Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100010 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alex Rio
"Lapis pennukaan disebut lapisan yang terletak paling alas dan kontruksi aspal yang menggunakan aspal sebagai balum pengikat karen. berhubungan langsung dengan beban lalu-lintas kendaraan, Lapisan paling atas mempunyai risiko tinggi terhadap gangguan cuaca langsung akibat temperatur sinar matahari sepanjang siang hari dan juga pengaruh air akibat hujan atau sebab lainnya. Pengaruh lama perubahan temperature sedikit banyak mempengaruhi kinerja perkerasan aspal. Guna dapat memenuhi fungsi yang telah disebutkan diatas. pade umumnya lapisan pennukaan dibuat dengan menggunakan balum pengikat aspal sehingga menghasilkan lapisan yang kedap air dangan stabilitas yang tinggi dan taban terhadep pengarub ternperatur tersebut, semogga merniliki stabiJitas campuran yang cukup baik. Campuran aspal dengan menggunakan aspal BituPlus yang memiliki titik lembek yang tinggi dijadikan solusi untuk mengatasi masalah tersebuL Pade karya tulis ini akan dian.lisa bagaimana pengarub waktu pereodaman pade temperatur standart (6O±1'C) terhadap stabilitas campuran dengan spesifikasi LASTON IV dengan menggunakan aspal BituPlus. Dari hasil penelilian diketahui bahwa aspal BituPlus" memiliki perfonna yang haik sebagai bahan pengikat agregat. Hal ini dibuktikan dengan nilai stabilitas, kelelehan, kekakuan, VIM dan VMA yang masih memenuhi syatat Departemen PU. Serta pembuktian terhadap perhitungan Penetration Index.

Surface Course referred as the top coat of the aspahlt construction, using asphalt as a binding material because the corollation to the traffic load. Surface Course has high risk to weather condition, effect to sunlight temperature in daytime as well as the waler effect from the rain or other causes. Changes of temperature effect the permomace of asphiat construction. To fulfill the fungtion which have been mentioned above, generally surface course is made by using asphalt construction which is waterproof with high sl.bilily and hold up to influence of the temperature. Asphalt pavement by USing BlluPlus asphalt is the solution to overcome the problem. In this thesis will analise the influence of waterb.th time at standart temperature (60 :l: lO'C) to the stability of the mixture with the spesification of LASTON IV by using BiluPlus asphalt. From thi, research, known that BituPlus asphalt has a good performance to aggregate. This is proved with the value of stability, Marshall Quotient, VIM, and VMA which still higher to PU Department standart, And also verification to calculation of Penetration Index"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Kusumo Adi Buwono
"Akibat pembangunan serta eksploitasi alam secara besar-besaran ekosistem mengalami perubahan suhu secara dramatis dari tahun ketahun, suhu permukaan bumi, dan ketinggian permukaan air laut mengalami peningkatan akibat terjadinya pemanasan global. Adaptasi terhadap perubahan yang terjadi hams terus dilakukan, dalam hal ini standar yang berlaku dalam perencanaan strukturjalan. Elemen-elemen yang ada harus di kaji kembali dalam kurun waktu tertentu guna mendapatkan penyesuaian terhadap perubahan. Perkembangan teknologi dalam meningkatkan kinerja perkerasan jalan makin pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai macam inovasi dalam meningkatkan mutu perkerasan jalan, seperti penggunaan material aspal dengan jenis yang telah disempurnakan, perbaikan sistemasi dalam peningkatan efisiensi pekerjaan jalan, serta penggunaan bermacam material aditif. Pada dasamya teknologi serta material yang baik akan menjadi buruk apabila tidak dilaksanakan dengan metode pengerjaan yang tepat, mutu perkerasan dapat turun dengan drastis apabita terjadi kesalahan dalam pekerjaan lapangan. Jenis perkerasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perkerasan lentur (flexible pavement) dengan lapis aspal beton (laston) II dan laston IV sebagai perbandingan. Laston adalah suatu lapisan pada konstruksijalan,yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat gradasi menerus, dicampur, dihampar, lalu dipadatkan dalam keadaan panas dengan suhu tertentu, sedangkan campuran no. II adalah gradasi agregat yang digunakan. Campuran no.II adalah campuran yang memiliki struktur gradasi/tekstur agregat kasar yang memiliki nilai stabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan campuran yang lain. Aspal yang digunakan terdiri dari dua jenis aspal penetrasi 60/70 milik Pertamina dan aspal SuperPhalt, sedangkan agregat yang digunakan berasal dari AMP Cikunir milik PT. Hutama Karya dengan Quarry berasal dari Sudamanik. Hasil penelitian ini adalah pengaruh penggunaan aspal superphalt yang menggunakan laston II dan laston IV (sebagai reference) dibandingkan dengan menggunakan aspal Pertamina penetrasi 60/70, yang suhu perendaman divariasikan dengan rentang 60-80°C dengan interval 15°C sehingga didapatkan hubungan antara, stabilitas, kelelehan, dan kekakuan (MQ) dari campuran terhadap perubahan suhu perendaman. Berdasarkan hasil pengujian kenaikan temperatur perendaman menyebabkan stabilitas menjadi lebih menurun. Hal ini disebabkan semakin naiknya temperatur, maka kemampuan aspal untuk mengikat agregat menjadi lemah, ditandai dengan kekentalan aspal menjadi berkurang. Untuk laston II kemampuan campuran bertahan terhadap perubahan temperatur, iebih karena gaya mengunci antara agregat kasar, dan dengan kadar aspal yang sedikit kelelehannya menurun seiring pertambahan temperatur, berbeda dengan laston IV yang kelelehannya makin meningkat karena jumlah kadar aspalnya yang lebih banyak. Kenaikan temperatur pada rentang (60°-80°C) mengakibatkan penurunan stabilitas pada laston II (aspal Pertamina) sebesar _40,6% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt pada campuran laston II hanya meningkatkan stabilitas sebesar _7,8%. Jika dibandingkan dengan laston IV (aspal Pertamina) laston II stabilitasnya lebih tinggi _8,2% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt penggunaan aspal Superphalt hanya meningkatkan stabilitas sebesar _5,8% pada laston IV."
2005
S35125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Andreas Partogi
"Agregat merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan (90-95% persentase berat atau 75-85% presentase volume), sehingga daya dukung, keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain. Bentuk dan tekstur agregat mempengaruhi stabilitas dari lapisan perkerasan yang dibentuknya. Salah satu bentuk agregat adalah pipih atau flaky. Agregat pipih adalah agregat yang lebih tipis dari 0,6 kali diameter rata-rata. Indeks kepipihan (flakiness index) adalah berat total agregat yang lolos slot dibagi dengan berat total agregat yang tertahan pada ukuran nominal tertentu. Agregat dengan indeks kepipihan yang besar kemungkinan akan menjadi salah satu faktor penyebab turunnya nilai karakteristik campuran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variasi indeks kepipihan agregat terhadap karakteristik campuran Laston IV yang menggunakan aspal BituPlus_. Variasi indeks kepipihan yang digunakan adalah 23%, 25%, 30% dan 35% dan kadar aspal yang digunakan adalah 5% sampai dengan 7% dengan kenaikan 0,5%. Dari variasi kadar aspal dan indeks kepipihan akan dihasilkan 60 buah benda uji yang akan diuji menggunakan Marshall Test. Dari hasil penelitian diketahui bahwa aspal BituPlus_ memiliki performa yang baik sebagai bahan pengikat agregat. Hal ini dibuktikan dengan nilai stabilitas, kelelehan, kekakuan, VIM dan VMA yang masih memenuhi syarat Departemen PU meski agregat yang digunakan memiliki indeks kepipihan yang tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
"Kerusakan jaringan jalan di Indonesia, volumenya meningkat dilain pihak mutu teknis aspal yang dapat digunakan dewasa ini semakin sulit dan mahal, sehingga kerusakan lapis permukaan akan lebih cepat dan tidak seperti yang diharapkan. Metode daur ulamg campuran aspal merupakan suatu upaya pemanfaatan bahan konstruksi secara optimal Perma-Bond adalah bahan additive yang dapat digunakan untuk memperbaiki kandungan aspal sehingga dapat sebagai alternatif pemecahan dalam perbaikan perkerasan jalan aspal. Pengujian yang dilakukan terhadap perkerasan lama untuk mengetahui sifat fisik aspal dan kinerja campuran terhadap Marshall Test dengan variasi penambahan Perma-Bond 1,1I % - 3,83 % terhadap campuran aspal lama. Dengan metode campuran aspal dingin (Cold-Mix) dapat ditetapkan kebutuhan Prema-Bond yang dapat menghasil kebutuhan aspal optimum.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Perma-Bond mampu melunakkan dan meremajakan aspal yang telah menua (ageing) dengan komposisi 3,07% terhadap perkerasan lama, sehingga aspal menjadi lebih lunak dan lehih elastis dan juga meningkatkan stabilitasnya, sehingga penggunaan Perma-Bond bermanfaat untuk memulihkan dan memperbaiki perkerasan jalan aspal yang sudah rusak."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
"ABSTRAK
Program peningkatan kekuatan atau perbaikan kerusakan jaringan jalan di Indonesia sering dilakukan dengan cara penambahan lapisan diatas lapis perkerasan lama. Cara seperti ini semakin lama akan terus meninggikan elevasi permukaan dan selanjutnya dapat merubah elevasi bahu jalan.
Proses peningkatan jalan dengan cara daur ulang lapis perkerasan yang lama dengan cara mengupas dan mengolahnya kembali merupakan suatu solusi yang cukup menguntungkan. Lapis perkerasan lama biasanya telah mengalami proses penuaan (ageing) aspal sehingga lapis perkerasan tersebut menjadi tidak lentur kembali.
Bahan peremaja SC-800 dan Redicote adalah salah satu bahan peremaja yang ada dan dicobakan didalam penelitian ini untuk mendapat prosentase yang dapat menghasilkan kualitas campuran aspal yang baik. Dengan melakukan variasi penambahan SC-800 dan Redicote kedalam campuran aspal lama dari jenis campuran LASTON telah didapat suatu komposisi campuran yang optimum yaitu pada penambahan SC-800 0.25% dan Redicote 0.2%. Dengan penambahan ini akan peningkatkan nilai kelelehan sebesar 30% sehingga akan meningkatkan nilai kelenturan campuran aspal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
A. Martha K.
"Jalan yang merupakan infrastruktur penghubung antara kawasan satu dengan yang lain dan digunakan oleh masyarakat umum sudah seharusnya memiliki struktur perkerasan dan kinerja yang baik sehingga dapat memberikan kenyaman bagi penggunanya. Skripsi ini membahas tentang usaha peningkatan kinerja campuran aspal dengan menggunakan material BGA dan polimer SBS. Pengujian dilakukan secara eksperimental di dalam laboratorium dengan kadar BGA yang digunakan adalah 5% dan 7% dari total campuran, serta kadar polimer 2% dan 4% dari total aspal yang digunakan.
Hasil pengujian menyatakan bahwa campuran aspal modifikasi polimer P4-B5 memiliki nilai stabilitas paling tinggi diantara seluruh campuran yaitusebesar 1333,181 kg. Namun tinjauan ekonomis terhadap material yang digunakan pada campuran aspal menyebabkan campuran aspal P2-B7 menjadi pilihan campuran yang paling memungkinkan untuk direalisasikan mengingat nilai stabilitasnya pun tidak jauh berbeda dengan nilai stabilitas campuran P4-B5, yaitu 1280,471 kg.

Road as infrastructure that connecting one place to another and used by society should has a good quality pavement that can give comfort to anyone who use it. This thesis is about research of hot mix asphalt workability using BGA and SBS Polymer. Variation of BGA?s composition in this research are 5% and 7% from total mixture and SBS Polymer are 2% and 4% from content of asphalt used.
Result of the research shows that P4-B5 mixture has the highest stability from all of mixtures, specifically 1333.181 kg. However, from economic consideration, P2-B7 mixture is the possible one to be realized considering its stability, 1280.471 kg, is not much different from P4-B5's.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1166
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufik Hidayat
"Aspal sebagai perekat dalam beton aspal hotmix memiliki salah satu sifat, yaitu modulus ulet. Modulus ulet atau ketahanan terhadap deformasi elastis sangat penting agar permukaan trotoar tidak mudah pecah atau retak. Ini bisa terjadi karena jalan menerima beban lalu lintas dan perubahan suhu permukaan selama masa layanan.
Dari penelitian ini, telah menunjukkan bahwa penambahan nano crum rubber dapat meningkatkan modulus tangguh dari aspal hotmix yang diharapkan dapat mengatasi masalah beban lalu lintas yang telah terjadi di Indonesia. Uji pengaruh suhu terhadap nilai modulus ulet telah dilakukan pada variasi suhu 25, 35 dan 45 derajat Celcius.
Tes dilakukan menggunakan metode Tarik Tidak Langsung. Tes ini dilakukan dengan tes UMATTA peralatan yang menggunakan teori rasio Poisson, yaitu beban diberikan secara vertikal, menyebabkan uji sampel untuk meregangkan secara horizontal. Hasil ini menunjukkan bahwa penambahan nano karet remah ke campuran aspal dengan pencampuran kering dapat meningkatkan kinerja panas mencampur beton aspal pada suhu yang lebih tinggi (35 dan 45 derajat Celcius).

Asphalt as an adhesive in hotmix asphalt concrete has one of the properties, namely ductile modulus. Ductile modulus or resistance to elastic deformation is very important so that the pavement surface is not easily broken or cracked. This can happen because the road receives a traffic load and changes in surface temperature during the service period.
From this research, it has been shown that the addition of nano crum rubber can improve resilient modulus of hotmix asphalt which is expected to overcome the problem of traffic loads that have occurred in Indonesia. Test the influence of temperature on the value of the ductile modulus has been carried out at 25, 35 and 45 degrees Celsius temperature variations. The test is done using the Indirect Pull method.
This test is carried out with the UMATTA test equipment which uses Poisson ratio theory, ie the load is given vertically, causing test sample to stretch horizontally. These results indicate that the addition of nano crumb rubber to asphalt mixture with dry mixing can improve the heat performance of mixing asphalt concrete at higher temperatures (35 and 45 degrees Celsius).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi A. Sucahya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S34649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roy Eko Wicaksono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Amalia
"Perkembangan lalu lintas yang semakin padat dan perubahan iklim yang semakin tidak menentu akhir-akhir ini sangat mempengaruhi kualitas permukaan jalan yang seringkali berakibat pada kerusakan fisik dan menjadi penyebab utama ketidaknyamanan pengguna jalan. Skripsi ini membahas tentang usaha peningkatan kinerja campuran aspal dengan menggunakan material modifikasi berupa polimer SBS dan BGA.
Polimer SBS dapat meningkatkan ketahanan dan kepekaan aspal terhadap temperatur, sehingga dapat mengurangi deformasi pada suhu tinggi. Sama halnya dengan polimer SBS, selain BGA dapat meningkatkan kualitas perkerasan jalan juga dapat mengurangi jumlah kadar aspal optimum dan penggunaan agregat halus pada campuran. Penelitian dilakukan secara eksperimental di dalam laboratorium dengan kadar polimer 2% dan 4% dari total aspal campuran serta kadar BGA yang digunakan adalah 5% dan 7% dari berat total agregat.
Hasil pengujian menyatakan bahwa campuran aspal dengan komposisi gabungan modifikasi polimer kadar 4% dan BGA kadar 7% menghasilkan kinerja paling optimum ditinjau dari segi kekuatan, dengan nilai stabilitas sebesar 1193,678 kg. Sedangkan campuran aspal dengan komposisi polimer kadar 2% dan BGA kadar 5% merupakan kombinasi campuran ideal yang menghasilkan kinerja paling optimum dari segi ekonomis maupun kekuatannya yang tidak jauh berbeda dengan campuran polimer 4% dan BGA 7%, yaitu sebesar 1152,174 kg.

Rapidly developed traffic and uncertain climate change in recent years are very influential to the quality of pavement which is affect to its physical damage and become a major cause of inconvenience. This thesis is about research of hot mix asphalt-performance enhancement using SBS Polymer and BGA.
Polymer SBS can improve the resistance and sensitivity of asphalt at high temperatures, so it can reduce deformation of pavement. BGA also have the same performance, but besides BGA can improve the quality of pavement, it can reduce the optimum asphalt content and the use of fine aggregates in mixture. Variation of SBS Polymer in this research are 2% and 4% from content of asphalt in mixture and BGA are 5% and 7% from total aggregates.
Result of this research shows that mixture with Polymer 4% and BGA 7% has the greatest performance reviewed from its strength, with value of stability loads of 1193,678 kg. Whereas mixture with Polymer 2% and BGA 5% is the ideal combination which has the greatest performance reviewed from economic aspect and its stability, which has similiar value of stability, loads of 1152,174 kg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1422
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>