Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 229201 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignatius Eko Widijanto
"Dalam rangka mengantisipasi tingkat pertumbuhan tenaga kerja yang tinggi pihak Otorita Batam membangun kawasan rumah susun layak huni yang berada di sekitar lokasi industri, hal ini dilakukan untuk menekan maraknya pembangunan rumah liar (roli) disekitar kawasan industri tersebut Dalam satu areal kawasan rumah susun direncanakan dibangun sebanyak 50 twinblok yang dibangun secara bertahap selama 6 tahun. Tiap tahunnya dibangun sebanyak 6 sampai 10 twinblok dalam satu areal kawasan rumah susun tersebut Tiap l unit twinbloknya terdiri dari 2 gedung 4 lantai yang dihubungkan dengan selasar sebagai tangga utama tiap lantai dalam 1 gedung terdiri dari & Unit hunian dengan ukuran3,5 m x 6 m (type 21). Dilihat dari bentuknya yang standard dan typical serta dibangun dalam jumlah missal maka pihak owner memandang bahwa sistem pracetak sebagai solusi tcrbaik dibandingkan sistem konvensional cast insftu). Aplikasi teknologi pracetak dengan sendirinya akan menekan biaya bekisting dan mengurangi pemakaian jumlah tenaga kerja di lokasi proyek, yang tentunya jugn akan berpengaruh pada pengurangan biaya konstruksi, hal lain yang menonjol dari penggunaan beton pencetak adalah mutu pekerjaan akan lebih baik dan terkontrol meskipun dalam jumlah yang cukup banyak serta waktu pelaksanaan yang relatip lebih cepat. Ada beberapa sistem praktek yang sudah diterapkan di lndonesia, dinntaranya Sistem BRESPHAKA (Beton Rekayasa Elen1en Struktur Prncetak Hutama Karya), yaitu sistcm struktur pracetak model open Frame yang terdiri dari elemen pracetak kolom balok dna plat lantai dengnn mengguMkan bahan beton normal Slntktural. Maksud dari pcnnlisan ini untuk mcmbandingkan komponen biaya dan waktu pelaksanaan antara beton pracetak Sistem BRESPHAKA dcngnn Sistcm Konvcnsional (cast insitu) pndn Proyek Pcmbangunan Rumah Susun Sewa Di Pulau Batam"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi
"Pabrik Bridgestone Tyre Indonesia adalah sebuah pabrik yang memproduksi ban mobil yang berlokasi di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang. Konstruksi pabrik tersebut mempe1'gunaka.n konstruksi struktur rangka beton bertu lan g, terdiri dari 1 lantai (sebagian 2 lantai). Dalam proses pembangunan pabrik tersebut, pelaksana proyek menggunakan metode pracetak untuk pembuatan konstruksi kolom. Yang artinya komponen- komponen struktur belon tersebul dicor di tempat fabrikasi, yang bukan mempakan posisi akhir komponen-komponen tersebut dalam suatu StI'l1kl`l11', tidak seperti metode konvensional (cast in situ) dimana pengecoran dilakukan pada posisi akhir komponen-komponen tersebui" Perbedaan lokasi pengecoran ini menyebabkan teljadinya perbedaan biaya yang ditimbulkan serta perbedaan larnanya waktu pelaksanaan. Dalam penulisan tugas akhir ini penyusun mencoba memperkirakan besamya biaya langsung yang dikeluarkan untuk masing-masing metode pe11ge1jaan, Sena mencoba memperkirakan lama waktu pelaksanaannya, sampai berdirinya struktur kolom tersebut. Perbedaan biaya langsung yang teljadi disebabkan karena perbedaan konstruksi perancah unmk masing-masing metode, Serta adanya penggunaan alat berat mobile crane pada metode pracetak. Dalam menentukan biaya untuk tiap jenis pekeljaan yang dilaksanakan, penyusun menggunakan harga satuan biaya yang didapat dari buku Jurnal Harga Bahan Bangunan, Konslruksi dan Interior. Perbedaan waktu pelaksanaan yang teljadi disebabkan oleh proses pengecoran untuk metode pracetak yang sudah dapat dilaksanakan pada saat proyek dimulai, tidak seperti pada melode konvensional yang harus menunggu pekerjaan- pekerjaan terkait seperti pemancangan dan pondasi. Dalam penentuan lamanya satuan waktu pelaksanaan untuk tiap jenis pekerjan yang dilaksanakan, penyusun menggunakan satuan berdasarkan pengalaman di 1apangan_"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Try Puji Satoso
"Kebutuhan akan hunian pada kota-kota besar di Indonesia semakin meningkat seiring dengan semakin sedikitnya lahan yang dapat digunakan sebagai lahan hunian. Sehingga lahirnya fenomena investasi hunian yang sangat meningkat pesat dalam bentuk high rise building. Dengan potensi investasi yang besar ini maka para investor akan menuntut kinerja proyek yang lebih tinggi dengan pelaksanaan proyek dengan waktu yang cepat dan biaya yang efektif. Untuk memenuhi tuntutan tersebut serta mendukung perkembangan teknologi dalam industri konstruksi, maka dibutuhkan metode konstruksi yang optimal yaitu metode konstruksi dengan menggunakan beton pracetak (precast concrete) untuk pekerjaan struktur dan pekerjaan arsitektur pada bangunan gedung tinggi. Namun kenyataannya, penggunaan metode beton pracetak ini masih dilakukan secara acak baik itu pada pekerjaan struktur maupun pekerjaan arsitektur. Sehingga belum dapat dipastikan apakah pelaksanaan metode pracetak dapat mengoptimalkan kinerja proyek.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan model metode pelaksanaan beton pracetak yang paling optimal terhadap kinerja proyek. Penelitian ini membandingkan pelaksanaan metode beton pracetak dengan metode konvensional pada pekerjaan struktur dan pekerjaan arsitektur untuk mendapatkan perencanaan penjadwalan proyek dan biaya pelaksanaan yang paling efektif dari kinerja proyek. Hasil penelitian menunjukkan dari keempat kombinasi metode yang dilakukan, kombinasi metode 2 yaitu pekerjaan pekerjaan balok dan pelat dengan metode beton pracetak dan pekerjaan dinding facade dengan metode konvensional merupakan kombinasi yang paling efektif dengan waktu dan biaya proyek yang paling optimal.

The need for housing in big cities in Indonesia increased along with the decreasing amount of land that can be used as residential land led to the phenomenon of residential investment that increased rapidly in the form of high-rise building. In addition to high investment potential, investors will require higher projects performance with prompt implementation time and cost effective. In order to fulfil this requirement and to support technology development in construction industry, the optimal construction is highly needed by using precast concrete for structural and architectural works on high rise building project. However, the use of this precast concrete method is still implemented randomly, whether on structural or architectural work. Therefore, the implementation methods that can optimize the performance of precast projects has not been established.
This research aims to produce the optimal model of precast concrete implementation method on the structural and facade work with the most optimum project performance. This research compared the implementation of the precast concrete method and conventional methods on structural and architectural to obtain the most effective project schedule planning and implementation cost. The research result shows that among four combination methods, the second method that used the combination of precast on beam and plat works and conventional method on wall and facade works is the most effective combination with optimal time and project cost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1043
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Hidayat
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Novita
"Penentuan metode bekisting yang akan digunakan dalam suatu proyek faktor pertimbangan yang diperhitungkan. faktor yang paling menentukan adalah biaya dan waktu pelaksanaan. Murah dari segi biaya dan cepat dari segi waktu, inilah yang menjadi tujuan setiap pemborong kerja dalam menentukan metode kerjanya.
Penelitian ini membandingkan antara 2 (dua) buah metode bekisting yaitu sistem PERI dan Konvensional. Hal ini ditujukan untuk mencari metode bekisting yang paling optimal dari segi waktu dan biaya. Studi kasus yang diambil pada proyek Apartement Salemba Residence. Jenis bekisting yang ditinjau adalah bekisting balok, plat lantai, kolom dan dinding.
Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini yaitu melakukan analisa perbandingan terhadap biaya dan waktu. Analisa perbandingan tersebut terdiri dari perencanaan komposisi material dan alat bekisting, desain gambar bekisting, perhitungan pemakaian material dan alat, analisa harga material, alat, dan upah harian pekerja, analisa waktu efektif pekerjaan, analisa upah borong pekerjaan, parameter pendukung analisa harga satuan, analisa harga satuan pekerjaan bekisting, biaya total pekerjaan bekisting, dan perbandingan biaya dan waktu pekerjaan.
Dari analisa didapatkan beberapa perbedaan antara bekisting metode konvensional dengan sistem PERI. Biaya pekerjaan bekisting pada proyek Apartement Salemba Residence untuk metode konvensional sebesar Rp 3.161.568.136,- dengan waktu pelaksanaan 216 hari. Sedangkan untuk metode sistem PERI sebesar Rp 3.150.662.945,- dengan waktu pelaksanaan 185 hari. Perbedaan biaya dan waktu pelaksanaan pada kedua metode itu disebabkan material dan alat yang digunakan. Sehingga mengakibatkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar. Kemampuan tenaga kerja juga mempengaruhi perbedaan biaya dan waktu tersebut. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dalam menentukan metode atau sistem kerja sebaiknya memperhatikan tingkat efisiensi serta kemudahan yang diperoleh dalam pelaksanaan dengan metode tersebut. Serta untuk pemeliharaan dan sistem pemasangan serta pembongkaran bekisting harap diperhatikan sehingga material dapat awet dan dapat digunakan secara optimal.

To definite a work method of formwork tht will be used on a current project have many certain factors which should be considered. Main certain factors are ; cost and construction time. Low on cost and fast from time factor is the main idea of labour foremen and the constructor to pick their choise on a work method.
This experiment had compare between 2 (two) formwork methode which as PERI system and conventional. The idea is to find which method is more optimal from the cost and time factor. The object of the experiment is on Apartement Salemba Residence. Kinds of formworks examined are; beam, slab, column and wall formworks.
Method of the experiment by analizing the comparity on cost and working time. This analysis start from planning the formworks compotition of material and tools ; design the shop drawing; calculating of materials and tools volume ; Materials, tools, and labour sallary analysis ; formworks unit price analysis, total construction cost of formwork and compare of total cost and construction time.
Analysis contains many difference of conventional and PERI system. Total cost of forwork on Apartement Salemba Residence project of conventional method values Rp 3.161.568.136,- and total construction time of 216 days. On the other side, Total cost of PERI system values Rp 3.150.662.945,- with total construction time 185 days. The difference of cost and time on those two types of formwork caused by the used materials and tools. Until produced the longer work time and more expencive cost. Ability of the labours also take a part of causing those difference. With the existance of this experiment hoped that we should have more aware of the efficiency and workability on certaining a formwok method. Also on maintenance , setting and stripping the formwok panels must be carefull in order to optimalize the use of materials.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicolov Manumpak THP
"Pelat beton bertulang (pelat konvensional) merupakan suatu sistem lantai yang dipakai sebagian besar bangunan. Sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada, maka jenis dari pelat beton tidak hanya menggunakan tulangan atau penulangan saja untuk dapat menahan momen positif atau gaya geser pada struktur pelat melainkan mulai bermunculan dengan adanya sistem pelat lain yaitu pelat komposit beton seperti pelat "Combideck".
Untuk dapat memilih penggunaan atau pemakaian dari 2 (dua) jenis pelat beton yang berbeda yaitu pelat beton konvensional (pelat beton bertulang) dan pelat beton komposit combideck adalah dengan mendisain dan merencanakan dengan biayalcost pelaksanaan yang sama dengan memberikan beban statik yaitu beban pasir yang ada didalam box dan beban dinamik yaitu beban palu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu pada kedua jenis pelat beton tersebut, sehingga didapatkan lendutan dan ungkat kenyamanan dari 2 (dua)jenis pelat tersebut.
Dari hasil pengujian pada kedua jenis pelat tersebut, kits juga menganalisa apakah hasil pengujian tersebut tidak menyimpang jauh dari analisa secara toritis. Untuk pengujian pembebanan statik kita dapat membandingkan kedua jenis pelat tersebut mana lendutan yang terkecii dari kedua jenis pelat tersebut, dan untuk pengujian pembebanan dinamik kits dapat membandingkan nilai frekwensi dan perioada sehingga kita dapat simpuIkan perbedaan n11ai kekakuan dari kedua jenis pelat tersebut.
Setelah kita metakukan kegiatan pengujian, proses dan menganalisa kedua jenis pelat tersebut yaitu pelat konvensional dan pelat komposit combideck, maka kita dapat mengetahui mana yang lebih balk kita gunakan dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris, Alan John
"Bekisting didefinisikan sebagai suatu struktur temporer yang berfungsi untuk membentuk dan menunjang beton segar hingga beton tersebut mampu menahan bebannya sendiri. Bekisting banyak digunakan dalam pelaksanann konstruksi bangunan gedung struktur beton, khususnya sebagai kotak cetak beton dalam sistem pengecoran di tempat.
Berkaitan dengan kinerja waktu proyek bangunan bertingkat struktur beton, ada tiga pekerjaan yang saling terkait, yaitu pekerjaan pembesian, pekerjaan beksiting dan pekerjaan cor. Dari ketiga kegialan tersebut, pekerjaan bekisting amat penting karena pekerjaan beksting memerlukan biaya terbesar dan memakan waktu terlama. Sehingga untuk meningkatkan kinerja waktu proyek secara signifikan diperlukan penanganan pekerjaan bekisting secara tepat.
Saat ini bekisting sistem makin banyak ragamnya, dan salah satu yang dikenal di Jakarta adalah Bekisting Peri. Ada banyak proyek bangunan bertingkat yang telah menggunakan bekisting Peri seperti BNI City, Wisma BRI 1, Wisma Mulia, dan Mid Plaza, dan lain-lain. Hal ini membuktikan bahwa bekisting Peri telah dikenal dikalangan praktisi konstruksi di Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor dalam penggunaan bekisting Peri yang dapat mempercepat kinerja waktu proyek. Lingkup proyek bekisting Peri yang terjaring dalam kuesioner tersebar di Jakarta, Jawa Barat, dan Palembang. Hal ini menyatakan bahwa penggunaan bekisting Peri telah meluas tidak hanya di Jakarta, tapi juga di beberapa kota lain di Indonesia.
Dari 36 kuesioner yang disebar, didapat 26 data yang diolah dengan analisa statistik dengan bantuan software SPSS. Dari hasil analisa tersebut didapat bahwa variabel dominan dalam penggunaan sistem bekisting Peri adalah variabel Interaktif-maltiplikatif antara variabel Cakupan Alat Bantu Mekanik seperti Crane dengan variabel Ketersediaan Tenaga Kerja pada Pelaksanaanl Selling Beksiting Balok dan Pelat. Kemudian juga didapat 1 variabel dummy yaitu kualitas shop drawing bekisting.
Persamaan regresi yang didapat diuji kembali melalui simulasi Monte Carlo dengan bantuan perangkat lunak Crislal Ball. Dilakukan pada 300 sampel proyek dengan 10 kali pengulangan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa model regresi bersifat stabil pada jumlah pengulangan yang banyak."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T11488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Hidayat
"Bekisting merupakan bagian yang menjadi unsur penting dalam suatu proyek konstruksi gedung bertingkat karena menghabiskan biaya terbesar dalam pekerjaan struktur bertingkat yang tipikal. Metode Block Out merupakan inovasi yang dimiliki PT. PP yang menjadi pilihan dalam pekerjaan bekisting. Pada penelitian ini akan dianalisa bagaimanakah perbandingan antara Metode Block Out yang dimiliki PT. PP dengan Metode Bekisting Konvensional ditinjau dari segi biaya dan waktu pada pekerjaan kolom. Data yang akan dianalisis didapatkan dari narasumber yang menjadi praktisi di bidang konstruksi. Hasil dari penelitian ini adalah metode out lebih murah dibandingkan metode konvensional dengan penghematan Rp 567.721.928,19 atau Rp 113.544.385,64 / lantai sehingga efisiensi biaya yang dapat dilakukan sebesar 20,6%. Metode block out lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional dengan durasi 12 hari.

Formwork is one part of high rise building construction that becomes an important element of a project because it consumes the largest cost in a typical multi-storey structural job. Block Out is a method innovated by PT. PP that can be used as an option in doing formwork. This research will analyze the comparison between Block Out Method and Conventional Formwork Method in cost and time’s prespective when working on column installation. The data that will be analyzed are obtained from sources who are practitioners in construction project. The hypothesis of this study is that Block Out Method, compared to Conventional Formwork Method, is cheaper in its construction cost and faster in its execution time. The goal of this report is Block Out Method is cheaper than Conventional Metode with thrift IDR 576.721.928,19 or IDR 113.544.385,64 / floor. So, efficiently cost that could to apply is 20,6%. And, Block Out Method is faster than Conventional Method that have 12 days duration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam mendirikan suatu bangunan dengan struktur beton bertulang, perlu suatu analisa dan proses yang teratur dan tepat mulai dari proses awal perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada sistem pemeliharaannya. Semua proses tersebut harus berkaitan satu sama lainnya sehingga bangunan tersebut tetap sesuai dengan fungsinya. Jika terjadi suatu kegagalan pada saat pelaksanaan pembangunan struktur, maka kegagalan tersebut dapat menyebabkan kondisi struktur yang dibangun tidak sesuai dengan yang direncanakan dan dapat mengakibatkan perubahan kelakuan struktur. Oleh karena itu, kondisi seperti ini harus dianalisa dan dicari solusi perbaikannya. Setelah didapat solusi perbaikan, maka periu dilakukan analisa terhadap kemampuan struktur beton bertulang yang telah diperbaiki tersebut. Diharapkan dengan perbaikan struktur yang mengalami kegagalan, fungsi struktur tersebut kembali sesuai dengan yang direncanakan. Di dalam skripsi ini, dilakukan peninjauan terhadap suatu kasus kegagalan pada waktu pelaksanaan pembangunan struktur beton bertulang yang terjadi pada suatu proyek bangunan, dimana hal-hal yang dilakukan adalah menganalisa kasus yang terjadi, mencari solusi perbaikannya, dan menganalisa kemampuan struktur yang telah diperbaiki. Dalam prosesnya, digunakan program komputer ETABS (Extended Three Dimensional Analysis of Building Systems) versi 6.0 untuk menghitung gaya-gaya dalam yang dihasilkan oleh struktur secara 3 dimensi. Hasil dari analisis dan sistem perbaikan yang dilakukan adalah terjadinya peningkatan kemampuan pada struktur yang diperbaiki, sehingga fungsi struktur kembali sesuai dengan yang direncanakan dan kekuatan struktur bangunan secara keseluruhan masih aman."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Berliana
"Keberhasilan suatu proses konstruksi tergantung dari hubungan antara partisipan terkait dalam proses konstruksi tersebut. Proses konstruksi biasanya melibatkan individu atau perusahaan, sebagai partisipan utama yaitu Pemilik, Perancang dan Kontraktor.
Kontruksi yang memiliki dinamika dan kompleksitas proyek yang tinggi menimbulkan berbagai pada hubungan kerjasama antara pemilik dan arsitek/engineer yang tidak terduga. Apabila kemampuan teknik pemilik proyek kurang mendukung, maka baik pemilik maupun konsultan atau kontraktor perlu lebih antisipatif terhadap kebutuhan masing-masing pihak lainnya. Dengan komunikasi dan infomasi yang baik antar partisipan terkait dapat menangani ancaman yang dihitung dalam rangka mengoptimalkan biaya dan waktu.
Waktu penyelesaian dan biaya proyek kontruksi sangat penting bagi owner. Kesalahan perancang untuk menyadari bagaimana desain akan dilaksanakan oleh kontraktor akan menyebabkan pea mesalahan jadwal proyek dan menangguhkan proses kontruksi. Perancang tidak raja mendisain proyek, tetapi bertanggungjawab terhadap pengawasan dan pemeriksaan kegiatan kontruksi. Kecepatan perubahan dilapangan dapat menyebabkan perancang kurang berpartisipasi dalam penyelesaian proyek konstruksi secara terkendali. Sehingga memperpanjang waktu penyelesaian proyek.
Penelitian dimulai dengan mengidentifikasikan masalah yang dihadapi konsultan perancang dan faktor yang mempengaruhinya. Teori dan konsep constructability menjadi kerangka pemikiran penelitian yang berkaitan dengan personil konsultan perancang yang dapat mempengaruhi proses disain yang bertujuan. untuk meningkatkan kinerja waktu pelaksanaan proyek konstruksi selanjutnya dimasa mendatang.
Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasikan parameter yang dapat mengukur hubungan dan pengaruh variabel pemahaman perancang akan metoda konstruksi terkait dengan kinerja proyek konstruksi.
Hasil penelitian atas dasar 33 sampel proyek konstruksi di Indonesia menggambarkan bahwa kinerja waktu dipengaruhi oleh pemahaman perancang akan sistem pengecoran dan sistem formwork yang diperlukan. Pemahaman atas sistem peralatan terbukti melalui teknic dummy juga significant untuk menjamin tercapainya kinerja waktu yang diinginkan. Penelitian ini juga membuktikan bahwa kinerja biaya sangat berhubungan dengan kinerja waktu untuk gedung bertingkat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>