Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Femila Zen Fataya
"Salah satu alternatif dalam penyediaan air untuk pengairan sawah seluas 30 Ha yang merupakan laboratorium alam kompleks Ma’had Al-Zaytun adalah dengan membuat waduk lstisqa seluas 1 Ha. Waduk dibangun di bagian utara kompleks Ma’had Al-Zaytun dengan kedalaman total 9 m (galian 6 m dan timbunan 3 m). Waduk sengaja dibangun dengan mempunyai ketinggian dimaksudkan agar dapat mengalirkan air ke sawah sekitarnya secara gravitasi. Sementara waduk sendiri mendapatkan air dari penampungan dengan sistem pemompaan.
Penampungan secara langsung mendapatkan air dari sungai Ci Benua dan air hasil pengolahan limbah non fecal dari water treatment. Sebelum diolah di water treatment, air limbah terlebih dulu ditampung di penampungan khusus untuk air limbah untuk mendapatkan debit yang konstan sekaligus sebagai pengendapan awal. Sumber air limbah sendiri berasal dari kompleks Ma’had Al- Zaytun bagian timur laut yang terdiri dari asrama, laundry, dapur, gedung pertemuan, masjid, dll. Potensi air sungai ditentukan dengan pengolahan data curah hujan.
Waduk difungsikan untuk mengairi sawah yang merupakan laboratorium alam bidang pertanian. Pola kebutuhan air tanaman dan masa tanam hasil penelitian laboratorium alam tersebut, diterapkan pada kajian ini.
Selanjutnya akan dihitung neraca air pada waduk berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan air."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: LIPI Press, 2007
333.91 SUM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Mulia Primatama
"ABSTRAK
Krisis air bersih di daerah berair payau belakangan ini semakin
memprihatinkan terutama saat musim kemarau tiba. Mesin Reverse Osmosis (RO)
yang berfungsi untuk mengolah air tanah menjadi air bersih bagi penduduk daerah
berair payau juga sudah tidak berfungsi secara maksimal. Karena kebutuhan air
bersih yang dibutuhkan tidak tersedia, penduduk setempat terpaksa menggunakan
air tanah dari sumur mereka yang berasa asin (payau). Hal tersebut mendorong
pengembangan alat water purifier yang dapat mengatasi krisis air bersih di daerah
berair payau secara aplikatif. Alat ini memanfaatkan prinsip kerja filtrasi, adsorpsi,
dan desalinasi. Unit filtrasi menggunakan saringan micron, unit adsorpsi
menggunakan kombinasi adsorben zeolite dan karbon aktif, dan unit desalinasi
menggunakan metode capacitive deionization. Alat ini direncanakan akan berfungsi
dengan output 5 Liter. Kriteria yang akan ditinjau dalam mengetahui kinerja water
purifier adalah kualitas produk keluaran berupa konsentrasi TDS (mg/L),
konduktivitas (μS/cm), dan penurunan kadar garam (%). Variasi yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah jenis air payau yang memiliki konsentrasi TDS dan
konduktivitas berbeda, susunan ketinggian adsorben pada unit adsorpsi, dan
tegangan pada unit desalinasi. Unit desalinasi dengan capacitive deionization
bekerja optimum pada tegangan 2V dan jenuh pada waktu 15 menit. Penurunan
kadar garam maksimal dari unit desalinasi mencapai 13,4%. Energi yang
dibutuhkan sel CDI pada penelitian ini adalah 1,05 kWh/m3. Pada unit filtrasi dan
adsorpsi komposisi ketinggian adsorben paling baik adalah 40cm-40cm (karbon
aktif-zeolit) yang memiliki penurunan kadar garam 17,1%. Total penurunan kadar
garam pada alat water purifier ini adalah 30,4%.

ABSTRACT
Recently, clean water crisis in brackish water area is increasing, particularly during
the dry season. Water sources that have been used by residents is low. Reverse
Osmosis (RO), which serves to cultivate the soil water into clean water for the
inhabitants of brackish water area also was not functioning optimally. Because of
the need of clean water required are not available, local residents are forced to use
ground water from their wells that are salty (brackish). It encourages the
development of water purifier that can overcome the water crisis directly in the
brackish watery region. This water purifier utilizes the working principles of
filtration, adsorption, and desalination. Filtration unit uses a micro fiber filter,
adsorption units uses a combination between the zeolite adsorbent and activated
carbon, and the desalination unit used capacitive deionization as the method. This
tool is planned to be functioning with an output of 5 L. The criteria that will be
reviewed in knowing the water purifier's performance is the quality of the product
output of TDS concentrations (mg / L), conductivity (μS / cm), and decrease of salt
content (%). This research involves the variation of feed?s TDS concentration and
conductivity, the height combination of both adsorbents, and the applied voltage on
CDI cell. Desalination unit with capacitive deionization work optimally at a voltage
of 2V and saturated at 15 minutes. The maximum decrease of salt content at
desalination unit is 13.4%. The CDI cells required 1.05 kWh / m3 energy. On
filtration and adsorption unit, the best height combination of adsorbents is 40cm-
40cm (activated carbon-zeolite) that has a 17.1% reduction in salt levels. Total
decrease in salinity in the water purifier tool is 30.4%.
"
2016
S62662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virly Ferliani Aswirta
"Kota Metro merupakan salah satu kota dengan tingkat pelayanan air perpipaan yang rendah (5,05%), sehingga sebagian besar masyrakatnya menggunakan air tanah dengan sistem self-supply. Akan tetapi, keamanan sistem sumber self supply saat ini menjadi isu di masyarakat. Metode continuous monitoring dari April – Oktober 2021 melalui telepon setiap bulan dilakukan untuk membantu penilaian tingkat layanan air minum. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis variabilitas sumber air bersih dan air minum, menganalisis variabilitas tingkat pelayanan air minum yang dipersepsikan aman, menganalisis variabilitas biaya operasional dan pengelolaan layanan sumber air minum di rumah tangga, dan menganalisis intervensi pengolahan air minum di rumah tangga untuk meningkatkan kualitas air minum. Analisis dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan software SPSS 24 untuk uji Regresi Logistik Biner. Hasil menunjukkan 97% sumber air masyarakat Kota Metro adalah sumber air self-supply, yang didominasi oleh sumur gali tak terlindungi milik pribadi (45% sumber air bersih dan 30% sumber air minum). Berdasarkan persepsi rumah tangga (keamanan, rasa, penampilan, bau, keandalan, dan ketersediaan air minum), air isi ulang dan air kemasan memiliki tingkat keamanan paling konsisten selama 6 bulan survei (100%). Sistem non-self-supply diketahui lebih aman dari sistem self-supply dengan persentase 98% dan 95%. Variabel kejadian banjir diketahui signifikan terhadap penilaian tingkat pelayanan sumber air minum yang dipersepsikan aman dengan peluang 0,059 kali dalam mempengaruhinya. Rata-rata biaya yang dibutuhkan untuk maintenance mesin pompa adalah Rp 683.750,00 dan untuk maintenance lainnya (pipa, kran air, dll) sekitar Rp 85.833,00 per rumah tangga. Sedangkan biaya yang dihabiskan oleh 1 rumah tangga dalam 1 minggu untuk air isi ulang adalah sekitar Rp 19.751,00, sedangkan untuk air kemasan sekitar Rp 40.986,00. Variabel yang mempengaruhi biaya air minum adalah pengolahan air dengan perebusan yang berpeluang 0,029 kali. Berdasarkan persepsi rumah tangga, masalah sumber air minum yang paling banyak terjadi pada sumber air baku adalah penampilan (29,4%) dan bau (28,3%), serta kadar E.coli (72%) pada air minum. Dengan demikian, dibutuhkan intervensi strategi pengolahan air minum untuk mengatasi permasalahan yang ada dan meningkatkan kualitas air minum. Adapun intervensi pengolahan air minum yang direkomendasikan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah Slow Sand Filter (SSF) dengan media tambahan berupa Granular Activated Carbon (GAC) serta unit disinfeksi sinar UV.

Metro City is one of the cities with a low level of piped water service (5,05%), so that most of the people use groundwater with a self-supply system. However, the safety of the self-supply source system is currently an issue in society. A continuous monitoring method from April – October 2021 by telephone every month was carried out to help assess the level of drinking water services. The purpose of this study are to analyze the variability of clean water and drinking water sources, to analyze the variability of the level of drinking water services that are perceived as safe, to analyze the variability of operational and maintenances costs of drinking water facility in households, and to analyze the intervention of drinking water treatment in households to improve the quality of drinking water. The analysis was carried out using descriptive statistical analysis and SPSS 24 software for the Binary Logistics Regression test. The results show that 97% of Metro City's water sources are self-supply water sources, which are dominated by private unprotected dug wells (45% for clean water sources and 30% for drinking water sources). Based on household perceptions (safety, taste, appearance, smell, reliability, and availability of drinking water), refill and bottled water had the most consistent level of safety during the 6 months of the survey (100%). Non-self-supply systems are known to be safer than self-supply systems with a percentage of 98% and 95%, respectively. The flood incident variable is known to be significant to the assessment of the service level of drinking water sources that are perceived as safe with a 0,059 times chance of influencing it. The average cost required for pump engine maintenance is Rp 683.750,00 and for other maintenance (pipes, water faucets, etc.) it is around Rp 85.833,00 per household. Meanwhile, the cost spent by 1 household in 1 week for refill water is around Rp 19.751,00, while for bottled water it is around Rp 40.986,00. The variable that affects the cost of drinking water is water treatment by boiling which has a chance of 0.029 times. Based on household perceptions, the most common drinking water source problems that occur in raw water sources are appearance (29,4%) and smell (28,3%) and E.coli (72%) in drinking water. Thus, intervention strategies for drinking water treatment are needed to overcome existing problems and improve drinking water quality. The recommended drinking water treatment intervention to solve this problem is the Slow Sand Filter (SSF) with additional media in the form of Granular Activated Carbon (GAC) and UV disinfection unit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Andrianah
"Pada abad ke-18, Kota Batavia mengalami permasalahan air seperti pencemaran sungai dan kekurangan sumber air bersih. Penyebabnya adalah faktor alam seperti daerah Batavia yang pada dasarnya merupakan area rawa dan erupsi Gunung Salak pada tahun 1699. Selain itu, ada faktor manusia seperti pembuangan limbah, sampah dan kotoran oleh penduduk ke Sungai Ciliwung serta masifnya pembangunan pabrik tebu di masa itu. Pemerintah Kota Batavia berusaha mengatasi permasalahan ini dengan membuat sistem saluran air yang dapat menampung dan mengalirkan air bersih atau waterleiding. Salah satu hasil pembangunan tersebut yaitu temuan waterleiding yang berada di Jalan Pintu Besar Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang struktur waterleiding di Jalan Pintu Besar Selatan. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan interpretasi data. Hasilnya adalah bentuk bak penampungan air adalah jajar genjang dan pipa terakota berbentuk bundar atau silinder. Pipa terakota dilindungi dengan bata kuning dan bata merah. Fungsi waterleiding adalah untuk menyalurkan air tawar di Kota Batavia, memenuhi kebutuhan air bersih pada masa tersebut.

In the 18th century, Batavia experienced water problems such as river pollution and a lack of clean water sources. The causes are natural factors such as the Batavia area which is basically a swamp area and the eruption of Mount Salak in 1699. Apart from that, there are human factors such as the dumping of waste, rubbish and dirt by residents into the Ciliwung River and the massive construction of sugar cane factories at that time. The Batavia City Government is trying to overcome this problem by creating a water channel system that can accommodate and distribute clean water or water flow. One of the results of this development is the discovery of water leiding which is located on Jalan Pintu Besar Selatan. This research aims to find out about the waterleiding structure on Jalan Pintu Besar Selatan. The methods used are data collection, data processing, data analysis, and data interpretation. The result is that the shape of the water reservoir is parallelogram and the terracotta pipe is round or cylindrical. Terracotta pipes are protected with yellow bricks and red bricks. The function of waterleiding is to distribute fresh water in the City of Batavia, meeting the need for clean water at that time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zulvickar
"Kabupaten Sumbawa Barat menjadi kawasan andalan bagi Provinsi NTB dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan industri yang terus meningkat. Proyeksi kebutuhan air dari sektor industri pada tahun 2037 menyentuh angka 13,56 juta liter per hari. Sesuai regulasi, pemenuhan kebutuhan air bersih bagi sektor industri harus menggunakan akuifer dengan kedalaman lebih dari 40 meter. Untuk mengidentifikasi lapisan batuan terkait potensi air tanah digunakan metode geolistrik 2D. Lima lintasan geolistrik diukur menggunakan resistivitas meter dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger, jarak elektroda 15 meter dan panjang masing-masing jalur 705 meter. Lapisan akuifer dengan kedalaman lebih dari 40 meter diduga berupa pasir lempungan dan breksi lapuk yang tersaturasi dengan kisaran resistivitas 0-30 Ωm dengan batas nir akuifer berupa breksi segar. Akuifer ditemukan pada semua lintasan dengan lintasan 3 menjadi daerah paling prospektif. Titik rekomendasi pengeboran berada tepat di lintasan 3 bagian Barat Daya.

West Sumbawa Regency is a mainstay area for NTB Province with population growth and industrial growth that continues to increase. The projected water demand from the industrial sector in 2037 will reach 13.56 million liters per day. According to regulations, the fulfillment of clean water needs for the industrial sector must use aquifers with a depth of more than 40 meters. To identify rock layers related to groundwater potential, the 2D geoelectric method is used. Five geoelectric lines were measured using a resistivity meter with a Wenner-Schlumberger configuration, the electrode distance was 15 meters and the length of each line was 705 meters.. The aquifer layer with a depth of more than 40 meters is assumed to be clay sand and weathered breccia which are saturated with a resistivity range of 0-30 m with the non-aquifer boundary in the form of fresh breccia. Aquifers were found in all paths with path 3 being the most prospective area. The drilling recommendation point is right on track 3 of the Southwest section."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathimah Azzahrah Putri
"Sebagai negara yang memiliki sumberdaya air yang melimpah, Indonesia perlu menggunakan konsep Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management) dalam mengelola sumberdaya air. Berawal dari berbagai hasil konferensi yang melibatkan berbagai negara dunia yang ikut serta dalam menyelenggarakan konferensi tersebut dan membahas poin-poin terkait dengan pengelolaan sumberdaya air, kemudian diadopsi oleh Indonesia dengan diterbitkannya Peraturan Undang-Undang yang menyesuaikan kondisi Indonesia dan sumberdayanya. Tercatat bahwa Indonesia mengalami beberapa kali perubahan terkait pengaturan air, seperti misalnya dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan, Undang-Undang No. 7 Tahun 2004, dan Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air. Akan tetapi, seriring dengan berjalannya waktu, dengan dikeluarkannya undang-undang tersebut, berbagai anggapan dan permasalahan timbul sehingga peraturan tersebut dinilai tidak lagi sesuai dengan amanat dari Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam implementasi dari konsep tersebut, terdapat hal-hal yang menjadi kendala atau permasalahan dalam mengelola sumberdaya air sehingga konsep Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu ini tidak berjalan sebagaimana maksud dan tujuan awal. Oleh karena itu, perlu adanya pembaharuan terkait Peraturan Undang-Undang dan berbagai peraturan sejenisnya yang mengatur secara komprehensif terkait dengan sistem Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu yang diterapkan di Indonesia agar hasil atau tujuan akhir dalam konsep ini dapat tercapai dengan hasil yang lebih optimal, dikarenakan dalam hal ini air memegang peranan penting dalam perekonomian serta kesejahteraan rakyat dalam skala nasional.

As a country that has abundant water resources, Indonesia needs to use the concept of Integrated Water Resources Management in managing water resources. Starting from the results of various conferences involving various world countries that participated in holding the conference and discussing points related to water resource management, Indonesia was later adopted by the issuance of laws and regulations that adapted the conditions of Indonesia and its resources. It is noted that Indonesia has undergone several changes related to water regulation, for example with the enactment of Law no. 11 of 1974 concerning Irrigation, Law no. 7 of 2004, and Law no. 17 of 2019 concerning Water Resources. However, over time, with the issuance of the law, various assumptions and problems arise so that the regulation is considered no longer in accordance with the mandate of Article 33 of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. In the implementation of the concept, there are things -Things that become obstacles or problems in managing water resources so that the concept of Integrated Water Resources Management does not work as intended and intended initially. Therefore, there is a need for reforms related to laws and regulations and various similar regulations that comprehensively regulate the Integrated Water Resources Management system implemented in Indonesia so that the final results or goals in this concept can be achieved with more optimal results, because in terms of in this case, water plays an important role in the economy and people's welfare on a national scale."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilvi Fauziyah Cahyaningtiyas
"

Sungai Cilutung merupakan salah satu potensi sumberdaya air yang berperan penting dalam memenuh kebutuha air terutama di Kabupaten Sumedang dan Majalengka. Kekeringan yang terjadi di DAS Cilutung pada beberapa tahun terakhir menandakan bahwa perlu adanya pemautauan ketersediaan air di DAS tersebut. Perubahan pola tutupan lahan selama sepuluh tahun terakhir serta faktor curah hujan memungkinkan berpengaruh terhadap ketersediaan air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan air tahunan, musim kering dan musim pancaroba di DAS Cilutung pada tahun 2009 dan 2019 terkait dengan dinamika perubahan tutupan lahan. Peta tutupan lahan pada tahun 2009 dan 2009 diperoleh dari Citra Landsat series yang diklasifikasikan menjadi 6 (enam) kelas tutupan lahan. Metode yang digunakan dalam perhitungan ketersediaan air dan kebutuhan air adalah Model InVEST Water Yeild yang merupakan motode hidrologi dengan pendekatan neraca air. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa curah hujan dan tutupan vegetasi berkorelasi positif terhadap ketersediaan air, sedangkan peningkatan lahan terbangun berkorelasi positif dengan kebutuhan air. Pada tahun tahun 2009 Sub DAS 7 mempunyai hasil air tinggi dibanding Sub DAS lainnya, namun pada tahun 2019 hasil air tertinggi dihasilkan oleh Sub DAS 6, hal itu disebabkan oleh meningkatnya lahan terbangun yang cukup signifikan di Sub DAS 7 sehingga meningkatkan nilai kebutuhan air di Sub DAS tersebut. Sub DAS dengan hasil air tinggi dapat digunakan sebagai masukan dalam memilih daerah prioritas konservasi sumberdaya air untuk mempertahankan pasokan air di DAS Cilutung.


Cilutung River is one of the potential water resources that plays an important role in meeting water needs, especially in Sumedang and Majalengka Districts. The drought that has occurred in the Cilutung watershed in recent years indicates that there is a need for monitoring of water availability in the watershed. Changes in land cover patterns during the last ten years as well as rainfall factors may affect water availability. The purpose of this study was to determine the annual water availability, dry season and transition seasons in the Cilutung watershed in 2009 and 2019 related to the dynamics of land cover change. Land cover maps in 2009 and 2009 were obtained from the Landsat series imagery which is classified into 6 (six) land cover classes. The method used in calculating water availability and water demand is the InVEST Water Yeild Model which is a hydrological method with a water balance approach. The calculation results show that rainfall and vegetation cover have a positive correlation with water availability, while the increase in built-up land has a positive correlation with water demand. In 2009 Sub DAS 7 had high water yields compared to other sub-watersheds, but in 2019 the highest water yield was produced by Sub DAS 6, this was due to a significant increase in built-up land in Sub DAS 7 thus increasing the value of water needs in Sub-watershed. The watershed. Sub-watersheds with high water yield can be used as input in selecting priority areas for water resource conservation to maintain water supply in the Cilutung watershed.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Many soil foundation of dams failed due to the formi g of ipe-shaped discharge channels known as piping between the soil layer and foundation . These failures may be due to subsurface or internal erosion starting near downstream toe along the base of the structure or another bulding plane"
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air. Badan Penelitian dan Pengembangan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019
551 JSDA
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Departemen Pekerjaan Umum. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan sumber Daya Air, 2014
JSDA 10:1 (2014)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>