Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175030 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hendi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angka M. Yusuf
"Limbah konstruksi merupakan konsekuensi dari berkernbangnya industri konstruksi di Indonesia Dengan adanya limbah konstruksi maka dalam suatu proyek perlu mengeluarkan biaya pengelolaan. Sehingga Iimbah konstruksi selain dapat menurunkan kualitas lingkungan di dalam proyek maupun di sekitar proyek, juga dapat menambah biaya tidak perlu yang menjadi beban kontraktor.
Penerapan strategi minimisasi limbah konstruksi dapat menangani masalah limbah konstruksi. Strategi minimisasi limbah konstruksi dapat diterapkau dalam 4 area konstruksi yaitu: perencanaan pengelolaan proyek, pra konstruksi, kegiatan luar Iokasi proyek, kegiatan di dalam Iokasi proyek. Dengan studi kasus yang dilakukan dapat diketahui sejauh mana penerapan yang telah dilakukan kontraktor dan manfaat dari penerapan strategi minimisasi limbah konstruksi pada area perencanaan pengelolaan proyek dan kegiatan di dalam lokasi proyek konstruksi bagi kontraktor.
Penerapan strategi minimisasi limbah konstruksi pada proyek berbeda-beda tergantung dari kebijakan kontraktor itu sendiri. Melalui penelitian ini telah diketahui bahwa penerapan strategi minimasi limbah konstruksi yang dilaksanakan beberapa kontraktor BUMN sudah baik. Namun strategi minirnasi limbah konstruksi akan dapat berjalan lebih baik lagi apabila didukung oleh suatu sistim manajemen khusus, seperti housekeeping management pada PT PP dan environmental management system pada PT WASKITA. Karena dengan penerapan strategi minimasi yang baik dapat mengurangi total biaya pengelolaan limbah di proyek."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengelolaan limbah oleh kontraktor di Jakarta dilakukan dengan beberapa cara antara lain: membayar truk untuk mengangkut, menjual limbah, digunakan kembali dalam proyek atau memberikan dengan cuma-cuma. Metode ini berbeda-beda tergantung pada proyek konstruksi sebagai penghasil limbah dan perusahaan kontraktor sebagai pengelola limbah. Adanya faktor-faktor internal maupun eksternal sangat mempengaruhi kontraktor untuk mengelola limbah proyeknya. Faktor-faktor tersebut bisa saja faktor yang mendorong, memudahkan, ataupun penghambat. Namun pada akhirnya tergantung faktor mana yang lebih mendominasi sehingga mewujudkan suatu upaya tidaklanjut oleh pihak kontraktor dalam upaya penanganan limbah konstruksi, khususnya upaya penggunaan kembali material bekas pada proyek konstruksi. Analisa data yang digunakan yaitu analisa pembobotan, pengelompokkan (cluster), non parametik, korelasi. Dari hasil analisa tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam upaya perngelolaan limbah konstruksi, dan faktor kualitas material bekas merupakan faktor yang menentukan limbah dapat digunakan kembali, sedangkan faktor pengaturan bangunan/building code merupakan faktor yang paling menghambat. Namun dengan tujuan untuk mendapatkan biaya yang lebih murah, maka kontraktor masih mengusahakan untuk menggunakan kembali material bekas, tetapi hanya meterial bekas tertentu seperti kayu/papan yang memiliki peluang terbesar karena masih memadai untuk menggantikan material baru. Kata kunci : pengelolaan, penggunaan kembali, limbah konstruksi, kontraktor."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramesti Andiani
"Limbah konstruksi adalah puing-puing bangunan, tanah, beton, baja, kayu dan bahan-bahan campuran lainnya yang timbul dari berbagai kegiatan konstruksi. Penelitian ini dilakukan terhadap dua proyek yaitu Proyek Pembangunan Gedung DPRD dan Balaikota DKI Jakarta dan Proyek Pembangunan Tower Tiffany Kemang Village. Limbah yang di identifikasi komposisinya adalah tiga jenis limbah yang mendominasi pembangunan tahap struktur yaitu besi, kayu dan beton. Pada Proyek Pembangunan Gedung DPRD dan Balaikota DKI Jakarta jumlah limbah besi sebanyak 1,25% limbah kayu sebanyak 11,67%, limbah beton sisa cor sebanyak 7,43% dan limbah bobokan beton sebanyak 7,72%. Sedangkan pada Proyek Pembangunan Tower Tiffany Kemang Village limbah besi sebanyak 4,76%, kayu sebanyak 4,89%, kayu phenol film sebanyak 1,73%, limbah beton sisa cor sebanyak 2,91% dan limbah beton bobokan sebanyak 0,8%. Faktor utama penyebab terjadinya limbah konstruksi pada Proyek Pembangunan Gedung DPRD dan Balaikota DKI Jakarta adalah karena sisa pemotongan material menjadi panjang tertentu, limbah proses pengaplikasian dan limbah kemasan. Faktor utama penyebab terjadinya limbah konstruksi pada Proyek Pembangunan Tower Tiffany Kemang Village adalah karena kesalahan pada pekerja atau buruh, limbah proses pengaplikasian dan limbah kemasan.Limbah suatu proyek konstruksi tidak dapat dibandingkan dengan limbah proyek konstruksi lainnya karena perbedaan metode yang digunakan, fungsi bangunan, dan lain-lain. Solusi untuk mengurangi jumlah timbulan limbah konstruksi adalah dengan transparasi antar pihak yang terlibat dalam proyek.

Construction waste are debris, dirt, concrete, steel, wood and others as a result of construction activities. This research was conducted on two projects, DPRD and Balaikota DKI Jakarta construction project and Tower Tiffany Kemang Village Construction Project. The waste which identified were three kind of waste which dominated the construction of the building structure, the waste are steel, wood and concrete. At the DPRD and Balaikota DKI Jakarta project the amount of steel waste is 1,25 %, wood waste is 11,67%, concrete remainder is 4,3% and concrete residue after casting is 7,72%. Whereas at the construction of Tower Tiffany Kemang Village the amount of steel waste is 4,76%, wood waste is 4,89%, phenol film wood is 1,73%, concrete remainder 2,91% and concrete residue after casting is 0,8%. The main cause of construction waste at DPRD and Balaikota DKI Jakarta construction project is because of residue of cutting material, application process and pacakaging. Whereas the main cause of construction waste at Tower Tiffany Kemang Village project are because of error from the workers, application process and packaging. Waste of a construction project cannot be compared to other construction project because of the usage of different method, building function, etc. The solution to reduce the amount of construction waste is transparancy between all the stakeholder which involve in the project."
2011
S99
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santosa
"Limbah konstruksi dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi baik yang merupakan proyek pembangunan maupun yang merupakan proyek pembongkaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam beberapa penelitian, kontribusi industri konstruksi terhadap timbulan sampah semakin meningkat. Di Jakarta, upaya pengelolaan yang umum dilakukan terhadap limbah ini adalah dengan cara membuang dan menggunakannya kembali.
Penggunaan kembali utamanya bertujuan untuk mengurangi biaya konstruksi. Namun banyak faktor yang berpengaruh untuk mencapai hal yang dimaksud, oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian ini untuk mengidentifikasikan faktor-faktor berpengaruh yang menyebabkan terjadinya material limbah konstruksi di Jakarta. Pendekatan yang dilakukan adalah secara kualitatif melalui wawancara dan survey questioner.
Penelitian ini diharapkan akan meningkatkan pemahaman akan upaya pengelolaan limbah konstruksi, karakteristik segmen industri konstruksi yang menggunakannya, dan bahan bangunan terdaur ulang (recycled material) dalam konsep sustainable construction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iroth, Arthur R.V.
"Tujuan dari industri konstruksi adalah bagaimana menciptakan suatu teknologi yang dapat digunakan dengan nyaman dan aman bagi semua orang dengan biaya yang murah dan aman bagi lingkungan. Namun dalam pekembangannya industri-konstruksi telah menyumbangkan limbah yang sangat besar. Banyaknya limbah konstruksi yang dihasilkan menyebabkan dampak yang cukup serius bagi lingkungan. Upaya mereduksi limbah konstruksi merupakan cara yang terbaik dilakukan.
Identifikasi sumber dan penyebab limbah merupakan salah satu tahapan penting dalam usaha mereduksi limbah konstruksi yang terjadi pada proyek konstruksi. Proses konstruksi adalah salah satu pendekatan yang dilakukan, dengan menjabarkan suatu proses hingga bagian terkecil sehingga diharapkan dapat diketahui jenis pekerjaan yang berpotensi menghasilkan limbah konstruksi.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survey, melalui angket dan wawancara. Dan hasil analisis deskriptif dan analisis korelasi dapat diketahui bahwa pekerjaan dinding penahan tanah merupakan pekerjaan yang paling banyak menghasilkan limbah, adapun material limbah yang dihasilkan berupa sisa puing adukan dan tanah sisa galian yang menempati urutan pertama dan kedua volume limbah yang dihasilkan pada proses konstruksi basement. Sedangkan faktor pelaksanaan dilapangan merupakan penyebab terbesar terjadinya Iimbah konstruksi berdasarkan Studi deskriptif yang dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The fragmented nature of the construction industry can be alleviated by implementing the concept of
"lean construction, " particularly supply chain management. Studies on the performance of supply chains
in manufacturing industry are accessible, however, its adaptation in developing performance indicators
of supply chains in construction industry is much needed. The development of performance indicators
suitable for the construction industry is discussed in this paper. These indicators can be used as tools for
evaluating the performance of supply chains in the context of their efectiveness and efficiency during
production process towards lean condition, on Indonesian construction projects. The attempt to formulate
these indicators involved identifying the types of data commonly recorded on typical large construction
projects, based on _field surveys. The survey was supported with literature study on the indicators used in
manufacturing industry for possible adaptation. The potential application of the initial set of indicators
were then verified on several construction sites, and resulted in ten indicators recommended for
application on large construction projects. Because most large projects have implemented comprehensive
data recording system, these data should optimally be used for analyzing the production process in the
efforts to minimize wastes. It is recommended that contractors improve their data recording systems by
adding monitoring of material arrivals, formulating standard forms, and documenting customers'
complaints. This can benefit a contractor efforts in providing the value demanded by the client, but also
the satisfactory of and positive cooperation from other stakeholders in the supply chains.
"
Jurnal Teknologi, 22 (3) September 2008 : 169-178, 2008
JUTE-22-3-Sep2008-169
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Industri konstruksi memiliki tingkat fragmentasi yang tinggi. Salah satu kemungkinan solusi dalam mengatasinya adalah dengan penerapan konsep konstruksi ramping (lean construction), khususnya
dalam pengelolaan rantai pasok, atau supply chain management. Berbagai studi mengenai kinerja supply chain pada industri manufaktur telah dilakukan, namun pengembangan indikator kinerja supply chain
dalam industri konstruksi masih belum banyak dikenal. Pada makalah ini dibahas pengembangan indikator-indikator sebagai alat bantu untuk mengevaluasi kinerja terkait efektifitas dan efisiensi supply chain pada proyek konstruksi di Indonesia, dalam konteks pencapai
an proses produksi yang lebih ?ramping.? Metoda penyusunan dimulai dengan identifikasi jenis-jenis data yang tipikal tersedia dalam
proyek-proyek konstruksi (kontraktor besar) melalui survey. Studi litera
tur terhadap berbagai indikator yang biasa digunakan dalam sektor manufaktur juga dilakukan untuk kemungkinan proses adopsi maupun adaptasi. Setelah indikator-indikator disusun, dilanjutkan dengan telaah potensi penggunaannya pada proyek konstruksi. Sepuluh indikator diusulkan dan potensi penggunaannya cukup baik, terutama pada perusahaan kontraktor besar. Penggunaan indikator dalam menunjang tercapainya konstruksi ramping ini akan menjadi lebih optimal apabila terdapat beberapa perbaikan kondisi yang diharapkan,
yaitu: pencatatan data mengenai monitoring kedatangan material;pembakuan seluruh formulir yang diperlukan; dan dokumentasi hal-hal yang berhubungan dengan keluhan berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek. Hal ini akan bermanfaat dalam upaya perbaikan pencapaian value bukan saja bagi pihak owner namun juga bagi seluruh pihak yang terlibat.

Abstract
The fragmented nature of the construction industry can be alleviated by implementing the concept of ?lean construction,? particularly supply chain mangement. Studies on the performance of supply chains
in manufacturing industry are accessible, however, its adaptation in
developing performance indicators of supply chains in construction industry is much needed. The development of performance indicators
suitable for the construction industry is discussed in this paper. These indicators can be used as tools for evaluating the performance of supply chains in the context of their effectiveness and efficiency during
production process towards lean condition, on Indonesia n construction projects. The attempt to formulate these indicators involved identifying the types of data commonly recorded on typical large construction projects, based on field surveys. The survey was supported with literature study on the indicators used in manufacturing industry for possible adaptation. The potential application of the initial set of indicators were then verified on several construction sites, and resulted in ten indicators recommended for
application on large construction projects. Because most large projects have implemented comprehensive data recording system, these data should optimally be used for analyzing the production process in the efforts to minimize wastes. It is recommended that contractors improve their data recording systems by adding monitoring of material arrivals, formulating standard forms, and documenting customers? complaints. This can benefit a contractor?s efforts in providing the value demanded by the client, but also the satisfactory of and positive cooperation from other stakeholders in the supply chains."
Fakultas Teknik UI, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>