berdasarkan indikator Value Stream Mapping, tepatnya pada pekerjaan kolom struktur, yakni proses perakitan besi, pemasangan besi, bekisting, pengecoran, dan bongkar bekisting serta memberikan lembar kuesioner mengenai peringkat keterjadian pemborosan kepada pihak proyek terkait. Penelitian dilakukan dengan lima tahap, yaitu identifikasi pemborosan dan limbah pada proses produksi menggunakan Value Stream Mapping, penentuan jenis pemborosan terbesar dan alat Value Stream Analysis menggunakan kuesioner pembobotan metode Borda, menganalisis pemborosan yang terjadi menggunakan Process Activity Mapping, menentukan penyebab terjadinya pemborosan dan limbah menggunakan Fishbone Diagram, serta memberikan rekomendasi tindakan perbaikan.
Penelitian ini memperoleh hasil persentase pekerjaan yang memberikan nilai tambah bagi produk (VA) sebesar 15,24%, pekerjaan yang tidak memberikan nilai tambah (NVA) sebesar 13,21%, dan pekerjaan yang tidak memberikan nilai tambah namun diperlukan (NVAN) sebesar 71,55% pada satu siklus produksi kolom. Adanya pemborosan juga ditunjukkan dengan indikator index kontributif kerja (CWI), persentase waktu persiapan (STP), persentase durasi operasional (UTP), dan persentase aktivitas yang menambah nilai (VAP) pada masing-masing proses. Pemborosan bahan bakar juga teridentifikasi sebesar 53,45% dari durasi penggunaan mesin concrete pump.
Berdasarkan kuesioner dan analisis Process Activity Mapping, aktivitas yang teridentifikasi sebagai pemborosan yang terjadi di lapangan yaitu Delay/Waiting sebanyak 19,15% dan Transportation sebanyak 12,77% dari keseluruhan aktivitas. Sedangkan limbah yang dihasilkan selama proses berupa logam sebesar 31,12 kg/m3, kayu sebesar 22,377 kg/m3, dan beton sebesar 0,23 m3. Selain limbah, diperoleh juga konsumsi energi listrik setiap proses dengan total 20.370,4 Watthour.
Penyebab utama terjadinya Delay/Waiting yakni ketidakseimbangan beban produksi antar proses, pekerja banyak menganggur, dan waktu persiapan alat. Sedangkan Transportation disebabkan oleh keterbatasan kapasitas Tower Crane, kurangnya koordinasi antar pekerja, material menumpuk, dan jarak stasiun kerja yang berjauhan. Limbah material yang dihasilkan selama proses disebabkan oleh ketiadaan metode kerja yang memperhatikan efisiensi penggunaan material, budaya pekerja boros, kurangnya pengawasan pekerja, dan pekerjaan yang dipercepat untuk mengejar target (crashing).
Rekomendasi pencegahan dan perbaikan berdasarkan metode lean, green, dan sustainable construction pada Delay/Waiting adalah mengimplementasikan analisis Setup Time Reduction atau pengurangan durasi persiapan, melakukan standarisasi kerja yang telah dianalisis VA, NVA, dan NVAN dan diimplementasikan oleh pekerja, dan meningkatkan pengawasan pekerja di lapangan. Untuk Transportation, rekomendasi pencegahan yang dapat dilakukan ialah menumbuhkan budaya kaizen dan kaikaku pada pekerja untuk menemukan inovasi pemindahan material yang lebih cepat dan minim tenaga manusia, melakukan analisis Site Layout untuk mendekatkan jarak penyimpanan dengan lokasi pekerjaan, dan mengimplementasikan 5R atau Visual Work Place agar material tidak menumpuk di area proyek. Sedangkan limbah material yang dihasilkan mendapat rekomendasi berikut: melakukan standarisasi kerja dan sosialisasi terhadap metode kerja yang ekonomis dan efisien terhadap material, merancang petunjuk gambar kerja berbasis keberlanjutan pada tahap desain, melakukan pengumpulan, pengklasifikasian, dan pendauran ulang limbah konstruksi yang dihasilkan, dan bekerja sama serta mengevaluasi pemasok dan subkontraktor terhadap limbah yang dihasilkan selama proses produksi.

The construction industry is the largest raw materials consumer among other industries. Nevertheless, its implementation is still left behind in terms of efficiency, there is still plenty of waste in construction work. The objectives of this study are to identify performance and environmental waste that appears along the production processes of hospital building’s structure columns using the modified Value Stream Mapping method, to analyze the roots of performance and environmental waste using Value Stream Analysis Tools and Fishbone Diagram, and to provide preventive and corrective recommendations to reduce waste.
To identify performance waste, the author took observational data in the field based on the Value Stream Mapping indicator, specifically on structural column work, namely the process of iron fabrication, installation, formwork, casting, and formwork disassembly, and provided a questionnaire regarding the ranking of the occurrence of waste to the related project parties. The research was carried out in five stages, namely identification of performance waste and environmental waste in the production process using Value Stream Mapping, determining the largest type of waste and the Value Stream Analysis Tools using a weighting questionnaire using the Borda method, analyzing the waste that occurs using Process Activity Mapping, determining the causes of waste and waste using Fishbone Diagram, and provide recommendations for preventive and corrective action.
This study shows the percentage of jobs that grant added value to the product (VA) of 15.24%, jobs that do not grant added value (NVA) of 13.21%, and jobs that do not grant added value but are necessary (NVAN) of 71.55% in one column production cycle. The existence of waste is also proved by indicators such as the Work Contributive Index (CWI), Set-Up Time Percentage (STP), Up Time Percentage (UTP), and Value Adding Percentage (VAP) to each process. Fuel wastage was also identified at 53.45% of the duration of using the concrete pump machine.
Based on the questionnaire and Process Activity Mapping analysis, the activities that are identified as waste that occurred in the field were Delay/Waiting as much as 19.15% and Transportation as much as 12.77% of all activities. While the environmental waste during the process was in the form of 31.12 kg/m3 metal, 22.377 kg/m3 wood, and 0.23 m3 concrete. In addition, the electricity consumption was also obtained for each process with a total of 20,370.4 Watthours.
Delayed time happens because there is an unbalanced production load between processes, unoccupied workers, and relatively-long tool preparation time. While the Transportation waste is caused by the limited capacity of Tower Crane, the lack of coordination between workers, excessive raw materials, and the far apart distance between their workstations. The absence of work methods that focuses on the efficiency of material use, wasteful habits among workers, supervision deficiency, and project acceleration to catch up with targets (Crashing) are the main reasons why environmental waste has resulted.
Based on lean, green, and sustainable construction methods, preventive and corrective recommendations for Delay/Waiting are by implementing Setup Time Reduction analysis or reducing preparation time, creating a standardized work frame that has been analyzed by VA, NVA, and NVAN that will be implemented by workers, and rising supervision. Preventive recommendations that can be carried out for Transportation waste are by cultivating a culture of Kaizen and Kaikaku for workers to find innovations to move materials faster and with less manpower, performing a Site Layout analysis to bring storage distance closer to the work location, and implementing 5R or Visual Workplace so that materials do not accumulate in the certain project area. While the material waste produced received the following recommendations, such as carrying out standardization of work and socialization of work methods that are economical and efficient for materials, designing a shop drawing based on sustainability from the design stage, collecting, classifying, and recycling environmental waste, and working together as well as evaluating suppliers and subcontractors for waste generated during the production process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Pudjiastuti
"Penelitian yang berjudul "Strategi Mengkampanyekan Bahaya Limbah Rumah Tangga Pada Ibu-lbu di Desa Jatibening, Bekasi" ini berawal dari latar belakang permasalahan penanganan limbah rumah tangga yang belum ditangani dengan baik. Ibu-ibu rumah tangga sebagai penghasil limbah rumah tangga terbanyak umumnya tingkat pemahaman tentang masalah ini masih rendah.
Banyak penduduk yang membuang limbah rumah tangga secara sembarangan. Hal ini tentu saja sangat membahayakan kesehatan dan lingkungan. Apalagi sumber air minum di daerah penelitian berasal dari air tanah, bukan PAM. Permasalahan yang perlu dikaji adalari bagaimana menyusun suatu strategi kampenye yang tepat supaya dengan mudah dapat diadopsi oleh target adopter.
Secara rinci tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1). Kondisi lingkungan pemasaran produk sosial; (2). Karakteristik sosial ekonomi sasaran; (3). Aktivitas komunikasi sasaran dan (4). Strategi komunikasi produk sosial bagi sasaran.
Penelitian yang memakan waktu 10 bulan ini didesain sebagai penelitian deskriptif yang pelaksanaannya menggunakan metoda survei. Populasinya adalah ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah perkampungan yang ada di Kelurahan Jatibening. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang dengan cara proporsife dan secara acak. Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan komputer menggunakan program Microstat.
Dari hasil analisis data yang diperoleh akhirnya dapat disimpulkan hal-hal pokok sebagai berikut :
a. Dari analisis terhadap 30 responden dapat diketahui bahwa khalayak umumnya tingkat pendidikannya cukup, dimana sebagian besar (43,33 %) lulusan SLTP dan sebagian (26,67 %) memiliki pekerjaan pokok. Jumlah tanggungan keluarga sebanyak 4-6 orang (66,67 %). Suami responden umumnya bekerja sebagai karyawan swasta, tukang atau ojek dengan pendapatan berkisar antara Rp. 200.000,-sampai Rp. 400.000,- per bulan.
b. Responden umumnya memiliki media massa, bahkan ada 80 persen responden yang memiliki tiga macam media massa. Televisi menjadi media favorit responden karena mampu menyajikan gambar dan tulisan sekaligus. Umumnya mereka terdedah pada televisi pada sore atau malam hari. Hal ini berkaitan dengan acara favorit mereka, yaitu telenovela, sinetron dan berita.
c. Pemahaman responden terhadap bahaya limbah rumah tangga sangat rendah. Karenanya perlu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka.
d. Strategi kampanye yang disusun ditinjau dari marketing mix, sosial marketing mix, strategi distribusi, pemilihan media sampai model pengemasan pesannya.
Sedangkan saran yang dapt disampaikan untuk membantu kelancaran pencapaian pada perubahan sikap dan perilaku adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan pesan disesuaikan dengan hirarki efek sasaran.
b. Penyampaian pesan perlu dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
c. Penggunaan berbagai media komunikasi akan lebih efektif.
d. Perlu ada kerja sama antar lembaga dan tokoh masyarakat setempat.
e. Pendekatan interdisipliner akan membantu kelancaran kampanye sosial ini.
f. Mekanisme program harus dijelaskan dengan lengkap dan ada koordinasi dengan pihak penyedia pelayanan.
g. Konsep yang digunakan adalah Pemasaran Sosial."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fidelis Ayodya Amba
"ABSTRAK
Sampo adalah salah satu pencemar yang terdapat pada limbah cair domestik yang biasanya dibuang langsung ke lingkungan tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga berbahaya bagi lingkungan. Kombinasi metode oksidasi lanjut dengan ozon, H2O2 dan adsorpsi karbon aktif diketahui dapat mendegradasi kandungan senyawa organic dan anorganik berbahaya seperti COD, TDS, TOC kandungan Surfaktan, dan Logam dalam pengolahan limbah cair sampo. Penelitian ini membandingkan empat metode, yaitu ozonasi, H2O2, adsorpsi karbon aktif dan gabungan ketiganya. Untuk mengetahui kondisi optimal pengolahan limbah cair sampo, dilakukan variasi terhadap dosis ozon yaitu 1.2, 3, dan 5 g/jam dan jumlah karbon aktif yang digunakan yaitu 50, 100, dan 150 gram. Parameter yang ditinjau sebagai hasil akhir penelitian ini adalah kandungan substansi organik dan anorganik COD, TDS, TOC Surfaktan dan Logam dalam limbah cair sampo yang telah diproses. Penelitian ini ditujukan untuk melihat kinerja dari masing-masing metode ozonasi, H2O2, adsorpsi karbon aktif dan gabungan ketiganya. Hasil dari penelitian ini bertujuan memberikan solusi alternatif dan eketif dalam pengolahan limbah cair sampo. Penelitian ini menggunakan prinsip Advanced Oxidation Process (AOPs). Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pada metode Gabungan Ozonasi, H2O2 dan adsorpsi GAC menggunakan ozonator B, dosis H2O2 1,5 mL dengan jumlah injeksi 4 kali dan jumlah GAC sebesar 150gr menurunkan nilai COD sebesar 51,43%, TOC sebesar 39,31%, Surfaktan sebesar 32,2%, dan pH sebesar 7,68%"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>