Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117257 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pada suatu konstruksi bangnman, beton merupakan bagian yang penting dan
mempunyai andil yang besar terhadap kekuatan konstruksi bangunan tersebut. Salah
satu faktor yang mempengaruhi kekuatan beton ialah mutu material-material penyusun
campuran beton. Pada suatu bangunan tertentu diperlukan beton bertulang dan
pemasangan tulangan daiam beton bertulang ini harus sesuai dengan perhitungan yang
telah dilakukan ahli-ahli Sipil. Spesifikasi mutu beton biasanya dinyatakan dalam kuat
campuran beton. Untuk mengetahui apakah beton-beton yang ada pada suatu konstruksi
bangunan telah memenuhi spesifikasi yang diharuskan, tentunya perlu dilakukan suatu
pemeriksaan
Pemeriksaan ini dapat dilakukan tanpa merusak sehingga tidak mempengaruhi
kekuatannya setelah pemeriksaan dilakukan. Salah satu metoda tak merusak yang dapat
dilakukan untuk pemeriksaan beton bertulang ini adalah uji ultrasonik, yaitu dengan
memanfaatkan gelombang akustik berfrekuensi tinggi. Dasar dari metoda ini adalah
adanya perbedaan kecepatan gelombang ultrasonik di dalam beton akibat adanya cacat-
cacat berupa keropos atau retakan yang mungkin terdapat baik di dalam maupun pada
permukaan beton dan adanya perbedaan kecepatan gelombang ultrasonik di dalam
tulangan baja.
Pada penelitian ini dibuat beberapa benda uji baik yang berbenruk kubus,
silinder, maupun balok dengan maupun tanpa tulangan baja dengan kual lekan yang
berbeda-beda sebagai model pengujian dengan pengkombinasian gradasi agreat kasar.
Peugujian ultrasonik pada benda uji dilakukan dengan metode transmisi. Pada pengujian ini digunakan slat yang dapar mengeluarkan gelombang ultrasonik dengn frekuensi 54 khz dan kecepatan gelombang yang merambat dalam beton 3,5 - 4,5 km/s tergantung mutu beton."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ringga Rasi Hatmoko
"Aktifitas pergerakan transportasi pada negara Indonesia semakin mengalami peningkatan pertahunnnya. Peningkatan aktivitas tersebut berjalan seiringan dengan tingginya pembangunan dan pengembangan insfrastruktur. Peningkatan ini tidak hanya di daerah perkotaan tetapi juga di daerah lain sehingga masih memerlukan pembangunan untuk mendukung aktivitas tersebut. Oleh karenanya dapat dipastikan bahwa kebutuhan akan bahan-bahan bangunan juga akan meningkat. Salah satu penggunaan bahan untuk lapis permukaan yang sering digunakan pada perkerasan jalan adalah material paving block. Demikian pula bahan beton termasuk material yang sering digunakan untuk berbagai macam bahan bangunan, sehingga timbul dampaknya yaitu limbah beton. Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah beton sebagai agregat menengah pada paving block dari nilai kuat tekan yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan SNI 03-1691-1996. Dalam penelitian ini menggunakan variasi umur benda uji, variasi ketinggian, dan variasi kepadatan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa penambahan material RCA memiliki nilai kuat tekan yang lebih rendah dari campuran tanpa RCA. Penurunan nilai kuat tekan benda uji kontrol dengan benda uji campuran tambahan RCA sebagai agregat menengah sebesar 25.87% pada variasi 6 cm, 23.88% pada variasi 8 cm, dan 15.90% pada variasi 10 cm. Meskipun demikian penurunan ini tetap memberikan manfaat dari penggunaan agregat limbah beton sebagai material daur ulang untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh material beton.

Transportation movement activities in Indonesia are increasing every year. The increase in activity goes hand in hand with the high development and development of infrastructure. This increase is in urban areas and other areas, so it still requires action to support these activities. Therefore, it is confident that the demand for building materials will also increase. One of the materials used for surface coatings that are often used in road pavements is paving block material. Likewise, concrete is often used for various building materials, so the impact is concrete waste. This research analyzed the utilization of cement concrete waste as intermediate aggregate in paving blocks from the compressive strength value produced under the provisions of SNI 03-1691-1996. This study uses age variations of the test object, variations in height, and variations in density. The results indicate that adding RCA material has a lower compressive strength value than the mixture without RCA. The decrease in the compressive strength of control specimens with additional mixed specimens of RCA as intermediate aggregate was 25.87% at 6 cm variation, 23.88% at 8 cm variation, and 15.90% at 10 cm variation. However, this decrease still benefits from using concrete waste aggregate as a recycled material to reduce the environmental impact caused by cement concrete material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arris Maulana
"Penelitian ini bertujuan membandingkan nilai kuat tekan beton rata-rata yang diperoleh dari berbagai kombinasi gradasi agregat kasar yang dipilih pada suatu campuran beton termasuk kombinasi gradasi agregat kasar menurut SK.SNI-TI5-1990-03 dengan terfebih dahufu mencari nifai Kepadatan (Density) tertinggi serta menghubungkannya dengan Persentase Kandungan Pori (Void) dari kombinasi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan pada bulan: September 2000 sampai dengan Nopember 2000 di laboratorium bahan beton Teknik Sipil FTUI - Depok. Penelitian terdiri atas 4 tahapan pokok penelitian, yakni: (1) Menentukan kombinasi gradasi agregat kasar dengan bantuan diagram segitiga butiran, (2) Menguji kepadatan dan kandungan pori dari setiap kombinasi yang didapat. (3) Membuat benda uji silinder beton berdiameter 150 nun tinggi 300 mm dari campuran beton dengan tiga kombinasi gradasi agregat kasar terpadat termasuk satu kombinasi gradasi berdasarkan SK.SNI-T15-1990-03, (4) Menguji kuat tekan Benda uji tersebut untuk umur 7, 14 dan 28 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan terbalik yang sangat kuat antara nilai kepadatan dan persentase kandungan pori dari seluruh kombinasi gradasi agregat kasar, hat ini diperoleh berdasarkan uji korefasi ""Pearson"" antara nikai kepadatan dan kandungan pori tersebut dengan nilai koefisien korelasi -0.965 pada taraf signifikan (a) = 0.01. Dari hasil uji kepadatan dan kandungan pon yang dilakukan, dipilih tiga kombinasi gradasi agregat kasar yang mempunyai nilai kepadatan tertinggi, yakni: { 1) kelompok sampel ""'A"" dengan kombinasi 20 % ukuran butir 5- 10 mm, 40 % ukuran butir 10-20 mm dan 40 % ukuran butir 20-30 mm, (2) kelompok sampel ""B"" dengan kombinasi 20 % ukuran butir 5-10 mm, 20 % ukuran butir 10-20 mm dan 60 % ukuran butir 20-30 mm, (3) kelompok sampel "C" dengan kombinasi 20 % ukuran butir 5-10 mm, 23 % ukuran butir 10-20 mm dan 57 % ukuran butir 20-30 mm. Hasil pengujian kuat tekan beton memperlihatkan bahwa campuran beton yang menggunakan kombinasi gradasi agregat kasar kelompok sampel "B" menghasilkan nilai rata-rata kuat tekan beton yang paling tinggi (fb 352 Kg l c , ' )jika dibandingkan nilai rata-rata kuat tekan beton untuk eampuran beton yang menggunakan kombinasi gradasi kelompok.sampel "A" (fb 332 Kg 1 Cm ') dan kelompok sampel ""C"" (f, 345 Kg ! Cm }? Untuk pengujian persyaratan rata-rata analisis dilakukan dengan pengujian normalitas dan pengujian homogenitas. Pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai asymp. sig = 0,646; 01,951 ; 0,307. Karena niW asymp. sig. > 0,01 maka kedua data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel-sampel yang diuji mempunyai varians yang sama. Dari basil uji ini diperoleh nilai probabilitas = 0,022 X0,01 , maka dapat dikatakan kelompok sampel tersebut homogenlidentik. Berdasarkan pengujian persyaratan rata-rata anal isis, maka pengujian dapat dilanjutkan dengan uji anava satu arah (oneway Anova) untuk meiihat perbedaan rata-rata nilai kuat tekan antara masing-masing kombinasi yang diteliti. Dari hash uji anava ini diperoleh nilai Fj jw,8 = 11,076 > 3,205 (Flak, ) maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kuat tekan dari tiga kelompok sampel tersebut berbeda nyata. Dan untuk melihat perbedaan yang cukup signifikan antara ketiga kelompok sampel maka digunakan uji Homogeneous Subsets, dari hasil uji ini terlihat bahwa kelompok sampel "A" mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dengan kelompok sampel "B" dan "C" namun kelompok sampel "B" tidak cukup signifikan (tidak jauh berbeda) dengan kelompok sampel "C"."
2000
S35608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Dini Sofyani
"Penelitian ini membahas tentang penggunaan Abu Sekam Padi (RHA) sebagai bahan subtitusi perekat semen dan penggunaan Limbah Adukan Beton (CSW) sebagai agregat halus untuk mengurangi penggunaan jumlah pasir pada beton. Penelitian dilakukan dengan membuat mortar dengan lima variasi campuran dengan jumlah CSW 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dengan penggunaan RHA tetap yaitu 8% dari total pemakaian semen. Sifat mekanis beton yang diuji meliputi: kuat tekan, densitas atau kerapatan, absorbsi atau penyerapan air dan uji susut. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 3, 7, 14, 21, 28, 56 dan 90 hari. Untuk pengujian densitas dan absorbsi dilakukan pada umur 28 hari. Sedangkan untuk pengujian susut dilakukan pada umur 1-28 hari secara terus-menerus. Pada pengujian-pengujian yang sudah dilakukan, nilai optimum terjadi pada campuran dengan jumlah CSW 30%, karena memiliki nilai kuat tekan dan densitas paling tinggi, serta penyerapan air dan penyusutan yang paling rendah. Dari penelitian ini diharapkan mortar dengan campuran RHA dan CSW dapat diaplikasikan untuk pembuatan bahan konstruksi ramah lingkungan.

The focus of this study is observing the use of Rice Husk Ash (RHA) as a subtitute of portland cement and Concrete Sludge Waste (CSW) to reduce of sand in concrete. Five compotitions are made in this study with precentages of CSW are 30%, 40%, 50%, 60% and 70% and fixed amount 8% of RHA. The concrete were tested in compressive strength test at the age of 3, 7, 14, 21, 28, 56 and 90 days. Density test and absorption test at the age of 28 days. And Shrinkage test at the age of 1-28 days. From the result of those tests obtained an optimum number of CSW 30% because has the biggest compressive strength and density, thelowestabsorption and percentage of shrinkage. From the result has been obtained, the concrete with RHA and CSW could be applied to building material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S57865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Herdiansjah
"Pada dasarnya beton adalah suatu material yang tahan terhadap fenomena korosi. Namun bila lingkungan sekitar beton tersebut sudah tercemar atau banyak memiliki ion-ion korosif dan di tubuh beton tersebut terdapat cacat maka dapat mengakibatkan korosi pada tulangan beton yang akan mengakibatkan kerusakan pada beton tersebut. Mahalnya perbaikan struktur yang telah rusak akibat proses korosi memacu banyak orang maupun perusahaan untuk mencari solusi pencegahannya dengan biaya yang relatif murah. Salah satunya adalah penggunaan inhibitor. Inhibitor adalah suatu zat kimia yang ditambahkan kedalam campuran beton yang dapat memperlambat laju korosi pada tulangan beton. Inhibitor yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah inhibitor korosi kalsium nitrit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti sejauh mana pengaruh kalsium nitrit dalam mengurangi laju korosi dan pengaruh terhadap karakteristik betonnya. Korosi adalah fenomena alam yang merugikan dan susah untuk dihindari. Korosi terjadi akibat adanya air dan oksigen. Korosi umumnya menyerang material-material yang bersifat logam, lalu menguraikan unsur-unsur pembentuknya dan selanjutnya logam tersebut akan hancur. Kalsium nitrit (Ca(NO2)2) adalah salah satu jenis inhibitor korosi. Sifatnya yang basa diharapkan dapat meninggikan alkalinitas dalam lingkungan beton dan menahan laju serangan ion-ion korosif yang bersifat asam yang dapat merusak tulangan. Tahap-tahap dalam melakukan penelitian mi dimulai dengan membuat sampel beton berbentuk kubus dengan tulangan ukuran 10,5 x 10,5 x 10,5 cm_ dan kubus tanpa tulangan ukuran 15 x 15 x 15 cm_ yang telah dicampurkan inhibitor Ca(NO2)2 didalamnya. Setelah itu direndam dalam lingkungan asam (pH-3) dan normal (pH-7). Lalu kemudian dilakukan uji kuat tekan dengan cara memberi beban pada beton sampel hingga beton tersebut retak, dalam hal ini di uji oleh mesin tes kuat tekan. Pengujian kuat tekan dilakukan ketika beton sampel berumur 28 hari dan 90 hari. Pengujian selanjutnya adalah uji korosi dengan metode immersion. Laju korosi dapat diketahui dengan mengambil data berupa selisih berat awal dengan berat akhir dari sampel tulangan. Tujuan dari uji kuat tekan dan uji korosi ini untuk mengetahui pengaruh Ca(NO2)2 dalam mengurangi laju korosi serta pengaruhnya terhadap karakteristik beton tersebut. Hasil yang didapat berdasarkan uji kuat tekan beton adalah, untuk kuat tekan di lingkungan normal (pH-7) pada hari ke 28 beton sampel dengan konsentrasi inhibitor 130 ppm = 428 kg/cm_, 160 ppm =417 kg/cm_, 190 ppm = 402 kg/cm_ dan untuk beton standar kuat tekannya sebesar 417 kg/cm_ sedangkan pada hari ke 90 beton sampel dengan konsentrasi inhibitor 130 ppm = 457 kg/cm_, 160 ppm = 496 kg/cm_, 190 ppm = 447 kg/cm_ dan untuk beton standar kuat tekannya sebesar 482 kg/cm_. Untuk uji kuat tekan di lingkungan asam (pH-3) pada hari ke-28 beton sampel dengan konsentrasi inhibitor 130 ppm =415 kg/cm_, 160 ppm = 422 kg/cm_, 190 ppm = 378 kg/cm_ dan kuat tekan untuk beton standamya sebesar 389 kg/cm_, sedangkan untuk uji kuat tekan pada hari ke-90 beton sampel dengan konsentrasi inhibitor 130 ppm = 498 kg/cm_, 160 ppm = 506 kg/cm_, 190 ppm = 475 kg/cm_ dan kuat tekan beton standamya sebesar 370 kg/cm_. Berdasarkan uji korosi di lingkungan asam (pH-3) hasil yang didapat adalah, untuk beton sampel dengan konsentrasi inhibitor 130 ppm = 0,117 mpy, 160 ppm = 0,194 mpy, 190 ppm =0,13 dan untuk beton standar =0,17 mpy. Hasil uji korosi di lingkungan normal (pH-7) adalah, untuk beton sampel dengan konsentrasi inhibitor 130 ppm = 0.06 mpy, 160 ppm = 0,035 mpy, 190 ppm = 0,032 dan untuk beton standar 0,089 mpy. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan Ca(NO2)2 pada konsentrasi yang efektif ke dalam beton bertulang dapat menaikkan kuat tekan beton tersebut sekaligus dapat menurunkan laju korosi pada tulangan beton tersebut. Konsentrasi Ca(NO2)2 130 ppm adalah konsentrasi yang paling efektif dalam menurunkan laju korosi serta menaikkan kuat tekan di dalam lingkungan asam (pH-3). Konsentrasi ini dapat menurunkan laju korosi sebesar 31,28% dan menaikkan kuat tekan sebesar 34,59%. Konsentrasi Ca(NO2)2 160 ppm adalah konsentrasi yang paling efektif dalam menurunkan laju korosi serta menaikkan kuat tekan di dalam lingkungan normal (pH-7). Konsentrasi ini dapat menurunkan laju korosi sebesar 60,77% dan menaikkan kuat tekan sebesar 27,66%.

Basically, concrete is an anti-corrosion materials. However, if the surrounding is contaminated or consists a great amount of corrosive ions and there is a crack on the concrete, this may cause corrosion on the concrete's reinforcement that will eventually create a damage on the concrete. The restoration on structure of the damage caused by corrosion cost a big amount of money. It led people and companies to find a way of prevention as the solutions with relatively economical cost. One of the solutions is the usage of inhibitor. Inhibitor is a chemical which is added into the mixture of concrete that will decelerate corrosion on the concrete's reinforcement. Inhibitor which will be applied in this research is calcium nitrite. The purpose of this research are to study the effect of calcium nitrite in decelerating corrosion and the effect on the characteristic of the concrete. Corrosion is a inevitable destructive natural phenomenon. Corrosion happen because of water and oxygen. Corrosion usually attacks metallic materials which will corrode the formative element that finally damage the concrete. Calcium nitrite (Ca(NO2)2) is one of the corrosion inhibitor. Its least-acid condition is expected to raise the alkalinity in the sorrounding of the concrete and restrain the attack of corrosive acid ions that will damage the reinforcement. There are a few phases in this research. The first phase is started by having concrete samples. These samples are shaped in square with the size of the frame 10,5 x 10,5 x 10,5 cm_ and square without frame with the size of 15 x 15 x 15 cm³3 which has been added with Ca(NO2) as the inhibitor in it. These samples are doused in acid with the acidic setting (pH-3) and normal setting (pH-7). The next step is to have a test on the pressure strength by giving burden on the concrete samples until it creates fractured. This test is done using pressure strength machine. This test can be applied when the samples are 28 days old and 90 days old. The next test is corrosion test with the immersion method. The acceleration of the corrosion can be identified from the data which is taken by from difference between the initial measurement and the last measurement of the frame samples. The purpose of this test are knowing the effect of Ca(NO)2 in decelerating the corrosion and the effect on the characteristic of the concrete. The outcome of the test is : the normal setting (pH-7) on the 28th day, concrete samples with the inhibitor concentration of 130 ppm = 428 kg/cm_, 160 ppm =417 kg/cm_, 190 ppm = 402 kg/cm_, the standard concrete is having the pressure strength of 417 kg/cm_ meanwhile on the 90th day concrete samples with the inhibitor concentration of 130 ppm = 457 kg/cm_, 160 ppm = 496kg/cm_, 190 ppm = 447 kg/cm_, the standard concrete is 482 kg/cm_. The pressure strength in the acidic setting (pH-3) on the 28th day, concrete samples with inhibitor concentration of 130 ppm =415 kg/cm_, 160 ppm = 442 kg/cm_, 190 ppm = 378 kg/cm_, the standard concrete is having the pressure strength of 389 kg/cm_. The pressure strength of the 90th day, concrete samples with the inhibitor concentration of 130 ppm = 498 kg/cm_, 160 ppm = 506 kg/cm_, 190 ppm = 475 kg/cm_ the pressure strength of the standard concrete is 370 kg/cm_. The result from test on the acidic setting (pH-3) is the concrete samples inhibitor concentration of 130 ppm = 0,117 mpy, 160 ppm = 0,194 mpy, 190 ppm =0,13 mpy, the standard concrete is = 0,17 mpy. For the test on the normal setting (pH-7) is the concrete samples with the inhibitor concentration of 130 ppm = 0,06 mpy, 160 ppm = 0,035 mpy, 190 ppm = 0,032, the standard concrete is 0,089 mpy. The conclusion of this research is that the addition of Ca(NO2)2 on the effective concentration into reinforced concrete will raise the pressure on the concrete and decelarate the corrsion on the reinforcement. The concentration of Ca(NO2)2 130 ppm is the most effective concentration in decelerating the corrosion and raise the pressure strength in the acidic setting (pH-3). This concentration can decelerate the corrosion by 31,28 % and raise pressure strength by 34,59 %. Concentration ofCa(NO2)2 160 ppm is the most effective in decelerating in raising the pressure strength in normal setting (pH-7). This concentration can decelerate corrosion of 60,77 % and raise the pressure strength of 27,66%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfa Permatasari
"Nondestructive Testing (pengujian tak merusak) merupakan salah satu metode pengevaluasian material dan mengukur besar cacat maupun mendeteksi karakteristik material tanpa merusak material tersebut. Salah satu dari metode pengujian tak merusak adalah dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Kecepatan gelombang ultrasonik yang melewati suatu material padat tergantung pada densitas dan propertis elastis dari material tersbut. Pada penelitian ini digunakan gelombang ultrasonik yang dihasilkan oleh alat perambat gelombang ultrasonik. Gelombang ini dirambatkan pada benda uji berupa beton berbentuk kubus (15x15x15) cm_, silinder (_15 cm, t30 cm), balok (15x15x100) cm_ dengan mengkombinasikan nilai water/cement ratio. Water/cement ratio sendiri sangat berpengaruh nilai tekan rancang serta durabilitas beton.
Pengujian ultrasonik pada benda uj dilakukan dengan parameter-parameter berupa kuat tekan beton, modulus elastisitas beton, dan pengaruh tulangan, serta keretakan. Perilaku ultrasonik dilihat berdasarkan perubahan cepat rambat gelombang ultrasonik. Dari penelitian didapatkan suatu persamaan yang menyatakan hubungan antara cepat rambat gelombang ultrasonik dengan modulus elastisitas beton. Didapatkan pula bahwa adanya tulangan serta keretakan pada beton akan mempengaruhi pembacaan cepat rambat gelombang ultrasonik.

Nondestructive Testing is one of the material inspection methods to detect and determine mechanical behavior of material without causing any destruction on material tested. Ultrasonic testing is one of well known nondestructive testing method. Velocity of ultrasonic beam passing through solid material depends on density and elastic properties. Different density and elastic properties could make different velocity of ultrasonic wave. In this research, ultrasonic beam propagated by an ultrasonic propagation device with frequency of 54 KHz. This wave propagated in some samples of concrete with shape of cube (15x15x15 cm_), cylindrical (15 cm diameter and 30 cm high), beam (15x15x100 cm_) with combination of water/cement ratio. Water/cement ratio influence the compressive strength and durability of concrete.
Parameters used in the ultrasonic testing of concrete samples are compressive strength of concrete, elastic modulus of concrete, influence of reinforcement and crack on concrete samples. All parameters compare with velocity of ultrasonic wave changing. This research obtaining an equation represents the relation between velocity of ultrasonic wave and compressive strength of concrete and the relation between velocity of ultrasonic wave and elastic modulus of concrete. This research also discovered the influence of reinforcement and crack on concrete on velocity of ultrasonic wave.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Badan Standarisasi Nasional, 2006
R 666.894 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Nickel slag which is a waste product of nickel mining in Soroako, Kabupaten Luwu Utara, and Province South Sulawesi deposited in allarge amount and is not used optimally. The use of Nickel slag for road construction by mining authority just as base materials. For that reason, this study is aimed to evaluate technically the use of Soraoako?s Nickel slag as coarse aggregate in wearing course asphaltic mixtures focused to evaluate asphaltic durability. The mixture used in this study is a No 11 of SNI gradation type. The nickel slag content is combined with coarse aggregate in variation of 0%, 25%, 50%, 75% and 100%. The optimum asphalt content is determined by varied asphalt content in range of 4.5% to 6.5% by 0, 5% increment. The mixture durability test is conducted according to standard Marshall immersion (24 hours immersed at temperature of 600 C) andmodified Marshall Immersion (immersed at temperature of600 C for 4, 7 and 14 days). Performance analysis of the mixture is expressed by Retained Strength Index (1KS), the First Durability Index (IDP) and the Second Durability Index (IDK). As the result, it was known that Nickel slag Streak can be used finely either combined by conventional coarse aggregate or as the coarse aggregate in asphaltic mixture. The mixture that content Nickel slag Soroako is more durable against water infiltration compared the mixture that content conventional course aggregate."
624 CANT 1:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mampearachchi, Wasantha
"This book provides a comprehensive overview of concrete block paving (CBP). Starting with the basics, such as the history, applications, advantages and limitations of CBP, it then discusses in detail the structural behavior, construction process, and design support conditions, covering topics like specifications for blocks and laying patterns, field performance and mix design for ICBP. Lastly, it examines good CBP practices and maintenance."
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20510450
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>