Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1669 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Filius Suryana
"Antara balok kolom diperlukan sambungan yang relatif kuat dalam menerima beban yang ditanggung. Kekuatan sambungan ini tergantung dari jenis/tipe sambungan. Fungsi sambungan ini adalah : Membuat balok dan kolom menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai satu kesatuan struktur yang menahan beban luar. Mentransfer beban yang diterima balok ke kolom yang kemudian akan dilanjutkan ke pondasi. Kemudian pertanyaannya adalah : seberapa besar kekuatan sambungan tersebut dalam menerima beban? Penelitian ini mencoba untuk menjawab pertanyaa di atas. Metode pemberian beban terhadap contoh benda uji berupa sambungan balok kolom, digunakan dalam percobaan ini. Kemudian dianalisa seberapa kuat sambungan tersebut dapat menahan beban. Ada dua jenis sambungan yang akan diuji, yaitu sambungan web plate dan sambungan top and seat angle. Kedua jenis sambungan itu dianalisa kekuatannya kemudian dibandingkan satu sama lain. Dengan demikian dapat dilihat mana yang lebih kaku diantara keduanya. Ukuran benda uji sudah ditentukan sebelumnya termasuk ukuran balok, kolom, plat dan siku penyambung, dan banyaknya baut. Analisa dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah analisa sambungan dengan cara perhitungan manual dengan menggunakan persamaan-persamaan sambungan semirigid, dan yang kedua adalah analisa dengan menggunakan program komputer. Setelah kedua analisa di atas dilakukan, dapat diketahui bahwa sambungan top and seat angle lebih kuat dibandingkan dengan sambungan web plate. Perbandingan kekuatan ini dapat dilihat dari kurva load-displacement yang disusun baik dari perhitungan persamaan-persamaan sambungan semirigid maupun dari output program DRAIN.2DX. Secara umum, struktur benda uji yang telah didesain pada skripsi ini mengalami yielding pertama pada sambungannya, sehingga perilaku struktur sambungan tersebut tanpa melihat pengaruh dari kekuatan kolom atau balok yang disambungnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Saefullah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Isman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Didalam suatu sistim, setiap komponen berperan penting dalam menjaga kelangsungan sistim tersebut. Jika salah satu komponen rusak, maka seluruh sistim dapat terganggu bahkan menjadi rusak. Karena itu jika terdapat salah satu komponen yang rusak penelitian harus segera dilakukan agar kerusakan tidak berkembang menjadi lebih fatal. Katup pada bejana adalah bagian penting dari unit pengolahan glycol, jika salah satu katup ini bocor maka semua sistim produksi akan terganggu dan mengakibatkan kerugian yang besar. Pada penelitian ini kebocoran yang terjadi pada katup diperiksa dan dicari penyebab utama kerusakan dengan sistim root cause analysis. Pengujian dan pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data yang rinci untuk dijadikan bahan analisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bocomya katup akibat baut pengikat putus, dan penelitian pada baut menunjukkan bahwa telah terjadi serangan korosi sumuran (pitting) pada leher dan kepala bagian bawah baut, kemudian karena leher baut mengalami tegangan tarik yang besar, maka baut menjadi retak. Lingkungan di sekitar kepala baut mengandung senyawa korosif, senyawa tersebut kemudian masuk ke dalam retakan dan pada saat yang sama baut menerima beban terik sehingga terjadi mekanisme korosi retak tegang (SCC). Retak terus merambat sampai kedalaman tertentu sehingga sisa permukaan melintang baut tidak mampu lagi menahan beban kemudian baut putus, akibatnya katup menjadi bocor. Oari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kebocoran dari katup disebabkan oleh patahnya baut pengikat, dan baut tersebut patah karena diserang stress corrosion cracking yang didahului oleh pitting corrosion di leher baut."
MKK 11:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Emilia
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh koneksi politik terhadap biaya utang pada perusahaan dengan corporate governance sebagai variabel moderasi. Sampel penelitian ini adalah perusahaan non industri keuangan yang listed di BEI tahun 2012 – 2015 dengan jumlah 176 perusahaan. Pengukuran koneksi politik  menggunakan model Faccio (2006) serta pengukuran biaya utang mengggunakan model Bliss and Gul (2012). Adapun hasil penelitian ini yang pertama adalahkoneksi politik berpengaruh positif  terhadap biaya utang. Kedua, corporate governance berpengaruh negatif terhadap biaya utang. Ketiga, corporate governance memperkuat hubungan positif antara koneksi politik dan biaya utang. Implikasi penelitian ini adalah dengan adanya pengaruh koneksi politik di  perusahaan, dapat membuat biaya utang semakin tinggi karena pemberi pinjaman beranggapan bahwa perusahaan yang berkoneksi politik lebih berisiko dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mempunyai koneksi politik. Dengan adanya penerapan corporate governanance yang baik, maka dapat mereduksi dampak koneksi politik. Sehingga, bagi perusahaan yang mempunyai koneksi politik sebaiknya menerapkan corporate governance dengan baik.

This reserach examines The Impact of Political Connection on Cost of Debt with Corporate Governance as Moderating Variable. Sample of this thesis are non financial industries companies which listed in BEI on 2012-2015 with total 176 companies.The measurement of  political connection in this study using Faccio (2006) model and the cost of debt measurement using Bliss and Gul (2012) model. The first result of this thesis indicates that political connection has positive influence on cost of debt. Second, corporate governance has neg the corporate negtive impact gon cost of debt. Third, covernance as a moderating variabel strengthen the positive relation between political connection and cost of debt. The implication of this thesis is by the presence of the influence of political connection in the company, can reduce the cost of debt are getting higher due the creditor assume that the company which has political connection more risky than a company that did not have any political connection. By a good corporate governanance , can reduce the impact of political connection .So that, for companies have any political should apply corporate governance well.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sumantri
"ABSTRACT
Penelitian mengkaji pengaruh perbedaan diameter lubang baut dengan diameter baut terhadap kuat geser dan kuat desak baut pada sambungan pelat baja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ukuran lubang terhadap kuat geser dan desak baut pada sambungan baut tunggal. Tujuan jangka panjangnya adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran lubang terhadap kuat geser dan desak baut pada sistem sambungan yang terdiri dari beberapa baut. Model penelitian adalah model eksperimen yaitu pengamatan langsung terhadap uji tarik sambungan baut menggunakan alat uji mesin test universal (universal test machine) di Ruang Laboratorium Jurusan Sipil Politeknik Negeri Medan. Untuk pengujian kuat geser digunakan benda uji berupa pelat dengan tebal 3,19 mm dan baut sebagai sampel yang diuji berdiameter 10 mm (diameter akmal ulir luar 9,73 mm) dengan tulisan di atas kepala baut UNS dan 4.6. ukuran lubang baut dibuat bervariasi, yaitu variasi-1d lubang = 10,5 mm, variasi-Z dlubang = 11,0 mm, variasi-3 dlubang = 11,5 mm, variasi-4 dlubang = 12,0 mm, variasi-S dlubang = 12,5 mm dan variasi-6 dlubang = 13,0 mm.
Beban puncak hasil uji yang mencerminkan kuat geser sambungan baut tunggal pada pelat nilainya berfluktuasi dan cendrung menurun jika ukuran lubang diperbesar. Terdapat perbada antara nilai beban puncak hasil pengujian dengan nilai hasil perhitungan berdasarkan SNI 03-17292002 yang cukup signifikan. Perbedaan ini dapat disebabkan nilai aktual tegangan baut lebih tinggi dari nilai nominal tegangan baut."
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2017
338 PLMD 20:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Nur Rendra
"Dalam tulisan ini dibahas studi eksperimen mengenai perilaku rangkaian balok kolom dengan sambungan pracetak pada balok yang menggunakan sambungan las pada tulangan longitudinal balok. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui perilaku rangkaian balok-kolom beton apabila dibebani dengan pembebanan semi siklik. Rangkaian balok-kolom beton yang digunakan yaitu rangkaian pracetak, dengan daerah penyambungan di balok. Keruntuhan struktur seringkali disebabkan kegagalan sambungan dalam menahan beban yang bekerja. Kondisi beton yang tidak monolit membuat kemungkinan hal ini terjadi bertambah besar, oleh karena itu pendetailan, terutama tulangannya sangat diperlukan. Sistem portal pracetak yang ditelili pada skripsi ini adalah rangkaian komponen balok-kolom pracetak dan elemen balok pracetak. Pada sistem ini elemen balok-kolom pracetak dirangkai pada lokasi setengah tinggi lantai. Sedangkan untuk pracetak balok dirangkai di dekat muka kolom. Tulangan dari bagian sambungan balok-kolom pracetak disambung dengan tulangan dari balok pracetak dengan bantuan las lislrik. Setelah penvambungan tulangan dari dua bagian beton pracetak ini, barulah dilakukan pengecoran pada daerah sambungan. Percobaan dilaboratorium dilakukan dengan memberi beban pada model struktur. Pembebanan dilakukan pada bagian spesimen sehingga perilaku spesimen sama dengan jika diberikan beban gempa siatis Pemhanding dari rangkaian mi adalah rangkaian monolit yang telah diuji sebelum ini dan memiliki spesifikasi mendekati dari rangkaian pracetak. Dilihat dari hasil yang didapat dari pengujian, rangkaian balok-kolom beton pracetak memiliki perilaku yang mendekati rangkaian monolit. Keruntuhan yang terjadi melalui pembentukan sendi plastis pada balok, sehingga dapat dikatakan sambungan pada balok dapat mendukung terbentuknya mekanisme keruntuhan balok. Dari kurva P-? yang diperoleh, dapat disimpulkan rangkaian memiliki rasio daktilitas, kekuatan struktur, kekakuan yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Pola retak adalah satu hal yang menjadi catatan, karena keberadaannya diluar perhitungan, terjadinya bounding failure membuat penulis menyimpulkan penggunaan bounding agent pada sambungan pracetak mutlak diperlukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Niken Dwsbu
"Penelitian lni berupa peroobaan di Iaboratorium dengan skala penuh
untuk mengetahui perilaku sambungan pracetak dengan aistem takik.
Sambungan diletakkan di sendi plastis balok yang diharapkan mengalami
kenancuran teriebih dahulu seteiah mencapai kekuatan yang diinginkan.
Sambungan ini dibuat dengan bentuk pracetak tertakik dan tulangan Ientur
dimasukkan pada kedua bagiannya di Iubang yang disiapkan. Lubang
kemudian diinjeksi. Bagian sambungan ditutup dengan bahan pengisi dari
Janis iidak menyusut dan mempunyai kekuatan minimal sama dengan mutu
baton pracetaknya.
Terdapat tiga elemen dalam penelitian ini yaitu satu buah baiok
sederhana untuk pengujian lantur dengan beban berulang, satu buah balok
sederhana untuk pengujian geser dengan beban monotonik dan satu
elemen koiom - balok untuk pengujian beban horizontal secara siklik dan
beban vertikal konstan.
Pengujian Ientur menuniukkan beban maximum 23.9 ton, beban retak
pertama 6.64 ton. Hasil perhitungan beban monotonik maximum adalah
38.67 ton dengan demikian beban yang dicapai pada pengujian beban
berulang 61.8 % nya. Lendutan maximum benda uji 61.09 mm dengan
beban 51 % beban maximum. Beban Ieieh tidak berbeda pada bagian
batas sambungan dan di tengah sambungan. Tulangan yang masuk ke
Iubang dan yang tidak mempunyai perilaku disipasi energi sama baik. Letak
lapis tulangan Ientur tidak mempengaruhi disipasi energi. Retak
terkonsentrasi pada daerah dengan tulangan Iantur yang tidak rapat dan
pada batas sambungan.
Pengujian beban geser mempefiihatkan beban maximum 38.2 ton,
beban retak 17.85 ton dan hasil perhitungan menunjukkan beban maximum
28.132 lon di luar sambungan dan 41.12 di sambungan. Beban ratak
pertama 10.94 ton. Beban 80 % beban maximum yaitu 30.56 ton
mempunyai lendutan 1.072 mm. Pengujian kolom-balok menunjukkan Iup histerisis cukup baik sampai
Siklus 28. Kehandalan ditinjau dari penurunan beban kurang dari 20 %
beban maximum, jumlah daktilitas kumulatif, penurunan kekakuan dan
disipasi energi pada dua siklus berurutan, rasio disipasi energi relatif dan
kekakuan sekan pada batas drifi -0.0035 dan +0.DO35. Berdasarkan hal
tersebut maka dktilitas yang mampu dicapai adalah 6573. Kehancuran
benda uji ini terletak di sendi plastis dan elemen ini mampu
mengembangkan kekuatan dan kemampuan deformasi untuk zone 6
dengan jenis tanah Iembek. Pada percobaan dipakai untuk gedung
berlantai 6. Tulangan silang di sendi plastis berperan mendisipasi energi
secara bergantian.
Tipe retak adalah retak lentur dilanjutkan retak geser pada siklus
akhir. Tidak ditemukan keretakan di titik kumpul dan kolom. Perbandingan
dengan hubungan monolit maka tipe ini Iebih aman.
Sambungan ini menambah kasanah jenis sambungan praoetak yang
telah ada dan memberlkan masukan bagi tersusunnya peraturan tentng
beton pracetak untuk menahan gaya gempa.

Abstract
This detail examination is laboratory expenrnent with full scale to nnd
out behavior precastconcrete connection with notch system. The dimention
of beam and column based on building of six stories high. The location of
this connection is at beam plactic hinge and this concept design is at this
location the failure will be occur after the element .got the ideal force. This
connection have a notch at two part of precast and the bending bar go into
the hole that prepare at precast notch. Alter that the hole get an tiller liquid
injection. This connection is pour unshrinkage cement that has same quality
with precast concrete.
There are three element in this experiment. One is simple beam to
repeatly bending test, one is simple beam to monotonic shear test and the
else is a beam ~ column element to horizontal cyclic test with constant
vertical force. ~
The bending test shown the maximum force is 23.9 ton and first
cracking force is 6.64 ton. The computation result with monotonic loading is
38.67 ton as maximum force this test only has 61.8 % monotonic maximum
force. Maximum displacement of this test is 61.09 mm at 51 % maximum
force. Yielding force at the border and the middle of the connection has
same value. Behavior of bar that go into the hole as good as the regular bar.
Bending bar layer has not energy dissipation etfect. Crack concentration is
at area that has smaller bending bar and at connection border
The result of shear test are maximum force is 38.2 ton, the first
cracking force is 17.85 ton. The result of it's computation are the maximum
force is 28.132 at out of connection and in connection is 41.12 ton ton and
the first cracking force is 8.926 ton. The 80 % maximum force that is 30.56
ton has 1.072 mm deflection. _
The failure mode is bending at the beam and than shear failure at last
cycle without craking at joint and column. Comparative with monolit the
failure mode is more safe. Beam - column test produce good histerisis loop until 28th cycle. The
performance trade on force degradation not more than 20 % maximum force,
cumulative ductility, degradation of stilfness and energy dissipation from two
cycle in a series/elative energy dissipation ratio,secant stiffness between
drift limits of -0.0035 and +0.0035. Based of that the element ductility is
6. 673. The location of failure at the connection or at the beam plastic hinge
and the element is capable to develop it's strength and deformation after
yielding. The system can applied at 6th seismic zone with soft soil. The
connection crossing bar is capable to dissipate the energy by tum.
This system enrich the kind of precast connection and give any input
for concrete structure seismic regulation for precast."
2001
T5279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Satriadi
"Daerah sambungan balok-kolom pada struktur gedung dari beton bertulang merupakan bagian yang sangat penting karena sambungan balok-kolom merupakan bagian struktur yang mentransfer gaya-gaya yang bekerja. Keruntuhan prematur bangunan seringkali disebabkan kegagalan sambungan dalam mentransfer beban yang bekerja terutama beban lateral seperti gempa. Dengan demikian pendetailan di daerah sambungan perlu mendapat perhatian khusus karena daerah sambungan menerima gaya momen dan geser yang besar. Pada pertemuan balok dan kolom di bagian tepi luar portal, kekuatan sambungan sangat dipengaruhi oleh penjangkaran tulangan. Dalam analisa perhitungan struktur biasanya daerah sambungan dianggap kaku sempurna, kenyataannya pada bagian ini terjadi rotasi yang cukup besar, sehingga daerah ini dapat dianggap sebagai kaku sempurna (rigid). Pada skripsi ini penulis melakukan penelitian di laboratorium untuk mengetahui pengaruh tipe penjangkaran dengan penonjolan di sisi luar sambungan terhadap kekuatan sambungan dan mengetahui sifat sendi plastis pada sambungan balok dan kolom struktur beton bertulang. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku struktur sambungan beton bertulang saat menerima pembebanan, dan pembebanan yang paling kecil sampai struktur runtuh. Pemodelan spesimen yang diteliti diusahakan semaksimal mungkin dapat mewakili kondisi yang terjadi di lapangan. Model sambungan pada penelitian ini didesain dengan metode desain kapasitas dimana diperbolehkan terjadi keruntuhan yang dikontrol dengan direncanakan letak sendi plastis pada struktur balok. Sendi plastis ditempatkan pada daerah di dekat muka kolom. Pada daerah sendi plastis ini, beton bertulang direncanakan dapat berdeformasi hingga dalam keadaan inelastis pada saat menerima gaya gempa yang kuat. Percobaan di laboratorium dilakukan dengan cara memberi pembebanan pada model struktur. Dari uji pembebanan tersebut diperoleh data-data korelasi antara besarnya pembebanan dengan lendutan yang terjadi pada model struktur. Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa penambahan panjang penjangkaran sampai panjang tertentu dengan memberi suatu penonjolan dapat menambah nilai kekakuan dari sambungan. Penambahan panjang penjangkaran dengan memberi suatu penonjolan pada sisi luar portal juga dapat mengurangi retak yang terjadipada kolom (terjadi mekanisme strong column weak beam). Dari percobaan ini dapat diambil kesimpulan : untuk menambah kekakuan pada daerah sambungan pada kolom tepi luar dapat dilakukan dengan cara menambah panjang penjangkaran sampai panjang tertentu dengan membuat suatu penonjolan pada sisi luar portal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Kurniawan
"Daerah sambungan balok-kolom pada struktur gedung dari beton bertulang merupakan bagian yang sangat penting karena sambungan balok-kolom merupakan bagian struktur yang mentransfer gaya-gaya yang bekeija. Keruntuhan bangunan seringkali disebabkan kegagalan sambungan dalam mentransfer beban yang bekerja terutama beban lateral seperti gempa. Dengan demikian pendetailan di daerah sambungan perlu mendapat perharian khusus karena daerah sambungan menerima gaya momen dan geser yang besar.
Untuk itu penulis melakukan penelitian ini untuk mempelajari perilaku sambungan balok-kolom beton bertulang dengan penjangkaran tulangan sesuai dengan standar SKSNI. Latar belakang dari penelitian ini adalah berdasaikan fakta bahwa pemilihan model penjangkaran tulangan pada sambungan balok-kolom sangat menentukan kualitas dan kekuatan dari suatu struktur. Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk mendesain penjangkaran tulangan yang efisien dan ekonomis.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan membuat spesimen benda uji sambungan balok-kolom yang merupakan pemodelan dari sambungan balok-kolom pada gedung 6 lantai dengan skala 1 : 2. Spesimen ini dibebani dengau beban aksial sebesar 5 ton pada ujung balok yaitu sejarak 100 cm dari sisi dalam sambungan balok-kolom.
Model spesimen dibuat sedemikian rupa agar dapat mewakili keadaan yang sesungguhnya. Data yang dihasilkan dari percobaan selanjutnya akan dibandingkan dengan analisa numerik yang memanfaatkan metode fiber model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>