Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162285 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bintang Kusumo Adi Buwono
"Akibat pembangunan serta eksploitasi alam secara besar-besaran ekosistem mengalami perubahan suhu secara dramatis dari tahun ketahun, suhu permukaan bumi, dan ketinggian permukaan air laut mengalami peningkatan akibat terjadinya pemanasan global. Adaptasi terhadap perubahan yang terjadi hams terus dilakukan, dalam hal ini standar yang berlaku dalam perencanaan strukturjalan. Elemen-elemen yang ada harus di kaji kembali dalam kurun waktu tertentu guna mendapatkan penyesuaian terhadap perubahan. Perkembangan teknologi dalam meningkatkan kinerja perkerasan jalan makin pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai macam inovasi dalam meningkatkan mutu perkerasan jalan, seperti penggunaan material aspal dengan jenis yang telah disempurnakan, perbaikan sistemasi dalam peningkatan efisiensi pekerjaan jalan, serta penggunaan bermacam material aditif. Pada dasamya teknologi serta material yang baik akan menjadi buruk apabila tidak dilaksanakan dengan metode pengerjaan yang tepat, mutu perkerasan dapat turun dengan drastis apabita terjadi kesalahan dalam pekerjaan lapangan. Jenis perkerasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perkerasan lentur (flexible pavement) dengan lapis aspal beton (laston) II dan laston IV sebagai perbandingan. Laston adalah suatu lapisan pada konstruksijalan,yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat gradasi menerus, dicampur, dihampar, lalu dipadatkan dalam keadaan panas dengan suhu tertentu, sedangkan campuran no. II adalah gradasi agregat yang digunakan. Campuran no.II adalah campuran yang memiliki struktur gradasi/tekstur agregat kasar yang memiliki nilai stabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan campuran yang lain. Aspal yang digunakan terdiri dari dua jenis aspal penetrasi 60/70 milik Pertamina dan aspal SuperPhalt, sedangkan agregat yang digunakan berasal dari AMP Cikunir milik PT. Hutama Karya dengan Quarry berasal dari Sudamanik. Hasil penelitian ini adalah pengaruh penggunaan aspal superphalt yang menggunakan laston II dan laston IV (sebagai reference) dibandingkan dengan menggunakan aspal Pertamina penetrasi 60/70, yang suhu perendaman divariasikan dengan rentang 60-80°C dengan interval 15°C sehingga didapatkan hubungan antara, stabilitas, kelelehan, dan kekakuan (MQ) dari campuran terhadap perubahan suhu perendaman. Berdasarkan hasil pengujian kenaikan temperatur perendaman menyebabkan stabilitas menjadi lebih menurun. Hal ini disebabkan semakin naiknya temperatur, maka kemampuan aspal untuk mengikat agregat menjadi lemah, ditandai dengan kekentalan aspal menjadi berkurang. Untuk laston II kemampuan campuran bertahan terhadap perubahan temperatur, iebih karena gaya mengunci antara agregat kasar, dan dengan kadar aspal yang sedikit kelelehannya menurun seiring pertambahan temperatur, berbeda dengan laston IV yang kelelehannya makin meningkat karena jumlah kadar aspalnya yang lebih banyak. Kenaikan temperatur pada rentang (60°-80°C) mengakibatkan penurunan stabilitas pada laston II (aspal Pertamina) sebesar _40,6% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt pada campuran laston II hanya meningkatkan stabilitas sebesar _7,8%. Jika dibandingkan dengan laston IV (aspal Pertamina) laston II stabilitasnya lebih tinggi _8,2% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt penggunaan aspal Superphalt hanya meningkatkan stabilitas sebesar _5,8% pada laston IV."
2005
S35125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Supono
"Hidrogel kitosan-cangkok-poli(N-vinil pirrolidon) telah disintesis melalui teknik polimerisasi radikal bebas. Dalam penelitian ini, monomer N-vinil pirrolidon (NVP) dicangkokkan pada kitosan menggunakan inisiator ammonium persulfat (APS) dan agen pengikat silang N,N’-metilen bisakrilamida (MBA) dalam sistem larutan. Untuk membuktikan bahwa monomer itu telah tercangkok, dilakukan karakterisasi dengan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Differential Scanning Calorimetry (DSC), dan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui bentuk morfologi hidrogel. Pengaruh komposisi monomer NVP, agen pengikat silang, dan waktu polimerisasi terhadap kemampuan swelling telah diamati. Swelling optimum diperoleh sebesar 54,6% pada waktu polimerisasi 3 jam dengan komposisi monomer NVP 0,8 mL dan konsentrasi pengikat silang 2%.

Hydrogels of chitosan-graft-poly(N-vinylpyrrolidone) had been synthesized via free radical polymerization technique. In this research, monomer N-vinylpyrrolidone (NVP) was grafted onto chitosan by using APS as initiator and N,N '-methylene bisacrylamide (MBA) as crosslinking agent in the solution system. In order to prove that the monomers were grafted, FTIR spectroscopy, DSC analysis were used, and Scanning Electron Microscope (SEM) to determine the morphology of hydrogels. The influence monomer compositions, concentration of crosslinking agent, and polymerization time on the ability of swelling was observed. The optimum swelling was obtained at 54,6% in the polymerization time of 3 hours with 0.8 mL NVP monomer composition and concentration of crosslinking of 2%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Marwati
"Penentuan stoikiometri senyawa koordinasi M: L: L? dilakukan dengan metode perbandingan mol melalui dtia pendekatan, yaitu penambahan L? ke datam senyawa koordinasi (ML2)2 dan penambahan L ke dalam (ML?2)2+, dimana L = 2,2?-bipiridin (bpy) atau 2,9-dimetil-1, 10- fenantrolin (dmfen) dan L? = 4,4?-bipiridin (bpy?) serta M = Fe(II), Co(II), atau Ni(ll). Diperoleh kesimpulan yang sama, yaitu stoikiometri senyawa koordinasi M : L : L? = 1: 2 : 1 dan 1 : 2 : 2 untuk ke tiga ion logam. Berdasarkan stoikiometri tersebut disintesis senyawa koordinasi (ML2)2+ dan (ML2 L?2)2+ seria dikarakterísasi dengan spektrofotometer UV-Vis dan JR. Kristal [ML2 ]2+ dan [ML2 L?2 ]2+ yang diperoleh umumnya berbentuk butiran halus dengan warna yang bervariasi.
Spektra UV-Vis untuk ketiga ion logam dengan ligan 2,2?-bipiridin menunjukkan kemiripan, yaitu adanya pergeseran batokromik ligan terkoordinasi terhadap ligan bebas di daerah ultraungu dan transisi d-d di daerah tampak. Pada senyawa koordinasi [Fe(bpy)2]2+ terjadi transisi Metal to Ligand Charge Transfer (MLCT) pada Å, = 522 nm dengan nilai t= 4494 M?1cm1. Adanya MLCT mengindikasikan senyawa koordinasi [Fe(bpy) 2 ]2+ spin rendah. Transisi ini tidak terjadi pada senyawa koordinasi [Fe(dmfen) 2 ]2. Begitu juga dengan senyawa koordinasi Co(ll) dan Ni(ll) dengan ligan 2,2?-bipirjdjn dan 29-dímeN-1,1O-fenantrolin tidak menunjukkan adanya MLCT di daerah tampaic dan transisi d-d umumnya tidak teramati dengan jelas.
Senyawa koordinasi [Co(dmfen)2} dan [Ni(dmfen) 2 ]2 menunjukkan kemiripan, yaltu antara spektrum ligan bebas dan ligan terkoordmnasí tidak menunjukkan pergeseran panjang gelombang walaupun e berubah. Sedangkan [Fe(dmfen) 2 ]2 menunjukkan pergeseran batokromik dan hipsokromík ligan terkoordinasi terhadap ligan bebas secara simultan. Substitusi ligan jembatan 4,4?-bipiridin pada senyawa koordinasi [ML2 ]2+ mengakíbatkan pergeseran puncak serapan dan perubahan absorbansi di UV-Vis. Spektrum IR menunjukkan pergeseran pada serapan karbon aromatís dan karbon-nitrogen serta adanya serapan baru pada daerah 200-400 cm-1 yang merupakan serapan khas dan vibrasi M-N yang membuktikankan senyawa koodínasi sudah terbentuk. Data serapan dan vibrasi M-N mengindikasikan senyawa koordinasi [FeL2L?2=]2+ spin rendah dan [CoL2L?2]2+ serta [NiL2L?2]2 spin tinggi. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T4388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Iswahyuni
"Virus Influenza merupakan virus patogen yang menular dan pendemik terhadap manusia. Deteksi NA sebagai salah satu enzim dalam virus influenza menggunakan reaksi inhibisi oleh Zanamivir, dilakukan secara elektrokimia dengan teknik voltametri siklik menggunakan elektroda Pt-BDD dan PtNPs-BDD sebagai elektroda kerja. Deteksi NA dilakukan dengan mengamati perubahan respon elektrokimia zanamivir dalam buffer fosfat saat terdapat NA atau tidak. Deteksi NA dikembangkan dengan sistem magnetic beads dan strip test. Kurva kalibrasi linier pengukuran zanamivir berdasarkan puncak arus oksidasi diperoleh pada rentang kosentrasi 1,5x10-6 M – 1,5x10-3 M pada elektroda Pt-BDD dan rentang konsentrasi 1,5x10-7 M – 1,5x10-4 M pada elektroda PtNPs-BDD. Limit deteksi Zanamivir pada Pt-BDD sebesar 2,997 x 10-7 M untuk dan 5, 64 x 10-8 M pada elektroda PtNPs-BDD. Pt-BDD dan PtNPs-BDD kemudian digunakan pada aplikasi sebagai sensor Zanamivir, konsentrasi Zanamivir 2x10-5 M dapat dengan tepat menginhibisi 20 mU Neuraminidase dengan batas deteksi 4,6667 mU untuk Pt-BDD dan 2,833 mU untuk PtNPs-BDD. Kondisi optimum pengukuran adalah pada pH 6,8 dengan waktu inkubasi 25 menit. Selektivitas sensor diuji dengan penambahan 0,01 mg/mL Interferensi yaitu mucin, glukosa, dan α-amilase, terjadi penurunan respon arus oksidasi namun tidak signifikan, mengindikasikan sensor yang dikembangkan cukup menjanjikan.

Influenza viruses are pathogenic viruses and pandemic infectious to human body. In this work, detection method of Neuraminidase as influenza virus enzyme was developed by electrochemical method with cyclic voltametry method using Pt-BDD and PtNPs-BDD as working electrode. The detection method was developed based on the difference of electrochemical responses of zanamivir in the presence and the absence of NA in phosphate buffer solution. Detection of NA developed on magnetic beads and strip test. Linier calibration curve of zanamivir concentration based on oxidation peak current obtained in the range 1,5x10-6 M - 1,5x10-3 M on Pt-BDD electrode and 1,5x10-7 M - 1,5x10-4 M on PtNPs-BDD electrode. Limit detection (LOD) of Zanamivir on Pt-BDD electrode 2,997 x 10-7 M and 5, 64 x 10-8 M on PtNPs-BDD electrode. Application of Pt-BDD and PtNPs-BDD as sensor for Neuraminidase showed that the maximum concentration of Neuraminidase can be inhibited by 1,5x10-5M zanamivir was 20 mU. LOD was 4,6667 mU for Pt-BDD and 2,833 mU for PtNPs-BDD. The optimum pH for the inhibition was 6.8 with incubation time of 25 minutes. Selectivity of the sensor was examined with the presence of mucin, glucose and α-amilase with a concentration of 0,01 mg/mL, decrease in the oxidation current response but not significant, suggesting that the sensors is promising to be applied.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pristi Amalia Nurcahyani
"Material untuk penyerapan fosfat secara selektif disintesis menggunakan metode ion imprinted polymer, dengan kitosan sebagai bahan dasar utama. Untuk meningkatkan daya adsorpsi kitosan, maka dilakukan modifikasi kitosan menggunakan anhidrida suksinat, yang kemudian dikomplekskan dengan Fe(III). Fe(III)-kitosan suksinat dikontakkan dengan fosfat sehingga terbentuk kompleks cetakan-polimer, yang selanjutnya diikat silang menggunakan MBA untuk menstabilkan situs aktif yang terbentuk. Cetakan kemudian dielusi menggunakan KOH 1,0 M, dengan tujuan terbentuknya rongga bagi masuknya ion fosfat.
Keberhasilan sintesis IIP terkonfirmasi menggunakan FTIR dimana terjadi penambahan puncak serapan gugus baru, yaitu karbonil (1750-1600 cm-1), amida (1600-1500 cm-1), fosfat (1100-1000 cm-1), dan ikatan Fe-O (650-400 cm-1). Selain itu, meningkatnya Tm pada hasil DSC menunjukkan adanya penambahan ikatan dan mengindikasikan keberhasilan sintesis, sehingga modifikasi kitosan ini menghasilkan naiknya sifat kestabilan termal yang dibuktikan dengan hasil pengamatan TGA dimana pada rentang suhu yang sama (30-500°C), material baru belum terdekomposisi sempurna.
Hasil karakterisasi dengan SEM-EDX menunjukkan bahwa pengompleksan dan pengelusian fosfat berhasil dilakukan, dimana terkonfirmasi dengan munculnya unsur Fe dan P dan berkurangnya persen atom P setelah dilakukan elusi. Adsorben yang disintesis diuji sifat adsorpsi serta elusinya, dan diperoleh persen adsorpsi sebesar 87.55% dan persen elusi sebesar 85.1%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa adsorben dapat menyerap fosfat dengan baik dan fosfat yang sudah teradsorpsi dapat dilepaskan kembali menggunakan basa.

Material for selective phosphate adsorption was synthesized using ion imprinted polymer method, with chitosan as the raw material. In order to increase the adsorption ability of chitosan, chitosan has been modified using succinic anhydride to form chitosan-succinate, subsequently formed complex using Fe(III). Phosphate was added to Fe(III)-chitosan succinate to form template-polymer complex, then it was cross-linked by using MBA. Moreover, the template was leached using KOH 1,0 M to form the cavity for phosphate ion.
The result of IIP was confirmed using FTIR which occur new absorption peaks of functional groups, such as carbonyl (1750-1600 cm-1), amide (1600-1500 cm-1), phosphate (1100-1000 cm-1), and Fe-O bond (650-400 cm-1). In addition, the increased of Tm on the DSC result showed there was some addition of bonds and indicate the success of synthesis, so that the modification of chitosan increases the thermal properties. It was proven furthermore by TGA thermogram in which at the same temperatur range (30-500°C), the new material not decomposited at all.
SEM-EDX data showed that the complexation and leaching process were success, which confirmed by measuring the Fe and P elements, also the P element atomic percent was decrease after leaching. The synthesized adsorbent was tested the adsorption and desorption properties, and the percent adsorption was 87.55% and percent desorption was 85.1%. These values indicate that the adsorbent can adsorbs phosphate well, and the phosphate can be released using base.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rukaesih Achmad
Yogyakarta : Andi, 2004
540 RUK k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: ITB Press, 1984
540.3 PER (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Cindy
"Benincasa hispida (Bligo) dilaporkan memiliki senyawa aktif yang dapat menghambat kerja enzim α-glukosidase dan berperan sebagai terapi pengobatan diabetes melitus. Pada penelitian ini dilakukan penapisan kimia, uji inhibisi ekstrak daun dan batang bligo terhadap aktivitas enzim α-glukosidase dengan menggunakan substrat p-NPG serta uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Berdasarkan hasil uji penapisan fitokimia pada ekstrak metanol, baik dari daun maupun batang bligo, keduanya menunjukkan hasil positif terhadap adanya kandungan alkaloid, fenol, karbohidrat, dan steroid.
Hasil positif terhadap kandungan ninhidrin dan saponin terdapat pada pada ekstrak batang. Kondisi optimum pengukuran aktivitas α-glukosidase adalah dengan konsentrasi α-glukosidase sebesar 0,3 unit/mL dan konsentrasi substrat p-NPG 5 mM, yang diukur pada pada panjang gelombang 402 nm. Pada pengujian daya inhibisi terhadap aktivitas enzim α-glukosidase dari berbagai fraksi sampel daun dan batang digunakan variasi konsentrasi 150, 250, 500, 750, dan 1000 ppm.
Daya inhibisi terbesar terdapat pada fraksi etil asetat, baik untuk daun maupun batang, dengan konsentrasi 1000 ppm yaitu masing-masing sebesar 80,42 % dan 66,32%. Pengujian aktivitas antioksidan memberikan nilai IC50 terkecil untuk daun yaitu pada fraksi air sebesar 619,71 ppm, sedangkan untuk bagian batang yaitu pada fraksi etil-asetat sebesar 1350 ppm.

Benincasa hispida (Bligo) was reported to have active compounds that can inhibit α-glucosidase’s activity and act as therapeutic agent for diabetes melitus. In this study, phytochemical screening, inhibition assay of bligo leaf and stem extract against enzyme α-glucosidase activity was carried out using p-NPG as subtrate. Antioxidant activity assay was carried out using DPPH method. Based on the results of phytochemical screening test on either metanol extract of leaf and stem, both showed positive results for the presence of the content of alkaloids, phenols, carbohydrate, and steroid.
The positive result of the content of free aminos and saponin presence in stem extract. The optimum measurement conditions α-glucosidase activity present in the α-glucosidase concentration of 0.3 units /mL, P-NPG substrate concentration of 5 mM, and measured at wavelength of 402 nm. In inhibition test against α-glucosidase enzyme activity made various concentrations 150, 250, 500, 750, and 1000 ppm.
The greatest inhibition found in ethyl acetate fraction both for leaf and stem extract at a concentration of 1000 ppm, which are 80,42 % and 66,62% respectively. Antioxidant evaluation gives IC50 value with the smallest in extract water for leaf (619, 71 ppm) while for the stem is in ethyl-acetate fraction (1350 ppm).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adang H. G
"PENGARUH REGENERASI KOLOM ALUMINA ASAM TERHADAP RECOVERY DAN KUALITAS 99mTc HASIL EKSTRAKSI PELARUT MEK DARI 99Mo HASIL AKTIVASI NEUTRON. Melalui kerjasama antara PTRR-BATAN, Chiyoda dan JAEA Jepang telah dilakukan pemurnian 99mTc dari 99Mo hasil aktivasi neutron dengan menggunakan metode kromatografi kolom alumina asam terhadap hasil ekstraksi MEK (Metil Etil Keton). Pemurnian 99mTc dengan metode kolom alumina asam hanya dapat digunakan satu kali dan pemurnian berikutnya harus diganti dengan kolom baru. Hal ini dinilai kurang praktis dan juga memerlukan biaya yang mahal. Dalam penelitian ini dicoba penggunaan kolom alumina asam untuk pemurnian 99mTc lebih dari satu kali dengan melakukan proses regenerasi dengan cara melewatkan larutan HNO3 0,1N setiap kali proses pemurnian selesai. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan larutan 99mTc yang dapat digunakan untuk penandaan kit radiofarmaka. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah recovery, profil elusi, pH, kemurnian radiokimia dan kemurnian radionuklida (lolosan 99Mo). Hasil penelitian yang dilakukan selama 5 hari telah diperoleh pH ~5, recovery > 60 %, kemurnian radiokimia > 95 % dan lolosan 99Mo tidak terdeteksi. Dari hasil perlakuan terhadap kolom alumina asam dengan larutan HNO3 0,1 N disimpulkan bahwa kolom alumina asam tidak perlu diganti setiap hari.
Purification of 99mTc from 99Mo activation using acidic alumina column chromatography system from MEK (Methyl Ethyl Keton) extraction has been carried out through cooperation between PTRR - BATAN, Chiyoda and JAEA Japan. This method has a limitation that acidic alumina column for purification of 99mTc can be used only once, for the next purification acidic alumina column should be replaced with new column, so it is less practical and also requires high cost. This study aims to obtain a 99mTc solution can be use for labelling of a radiopharmaceutical kit. In this study, the used of acidic alumina column for 99mTc purification was tried more than once by regeneration using 0.1N HNO3 solution after purification process is completed. Parameters observed in this study are the percent recovery, elution profile, pH, radiochemical purity and radionuclida purity. The results of observational studies conducted over 5 days has been obtained pH ~ 5,% recovery > 60%, radiochemical purity of > 95% and 99Mo leakage not detected. The treatment of acidic alumina column with 0,1 N HNO3 solution concluded that acidic alumina column does not need to be replaced every day."
Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, 2016
621 URANIA 22:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2011
541 JSTK 5:2 (2014)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>