Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81944 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tanah berfungsi sebagai penyaluran akhir dari seluruh gaya yang berasal dari bangunan yang didirikan diatas tanah tersebut. Sehingga sifat kekuatan tanah menjadi suatu hal yang sangat penting dan harus diperhitungkan dalam perencanaan suatu konstruksi. Lintasan tegangan (stress Path) merupakan suatu metoda dalam menganalisa kekuatan tanah melalui permodelan perubahan tegangan yang terjadi dimasa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Lintasan tegangan mewakilkan.secara grafik perubahan dari suatu set kondisi tegangan kelainnya yang digambarkan melalui garis yang menghubungkan titik-titik pada grafik antara p ( tegangan isotropis ) dan q (tegangan deviator) dari hasil uji kekuatan tegangan aksial tanah terkekang yang mencapai tegangan aksial maksimum. Dengan menggunakan metoda analisa ini, maka didapatkan parameter-parameter kekuatan tanah, yaitu : M, ?, ? dan K yang dibutuhkan untuk analisa geoteknis tanah. Pada metode ini terdapat 3 metoda pengujian, yaitu : 1. Tak terkonsolidasi Tak Terdrainasi 2. Terkonsolidasi Tak Terdrainasi 3. Terkonsolidasi Terdrainasi Sedangkan pada penelitian kali ini kondisi yang digunakan adalah kondisi Terkonsolidasi Tak Terdrainasi dan kondisi Terkonsolidasi Terdrainasi. Contoh tanah yang digunakan dalam penelitian ini berupa tanah yang diambil disekitar bantaran sungai Ciliwung, tepatnya didaerah Condet. Selain itu, dilakukan beberapa uji laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui soil properties dari contoh tanah bantaran sungai Ciliwung. Kata kunci: Lintasan tegangan, citical state, parameter kekuatan tanah, uji triaksial, contoh tanah, sungai Ciliwung, soil properties."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Frasti Agriani
"Sempadan sungai merupakan kawasan perlindungan setempat yang memiliki peran dan fungsi sebagai pengontrol kuantitas dan kualitas air dengan vegetasi khusus yaitu vegetasi riparian. Penelitian ini akan membahas hubungan antara perubahan penggunaan tanah di sempadan Ci Liwung segmen Depok-Jakarta dengan Kualitas Air tahun 2001-2012. Data kualitas air yang digunakan berasal dari hasil pemantauan BPLHD DKI Jakarta dan Jawa Barat yang berjumlah 8 titik pantau. Sementara data penggunaan tanah sempadan diperoleh dari hasil pengolahan data BPN DKI Jakarta dan Kota Depok Menggunakan ArcGIS 10.0. Dari hasil analisis hubungan secara spasial dan temporal maka diperoleh kesimpulan bahwa perubahan luas permukiman di sempadan Ciliwung segmen Depok-Jakarta berbanding lurus dengan kualitas airnya.

Riparian area is a local protection who has the role and function as water quantity and quality control with special vegetation called riparian vegetation. This research will discuss the relationship between land use change in the riparian segment Ciliwung Depok-Jakarta with Water Quality 2001-2012. Water quality data that used comes from the results of the monitoring BPLHD Jakarta and West Java, amounting to 8 monitoring points. While the riparian of land use data obtained from the data processing BPN Jakarta and Depok City using ArcGIS 10.0. From the analysis of the spatial and temporal relationships it could be concluded that extensive changes settlements in riparian Ciliwung Depok-Jakarta segment is directly proportional to the quality of the water."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amyra Marlia
"Kebutuhan ruang didalam kota semakin meningkat. Kota sendiri memiliki ruang-ruang residual yang dianggap sebagai ruang yang negatif. Didukung dengan faktor-faktor seperti kebutuhan akan ruang, okupansi, dan keterikatan terhadap ruang itu sendiri, ruang residual memiliki kemungkinan untuk diambil alih apropriasi oleh penghuni kota yang membutuhkan ruang. Salah satu jenis ruang residual didalam kota adalah ruang tepi sungai. Dengan mengamati kegiatan apropriasi sebagai alterasi yang mengakibatkan transformasi ruang pada ruang residual, maka akan terlihat potensi dari ruang residual itu sendiri dan munculnya kegunaan baru dalam ruang residual.

The need for space within a city is increasing. The city itself has residual spaces that are considered as negative spaces. Supported by factors such as the need for space, occupancy, and attachment to the space itself, it is possible for a residual space to be taken over appropriated by city dwellers in need of space. One of many types of residual spaces within the city is a riverfront. By observing the space appropriation as an altering act resulting in the transformation of space in the residual space, it will show the potential of the residual space itself and the emergence of new affordances in the residual space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Puspita
"Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Tarakan menyatakan bahwa kualitas air Sungai Karang Anyar yaitu parameter COD, Amonia dan TSS tahun 2010- 2013 melebihi baku mutu. Penurunan kualitas air tersebut diduga disebabkan oleh perilaku masyarakat. Fokus penelitian adalah air Sungai Karang Anyar sebagai sumber air bersih harus baik kualitasnya padahal kualitas air sungai Karang Anyar menurun dipengaruhi oleh perilaku masyarakat kawasan bantaran sungai. Tujuan penelitian adalah memahami perilaku masyarakat kawasan bantaran sungai dalam perlakuan aliran sungai dan menguji penurunan kualitas air sungai; dan menghasilkan strategi-strategi pengelolaan air sungai. Pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan gabungan metode kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian yaitu perilaku membuang air limbah domestik langsung ke sungai diduga mempengaruhi parameter COD dan Amoniak; perilaku tidak mengolah kotoran ayam diduga mempengaruhi parameter Amoniak; perilaku mengambil tanah dari bukit/gunung diduga tidak mempengaruhi parameter TSS; perilaku menambang pasir di sungai diduga mempengaruhi parameter Amoniak tetapi diduga tidak mempengaruhi parameter TSS.
Kesimpulan adalah tidak semua perilaku warga yang bermukim dan berkegiatan di kawasan bantaran sungai mengakibatkan penurunan kualitas air sungai. Strategi pengelolaan air sungai adalah masyarakat perlu meningkatkan kinerja SDM, partisipasi, informasi dan pengetahuan; mengurus perizinan (IMB dan SITU) dan meningkatkan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah dalam pengawasan pembuangan air limbah domestik dan nondomestik.

Environmental status data of Tarakan City stated that water quality of Karang Anyar's river for parameter COD, BOD5, Ammonia and TSS from year 2010- 2013 are above the government regulation for quality standard. Karang Anyar's river water quality decreased because of society behavior. Karang Anyar's river as fresh water resources should be improved their quality. This is the point of this research. The aim of this research is understanding the regional society's behavior, examining water quality and to compose the strategies of river water management. I use the combination between quantitative and qualitative methods for this research.
The result is that society's behavior of disposing domestic wastewater directly to the river was suspected as the cause of parameter level of COD and Ammonia; disposing untreated chicken's dirt to the river was suspected increased ammoniac parameter; taking soil from the hills/mountains suspected influenced TSS parameter; behavior of river sand mining suspected affecting Ammonia parameter but not TSS parameter.
The conclusion is that not all behavior of regional society along the riverbanks affect to decreasing Karang Anyar's river water quality. River water management's strategies are community had to improve human resources' performance, participation, information, knowledge, managing the government's licenses (IMB and SITU) and increasing the cooperation between community with local government to control the disposal of non-domestic and domestic waste water.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Sarifah Ainy
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan pengaruh perubahan struktur vegetasi riparian di Sungai Pesanggrahan, antara daerah pemukiman, daerah binaan, dan daerah kebun campuran rakyat, serta pemanfaatannya oleh masyarakat setempat. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2011 sampai dengan September 2011 dengan mengunakan stratified random sampling untuk analisis vegetasi riparian, dan metode wawancara serta perhitungan Index of Cultural Significance (ICS) untuk mengetahui nilai pemanfaatan vegetasi riparian oleh masyarakat. Nilai INP tertinggi di daerah kebun campuran adalah Gigantochloa apus (91,3%), daerah perumahan adalah pinus Pinus merkusii (61,8%), dan Gigantochloa apus di daerah binaan sebesar 98,2%. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat setempat, pemanfaatan vegetasi riparian yang terdokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk bahan makanan tambahan (27 spesies), bahan pangan lain (29 spesies), bahan materi utama (15 spesies), bahan obat (47spesies), dan tanaman hias / mitologi (12 spesies). Hasil perhitungan nilai ICS tertinggi adalah papaya (Carica papaya) dengan nilai 65, dan pemanfaatan vegetasi riparian tertinggi adalah untuk bahan obat-obatan.

ABSTRACT
The study was conducted in Lebak Bulus Village in Sounth Jakarta. The aim of this study is to know and to compare the effect of changing riparian vegetation structure in plantation area, settlement area and conservation area, also their utilization by the local community. This research has been held on March 2011 until September 2011 used stratified random sampling for riparian vegetation analysis, also used interview method and analyzing Index of Cultural Significance (ICS) to know local knowledge system. The higest Importance Value Index (INP) from plantation area is Gigantochloa apus (91.3%), residential area is Pinus merkusii (61.8%), and conservation area is Gigantochloa apus (98.2%). Based on interview with local society, utilization riparian plants diversity documented in this study are for secondary food (27 species), tersier food (29 species), the main material (15 species), medicine (47 species), ornamental plants and mythology (12 species). The result of the highest value ICS is Carica papaya with a value of 65 and the highest plants utilization is for medical purpose."
2016
T46292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariswan
"Ketersediaan lahan untuk menunjang kebutuhan manusia terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Dengan sifat lahan yang terbatas di wilayah perkotaan, persebaran bangunan menjadi tidak beraturan dan tidak terkendali. Hal ini memicu adanya perubahan fungsi lahan di kawasan sekitarnya teruatama di kawasan sempadan sungai yang seharusnya menjadi wilayah bebas bangunan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola pemanfaatan dan kemiringan sempadan Sungai Ci Liwung di Kota Depok tahun 2021. Penelitian ini adalah penelitian dengan desain deskriptif. Data hasil observasi diolah dan dianalisis dengan unit analisis Meander untuk selanjutnya diinterpretasikan kedalam tabel dan peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sempadan Sungai Ci Liwung didominasi adanya pemanfaatan lahan pada garis sempadan sungai. Pola pemanfaatan sempadan Sungai Ci Liwung memiliki kemiripan jenis pemanfaatan lahan pada setiap Meander. Jenis pemanfaatan sempadan Sungai Ci Liwung didominasi dengan jenis permukiman tidak teratur (43,3%), permukiman teratur (26,74%), fasilitas sosial (26,63%), serta industri dan jasa (3,3%). Kemiringan sempadan Sungai Ci Liwung didominasi oleh jenis kemiringan landai (43,2%), kemudian disusul oleh kemiringan curam (36,7%), dan kemuringan agak curam (20,1%).

The availability of land to support human needs continue to increase along with the population growth. Limited nature of land in urban areas make the distribution of buildings becomes irregular and uncontrollable. This triggers a change in land use in the surrounding area, especially in the river border area. This Study is conduted to determine the utilization patterns and slope of the Ci Liwung riparian zone in Depok City 2021. This study is a research with a descriptive design. Oberservational data are processed and analyzed with the Meander analysis unit for further interpretation into tables and maps. The result shows that the condition of the Ci Liwung riparian zone is dominated by land use inside the riparian zone. The Utilization pattern of Ci Liwung riparian zone has a similiar type of land use in each Meander. Types of the utilization of Ci Liwung riparian zone are dominated by irregular housing (43,3%), regular housing (26,74%), social facilities (26,63%), and industry & services (3,3%). Border slope of Ci Liwung riparian zone are dominated by a slightly slope (43,2%), then a steep slope (36,7%), and a bit steep slope (20,1%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini Utari Suryanto
"Karakteristik fisik wilayah dapat memengaruhi pengikisan tanah dalam jumlah yang besar yang sering disebut dengan longsor. DA Ci Sangu merupakan salah satu sungai yang sering mengalami pengikisan tanah pada tebing sungai akibat banjir. Apabila pengikisan tebing sungai ini berlangsung terus menerus, dikhawatirkan akan terjadi longsoran yang lebih besar lagi pada tebing sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi longsor yang terjadi sepanjang aliran Ci Sangu dan menganalisis keterkaitan antara potensi longsor tebing sungai dengan karakteristik fisik wilayah. Pada penelitian ini penentuan potensi longsor akan menggunakan Metode Indeks Storie, sedangkan karakteristik fisik tebing sungai akan diobservasi secara langsung pada 33 sampel lokasi. Variabel penelitian ini terdiri atas penggunaan lahan, kemiringan lereng, bentuk lereng, jenis tanah dan curah hujan. Analisis dilakukan menggunakan analisis spasial. Didapat hasil bahwa semakin menuju ke arah hilir, tebing sungai lebih banyak mengalami pengikisan yang sedang dan berat. Potensi longsor tebing sungai yang tinggi dan sedang banyak dijumpai pada tebing sungai yang memiliki kemiringan yang terjal dengan kemiringan >45%. Jenis tanah yang mendominasi pada wilayah tersebut adalah Asosiasi Podsolik Kuning dan Hidromorf Kelabu dengan curah hujan 2000-2500 mm/tahun dan penggunaan lahan dominan pada wilayah tersebut adalah sawah.

The physical characteristics of the area can affect large amounts of soil erosion, often called landslides. DA Ci Sangu is one of the rivers that often experiences soil erosion on river banks due to flooding. When river bank erosion continues, it is feared that there will be even more landslides on the river bank. This study analyzes the potential for landslides that occur along the Ci Sangu flow and analyzes the relationship between river bank landslide potential and the physical characteristics of the area. In this study determining the potential for landslides will use the Storie Index Method, while the physical characteristics of river banks will be directly observed in 33 sample locations. The variables of this study consisted of land use, slope, slope shape, soil type and rainfall. The analysis was carried out using spatial analysis. Obtained results downstream, more river cliffs increase moderate and heavy erosion. Potential river bank landslides are high and are being found on river banks that have slopes that are run with slopes> 45%. The types of soil that support the area are yellow podsolik and gray hydromorph with rainfall 2000-2500 mm / year and the dominant land use in the area is paddy fields."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Muhammad Ali Fathoni
"ABSTRAK
Kasus sengketa tanah dapat terjadi antara institusi dengan masyarakat baik institusi swasta maupun pemerintah. Pada tesis ini dilaporkan kasus sengketa tanah antara Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perhutani) dengan masyarakat di Kabupaten Sumenep.
Tujuan studi ini adalah mengkaji kekuatan hukum dari alat bukti kohir/petok D sebagai bukti kepemilikan hak atas tanah dan mengkaji hak-hak masyarakat atas tanah yang termasuk kawasan hutan dikaitkan dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor 1888k/PDT/2014.
Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan melakukan telaah terhadap kasus yang telah menjadi putusan pengadilan dan mempunyai kekuatan hukum tetap. Pada kasus ini empat orang warga Sumenep menggugat Perhutani karena menganggap Perhutani telah menyerobot tanah milik mereka. Warga menggugat Perhutani berdasarkan kohir/petok D yang dimilikinya padahal kohir/petok D bukan alat bukti penguasaan tanah. Sementara itu Perhutani menggunakan penunjukan kawasan hutan sebagai dasar penguasaan tanah. Penunjukan kawasan hutan bukan dasar yang kuat terhadap kepemilikan tanah di kawasan hutan karena harus diikuti proses penataan batas dan penetapan kawasan hutan. Pada kasus ini, Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi warga. Seharusnya Mahkamah Agung mempertimbangkan hasil penilaian dari tim IP4T karena bila terjadi sengketa tanah di kawasan hutan, perlu dibentuk tim IP4T yang akan menilai dan menyelesaikan sengketa di kawasan hutan. Selanjutnya tanah tersebut dapat dikeluarkan dari kawasan hutan dan didaftarkan permohonan hak atas tanah di kantor pertanahan setempat. Dengan demikian warga dapat melakukan peninjauan kembali atas putusan Mahkamah Agung tersebut.

ABSTRACT
Land dispute cases could occur between institutions with society, either private and government institutions. This thesis reported cases of land disputes between the State Forestry Public Company (Perhutani) with peoples in Sumenep.
The purpose of this study are to assess legal force of the evidence Kohir/Petok D as Proof of Land Entitlement Rights in Forest Areas and examine the rights of peoples over land including forest area is related with the Supreme Court verdict No. 1888k / PDT / 2014.
The method used is the literature research to perform study towards a case that has become a court verdict and has enforceable. In this case there are four Sumenep villagers sued Perhutani because it assume Perhutani had usurped their properties. The residents that sued Perhutani based kohir/Petok D while them are not evidence of land tenure. Meanwhile, Perhutani use the designation of forest areas as a basis of entitlement of land. The designation of forest area is not a strong basis for the entitlement of land in the forest because they have followed structuring limit process and establishment of forest. In this case, the Supreme Court rejected the resident cassation. The Supreme Court should consider the results of the assessment IP4T team because, when there is land disputes in forest areas, need to be formed IP4T team that will assess and resolve disputes in the forest area. Furthermore, the land could excluded from of forest area and registered the application of land rights in the local land office. Thus residents can undertake a reconsideration of the verdict of the Supreme Court.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Saraswati
"Pemerintah kota dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah memperkirakan bahwa tahun 2010, penggunaan tanah kota mencapai 73 persen, sedangkan 63 persen diantaranya untuk permukiman. Perluasan wilayah tutupan itu, selain tidak sesuai dengan harapan agar Depok menjadi wilayah resapan, diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan lokal maupun wilayah. Dari hasil penelitian, penduduk yang tinggal di permukiman perumnas maupun di permukiman sederhana, sama-sama melakukan perluasan bangunan rumahnya guna memenuhi kebutuhannya. Perluasan bangunan itu dimungkinkan karena adanya kelebihan tanah di masing-masing jenis permukiman itu. Perbedaan pertambahan luas wilayah tutupan itu disebabkan oleh berbagai variabel antara lain variabel luas tanah asal, lama tinggal, jumlah orang yang tinggal di rumah itu serta jumlah anak dan komposisi anggota keluarga. Sedangkan variabel pengeluaran rumah tangga itu per bulan, tidak menjadi penentu untuk penduduk melakukan perluasan bangunan rumahnya.

The Depok Land Use Planning predicts that in 2010, urban land use will be 73 percent, while 63 percent is for settlement. Depok is allocated for catchment area, so the expansion of paving area should be monitor. In this study, there were four types of settlement lower and middle type in perumnas and in middle type (perumnas kecil dan besar serta perumahan sederhana kecil dan besar). Average of paved area in the perumnas kecil was 66 m², in perumnas besar was 89.5 m². In perumahan sederhana kecil was 54.4 m² and in perumahan sederhana besar was 121.3 m². Land square meter and length of stay were the variables that infl uence the expansion of paved area. They did that because they have more space to expand their house, and now, there was no open space left."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>