Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96908 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Portal dengan pengakuan arah lateral bangunan berupa suatu sistem rangka
bresing eksentrisitas mempakan portal dengan penambahan komponen diagonal
pada panel struktur. Portal ini harus memenuhi persyaratan ketentuan SNI 03-
1729-2002 mengenai tata cara perenoanaan struktur baja untuk bangunan gedung
Sistem portal dengan variasi panjang donah struktur dan panjang link,
dianalisa dengan menggunakan bantuan program komputer untuk mendapatkan
gaya-gaya dalamnya.
Hasil yang didapat ; nilai daktalitas portal bresing eksentris memiliki
kemampuan yang tinggi dalam mereopon gaya gcmpa bila dibandingkan dengan
portal pemikul momen.
Dengan kemampuan pengakuan lateral, daktailitas struktur meningkat dan
simpangan antar lantai bangunan yang terjadi lebih kecil dari 10 cm untuk tinggi
struktur 38 m, sorta rotasi link yang terjadi lebih kecil dari 0,08 radian. Selain itu
panjang link yang dianalisa masih memenuhi batas maksimum panjang link."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidh Erry Priyanto
"Gedung Bank of America Plaza adalah gedung yang sudah dibangun di San Diego, California, Amerika Serikat. Gedung tersebut merupakan gedung dengan satu sistem penahan beban lateral (single system), yaitu EBF (Eccentrically Braced Frame). Tinggi dari gedung tersebut melampaui batas limit yang sudah ditetapkan untuk gedung dengan satu sistem penahan beban lateral untuk EBF, yaitu 48 meter berdasarkan SNI 1726:2012 tentang Perencanaan Gedung Tahan Gempa. Metode untuk pengecekan awal struktur adalah metode pengecekan Demand/Capacity (D/C) Ratio (DCR) dan nilai DCR harus kurang dari 1 (satu). Dari hasil pengecekan DCR, struktur memiliki penampang profil baja bervariasi. Pada kolom bagian plaza1 dan plaza2, ada beberapa yang harus menggunakan pelat tambahan pada sayap profil untuk menambah kekuatan nominal terhadap beban aksial. Nilai gaya geser dasar seismik respon spektrum kurang dari 0,85 kali dari gaya geser dasar sesimik statik ekivalen, sehingga beban lateral yang digunakan harus diskalakan dan diperbesar berdasarkan SNI 1726:2012 Nilai drift terbesar pada arah x terjadi pada story11, yaitu sebesar 2,026 inchi. Nilai drift terbesar pada arah y terjadi pada story11, yaitu sebesar 1,478 inchi. Karena nilai drift izin yang didapatkan dari hasil perhitungan SNI 1726:2012 adalah 2,584 inchi, nilai drift maksimum struktur memenuhi syarat berdasarkan peraturan SNI 1726:2012. Oleh karena itu, struktur tersebut bisa aman dibangun terhadap beban gempa dengan proses desain yang benar sesuai dengan SNI 1726:2012.

Bank of America Plaza building is a building that built in San Diego, California, United States of America. The building is single system seismic resisting type bulding (Eccentrically Braced Frame). The height of building is overlimit of the standard SNI 1726:2012 for EBF single system building, the limit is 48 meters. The first method to early check design is Demand/Capacity (D/C) Ratio (DCR) method and the value of DCR must be below of one. From the result of DCR check, the structure has variation of steel profile. For column in plaza1 and plaza2, there are additional steel plate in flange for the improvement of nominal capacity for internal axial force. Respon spectrum’s seismic base shear is below of 0,85 times of static equivalent’s seismic base shear, so lateral force must be scale up based on SNI 1726:2012. Drift maximum in axis x is 2,026 in and drift maximum in axis y is 1,478 in. Because drift limit based on SNI 1726:2012 is 2,584 in, drift maximum of structure is satisfy the condition for allowable drift. Therefore, based on SNI 1726:2012, the structure is safe to be built for seismic load and right design process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk membangun sebuah gedung dengan multi lantai dan multi bentang
dibutuhkan analisis struktur dalam perencanaannya agar bangunan tersebut
memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan sepanjang umur rencananya.
Untuk analisis struktur gedung dengan multi lantai dan multi bentang pada
awalnya para insinyur sipil mengembangkan sistem struktur Momen Resisting
Frame (Rigid Frame / open Frame ] yang merupakan sistem struktur yang daktail.
Akan tetapi semakin tinggi bangunan tersebut, simpangan yang pada sistem MRF semakin besar akibat adanya gaya lateral yang disebabkan oleh gempa bumi. Untuk itu dikembangkanlah suatu metode baru berdasarkan sistem MRF tersebut yaitu sistem struktur Eccenfric Brace Frame (EBF) atau Sistem Rangka Bresing Eksentris (SRBE).
Pada skripsi ini, sistem struktur SRBE divariasikan menjadi tiga tipe SRBE
berdasarkan perbandingan panjang link (e) dan panjang balok bentang Iengah
pada portal SRBE tersebut fb), lalu diberi gaya lateral gempa yang dianalisa
dengan metode statik ekuivalen.
Dengan bantuan program komputer SAP 2000, didapat gaya-gaya dalam
dan simpangan struktur yang terjadi dari ketiga tipe struktur SRBE tersebut, dan
dapat disimpulkan bahwa pada kasus SRBE tlpe bresing V terbalik ,
perbandingan e/b berbanding lurus terhadap simpangan yang terjadi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lily
"ABSTRAK
Pengaruh kontribusi pola getar pada respon maksimum bangunan yang dibebani dengan sebuah komponen horisontal dari gerakan tanah akibat gempa akan ditinjau. Komponen gerakan gempa ini diambil berdasarkan analisis riwayat waktu El Centro 18 Mei 1940, N-W,California. Dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah pola getar minimum yang dapat digunakan sebagai preliminary design pada perencanaan bangunan tinggi dengan kesalahan relatif dari nilai respon di bawah toleransi 5 atau 10 persen.
Bangunan dengan jumlah lantai dan sistem struktur yang berbeda didefinisikan sebagai Bangunan Geser atau Bangunan Lentur, yang digunakan sebagai bangunan ideal untuk menghasilkan perumusan jumlah pola getar yang diinginkan. Sifat-sifat dinamis dari bangunan umumnya akan terletak di antara kedua jenis bangunan ini.
Kontribusi pola getar tinggi pada tiap respon dinamis bangunan akan dievaluasi. Dan pengaruhnya dihubungkan pada pertambahan waktu getar fundamental dan jumlah lantai bangunan. Gerakan gempa dianggap sebagai respon gempa yang bersifat elastis.
Perumusan mengenai jumlah pola getar yang dibutuhkan dengan memberikan toleransi pada kesalahan relatif sebesar 5 % dan 10 % akan didapatkan. Dan hasilnya akan dibandingkan dengan peraturan gempa lainnya, yaitu Peraturan Gempa Indonesia dan Uniform Building Code. Banyak peraturan gempa yang menyarankan jumlah pola getar minimum untuk analisis, tetapi mungkin terjadi kesalahan yang cukup besar dalam beberapa nilai respon, hal ini disebabkan tidak diperhitungkannya pengaruh kontribusi pola getar tinggi terhadap waktu getar fundamental dan pengaruh jumlah lantai bangunan.
Simulasi numerik untuk mendapatkan jumlah pola getar minimum ini dilakukan dengan menggunakan Computer Program for The Static and Dynamic Finite Element Analysis of Structures SAP 90 yang dikembangkan oleh Edward L. Wilson and Asluaf Habibullah.
Daftar Pustaka : 19 (1962-1996)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loshaless, Hansel
"Pada perkembangan desain moderen, aspek arsitektural dari jembatan harus di ekspresikan dalam desain struktur. Rangka pada jembatan akan lebih menarik secara visual jika tidak memiliki rangka diagonal, sehingga jembatan dengan sistem balok menerus atau sitem rangka vierendeel merupakan pilihan yang tepat. Penelitian ini berfokus pada respon seismik dari struktur jembatan balok menerus dan jembatan vierendeel dengan memvariasikan kekakuan elastomeric rubber bearing, kekakuan pilar, panjang bentang jembatan, dan jenis pilar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sistem rangka vierendeel lebih efisien dibandingkan sistem balok menerus.

In the development of modern design, the architectural aspects of the bridge must be expressed in the design of the structure. The frame on the bridge will be more visually appealing if it does not have any diagonal frame, so a bridge with a continuous beam system or vierendeel system is the right choice. This study focuses on the seismic response of the continuous bridge beam structure and vierendeel bridge by varying elastomeric rubber bearing stiffness, pillar rigidity, the span of the bridge, and pillar type. The results showed that the vierendeel frame was more efficient than continuous beam system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Axel Ivanda
"Indonesia merupakan daerah yang dikelilingi oleh aktivitas seismik yang paling aktif dan memiliki lempeng konvergen yang paling rumit. Untuk itu diperlukan bangunan yang memiliki ketahanan terhadap gempa. Ketahanan tersebut dapat digambarkan dari sifat daktilitas serta kekuatan struktur. Special Moment Resisting Frame merupakan salah satu sistem rangka yang digunakan dalam struktur tahan gempa. Dalam SMRF, properti sambungan dan panel zone akan mempengaruhi perilaku struktur.
Penelitian dilakukan menggunakan aplikasi computer Drain-2DX untuk memodelkan struktur bangunan secara 2 dimensi untuk melakukan analisis pushover. Sedangkan material yang digunakan adalah baja Wide Flange dan Concrete Filled Steel Tubes. Dengan perbandingan pemodelan terbukti bahwa panel zone mempengaruhi perlemahan kekuatan dan daktilitas struktur. Selain itu, rigiditas sambungan mempengaruhi kekakuan struktur secara umum dengan struktur WF memiliki daktilitas yang lebih ditinggi.

Indonesia is an area surrounded by the most active seismic activity and has the most complicated convergent plates. So, building has some requirement to resist earthquake. Resistance can be described from the property of ductility and structural strength. Special Moment Resisting Frame is one of the frame system used in earthquake resistant structure. In SMRF, connection properties and zone panels will affect the behavior of the structure.
The study was conducted using Drain 2DX computer application to modeling the building structure in 2 dimension and perform pushover analysis. Wide flange steel and concrete filled steel tubes are used to compare the behavior of both structure. The comparison all of model become the evident that the zone panels affect the strengthening and ductility of structures. In addition, the rigidity of the connections affects the stiffness of the structure in general with the WF structure have a higher ductility.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Rian Wulandari
"Negara Indonesia yang secara geografis terletak di wilayah ring of fire menjadikan wilayah yang tidak dapat dipisahkan dari fenomena alam gempa bumi dan aktivitas gunung berapi. Apalagi didukung dengan teknologi bangunan yang digunakan pada bangunan di Indonesia yang belum tahan gempa. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan pengetahuan konstruksi tahan gempa pada bangunan untuk meminimalkan kerugian dan memberikan keamanan lebih bagi penghuninya.
Tulisan ini mencoba untuk mengetahui konstruksi yang digunakan di Kepulauan Nias dalam menghadapi gempa. Kepulauan Nias berada di daerah rawan gempa karena berada pada pertemuan 2 lempeng yaitu lempeng Indo- Australia dan lempeng Eurasia. Metode yang digunakan adalah membuktikan bahwa konstruksi yang digunakan pada arsitektur tradisional Kepulauan Nias mengikuti prinsip konstruksi tahan gempa berdasarkan pedoman Dinas Pekerjaan Umum SNI 03-1726-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, dan RSNI T – 02 - 2003, Metode Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia adalah denah sederhana dan simetris, bahan bangunan harus seringan mungkin, sistem konstruksi yang memadai.
Hasil yang ditemukan dalam tulisan ini adalah arsitektur tradisional Kepulauan Nias menggunakan sambungan tanpa paku dan pondasi umpak sehingga memiliki kelenturan terhadap gempa. Selain itu, denah persegi dan lonjong yang sederhana dan simetris, bahan ringan terdiri dari dinding kayu dan atap daun sagu, serta sistem konstruksi asli dan unik, yaitu kayu diagonal yang dikenal sebagai ndriwa, yang mengikat pilar vertikal dari rumah panggung agar lebih kokoh. Kesimpulannya, arsitektur tradisional di Kepulauan Nias telah memenuhi standar untuk dijadikan contoh konstruksi tahan gempa yang dapat meningkatkan ketahanan bangunan atau perumahan saat ini.

The country of Indonesia, which is geographically located in the ring of fire, makes it an area that cannot be separated from natural phenomena of earthquakes and volcanic activity. Moreover, it is supported by the building technology used in Indonesian buildings that cannot yet withstand earthquakes. Therefore, it is very important to apply knowledge of earthquake-resistant construction in buildings to minimize losses and provide more security for the occupants.
This paper tries to find out the construction used in the Nias Islands in the face of earthquakes. The Nias Islands are located in an earthquake-prone area because they are located at the confluence of 2 plates, namely the Indo-Australian and the Eurasian plate. The method used is to prove that the construction used in the traditional architecture of the Nias Islands is following the principles of earthquake-resistant construction based on the guidelines of the Public Works Service SNI 03-1726-2002, Procedures for Planning Earthquake Resistance for Buildings, and RSNI T – 02 - 2003, Indonesian Timber Construction Planning Methods are simple and symmetrical plans, building materials must be as light as possible, adequate construction systems.
The results found in this paper are that the traditional architecture of the Nias Islands uses joints without nails and pedestal foundations (umpak) so that they have flexibility against earthquakes. In addition, the simple and symmetrical square and oval plans, the lightweight materials consist of wooden walls and sago leaf roofs, as well as the original and unique construction system, namely diagonal wood (bracing) known as ndriwa, which binds the vertical pillars of the stilt house to make it sturdier. In conclusion, traditional architecture in Nias Islands has met the standards to be used as examples of earthquake-resistant construction that can improve the resilience of current buildings or housing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Wildan Al Baihaqi
"ABSTRACT
Desain gedung aula olahraga pada karya tulis ini memiliki keunikan dan nilai positif tersendiri. Gedung ini memiliki aula olahraga yang bertingkat sehingga membuat efisiensi lahan tentu meningkat. Tetapi bagunan ini memiliki lantai disekelilinnya yang cukup ramping dan memanjang sehingga menarik untuk dibahas. Penelitian ini menggunakan analisa respon spectrum untuk melihat perilaku bangunan dan gaya static diafragma untuk menganalisis diafragma. Selain itu, struktur ini menggunakan perletakan sendi di platformnya. Hal ini menarik untuk divariasikan dengan perletakan fleksibel. Sehingga platform dengan perletakan fleksibel dapat berfungsi sebagai tune mass damper. Hal yang divariasikan adalah jenis diafragma, jenis perletakan, jumlah lantai dan kombinsasi perletakan.

ABSTRACT
The design of sport hall building in this paper has its own uniqueness and added value. This building has a multi-story sports hall that makes land efficiency certainly increase. But this building has a floor that is quite slim and elongated so it is interesting to discuss. This study uses spectrum response analysis to look at building behavior and the force of static diaphragms to analyze the diaphragm. In addition, this structure uses joint support on its sports hall platform. This is interesting to be varied with flexible placement. So that the flexible placement platform can function as a tune mass damper. The things that were varied were the type of diaphragm, type of platform support, number of story and support combination."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Dzulfikar
"Struktur flat plate pada wilayah gempa tinggi di Indonesia masih jarang digunakan karena lemah terhadap geser pada sambungan kolom-slab. Dengan demikian dalam melakukan perencanaan struktur flat plate pada wilayah gempa tinggi harus dikombinasikan dengan sistem struktur penahan beban lateral yaitu kombinansi dinding geser struktural khusus dan perimeter frame SRPMK. Struktur flat plate hanya didesain sebagai struktur penahan beban gravitasi. Hubugan kolom-slab harus memiliki kapasitas untuk mampu mengikuti deformasi yang telah diperbesar oleh faktor defleksi Cd akibat beban gempa. Proporsi dimensi kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang diterima oleh kolom tersebut. Semakin kecil dimensi kolom maka semakin kecil gaya lateral yang diterima oleh kolom tersebut. Pada wilayah gempa menengah struktur flat plate dapat digunakan sebagai bagian dari sistem penahan beban lateral. Dalam perencanaan ini struktur flat plate dimodelkan sebagai equivalent slab-beam yang merupakan bagian sistem rangka pemikul momen menengah. Sistem penahan beban lateral pada perencanaan pada wilayah gempa menengah merupakan kombinasi dari dinding geser struktural khusus, perimeter frame SRPMM dan slab-column frame SRMM . Dari hasil analisa didapatkan bahwa jika perencanaan mengikuti kaidah perencanaan tersebut maka flat plate dapat digunakan pada wilayah gempa tinggi dan menengah dan struktur masih bersifat daktail.

Flat plate structure for high seismic risk region in Indonesia is not commonly used because it has high risk on shear failure on the slab column connection. Therefore the building design in high seismic risk region should be combined with lateral resisting system, a dual system combining shearwall and perimeter frame SMRF . Flat plate structure is only designed as gravity resisting system. Slab column connection should have capacity to follow the bigger deformation by deflection factor Cd caused by lateral force. The proportion of the interior column dimension would determine the amount of lateral force received. The smaller the column dimension, the smaller the lateral force accepted by the column itself. In an region with medium seismic risk, flat plate structure can be used as component to resist lateral force. In this kind of design, flat plate is modeled as equivalent slab beam which also a part of slab column moment frames. Lateral resisting system component in the medium seismic risk region is a combination of shear wall and slab column moment frames IMRF . From this design, the writer found that if the design follow the guidelines plan, the flat plate can be used both in high seismic risk region and medium seismic risk region and structure is still ductile.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Amir
"Pelaksanaan pembangunan gedung-gedung bertingkat banyak merupakan salah satu altematif di dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan ruang untuk hunian maupun untuk layanan kegiatan bisnis. Hal ini berkaitan erat dengan keterbatasan lahan yang ada dan sejalan dengan kemajuan teknologi di bidang bahan konstruksi dan rekayasa struktur bangunan.
Di dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat banyak ini, perlu perlu diperhatikan besamya simpangan pada bangunan tinggi akibat gaya-gaya lateral yang belcerja. Simpangan yang terjadi dapat menyebahkan efek P-Delta yang dapat menimbulkan lcetidakstabilan pada struktur bangunan yang telah direncanakan.
Efek P-Delta adalah pembesaran pengaruh gaya al-zsial (P) yang belcerja clalam kolom-kolom akibat membesarnya eksentrisitas gaya-gaya aksial tersebut karena adanya simpangan sejauh delta pada struktun Pembesaran pengaruh ini berupa pertambahan momen pada ujung kolom.
Peraturan gempa yang berlaku di Indonesia yaitu Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung (PPKGURG) 1987 memberikan batasan simpangan antar tingkat dan perbandingan antara simpangan antar tingkat dengan ketinggian tingkat yang maksimum dengan maksud untuk membatasi pertambahan momen tersebut.
Di dalam penulisan Skripsi ini akan dianalisa persentase pertambahan mornen dan pertambahan simpangan antar tingkat akibat efek P-Delta karena pengaruh pembebanan gaya lateral gempa yang terjadi pada enam buah model stmlctur portal bertingkat banyak dengan batasan simpangan maksimum yang diber1kan_ Perhitungan yang digunakan adalah analisa dua dimensi dengan metode iterasi dengan menggunakan alat bantu komputer dan perangkat lunak program SAP90 versi 5.4.
Dari hasil perhitungan ini kita dapat melihat apakah pembatasan simpangan lateral ini berpengaruh pada pendimensian kolom dan dapat disimpulkan apakah efek P-delta harus diperhitungkan di dalam perencanaan struktur gedung beningkat banyak mengacu pada hasil yang didapat dari empat buah model tersebut sebagai masukan untuk penyempurnaan peraturan gempa yang berlaku."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>