Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Karena lahan yang digunakan untuk pengolahan limbah semakin terbatas makan dikembangkan metode pengolahan limbah secara biologis yang menggunakan bantuan mikroorganisme dalam proses pengolahannya. Apabila metode ini dapat dikembangkan secara optimal makan penggunaan sumur resapan yang terdapat pada tangki septic konvensional dapat dihilangkan. Tangki Septik Biofilter Baffle Horizontal adalah unit pengolahan limbah yang menggunakan sistem attached growth biological treatment dalam proses pengolahannya yang dilakukan oleh mikroorganisme dalam kondisi anaerob. Reaktor ini menggunakan bioball dan pipa berulir sebagai media untuk mikroorganisme hudup dan tumbuh. Bentuk baffle horizontal dimaksudkan untuk mengatur aliran limbah agar lebih merata pada seluruh permukaan media sehingga mikroorganisme dapat tumbuh dan melekat dengan baik. Selain itu bentuk baffle juga akan meningkatkan lamanya waktu tinggal limbah di dalam reaktor. Untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme ditambahkan bakteri fermentasi yang berasal dari Effective Microorganism (EM4) dan Bio Organic Soil System (BOSS) sebagai sumber mikroorganisme. Pemakaian EM4 dan BOSS serta pemberian nutrien atau bahan makanan awal seperti molasses sebagai pengganti substrat yang terdapat pada limbah asli akan menjadi bahan starter yang dapat mempercepat pengoperasian reaktor."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tangki septik biofilter tipe baffel vertikal ini dikembangkan untuk memperbaiki tangki septik bio, tangki septik ini memanfaatkan kombinasi sistem attached growth dan sistem baffle channel. Dengan digunakannya sistem baffle channel diharapkan akan terjadi penyebaran substrat secara merata tanpa menggunakan tenaga pompa. Dengan adanya distribusi substrat yang merata diharapkan akan dapat mengoptimumkan kontak antara substrat dengan mikroorganism yang ada sehingga dapat meningkatkan efisiensi proses degradasi limbah. Reaktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tangki septik baffel vertikal dengan skala laboratorium, yang merupakan skala kecil dari model sebesarnya. Spesifikasi dari reaktor adalah sebagai berikut: volume reaktor total 20 liter, volume kerja reaktor 16 liter, media attached growth yaitu bioball, mini bioball dan pipa pvc ulir. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), yaitu penelitian yang dimulai dengan suatu perlakuan (treatment) awal yang setelah hasilnya diperoleh kemudian dianalisa dan diambil langkah selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dalam penelitian secara keseluruhan dilakukan 4 tahapan yang diamati dalam penelitian ini adalah COD, nitrat, nitrit, SS, dan posphat. Dari hasil penelitian didapatkan penyisihan COD rata-rata 60 persen. Hasil ini didapat pada percobaan tahap ketiga. Kondisi penelitian pada tahap ketiga ini yaitu dengan waktu detensi hidrolis 4 hari, influen yang dipergunakan merupakan campuran limbah artificial dan limbah asli, media yang dipergunakan adalah mini bioball dan pipa pvc ulir, EM4 sebagai bahan start-up tanpa proses seeding, dan waktu pengaliran yang dipergunakan 4 L/7 jam/hari."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tangki septic konvensional membutuhkan banyak lahan untuk menguraikan limbah cair domestik dengan baik, akan tetapi lahan yang tersedia semakin sempit. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan tangki septic model baru yang hanya memerlukan lahan yang sedikit, tetapi menghasilkan kinerja yang baik untuk mendegradasikan limbah domestik tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan membangun tangki septic dengan menggunakan bantun mikroorganisme yang dipelihara dalam suatu media lekat untuk mendegradasi limbah. Tangki septic model concentric merupakan salah satu bentuk dari tangki septic tersebut. Tangki septic biofilter concentric memiliki bentuk yang sederhana dan mudah dalam perawatan. Model ini terdiri dari 2 bagian yakni bagian anaerob, dan bagian aerob tempat berisi media lekat. Bagian anaerob memiliki volume 6 liter, dan bagian aerob memiliki volume 10 liter. Penitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja dari tangki septic model concentric. Dalam pelaksanaannya dilakukan 4 tahap. Setiap tahap merupakan perbaikan dari tahap yang lain, dan dengan variasi yang berbeda beda sehingga didapatkan kondisi yang terbaik untuk reactor jenis ini. Variasi yang digunakan adalah variasi bahan starter, lama waktu detensi, dan jemis media lekat. Bahan starter merupakan bahan yang digunakan untuk mempercepat pertumbuhan bakteri. Parameter yang diperiksa dalam penelitian ini adalah nitrat, nitrit, COD (Chemical Oxygen Demand), dan suspended solid. Fluktuasi nitrat dan nitrit digunakan untuk mengetahui proses yang terjadi dalam reactor, sedangkan kinerja dari reactor dari penyisihan dari COD dan suspended solid."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Surya Utami
"ABSTRAK
Gas nitrogen oksida antara lain adalah NO, NO2, dan N2O mempunyai peranan penting dalam perubahan kimia pada lapisan ozon. Dinitrogen monoksida (N2O) merupakan gas rumah kaca yang harus mendapat perhatian karena memiliki potensi pemanasan global yang besar. Biofiltrasi adalah proses pengolahan polutan gas di dalam suatu unggun medium, dan polutan akan mengalami degradasi oleh mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem biofilter dalam mereduksi emisi gas buang N2O melalui pemanfaatan kompos sebagai medium filter, dengan melakukan kajian pada parameter-parameter operasi biofilter serta penyusunan model biosorpsi dan biodegradasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek karakteristik medium dan kinerja medium sebagai filter dalam mereduksi polutan gas N2O, medium kompos berbasis kotoran kambing lebih baik daripada medium kompos berbasis kotoran sapi, dengan rata-rata efisiensi reduksi mencapai 65% dan stabil hingga 200 jam pada kedalaman medium 100 cm, laju alir gas N2O 88 cm3/menit, dan kandungan air 60%. Proses biofiltrasi gas N2O dengan medium kompos dapat dimodelkan dengan baik oleh model kinetika berbasis mekanisme Michaelis-Menten Adsorpsi, dengan parameter kinetika VMax, KM, dan KN2O berturut-turut adalah 14,847 g/m3.jam ; 0,131 g/m3 ; 1,343 x 10-3 m3/g untuk medium kompos ruah, dan 461 g/m3.jam ; 558 g/m3 ; 0,22 m3/g untuk medium pelet kompos.

ABSTRACT
Nitrogen oxides i.e. NO, NO2, and N2O have an important role in chemical changes in the ozone layer. Nitrous oxide (N2O) is a greenhouse gas that should get attention because it has a great potential for global warming. Biofiltration is the processing of gas pollutants in a medium bed, and pollutants will be degraded by microorganisms. This research aims to develop a biofilter system to reduce N2O emissions using compost as a filter medium, by studying the parameters of biofilter operation as well as the developing of biosorption and the biodegradation model.
The results show that in term of medium characteristics and the performance in reducing N2O, goat manure-based compost medium is better than cow manure-based compost medium, with an average removal efficiency reached 65% and stable up to 200 hours at medium depth of 100 cm, N2O gas flow rate of 88 cm3/minute, and water content of 60%. Biofiltration of N2O with manure-based compost medium can be well modeled by the kinetic based model of Michaelis-Menten for adsorption mechanism, with kinetics parameters VMax, KM, and KN2O 14,847 g/m3.hour ; 0,131 g/m3 ; 1,343 x 10-3 m3/g for bulk compost, and 461 g/m3.hour ; 558 g/m3 ; 0,22 m3/g for pelletized compost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
D1338
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Luthfiya Hanum
"ABSTRAK
Budidaya perikanan metode resirkulasi Recirculating Aquaculture Systems, RAS mendapat perhatian lebih jika dibandingkan dengan budidaya perikanan metode konvensional khususnya pada budidaya ikan air tawar karena bersifat ramah lingkungan. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi penyisihan ammonia pada RAS dipengaruhi oleh beban organik berupa Total Ammonia Nitrogen TAN yang berbeda dalam 3 variasi Surface Loading Rate SLR sebesar 0,05; 0,075; dan 0,1 g/cm2.hari dan mengetahui kinetikan laju reaksi penyisihan ammonia didasarkan pada budidaya ikan Gurame Osphrenomus gourami Lac tahap pendederan. Pengolahan ammonia dilakukan dengan menggunakan biofilter tipe CycloBio Fluidized Sand Biofilter CB FSB dengan ukuran pasir efektif D10 of 0.6 mm yang terekspansi sebesar 60 pada kecepatan air 2,5 cm/l. CB FSB dapat menyisihkan 59,33 - 100 konsentrasi TAN. Penyisihan ammonia dalam biofilter sesuai dengan kinetika laju reaksi orde nol. Nilai konstanta orde nol pada penyisihan ammonia sebesar 0,415 g m-2 hari-1 . Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk optimalisasi dalam pengolahan khususnya di kawasan budidaya air tawar.

ABSTRAK
Recirculating Aquaculture System RAS has get more attention since it environmentally friendly compared with conventional aquaculture system particularly in freshwater aquaculture. The objective of this study to evaluate the removal of ammonia in RAS affected by different feed loading of Total Ammonia Nitrogen TAN based on the culture of Gourami Osphrenomus gourami Lac . Treatment of ammonia in laboratory scale CycloBio Fluidized Sand Biofilter CB FSB was evaluated using effective size D10 of 0.6 mm and was expanded approximately 60 at a superficial velocity of 2,5 cm s. The CB FSB removed 59,33 100 of TAN concentration and reached 100 when using high feed loading 0,6 and 0,8 mg L . The ammonia degradation within the biofilter system, obtained by the ammonia measurements of the biofilter has been fitted satisfactorily to 0 order kinetic expression in good agreement with the results found in literature for laboratory studies. Rate constants k 0 order 0,415 g m 2 day 1 has been obtained based ammonia in this study. Thus, this work reports the first time the kinetics of ammonia oxidation in CB FSB in laboratory scale of Recirculating Aquaculture System. These results will provide useful information for the design in order to optimize the water quality in this activity."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tangki septic konvensional telah lama digunakan untuk mengolah limbah domestik yang merupakan hasil dari aktivitas manusia. Model tangki ini membutuhkan ruang yang luas untuk sumur peresapannya. Dikota-kota besar dimana lahan menjadi terbatas hal ini akan menimbulkan masalah. Oleh karenanya coba dikembangkan suatu model tangki septic jenis baru yang menggunakan mikroorganisme untuk mendegradasikan bahan organic yang terkandung dalam air limbah. Tangki septic bio ini menggunakan sistem pengolahan secara attached-growth, dimana mikroorganisme tumbuh dan berkembang pada suatu media lekat. Proses yang terjadi merupakan proses anaerob yang pada pengolahannya mikroorganisme tidak memerlukan oksigen dalam metabolismenya. Model yang dikembangkan juga menggunakan baffle-baffle agar waktu tinggal air limbah pada reaktor dapat memenuhi syarat optimum yang diperlukan untuk mengolah limbah tersebut. Karena memerlukan mikroorganisme maka faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya perlu diperhatikan. Faktor-faktor tersebut antara lain pH, temperatur, waktu tinggal limbah, dan nutrien. Untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dalam reaktor ditambahkan bakteri fermentasi yang berasal dari bahan seperti Effective Microorganism (EM4) atau BioOrganic Soil Systems (BOSS). Pemakaian EM4 atau BOSS sebagai sumber mikroorganisme serta pemberian nutrien atau bahan makanan awal seperti molasse sebagai pengganti substrat yang terdapat pada limbah akan menjadi bahan starter yang dapat mempercepat pengoperasian reaktor. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi efektifitas kinerja mikroorganisme pada reaktor selama proses pengolahan biologis berlangsung. Pemeriksaan parameter-parameter tertentu dilakukan untuk mengetahui kinerja dari reaktor. Dari hasil pemeriksaan nilai removal COD yang diperoleh pada titik influen dan effluen dapat ditentukan besarnya efisiensi reaktor dalam mendegradasikan zat organic pada limbah. Pengukuran SS sebagai salah satu parameter dilakukan untuk melihat berapa besar efektifitas dan kemampuan mikroorganisme dalam mengkonversi materi terlatur menjadi materi tersuspensi yang berupa endapan lumpur. Pengukuran nitrat, nitrit dan posphat dilakukan untuk mengetahui kandungannya sebagai unsur pencemar yang terdapat di dalam limbah. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil kinerja tangki septic bio aliran naik turun untuk penyisihan COD rata-rata sebesar 56%. Hal ini didapat pada penelitian tahap ketiga yang menggunakan campuran limbah artificial dan limbah asli dengan waktu detensi 4 hari. Media yang dipakai untuk tahap ini adalah bioball kecil berupa pipa berulir sedangkan bahan starter yang digunakan untuk kedua reaktor sama yaitu EM4."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Astuti Rahayu
"The presence of sulphur compounds in natural gas can interfere to the quality of natural gas. The decline of combustion gas capacity, metal instrument corrosion in gas piping, and the environmental pollution from gas emission can affect by their presence. Bio-filter is one of the methods that selected to reduce sulphur content in natural gas. A lab scale study of hydrogen sulphide reduction in natural gas had conducted in oil and gas field using bio-filter method. The bio-filter system (±1 L volume) contains an active carbon and thiosulphide medium as a substrate, Thiobacillus thioparus as a single culture of sulphur bacteria, and Thiobacillus thioparus with sludge as a mixed culture of sulphur bacteria. The study of hydrogen sulphide reduction was conducted with continuous flow line process. The gas flow rate approximately 1.5 L/min with a fluctuate presence of Hydrogen sulphide (approximately 40 - 70 mg/L). The bio-filter system contains active carbon, thiosulphide medium, and single culture of T. thioparus appear as a good filter for hydrogen sulphide reduction. During 24 hours, the hydrogen sulphide reduction obtains 93% to 16%. When culture media added, the hydrogen sulphide reduction will increase almost 60% and then the reduction decrease to 4% after 20 hours. It is concluded that the bio-filter have potential to develop for sulphur reduction in natural gas."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Hapsoro
"Air limbah domestik merupakan salah satu sumber pencemar yang berpotensial memberikan dampak yang tidak diinginkan pada lingkungan. Perilaku masyarakat dewasa ini cenderung mengabaikan kegunaan dari kinerja sistem pembuangan yang dapat bekerja dengan baik. Salah satu jenis air limbah domestik yang pengolahannya kurang mendapat pematian serius adalah air limbah yang berasal dari toilet. Umumnya, air limbah yang berasal dari toilet masih menggunakan tangki septik sebagai unit pengolahannya. Kualitas efluen hasil pengolahan biologis pada tangki septik tersebut belum memenuhi standar untuk langsung dibuang ke badan air atau ke dalam tanah oleh karena itu hams disaring kembali dengan penggunaan sumur atau bidang resapan. Pola kehidupan di kota-kota besar dengan tingkat pertumbuhan struktural yang semakin meningkat dapat menyebabkan berkurangnya lahan yang seharusnya dijadikan bidang resapan. Keadaan ini membuat masyarakat tidak menghiraukan fungsi dari keberadaan sumur resapan dan cenderung mengganggap bahwa pengolahan dengan menggunakan tangki septik sudah cukup baik. Untuk mengatasi hal tersebut, periu dikembangkan suatu teknologi alternatif tangki septik yang dianggap sederhana, murah dan efisien dalam mengolah air limbah toilet dan tidak menggunakan bidang resapan.
Penelitian ini membahas tentang penelitian eksploratif dari pengembangan tangki septik tanpa bidang resapan dengan menggunakan media biofilter sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menguraikan air limbah secara biologis. Jenis proses yang terjadi pada tangki septik ini adalah attached growth biological treatment dimana bakteri dikembangbiakkan pada media yang berfungsi sebagai biofilter untuk mendekomposisi air limbah rumah tangga domestik atau air limbah manusia secara biologis. Bakteri yang menempel dan tumbuh pada media tersebut menggunakan air limbah manusia sebagai makanan atau nutriennya sehingga dapat menguraikan bahan organik yang terkandung dalam air limbah. Aliran harian dapat menyebabkan terjadinya sirkulasi cairan pada kompartemen tangki septik sehingga menguras atau mendesak bakteri lama untuk keluar dari media dan memberi kesempatan pada bakteri baru untuk tumbuh dan berusaha menempel pada permukaan media. Selama bakteri mendapatkan waktu dan temperatur yang dibutuhkan dalam mengolah air limbah ia dapat 'memakan' kandungan padatan atau organik sehingga sebagian besar hasil penguraian yang tersisa hanya berupa cairan. Tujuan dari dibuatnya tangki septik Bio adalah untuk memberikan waktu dan tempat bagi bakteri untuk melakukan 'pekerjaannya' sehingga hasil yang keluar dari tangki septik sebagian besar berupa cairan dan mempunyai karakteristik kualitas efluen yang tinggi.
Penelitian ini merupakan kerjasama antara Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan PT. DUSASPUN, sebuah perusahaan yang sebagian besar produknya berupa pipa beton bertulang dengan tulangan spiral. Model tangki ' septik yang digunakan pada penelitian ini berbentuk silinder dan dibuat dalam skala lapangan (1:1) oleh PT. DUSASPUN. Dalam penelitian ini akan dicoba berbagai cara untuk mendapatkan jenis kondisi terbaik dimana bakteri dapat menunjukkan kinerja terbaiknya. Sebagai perbandingan, jenis tangki septik yang digunakan dalam penelitian ini adafah tangki septik Bio (menggunakan biofilter) dan tangki septik Non Bio (tanpa biofilter).
Hasil dalam penelitian ini membuktikan bahwa ada perbedaan perilaku antara tangki septik Bio dan Non Bio yang diperiihatkan pada kompartemen II, dimana terjadi proses attached growth. Dilihat dari hasil pemeriksaan COD, terbukti bahwa beban hidrolis yang diberikan sangat mempengaruhi kinerja pertumbuhan bakteri dan kinerja media yang berfungsi sebagai biofilter dalam mengolah air limbah secara biologis.

Domestic wastewater is one of the pollutant source which can potentially cause an undesirable impact to the environment. People nowadays have a disposition to ignore the usefulness of a good disposal systems performance. One of domestic wastewater which gets a very less intention in its treatment is the toilet ' wastewater. Commonly, the toilet wastewater uses septic tank as a treatment unit. The effluent quality from the biological process in septic tank is absolutely not qualified to be disposed into the ground or stream, therefore it should be refilterized by an absorption system. The big cities life style with the increase of the structural growth may cause the reduction of area where the absorption fields should be placed on. This situation makes people to ignore the usefulness of absorption field and makes them incline to assume that the wastewater treatment of septic tank is good enough. In order to manage such problem, it is necessary to develop an alternative technology of septic tank which considerable simple, cheap and efficient to process the toilet wastewater and doesn't need an absorption field.
This research explains an explorative research of septic tank development, which has no absorption system and use a biofilter media as a place where the microorganisms growth to decompose the wastewater biologically. Type of process that occur in this kind of septic tank is attached growth biological treatment where the growth of bacteria is seeded on media surface so the media can be a biofilter to biologically decompose the house hold or human wastewater. The bacteria which attaches and grows in the surface of media uses the human wastewater as its food and nutrient so it can decompose the organic matter in wastewater. The daily flow may cause a hydraulic circulation in the compartment of the septic tank that can remove the old bacteria from the media surface and gives a chance to the new bacteria to attach and grow. As long as these bacteria have the time and temperatures that they need, they can eat up these solid and organic matters so there is nothing but liquids left to ""dispose"" of. The purpose of the biofilter septic tank is to give them the time and place to ""do their business"" so that what comes out of the tank is mainly liquid and has a high quality of effluent characteristic.
This research is the joint-cooperation between Civil Engineering University of Indonesia and PT. DUSASPUN, a company which has a common product such reinforce concrete pipes with the vertical casting method. The reactor model which is used in this research is a cylindrical reactor and made in on-site scale (1:1) by PT. DUSASPUN. There are several kinds of treatment in this research according to get the best condition where the bacteria can live in their best performance. As a comparison, the types of septic tank which are used in this research are Bio Septic Tank (with biofilter) and Non Bio Septic Tank (without biofilter).
The final result in this research proves that there is a behavioral difference between Bio Septic Tank and Non Bio Septic Tank which is shown in compartment II where the attached growth process occurs. According to the observation of the COD result, it is proved that the hydraulic loading given in this research has a serious impact on the performance of bacteria growth and the media which is used as a biofilter to process the wastewater biologically.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Nunar Hikmawan
"ABSTRAK
Pengolahan air limbah tangki septik dengan menggunakan reaktor anaerobik tipe fixed film dimaksudkan agar dengan lahan yang relatif kecil dapat dibuat pengolahan limbah rumah tangga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja alat, yang dilihat dari efisiensi penyisihan COD, serta hubungan penyisihan COD dengan variabel lain, yaitu : pH, temperatur, NH4, NO2, NO3, P04 dan SS.
Tangki septik dengan menggunakan reaktor anaerobik tipe fixed film dalam penelitian ini merupakan alat dalam skala Iapangan. Berbentuk silinder yang terdiri dari silinder dalam dan luar terbuat dari beton tumbuk untuk diameter luar (cor ditempat). beton dicetak di luar Iokasi untuk diameter dalam. Media anaerobik terbuat dari sterrofoam dipasang antara silinder dalam dan silinder luar.
Limbah yang digunakan adalah berasal dari buangan manusia (tinja), air bekas cucian, dan air hujan. Air limbah domestik ini mempunyai karakteristik beban sekitar 352,18 mg/I COD dan pH sekitar 7,5 yang seluruhnya langsung diolah dalam tangki septik, tanpa pengolahan awal.
Parameter-parameter yang diamati adalah COD, pH, Temperatur, NH4, NO2, N03 dan PO4, semuanya kecuali temperatur diteliti di laboratorium Kawasan Industri Jababeka dan temperatur sendiri dilakukan langsung di lapangan dengan termometer.
Dari hasil penelitian didapatkan efisiensi penumnan COD maksimal sebesar 61,29 % dan pH faktor terbesar dalam mempengaruhi efisiensi. SS mempunyai efisiensi penurunan maksimal sebesar 89,83 %, yang mempengaruhi besarnya efisiensi dari COD.
Nutrien (NH4) dan P04 dalam penelitian mempengaruhi efisiensi dari penyisihan COD walaupun tidak terlalu besar. Temperatur selama penelitian berkisar antara 28,8 °C dan 30,2 °C dan pH influent berkisar antara 7,25 - 7,66.

"
1996
S34562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
"ABSTRAK
PT Dusaspun mengembangkan tangki septik yung dilengkapi dengan media bio untuk meningkatkan kualitas air efluen sehingga dapat dibuang ke saluran terbuka tanpa mencemarinya. Mengingat bahwa mode ini relatif masih baru dan media bio yang ada perlu difungsikan dalam waktu yang relatif tidak lama, maka masalah yang perlu diteliti adaiah bagaimanakah mempercepat berfungsinya media bio tersebut, berapakah rasio volume media terhadap reaktor yang paling baik, dan bagaimanakah kinerja dari tangki septik bio ini? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beban starter apa yang dapat mempercepat berfungsinya media bio dan pada rasio volume media terhadap reaktor berapa yang paling baik, serta mengetahui kinerja tangki septik bio ini.
Pendekatan yang dilakukan untuk pengembangan bahan starter adalah malalui percobaan laboratorium dengan variasi bahan starter dan volume media bio yang dibuat dengan metoda tanpa sirkulasi dan metoda dengan sirkulasi. Pada metoda tanpa sirkulasi ada tiga perlakuan dengan tiga percobaan yang dilakukan pada reaktor yang berisi air limbah dan variasi bahan starter dan media bio dengan variasi volume 25%, 50%, 75% dan l00%, yaitu pertama penambahan bakteria, ke dua pengurangan beban organik, dan ke tiga penambahan N & P sebagai nutrien. Pada metoda dengan sirkulasi media yang digunakan adalah 50%, E714 3,0 ml/l (kondisi terbaik dari hasil penelitian pengembangan bahan starter dengan metoda tanpa variasi penambahan glukosa/molase, penambahan substrat berupa limbah cair tahu (variasi 1) dan limbah rumen (variasi 2). Parameter yang diukur adalah COD, MLSS, pH dan temperatur.
Penelitian kinerja tangki septik bio dilakukan dengan menggunakan skala 1:1, dengan variasi tanpa bahan starter dan dengan penambahan bahan starter lumpur aktif dan variasi beban hidraulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan bahan starter tanpa sirkulasi menunjukkan bahwa penambahan bahan starter berupa rumen, bakteri EM4, pupuk N dan P mempercepat berfungsinya media bio. Beban organik yang dapat mempercepat berfungsinya media bio adalah 700 - 800 mg/I COD, bakteri EM4 3.0 mM ke atas, dan pupuk N & P sesuai dengan kebutuhan. Media bio mulai menunjukan gejala berfungsi setelah 22 hari. Rasio volume media bio terhadap reaktor yang paling baik adalah 50%. Selanjutnya diketahui bahwa dengan pembuatan bahan starter dengan sirkulasi bahan rumen, EM4 3,0 ml/1 dan glukosa/molase, media bio menunjuklam gejala mulai berfungsi pada hari ke 9. Penelitian ini masih perlu dilanjutkan untuk menentukan berapakah dosis bahan starter yang tepat untuk mengaktifkan media bio, dan menentukan waktu aklimatisasi yang diperlukan.
Selanjutnya penerapan bahan starter dengan menggunakan 'perendaman media bio' kurang efektif sedangkan dengan menggunakan 'pembubuhan' belum selesai. Namun demikian selanjutnya yang perlu diteliti adalah berapakah 'dosis' bahan starter yang sesuai untuk keperluan tersebut.
Kinerja tangki septik bio dengan maupun tanpa bahan starter dengan media bio 100% maupun 50% belum menunjukkan hasil yang berarti setelah pengamatan satu bulan, namun diketahui bahwa kompartmen pertama dan ketiga berfungsi sebagai unit pengendapan untuk menunjukan kandungan SS, sedangkan kompartmen kedua (media bio) belum optimal bekerjanya. Faktor yang mempengaruhi berfungsinya tangki septik bio adalah beban hidraulis yang otomatis mempengaruhi beban organik sehingga perlu diteliti Iebih Ianjut perihal penataan kompartemen daiam tangki septik bio dan mencari aiternatif bentuk media bio.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>