Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121791 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Salah satu jenis tanah dengan karakteristik yang kurang menguntungkan untuk digunakan sebagai tanah pendukung konstruksi sipil adalah tanah gambut. Tanah gambut sendiri sudah umum diketahui sebagai tanah yang tidak baik untuk digunakan sebagai tanah pendukung konstruksi sipil. Hal ini disebabkan kekuatan gesernya yang rendah, kompresibilitasnya yang tinggi, sifatnya yang terus menerus mengalami penyusutan akibat proses dekomposisi, serta kadar airnya yang tinggi. Karakteristik lain yang menonjol dari tanah gambut adalah kandungan organiknya yang tinggL Di Indonesia, tanah gambut tersebar di pulau Sumatra, pulau Kalimantan, dan sedil t di Irian Jaya. Sebelum digunakan sebagai tanah pendukung konstruksi, maka perlu dilak--ukan suatu langkah untuk memperbaiki sifat-sifat teknis tanah gambut, sehingga tanah gambut menjadi layak digunakan sebagai tanah pendukung konstruksi. Salah satu metode stabilisasi yang dapat diterapkan pada tanah gambut adalah pemadatam Berkaitan dengan hal tersebut, pada penelitian ini dilakukan percobaan pemadatan pada contoh tanah gambut. Setelah dipadatkan, dilakukan pengujian untuk mendapatkan nilai-nilai dari parameter-parameter kekuatan geser contoh tanah. Contoh tanah gambut yang digunakan pada penelitian ini berasal dari daerah Palangkaraya, Kalimantan Tengah dan Desa tampan, Riau. Kadar air tanah tersebut diatur pada kisaran 20% hingga 200%. Pemilihan kadar air yang rendah ini berkaitan dengan perkiraan kadar air optimum untuk pemadatan. Untuk mencapai kadar air yang teiah ditentukan tersebut, ada dua (2) jenis tindakan yang ddakukan. Pertama adalah dengan menjemur contoh tanah gambut hingga kering udara, untuk kemudian ditambahkan air hingga mencapai kadar air yang diinginkan. Proses ini dinamakan pembasahan kembali. Sementara proses kedua adalah pengeringan, yaitu dengan mengeringkan contoh tanah gambut hingga mencapai kadar air yang diinginkan. Setelah tanah dipadatkan, kemudian dilakukan uji CBR unsoaked dan soaked, untuk kemudian dicetak menjadi contoh tanah uji triaksial. Setiap contoh tanah diuji dengan alat uji triaksial, dengan memberikan tekanan isotropis yang berbeda-beda, yaitu 104, 200, dan 300 kPa. Tekanan isotropis tersebut diberikan dengan berdasarkan tegangan yang mungkin terjadi di lapangan. Hasil uji triaksial menggambarkan hubungan antara tegangan, regangan, tekanan pon dan volume spesifik yang saling berinteraksi. Kurva-kurva tersebut menggambarkan perilaku geser tanah gambut yang sudah mengalami fenomena ouer?consolydaled. Dan- kurva-kurva tersebut juga diperoleh nilai parameter geser tanah gambut berupa nilai kohesi dan sudut geser. Hasil pengujian baik kurva maupun nilai parameter ini kemudian dibandingkan dengan melihat nilai kadar air saat dipadatkan dan prosesnya, sehingga dapat disimpulkan tanah gambut dengan proses apa ataupun dengan rulai kadar air berapa yang memiliki kekuatan geser paling baik."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Armansyah
"ABSTRAK
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki daratan yang relatif lebih sempit dibanding lautannya. Daratan di Indonesia dapat kita jumpai di berbagai pulau besar maupun kecil di tanah air kita. Sebagai negara berkembang tentunya Indonesia membutuhkan berbagai macam Infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan warganya . Infrastruktur tersebut dapat berupa gedung, jalan, jembatan bendungan dan sebagainya. Pemerintah selama kurang lebih 50 tahun ini telah banyak membangun berbagai macam infrastruktur di daerah-daerah di seluruh wilayah Indonesia , walaupun pembangunan tersebut masih dirasa sangat tidak merata. Di Ibukota Jakarta sendiri telah banyak kita jumpai Gedung-gedung bertingkat tinggi , fly over , jalan tol dan bangunan infrastruktur megah lainnya . Secara umum pembangunan infrastruktur di daerah Jawa tidak banyak mengalami kesulitan karena faktor daya dukung tanah yang baik.
Salah satu sumber daya yang hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat adalah tanah gambut. Tanah gambut di Indonesia banyak kita jumpai di daerah pantai Timur Sumatera, Selatan Kalimantan, dan daerah Irian. Tanah gambut merupakan tanah yang berkadar organik tinggi dan mengandung serat-serat tumbuhan yang dalam proses pembusukan menjadi tanah. Sehingga tanah gambut ini tersusun dari campuran serat material organik yang berasal dari tumbuhan yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, dimana tanah ini sangat buruk untuk mendukung beban konstruksi yang dapat menjadi penyebab kegagalan proyek-proyek infrastruktur dalam bidang teknik sipil yang berkaitan dengan masalah kestabilan bangunan.
Contoh tanah yang digunakan pada tugas akhir ini adalah di daerah Bereng Bengkel , Palangkaraya , Kalimantan tengah . Hal ini berhubungan dengan dibuatnya jalan raya yang menghubungkan antara Palangkaraya dan Banjarmasin.
Dalam penulisan dan penelitian ini akan dilakukan pengujian terhadap contoh tanah gambut murni dan campuran abu gambut-lempung dengan memakai alat Stress Path Bishop-Wesley Cell dimana pencatatan dilakukan otomatis oleh komputer. Pada setiap contoh tanah dilakukan pengujian dengan alat triaksial dengan memberikan tekanan isotropis yang berbeda-beda (σ3' = 50, 70 dan 110 kPa) serta dalam konsolidasi normal (OCR 1).
Dari hasil uji triaksial yang dilakukan akan dapat digambarkan grafik hubungan antara regangan , tegangan , dan volume spesifik . Kemudian dari grafik tersebut akan olah dan diperoleh parameter-parameter kekuatan tanah yang diperlukan. Selanjutnya parameter yang ada akan di analisa apakah sudah menunjukkan kekuatan sebenarnya dari tanah atau mungkin terdapat anomali ( keanehan ) yang perlu diteliti lebih lanjut. Tentunya semua itu mengacu pada referensi baku yang sudah ada sebelumnya, sehingga interpretasi interpretasi yang dilakukan sudah ada dasar pengetahuannya.

"
2000
S34931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Yulianto
"ABSTRAK
Salah satu sumber daya yang hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat adalah tanah gambut. Di Indonesia, kandungan gambut terhampar di Timur Sumatera, selatan Kalimantan dan daerah Irian. Contoh tanah yang digunakan pada tugas akhir ini adalah dari Bereng Bengkel, Kalimantan Tengah. Hal ini dihubungkan dengan adanya perbaikan dan pengembangan jalan yang menghubungkan daerah-daerah di Kalimantan Tengah yang melintasi lahan gambut.
Tanah gambut adalah suatu tanah yang mempunyai kandungan organik (serat) sebagai salah satu materi pembentuknya serta mempunyai kandungan air yang tinggi, daya dukung rendah, kompresibilitas (daya mampat) yang tinggi. Hal ini menyebabkan tanah tersebut sangat lunak dan kekuatan gesernya rendah, sehingga tanah ini dapat digolongkan sebagai tanah yang buruk untuk dijadikan tanah pendukung konstruksi sipil.
Pada analisa dalam kondisi Consolidated Undrained ini, sampel tanah diberikan tegangan normal dan air diperbolehkan mengalir dari sampel. Tegangan normal ini bekerja sampai konsolidasi selesai, yaitu sampai tidak terjadi lagi perubahan pada isi sampel tanah. Kemudian jalan air pori dari sampel ditutup dan sampel diberikan tegangan geser secara undrained (tertutup). Tegangan normal masih tetap bekerja, tegangan air pori diukur selama tegangan geser diberikan. Pada pengujian dengan alat triaksial ini, pada setiap sampel diberlakukan kondisi isotropis yang berbeda-beda dan masing-masing diberlakukan keadaan konsolidasi normal dan berlebihan.

"
2000
S34885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Rico
"Tanah gambut memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan tanah biasa yang kita kenal (lempung dan lanau), dan umumnya dikenal sebagai tanah yang memiliki sifat yang kurang menguntungkan bagi pelaksanaan infrastruktur dalam bidang teknik sipil. Sudan mulai banyak penelitian mengenai tanah gambut ini, baik yang dilaksanakan di Indonesia maupun di luar Indonesia, namun pengetahuan mengenai tanah gambut ini masih belum banyak diketahui masyarakat engineering dan penggunaannya dalam bidang teknik sipil masih sangat terbatas. Untuk itu diperlukan banyak tulisan yang akan memasyarakatkan pengetahuan mengenai tanah gambut ini, terutama tanah gambut Indonesia yang tersebar di beberapa pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian. Karya tulis ini dibuat untuk lebih memasyarakatkan pengetahuan mengenai lahan gambut di Indonesia untuk memudahkan penelitian-penelitian selanjutnya dan penerapan sistem konstruksi yang tepat pada tanah gambut di Indonesia. Dalam karya tulis ini akan dijelaskan karakteristik, baik fisik maupun teknis, dari lahan gambut Indonesia yang telah diteliti sebelumnya seperti tanah gambut daerah Riau (Dun dan Tampan), Sumatera Selatan (Palembang), dan Kalimantan (Pontianak, Banjarmasin, Palangkaraya), dan kaitannya dengan pelaksanaan konstruksi ditinjau dari sifat teknis tersebut. Sifat fisik yang akan dijelaskan dalam tulisan ini adalah kadar air, batas cair, batas plastis, batas susut, spesific gravity, nilai pH, kadar abu, kadar organik, dan kadar serat. Sedangkan sifat teknis yang akan dijelaskan adalah perilaku pemampatan tanah gambut, kemampumampatan (kompresibilitas) tanah gambut dan metode untuk mempercepat pemampatan tanah gambut tersebut, serta parameter kekuatan tanah (M, N, ?, ?, ? dan V?) hasil dari test triaxial."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Meningkatkan kekuatan tanah gambut untuk digunakan sebagai dasar
sebuah konstruksi jalan dapat dilakukan dengan melakukan stabilisasi tanah dengan cara mekanis. Dalam studi laboratorium dilakukan penambahan bahan aditif terhadap tanah gambut untuk mengkaji kekuatan geser dan perubahan struktur mikroskopiknya. Bahan aditif yang digunakan adalah Semen Portland tipe ?V (PC-V) yang dicampurkan pada tanah gambut Kadar semen yang ditambahkan adalah 10, 20 dan 30 % dengan variasi masa peram 1 dan 4 hari. Untuk uji perbaikan mutu dari tanah campuran gambut dan PC-V yang telah dipadatkan digunakan uji CBR dan uji geser Triaksial Consolidated Undrained, sedangkan untuk mengetahui struktur mikronya, digunakan foto SEM, uji XRD ( mineral ) dan analisa
kimia. Hasil percobaan menunjukkan semakin tinggi kadar PC-V dalam campuran tanah gambut maka nilai kenaikan kekuatan gesernya nya juga semakin meningkat. Hal tersebut sejalan dengan perubahan struktur mikronya dimana partikel ? partikel tanah semakin menggumpal ( kohesif ) dan gel CSH (sebagai pengikat partikel tanah ) yang dihasilkan semakin banyak.

Abstract
Improvement of peat soil strength used for a basecoarse of highway construction is usually performed by soil mechanic stabilization. Additive material Portland Cement Tipe-V (PC-V) is used to improve
the shear strength of peat soil and to observe a change in microscopic structure of the peat soil. Cement content added to peat soil samples are 10%, 20% and 30% respectively and allows to stand for a period of 1and 4 days. Soil mixtures is then compacted. CBR tests and CU triaxial tests are performed to obtain CBR value and shear strength of the soil samples while microscopic test such as SEM, XRD test
and chemical analysis are performed to obtain micro structures . The test results show the more cement content added to the peat soil the more soil shear sterngth increases while the change in microscopic
structures shown by soil particle becoming cohesive and CSH gels resulted more."
[Fakultas Teknik UI, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Yenni
"Gambut merupakan tanah yang mempunyai karakteristik yang unik, dengan daya rembes yang tinggi, kadar air yang tinggi, serta kandungan organik yang tinggi, menyebabkan gambut memiliki daya dukung yang rendah. Dan salah satu sifat gambut yang cukup dominan adalah perilaku kompresibilitasnya. Sehingga diperlukan suatu penelitian untuk mempelajari sifat kompresibilitas tersebut. Gambut yang digunakan adalah gambut yang berasal dari desa Duri-Riau.
Sifat kompresibilitas gambut pada penelitian ini diketahui dengan mempelajari nilai Indek Kompresi (Cc) dari uji konsolidasi dengan menggunakan alat Oedometer pada gambut yang telah dipadatkan. Pemadatan dilakukan dengan alat uji standar Proctor.Gambut yang dipadatkan akan diuji dengan variasi kadar air 140%, 160%, 180%. Pada tiap kadar dilakukan suatu proses pembasahan dan pengeringan setelah di padatkan selama 4 hingga 7 hari yang merupakan simulasi keadaan hujan dan sesudah hujan dilapangan. Dan juga pada kondisi siklus dilakukan variasi periode waktu pembebanan 72 jam untuk melihat perilaku konsolidasi sekunder.
Analisa yang dilakukan merupakan kurva konsolidasi regangan terhadap log waktu untuk mengetahui batasan konsolidasi primer dan konsolidasi sekunder dari hasil pembebanan uji konsolidasi. Sedangkan nilai Cc dianalisa berdasarkan kemiringan pada bagian linier kurva hubungan angka pori (e) dan tegangan (? - ), kurva kompresi.

Peat soil has unique characteristics such as high permeability, high water content, and high organic content that cause its low bearing capacity. The most dominant characteristic in peat soil is the compressibility behavior. Then, it is needed to do the experiment to learn the compressibility itself. The peat soil used comes from Duri-Riau.
The compressibility characteristic of this peat soil in this experiment can be known by learning the Compression Index value (Cc) from the consolidation test using the Oedometer to the peat soil that has been compacted before. The compaction is done by using the Proctor standard test tool. The peat soil compacted will be tested using some variations of water content which are 140%, 160%, 180%. On each of water content is done a wet and dry process after the peat soil is compacted for about 4 to 7 days which is the simulation of the actual rain condition and the after rain condition. In this cycle is also done the time loading variation 72 hours to get the secondary consolidation behavior.
The analysis taken results the strain consolidation curve to the time logarithmic, used to know the limit of the primary consolidation and the secondary consolidation from the loading of the consolidation test. The Cc value is analyzed base on the gradient of the linier curve of the void ratio (e) and stress (?') of the compression curve.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35728
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubba Rosita
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Gambut merupakan tanah yang mempunyai kandungan organik, kadar air yang tinggi dan kapasitas daya dukung yang rendah yang terbentuk dari fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk, berubah secara kimiawi dan menjadi fosil. Pada umumnya terbentuk karena pengaruh ikiim dan curah hujan tinggi yang merata sepanjang tahun dengan topografi daerah yang tidak rata, sehingga memungkinkan terbentuknya depresi-depresi. Karena kapasitas daya dukung gambut yang rendah, maka gambut digolongkan sebagai tanah yang kurang menguntungkan bagi sistem konstruksi bangunan sipil. Tanah gambut mempunyai perilaku konsolidasi yang berbeda dibandingkan tanah lempung, karena konsolidasi pada gambut merupakan proses pemampatan yang lama, Hal ini dikarenakan gambut mempunyai kadar air dan daya rembes yang tinggi serta adanya proses dekomposisi yang terjadi pada serat-serat organik oleh kegiatan bakteri mikrobiologi. Konsolidasi merupakan salah satu aspek yang penting yang harus ditinjau dalam mekanika tanah dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Oleh karena itu penelitian terhadap sifat, perilaku, dan karakteristik konsolidasi yang dimiliki gambut terns dilakukan, apalagi untuk daerah seperti Indonesia yang memiliki prosentase lahan gambut yang cukup besar. Pada penelitian ini gambut diuji konsolidasi satu dimensi dengan menggunakan alat konsolidasi Rowe cell. Dengan drainase vertikal satu arah keatas, maka dapat dilakukan pengukuran terhadap penurunan (settlement) yang terjadi pada sampel gambut dan perubahan tekanan air pori di dasar sel. Pengujian dilakukan dengan pembebanan standard selama 24 jam dengan penambahan beban yang tertentu dan dengan proses pembebanan siklik monotonik yang kemudian hasil keduanya dibandingkan untuk mendapatkan perilaku penurunan (settlement) tanah gambut dari kedua model tersebut. Contoh tanah yang diuji adalah tanah gambut yang berasal dari Tampan Riau. Hasil pengujian kemudian akan dianalisa dengan menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, parameter pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lintasan Tegangan (Stres Path) merupakan suatu melode dalam menganalisa
kekualan tanah melalui pemodelan parubahan tegangan yang terjadi di masa lalu,
sekarang dan masa yang akan datang. Lintasan Tegangan mewakilkan secara grafik
perubahan dari satu set kondisi tegangan kelainnyayang digambarkan melalui garis
yang menghubungkan titik-titik pada graik antara p’ (tegangan isotropis) dan q
(tegangan deviator) dari hasil uji kekuatan tegangan aksial tanah terkekang yang
mencapai tegangan aksial maksimum.
Lintasan Tegangan memberikan penjelasan ulang dan hubungan antara
komponen tegangan pada perubahan titik-titik yang diberikan. Penggunaan Iintasan
tegangan memberikan pola-pola yang mudah dikenali dalam mengidentifikasikan
mekanisme tingkah laku tanah dan metode Iintasan tegangan juga menyediakan
seleksi dan spesinkasi tegangan yang akan diaplikasikan pada sampel dalam
pengujiampengujian untuk maksud-maksud tertentu. Dengan menggunakan metode
analisa Iintasan tagangan ini maka akan didapat parameter-parameter kekuatan tanah,
yaitu ; Μ, Γ, λ dan κ yang dibutuhkan untuk analisa geoteknis tanah.
Pada metode ini terdapat 3 metode pengujian, yaitu :
1. Tak Terkonsolidasi Tak Terdrainasi (Unconsolidared Undrainedf U U)
2. Terkonsolidasi Tak Terdrainasi (Consolidated Undrained I CU)
3. Terkonsolidasi Terdrainasi (Consofidated Drained I CD)
Sedangkan pada penelitian kali ini kondisi yang digunakan adalan kondisi CD
(terkonsolidasi terdrainasi), dimana tanah dikonsolidasikan secara normal kemudian
diberikan tegangan aksial yang bertambah dan tegangan isotropis tetap. Pemberian
tegangan aksial dengan penurunan yang sangat Iambat agar tegangan pori tetap dan
air dan sampel dibiarkan mangalir keluar.
Contoh tanah yang digunakan dalam penelitian ini berupa tanah gambut yang
berasal dari Riau. Tanah gambut (Pear) adalah sejenis tanah yang merupakan
campuran fragman-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang
telah membusuk, mengalami perubahan secara kimiawi dan menjadi fosil.
Secjara umum tanah gambut adalah suatu janis tanah yang memiliki daya
dukung yang rendah dan kompresibilitas yang tinggi sehingga tanah gambut sangat
buruk apabila dijadikan sebagai pendukung suatu konstruksi bangunan sipil, misalnya ;
untuk pondasi, jalan dan sebaginya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
W. Tri Wardhana
"Konsolidasi adalah proses pengecilan volume secara perlahan-Iahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengatirn sebagian air pori yang berlangsung terus menerus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Teori konsolidasi yang dikemukakan oleh Terzaghi (1925) telah diterapkan secara meluas untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan rekayasa perencanaan terutama untuk perhitungan settlement. Parameter konsolidasi suatu contoh tanah diambil dari suatu uji konsotidasi yang dilakukan di laboratorium.
Prinsip dari uji konsolidasi ini adalah tanah diberi kesempatan untuk mencapai keadaan setimbang melatui suatu seri pembebanan. Sehingga didapat hubungan antara void ratio (e) dan tegangan yang terjadi. Tentunya kesetimbangan yang sebenarnya tidak tercapai secara normal di laboratorium, tetapi untuk pertimbangan praktis sebuah prosedur tetah diterima secara meluas, yaitu melalui penambahan beban sebanyak dua kali beban awal setiap 24 jam. Dilihat dari segi efisiensi waktu dan penggunaan alat, serta memenuhi data rekayasa secara cepat maka dipikirkan suatu metoda konsolidasi dengan pembebanan dipercepat.
Tanah gambut memiliki karakteristik unik, dimana pada perilaku konsolidasinya tanah gambut memiliki kompresibilitas volumetrik yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya dekomposisi bahan organik yang tinggi dan disertai oleh tingginya pula nilai kadar air. Dengan demikian daya dukungnya kecil.
Perilaku konsolidasi gambut cenderung mengacu pada besarnya regangan yang terjadi dan mekanisme pemampatannya diasumsikan sebagai rangkaian kejadian tegangan-tegangan-waktu, sehingga untuk menganalisa pemampatannya digunakan pendekatan dengan suatu model rheologi yang dikembangkan oleh Gibson dan Lo (1961). Uji konsolidasi dipercepat akan dilakukan dengan Cara penambahan beban segera setelah konsolidasi primer (metoda rheologi) telah tercapai.
Penelitian yang dilakukan penulis berupaya mempelajari karakterstik dan perilaku tanah gambut biia dilakukan suatu uji konsolidasi dengan periode pembebanan dipercepat. Pengujian dilakukan terhadap contoh tanah gambut yang diambil dari Pontianak, Kalimantan Barat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sel Howe. dlmana dapat menggunakan contoh benda uji (sampte) yang cukup besan Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penurunan tanah yang cukup besar antara uji konsolidasi standar dan uji konsolidasi dipercepat. Hal ini menunjukkan bahwa pacla uji konsolidasi standar tanah gambut Pontianak belum terjadi proses dekomposisi. Pada uji konsolidasi dipercepat tidak didapat harga-harga parameter sekunder rheologi, sehingga tidak dapat digunakan sebagai metoda peramalan penurunan yang akurat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>