Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161141 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Gatot D.W.
"Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar perencanaan, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan pelaksanaan, kemudian mengambil tindakan koreksi yang diperiukan agar sumber daya dapat dipergunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Berbagai jenis usaha pengendalian yang diiakukan secara umum adalah pengendalian biaya, mutu, dan waktu. Pengendalian biaya bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan terjadi penyimpangan pengeiuaran biaya yang tidak sesuai dalam perencanaan, sehingga dapat diambil tindakan koreksi sebagai antisipasi cost overrun dalam pelaksanaan proyek. Pengendalian biaya dapat diiakukan dengan membandingkan perencanaan biaya dengan biaya peiaksanaan (actual cost), meialui perbandingan biaya tersebut dapat diiakukan analisa apakah suatu proyek berjalan sesuai dengan perencanaan. Dalam kegiatan konstruksi, yang umum terjadi pada tahap implementasi adalah penyimpangan biaya. Penyimpangan biaya yang terjadi dapat menimbuikan dampak berupa cost overrun, sehingga diperiukan suatu tindakan yang tepat untuk dapat meminimalisasikan dampak tersebut. Salah satu tindakan yang diiakukan untuk mengendaiikan penyimpangan biaya yang terjadi adalah dengan meiakukan tindakan koreksi (corrrective action). Skripsi ini mengkaji berbagai tindakan koreksi yang diambil oleh pihak kontraktor dalam mengantisipasi berbagai penyimpangan yang terjadi pada variabel subkontraktor. Dan berbagai tindakan koreksi yang diambii oieh pihak kontraktor terhadap pengelolaan subkontraktor, dapat diiakukan analisa dan diperoleh kesimpulan tindakan koreksi yang tepat untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan proyek."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Kristanto
"Pada implementasi dari suatu perencanaan diperlukan suatu pengawasan dan pengendalian dari semua jenis kegiatan yang dilakukan. Berbagai jenis pengendalian yang dilakukan adalah pengendalian biaya, pengendalian mutu dan waktu. Pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan selama pelaksanaan (actual cost) dapat berjalan sesuai dengan anggaran (budget) yang ada sehingga kegiatan yang ada dapat berjalan dengan optimal. Pengendalian biaya dilakukan selama proyek berjalan dan biasanya dilakukan pada evaluasi proyek. Evaluasi dilakukan dengan membuat laporan yang bersifat berkala dan teratur sehingga dapat dilakukan analisa apakah proyek berjalan sesuai dengan perencanaan yang ada?
Masalah yang sering terjadi pada suatu proyek adalah pada tahap implementasi meskipun telah dilakukan berbagai pengendalian dari setiap evaluasi yang telah dilakukan tetapi tetap saja ada berbagai penyimpangan yang terjadi di sektor kegiatan yang ada dalam proyek. Penyimpangan ini disebabkan oleh berbagai faktor resiko yang ada dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Penyimpangan ini memerlukan suatu sikap dan tindak lanjut yang tepat dari pihak kontraktor sehingga penyimpangan yang ada dapat diperbaiki dan dikemudian hari pelaksanaan yang ada semakin baik.
Skripsi ini mengkaji berbagai faktr resiko serta dampaknya yang mungkin muncul dan juga tindakan koreksi yang diambil kontraktor dalam mengantisipasi berbagai penyimpangan yang terjadi pada variabel tenaga kerja. Dari analisa faktor resiko dapat kita tentukan faktor yang mempunyai tingkat pengaruh tinggi serta pengaruhnya terhadap kinerja biaya. Dari analisa berbagai tindakan koreksi, kemudian dianalisa dan diambil kesimpulan tindakan koreksi yang tepat guna memperbaiki kinerja biaya tenaga kerja.

In Implementation from certain planning needs evaluation and controls for every activity. Various kind of controls that used is Cost Control, Time and Quality Control. Cost Control purposed in order to balancing actual cost with budget until every activity can occur with optimally.Cost Control must do during implementation project and usually done in project evaluation. Evaluation done by making annual report until can be analized that project occur appropriate with the planning.
The Problem tliat usually happen in a project that in implementation phase that although control have been already done from every evaluation but there are still various varians that happening in project activity. Varians are caused by various risk factor in implementaion phase of a construstion project. This varians need proper attitude and corrective action from contractor so varian can be corrected and in the future implementation can be done bctter.
This thesis investigate various risk factor and its impact tliat can be happen an also corrective action that taken by contractor to anticipate various varian in labor variabel. From risk factor analysis we can define factor which have high influence level and its influence to cost performance. From various corrective action, analized and have conclusion which corrective action that proper to improve labour cost performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34727
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Dodi Priyono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T24383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Adi Satriawan
""Dalam perkembangan suatu kota yang padat dan sesak seperti Jakarta, solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan dan semakin melambungnya harga tanah yaitu dengan membangun gedung bertingkat banyak dengan ruang bawah tanah yang banyak pula. Gedung bertingkat banyak serta mang bawah tanahnya tidak akan layak dengan semestinya jikalau tidak dibangun dengan cara yang benar. Tata cara pembangunan gedung bertingkat adalah unik, yang tersusun dengan sistematis dalam teknologi metode pelaksanaan konstruksi. Suatu teknologi metode pelaksanaan konstruksi tidak akan terlaksana dengan baikjika tidak dipikirkan dengan baik, matang, dan sistematis. Basement adalah salah satu unsur bangunan gedung bertingkat banyak yang berkembang pesat teknologi metode pelaksanaan konstruksinya. Setelah sekian lama banyak pihak memakai sistem penggalian secara \""Bottom-Up""\ untuk metode pelaksanaan konstruksi basement, sesuai dengan kebutuhan jumlah basement beberapa lantai maka dewasa ini dikembangkanlah suatu metode pelaksanaan konstruksi yang inovatif yaitu \""Top-Down\"" sebagai alternatif dan kunci utama efisiensi lahan untuk pelaksanaan basement sekaligus memberikan dampak positif pada manajemen proyek. Namun dalam banyak hal pula metode \""Bottom-Up\'' justru menjadi pilihan yang sangat menarik, selain teknologi yang dipakai sangat sederhana, dan juga pelaksanaannya sudah sering dilakukan di Indonesia. Hambatan lain jika menggunakan metode \""Top-Down\"" yaitu karena keterbatasan teknologi, sumber daya, serta pengalaman. Oleh karena itu, dari kedua metode pelaksanaan konstruksi basement tersebut dilakukan studi perbandingan, dengan melakukan pendekatan kuantitatif serta kualitatif. Pendekatan ini akan menganalisa proyek basement yang akan diteliti sehingga akan dapat diketahui kondisi-kondisi ideal untuk masing-masing kedua metode pelaksanaan konstruksi basement tersebut.""
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Hidayat
"Bekisting merupakan bagian yang menjadi unsur penting dalam suatu proyek konstruksi gedung bertingkat karena menghabiskan biaya terbesar dalam pekerjaan struktur bertingkat yang tipikal. Metode Block Out merupakan inovasi yang dimiliki PT. PP yang menjadi pilihan dalam pekerjaan bekisting. Pada penelitian ini akan dianalisa bagaimanakah perbandingan antara Metode Block Out yang dimiliki PT. PP dengan Metode Bekisting Konvensional ditinjau dari segi biaya dan waktu pada pekerjaan kolom. Data yang akan dianalisis didapatkan dari narasumber yang menjadi praktisi di bidang konstruksi. Hasil dari penelitian ini adalah metode out lebih murah dibandingkan metode konvensional dengan penghematan Rp 567.721.928,19 atau Rp 113.544.385,64 / lantai sehingga efisiensi biaya yang dapat dilakukan sebesar 20,6%. Metode block out lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional dengan durasi 12 hari.

Formwork is one part of high rise building construction that becomes an important element of a project because it consumes the largest cost in a typical multi-storey structural job. Block Out is a method innovated by PT. PP that can be used as an option in doing formwork. This research will analyze the comparison between Block Out Method and Conventional Formwork Method in cost and time’s prespective when working on column installation. The data that will be analyzed are obtained from sources who are practitioners in construction project. The hypothesis of this study is that Block Out Method, compared to Conventional Formwork Method, is cheaper in its construction cost and faster in its execution time. The goal of this report is Block Out Method is cheaper than Conventional Metode with thrift IDR 576.721.928,19 or IDR 113.544.385,64 / floor. So, efficiently cost that could to apply is 20,6%. And, Block Out Method is faster than Conventional Method that have 12 days duration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stacia Andani
"Studi ini membahas mengenai faktor-faktor resiko pada aspek manajemen material yang timbul di proyek konstruksi gedung dan pengaruhnya terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek. Obyek penelitian untuk studi ini adalah proyek gedung bertingkat yang ditangani oleh kontraktor BUMN yang berada di kota besar. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dan untuk pengolahan datanya dengan metode statistik. Analisa resiko yang digunakan untuk menguji variabel - variabel yang berpengaruh terhadap kinerja adalah (AHP) Analyctic Hierarchy Process untuk menentukan nilai lokal frekuensi dan dampak lalu standar Risk Management Guidelines untuk menentukan tingkat level resiko, serta analisa faktor untuk pengelompokan sumber resiko. Output dari penelitian ini adalah 10 sumber resiko yang paling dominan dalam manajemen material dan 2 faktor resiko yang pengaruhnya paling signifikan terhadap kinerja waktu.

This study discusses risk factors on material management which occur on building construction projects and their impact on the time performance of the project completion. The object of this research is a multi-storey building which construction is undertaken by a state-owned contractor located in a big city. The research methodology employed in this study is a survey, which data will be run by using a statistical method. The risk analysis used to test the variables which have an influence on the performance is the Analyctic Hierarchy Process (AHP) to determine the frequency and impact local values, the Risk Management Guidelines standard to determine the risk level and factor analysis to group the factors into its source. The output of this research are ten sources of risk which are dominant in material management and two risk factors which have the highest correlation with the time performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1167
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Irawan
"Metode penjadwalan proyek diciptakan untuk mempermudah, mempercepat dan mengoptimasi proses penjadwalan menjadi lebih efektif sehingga sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Pada saat ini banyak hadir berbagai jenis metode pendajwalan, salah satu metodenya ialah metode jaringan kerja yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua metode yaitu metode jaringan kerja activity on arrow dan metode jaringan kerja activity on node. Ada perbedaan yang mendasar pada kedua metode tsb dalam sistematika penjadwalannya, metode jaringan kerja activity on node meletakkan aktivitas pada nodal dalam suatu jaringan kerja dan tanda panah menunjukkan hubungan antar pekerjaan sedangkan metode activity on arrow adalah sebaliknya, nodal menunjukkan batas awal atau akhir durasi aktifitas sedangkan tanda panah menunjukkan akfitifitas dalam proyek.
Metode yang dapat digolongkan pada metode jaringan kerja activity on node ialah Precedence Diagramming Method (PDM), sedangkan metode jaringan kerja activity on arrow contohnya ialah metode I-J. Masing-masing metode tersebut memiliki keunggulan masing-masing, setiap metode memiliki aplikasi yang sesuai pada proyek-proyek tertentu. Disamping keunggulan yang dimilikinya, metode jaringan kerja memiliki kelemahan yang membuatnya tidak efektif, efisien dan optimal sebagai alat penjadwalan untuk mendefinisikan proses perencanaan. Perkembangan proyek konstruksi yang semakin kompleks menuntut hadirnya suatu metode penjadwalan yang lebih ideal dan realistis. Kelemahan-kelamahan metode jaringan kerja tsb menjadi latar belakang dikembangkannya metode penjadwalan berdasarkan progress yang dapat meningkatkan kualitas metode jaringan kerja menjadi suatu penjadwalan yang ideal.

Project scheduling method is invented to make the scheduling process easier, faster, and more optimum, thus it can be more effective, so the aim that has been targeted can be achieved. In the present time, there is several method of scheduling, one of them is the network scheduling method, which mainly can be classified in two methods, which is the 'activity on arrow' network scheduling method and the 'activity on node' network scheduling method. There is a principle difference between the two methods in terms of scheduling systematic. The 'activity on node' method places the activity on the node of a network, and the arrow states the relation between activities. On the other hand, in the 'activity on arrow' method, the node states the start point and the finish point of project duration, and the arrow remarks the project activity.
A method, which can be classified as the 'activity on node' method, is the Precedence Diagramming Method (PDM), and one example of the 'activity on arrow' method is the I-J method. Each of those methods has its own advantages, every method has the specific application in certain projects. Beside the advantages, the network scheduling method has its disadvantages, which can cause it becoming ineffective, inefficient, and not optimum to be used as a scheduling tool for defining the planning process. The increasing complexity of construction project development triggered the need of a more ideal and more realistic scheduling method. The disadvantages of network scheduling method has become the background of the development of the progress based scheduling method that can improve the network scheduling method to become an ideal scheduling method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Latief
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
690 YUS k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Sandya Pertiwi
"ABSTRAK
Eksentrisitas pusat rnassa terhadap pusat kekakuan pada suatu struktur bangunan bertingkat dapat menimbulkan momen puntir horizontal lantai yang selanjutnya akan mempengaruhi respons-respons struktur yang Iain. Untuk memperhitungkan pengaruh-pengaruh tersebut Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah clan Gedung SKBI-13.53.1987 ( PPKGURCY87) mensyaratkan bahwa :
- Untuk struktur-struktur gedung yang jarak eksentrisitas pusat massa terhadap pusat kekakuan tidak melampaui 0.3 b ( b adalah lebar bangunan terbesar dari dengh struktur) maka gaya-gaya geser yang ditlmbulkan oleh momen puntir tingkat dapat ditentukan dengan cara analisa statik ekivalen.
- Untuk struktur-struktur gedung yang eksentrisitasnya melampaui 0.3 b, pengaruh momen puntir tingkat harus ditentukan dengan analisa ragarn spektrum respons 3 dimensi.
Pernyataan ini akan diteliti dengan menguji pengaruh eksentrisitas tersebut terhadap respons-respons struktur yaitu:
- Gaya geser dasar
- Lendutan atas
- Momen dasar
- Momen puntir
sebagai parameter pembanding terhadap analisa-analisa yang akan dilakukan yaitu analisa statik ekivalen, analis dinamik yaitu analisa dinamik respons spektrum dengan metode kombinasi pola geiar CQC dan analisa dinamik riwayat waktu (time history) pada suatu model bangunan 5 singkat yang diperhitungkam sebagai portal geser 3 dirnensi.
Ada 2 macam spektrum gempa yang akan digunakan yaitu spektrum gempa sesuai dengan PPKGURC/87 dan spektrum gempa sinusoidal. Dalam peneliizian ini lebih dikhususkan pada analisa dengan beban gempa spektrum sinusoidal agar dapat dibandingkan antara ketiga metode analisa tersebut. Dalam perhitungan digunakan bantuan program komputer SAP 90 versi 5.4.
Dari hasil analisa tersebut dapat didiskusikan yang selanjutnya dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran terhadap PPKGURG87 yang ditinjau tersebul;

"
1996
S35536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska Maria Farida
"Keberhasilan penyelenggaraan proyek konstruksi ditentukan oleh kemampuan para pelaku utamanya (tim proyek pemilik, kontraktor dan konsultan. dan tersedianya perangkat yang lengkap dan berkualitas. Pada zaman dahulu kontraktor mengerjakan hampir sebagian besar pekerjaan konstruksi. Pada saat ini pada tahap konstruksi kira. kira 80. pekerjaan diserahkan ke subkontraktor. Akibatnya subkontraktor memainkan peranan penting dalam industri konstruksi dimana proyek bangunan gedung bertingkat tinggi kira-kira 80-90. pekerjaan dikerjakan oleh subkontraktor. Sehingga pengelolaan subkontraktor oleh kontraktor utama sangat diperlukan. Berdasarkan pada hal ini, maka dilakukan penelitian mengenai pengelolaan subkontraktor dengan menyebarkan kuesioner yang berisi. hal yaitu. pemilihan subkontraktor, perjanjian dengan subkontraktor, persiapan pekerjaan subkontraktor dan penyelesaian pekerjaan subkontraktor. Data yang didapat dari hasil penyebaran ini kemudian diolah secara statistik dengan program SPSS 9.01 untuk mendapatkan variabel. variabel yang menentukan. Dari hasil pengolahan SPSS9.01 didapat variabel penentu adalah pengawasan pekerjaan. X34. dan penempatan pengawas yang sesuai dengan kemampuannya. X33 ). Variabel lain diluar. variabel penentu ini dicari dengan menggunakan dummy, didapat variabel pengaturan change orders sejak kontrak awal. X30 ). Akibat dari sampel yang didapat kecil (18 sampel ), maka perlu untuk diuji kembali apakah hasil yang didapat dapat mewakili populasi yang sedemikian besar tersebut. Pengujian dilakukan dengan menggunakan simulasi Monte Carlo. Berdasarkan hasil simulasi tersebut didapat bahwa pada saat 68. data ke. 3 variabel penentu memiliki mean/rata. rata pada skala penilaian =3. biasa dilakukan tapi tidak rutin ), artinya pada skala penilaian 3( biasa dilakukan tapi tidak rutin. sangat berpengaruh. terhadap pengelolaan subkontraktor, persamaan tidak berlaku pada skala penilaian. ( sama sekali tidak pernah dilakukan ), persamaan berlaku pada skala penilaian antara. ( dilakukan sesekali saja. sampai. ( merupakan prosedur standar yang selalu dilakukan ), Apabila tidak ada pengawasan, tidak ada penempatan pengawas sesuai kemampuan dan tidak ada pengaturan change orders dikontrak awal, maka sangat berpengaruh. pengaruh sebesar 100. ) dan apabila selalu ada pengawasan setiap saat, pengawas selalu ditempatkan sesuai kemampuannya dan ada pengaturan secara detail change orders dikontrak awal, maka tidak berpengaruh terhadap kinerja waktu subkontraktor. berpengaruh. % ).

The success of handle construction project depends on the ability from owner's project team, contractor and consultant. In the traditional day, contractor handles almost all of construction work. In modern days, contractor gives about 80% from all the construction work to subcontractor. The consequence from this trend is make subcontractor play an important part in construction industry, which subcontractor handle about 80% from all of high rise building project work. From all of this, it's very important for contractor to manage its subcontractor. With this review, the writers do research about managing subcontractor with spreading the questioner. There are five important things in the questioner. All of them are about choosing subcontractor, the dealing with subcontractor, the preparing, finishing step and the payment. We use SPSS 9.01 to handle all of data to get some determinant variables. There are three determinant variables that we got. There are controlling, using the right controller and change order. We just have little sample (eighteenth samples), so we need to check whether the sample can explain the population. We use Monte Carlo simulation to do this and we get that three variables can explain the population.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T1904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>