Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121388 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Flora Budiatna
"Dalam struktur bangunan kita banyak menjumpai bangunan portal beton bertulang dengan memakai bata merah sebagai dinding, khususnya dalam bangunan rumah tinggal. Dinding bata merah berfungsi sebagai pengisi portal yang semula dalam desainnya tidak memperhitungkan kekakuan dari dinding bata itu sendiri. Tetapi dalam pelaksanaannya, dinding bata secara otomatis tidak terpisah dari struktur portalnya sehingga menyumbangkan kekakuan pada struktur secara keseluruhan.
Skripsi ini meneliti sejauh mana sumbangan kekakuan dari dinding bata terhadap struktur dengan menggunakan pembebanan gempa bumi. Gempa bumi merupakan salah satu bentuk dari gaya, khususnya gaya lateral yang membebani struktur. Struktur portal sendiri lemah dalam menahan gaya lateral sehingga akan dilihat pengaruh dari gempa bumi jika kekakuan dinding bata ikut diperhitungkan. Dalam melakukan simulasi dengan menggunakan program Matlab akan dibuat parameter-parameter variasi, yaitu kekakuan dinding bata, periode getar gempa, dan modelisasi DOF struktur. Gempa bumi yang dipakai adalah gempa El Centro NS 1940 dan gempa sinusoidal. Hasil yang akan dicari adalah respon struktur yang berupa gaya dalam (gaya geser) dan lendutan. Sebagai dasar acuan dalam menganalisa, dicari pula respon spectrum sinusoidal dan El Centro."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Lesmana
"Sambungan balok-kolom pracetak adalah tempat untuk menyalurkan gaya yang terjadi balok ke kolom. Panjang penjangkaran tulangan tarik balok adalah faktor yang menentukan dalam penyaluran gaya-gaya yang terjadi. Dimensi kolom yang kecil menyebabkan panjang penyaluran menjadi terbatas sehingga tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh peraturan. Karena itu untuk menambah panjang penjangkaran dibuat penonjolan pada sisi luar sambungan eksterior balok-kolom pracetak. Pada studi eksperimen ini akan dilihat pengaruh pemberian penonjolan pada sisi luar tersebut dari sisi pola retak, kekakuan, daktilitas, dan kekuatan struktur sambungan. Studi eksperimen yang dilakukan di loading frame ini menggunakan pola pembebanan semi siklik dengan metode displacement control untuk mendapatkan kurva beban-lendutan, beban-tegangan tulangan baja, dan untuk mendapatkan pola dan riwayat retak struktur sambungan. Perancangan penulangan dan pendimensian spesimen, serta perhitungan panjang penyaluran tulangan tarik balok dilakukan dengan menggunakan metoda disain kapasitas berdasarkan SKSNI T!15-1991-03. Tidak sempurnanya loading frame, LVDT (alat pengukur lendutan), data logger dari strain gage (alat pengukur regangan tulangan baja), menyebabkan sulitnya melakukan kalibrasi pembacaan alat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tipe penjangkaran tulangan balok berbentuk U terhadap perilaku sambungan beton pracetak pada struktur gedung dari beton pracetak pada saat menerima pembebanan semik siklik. Daerah sambungan balok-kolom pada struktur gedung dari beton pracetak merupakan bagian yang sangat penting karena pada sambungan balok-kolom terjadi transfer gaya-gaya yang bekerja pada elemen yang disambung. Keruntuhan prematur sering disebabkan oleh kegagalan sambungan dalam mentransfer gaya yang bekerja, terutama gaya diakibatkan oleh beban lateral, misalnya saja akibat gempa. Saat terjadi gempa yang besar, daerah sambungan menerima gaya momen dan gaya geser yang besar. Menurut peraturan yang berlaku, SKSNI T15-1991-03, dengan metode desain kapasitas kita rencanakan bagian balok agar lebih lemah dair kolom sehingga kolom masih dalam keadaan elastis ketika baloknya sudah inelastis/sudah terjadi mekanisme sendi plastis di balok. Di samping itu direncanakan pula detailing tulangan agar struktur mempunyai kinerja yang baik, pola keruntuhannya aman, daktilitasnya baik, kekuatannya memenuhi syarat, pola retak yang baik, dan kekakuan yang baik. Spesimen dimodelisasi dengan skala 1:2 terhadap keadaan sebenarnya. Strain gage dipasang pada daerah-daerah tertentu pada tulangan balok dan kolom untuk mengetahui bagaimana pola regangan pada daerah-daerah itu. Elemen pracetak balok, kolom bawah dan kolom atas dibuat terlebih dahulu kemudian baru dibuat sambungannya. Elemen kolom atas memiliki lubang untuk tulangan kemudian baru dibuat sambungannya. Elemen kolom atas memiliki lubang untuk tulangan utama kolom (dicetak ketika dicor) serta lubang untuk grouting (dibor setelah beton keras antara 3 sampai 28 hari). Lubang untuk grouting terdiri dari lubang masuk dan lubang keluar. Setelah semua elemen berumur 28 hari dilakukan penyambungan yang dibuat di atas perancah. Spesimen dites pada hari ke-7 pengecoran sambungan. Sebagai acuan dipakai kekuatan dari sambungan sebesar 42 MPa untuk mendapatkan ?yield sebesar 8,9 mm. Pembebanan semi siklis dilakukan mulai dari yang kecil (1/4 ?yield) sampai dengan 10 ?yield atau siklus ke-21. Hal-hal yang terjadi pada saat pengetesan dimasukkan ke dalam laporan. Data hasil eksperimen kemudian dianalisa secara kualitas maupun kuantitas, lalu hasil pengetesan ini dibandingkan dengan hasil pengetesan lainnya baik spesimen monolit maupun spesimen pracetak lainnya. Mekanisme kolom kuat balok lemah tercapai oleh spesimen pracetak ini. Pola keruntuhan diawali oleh keruntuhan balok, terlihat setelah siklus terakhir, banyak retak pada zona sendi plastis, sedangkan pada kolom hanya di daerah pertemuan antara kolom dengan panel zone serta sedikit terjadi retak geser pada panel zone. Daktilitas yang memadai sekitar 4,3 yang menjamin deformasi baja yang besar sebelum akhirnya runtuh. Tidak terjadi degradasi kekakuan yang terlampau besar yang diakibatkan oleh gagalnya penjangkaran tulangan, dengan demikian penjangkaran tulangan utama tipe ini dapat diterapkan pula untuk join yang penjangkaran tulangannya terbatas. Retak yang terjadi pada 1/4 ?yield diakibatkan oleh kurangnya selimut beton pada panel zone dan bounding failure pada daerah sambungan. Walaupun terjadi retak pada siklus ke-2 namun beban ultimit yang dicapai penampang temyata masih lebih besar dari beban ultimit yang direncanakan, jadi dari segi kekuatan masih memadai bahkan hampir sama dengan kekuatan spesimen monolit namun lebih kuat dibandingkan dengan spesimen pracetak lainnya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Novita Sari
"Indonesia merupakan daerah dengan tingkat kerawanan gempa tinggi karena menjadi pertemuan 3 lempeng tektonik yaitu Eurasian Plate, Indian-Australian Plate dan Plate Pacific Plate. Ketiga lempeng ini membentuk 2 jalur gempa utama yaitu Circum Pacific Earthquake Belt dan Alfide Earthquake Belt. Pergerakan kedua jalur ini cukup aktif dan di sepanjang kedua jalur tersebut tersebar banyak gunung berapi yang masih aktif. Gempa menimbulkan percepatan tanah yang selanjutnya akan diterima oleh struktur bangunan yang berdiri di atasnya melalui pondasi. Struktur akan merespon percepatan tanah tersebut dengan menghasilkan perpindahan dan gaya dalam. Respon struktur menentukan kemampuan struktur menahan gaya gempa. Struktur bangunan di Indonesia banyak menggunakan pasangan dinding bata tak bertulang atau Unreinforced Masonry Infill Wall (URCM Infill Wall).
Dalam tugas akhir ini dilakukan suatu penelitian mengenai pengaruh adanya URCM Infill Wall bila struktur dikenai beban gempa baik untuk bangunan tinggi, sedang maupun rendah. Kriteria bangunan tinggi, sedang ataupun rendah pada tugas akhir ini adalah berdasarkan perbandingan antara periode alami struktur dan periode gempa. Ketika gempa besar terjadi URCM Infill Wall adalah elemen terlemah. Kelakuan URCM Infill Wall cenderung bersifat inelastic. Pemodelan inelastic pada penelitian ini adalah berbentuk elastoplastic dimana ketika telah mencapai leleh URCM Infill Wall masih dianggap mempunyai kekuatan yang nilainya sebesar gaya maksimum yang mampu ditahan oleh URCM Infill Wall tersebut. Sedangkan deformasi maksimum dinding bata merah dibatasi sebesar dua kalo deformasi leleh.
Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa kehadiran URCM Infill Wall tidak selamanya memberi pengaruh yang menguntungkan bila struktur dikenai beban gempa terutama pada bangunan tinggi dengan periode alami lebih besar relatif terhadap periode gempa. Pengaruh yang menguntungkan terjadi pada bangunan rendah. Namun pengaruh ini mempunyai nilai-nilai optimum dimana sumbangan URCM Infill Wall dalam menahan beban gempa adalah yang terbesar. Di luar rentang nilai-nilai optimum tersebut sumbangan URCM Infill Wall dalam menahan gempa relatif kecil. Sedangkan pada bangunan sedang walaupun kehadiran URCM Infill Wall masih memberi pengaruh yang menguntungkan namun sumbangan yang diberikan URCM Infill Wall dalam menahan beban gempa sangat kecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Edrick Suharso
"Bata merah merupakan material yang paling umum digunakan sebagai pembentuk dinding dalam suatu bangunan karena kuat, ekonomis dan mudah didapat. Dalam perencanaan, dinding bata dianggap terpisah dari portal dan tidak menyumbangkan kekakuan, tetapi pada kenyataannya dinding bata tidak terpisah dari struktur. Dinding bata dapat dimodelkan sebagai strut diagonal elastis berdasarkan pola retaknya. Dengan tambahan kekakuan yang disumbangkan dinding bata, maka kemampuan struktur untuk menahan gaya lateral makin besar. Salah satu gaya lateral yang sangat berperan dan harus diperhitungkan dalam perencanaan struktur adalah gempa.
Penelitian ini mendapatkan respon, gaya geser dasar, dan drift lantai struktur portal beton bertulang tiga dimensi dengan dinding bata elastis sebagai pengisi dalam pembebanan gempa serta respon spektrum gempa yang diberikan, sehingga dapat diketahui peran dinding bata terhadap struktur dinamik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brandon, Gregg E.
California: Concrete Mansory Association, 1997
693 BRA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rene Sumantri Kurniadi
"Dinding bata (masonry infill panel) sering dijumpai sebagai partisi interior dan partisi exterior pada struktur beton bertulang dan struktur baja. Karena keberadaannya sering dianggap hanya sebagai elemen arsitektural, maka keberadaannya sering diabaikan oleh para engineer dalam menentukan kekuatan dan kekakuan dari frame bangunan secara aktual. Namun walau dianggap sebagai non-struktural, dinding bata berinteraksi dengan frame pembatas (bounding frame) menjadi satu kesatuan ketika struktur mengalami beban gempa yang kuat. Dalam hal ini anggapan bahwa dinding bata bukan bagian dari elemen struktural menjadi bertolak belakang dengan keadaan sesungguhnya. Dengan keberadaan dinding bata sebagai dinding pengisi pada portal, maka perilaku portal itu sendiri tentunya akan berbeda bila dibandingkan dengan perilaku portal tanpa dinding. Pengaruh dari dinding bata sebagai dinding pengisi menjadi penting karena dinding bata secara nyata turut menyumbang kekakuanlateral dan menarik lebih besar gaya gempa pada struktur bangunan. Oleh karena itu ada suatu kebutuhan bagi tersedianya metode rang rasional untuk desain dan evaluasi dari dinding bata.
Perilaku struktur portal yang ditinjau berkenaan dengan kehadiran dinding pengisi (infill wall) ini adalah karakteristik dinamik dari bangunan yaitu frekuensi alamiah, respon struktur akibat peningkatan kekakuan dan kekuatan portal serta karakteristik dari infill wall yang dianalisa adalah perilaku elastik maupun inelastik. Adapun pemodelan yang dipakai dalam peninjauan perilaku struktur portal dengan dinding bata ini adalah pemodelan secara elasto-softening dan diasumsikan pula bahwa dinding bata tidak dapat menahan gaya tarik. Jadi dinding bata hanya dapat menahan gaya tekan yang disalurkan melalui model strut diagonal yang dianggap mewakiki dinding bata, perubahan dilakukan terhadap lebar efektif strut serta berbagai karakteristik material seperti kuat tekan pasangan dinding bata, modulus elastisitas serta dimensinya. Perubahan terhad lebar efektif strut dan berbagai karakteristik material tersebut berdampak pada kekakuan lateral dan kekuatan dari dinding bata. Model elasto-softening berarti dinding bata dianggap tidak lagi mampu menahan beban lateral, jika beban tersebut melampaui kapasitasnya. Pada saat beban lateral kembali bekerja setelah dinding bata dibebani beban lateral yang melampauai kapasitasnya, maka terjadi penurunan kekakuan lateral secara drastis yang disumbangkan oleh dinding bata.
Pemodelan ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada saat terjadi beban puncak dimana terjadi keruntuhan dinding bata, struktur dianggap masih dalam kondisi linier elastis dan masih mampu menahan beban gempa yang lebih besar. Ketidakharmonisan plastisitas frame dan dinding bata pada beban puncak menghasilkan kesimpulan bahwa analisa secara plastis sempurna dapat merupakan pendekatan yang kurang akurat terhadap analisa dari dinding bata sebagai dinding pengisi struktur sehingga pemodelan secara elasto-softening dianggap lebih mewakili dinding bata. Model struktur akan disimulasikan program SOFT yang dibuat dalam program MATLAB dengan memvariasikan parameter berikut ini: kekakuan dinding bata, kekakuan portal beton, kekuatan dinding bata, periode gempa. Selanjutnya dilakukan analisa pengaruh variasi parameter terhadap respon elastik dan inelastik dinding bata yang mempengaruhi struktur bangunan yang mengalami beban gempa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reka Akmar
"Pada beberapa peristiwa gempa, banyak kerusakan yang terjadi karena modifikasi struktur dengan pemasangan dinding bata (DB) pada portal. DB dapat merubah respon struktur secara drastis, karena dengan penambahan DB kekakuan struktur meningkat sehingga perioda getar struktur menjadi lebih kecil. Fenomena ini bisa menguntungkan atau malah membahayakan struktur.
Tesis ini akan menganalisis sejauh mana pengaruh pemasangan DB pada portal beton dengan memodelisasikan DB sebagai strut diagonal. Analisis dilakukan dengan memvariasikan kekakuan DB, eksentrisitas pusat massa terhadap pusat geometri, kekakuan DB, besarnya massa dan posisi dinding bata pada portal.
Hasil simulasi dan analisis menunjukkan bahwa keruntuhan pertama DB adalah DB yang berada pada lantai paling atas, hal ini disebabkan lendutan yang terjadi pada bagian atas struktur lebih besar.
Pemasangan DB pada Tn/Tg<1 (Tn/Tg<1 merepresentasikan bangunan rendah) akan memberi keuntungan pada struktur, sehingga pengabaikan kontribusi kekakuan DB pada tahap disain akan menambah angka keamanan bagi struktur (over design), dan jika kontribusi kekakuan DB diperhitungkan dalam desain maka akan diperoleh efesiensi dari dimensi struktur.
Hal sebaliknya terjadi pada Tn/Tg>1 (Tn/Tg>1 merepresentasikan bangunan tinggi) dan Tn/.Tg=l, dimana DB akan menyumbangkan kekakuan terhadap struktur dalam merespon gempa, tapi pada saat bata hancur, respon struktur berubah secara drastis, yang mengakibatkan gaya dalam yang ditahan oleh portal beton akan meningkat, jika hal ini tidak diperhitungkan pada tahap disain, maka tentunya akan membahayakan struktur (under design)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patras, Jemmy Nathanael
"Indonesia merupakan negara yang terletak di pertemuan dua jalur gempa dunia, yaitu Sirkum Pasifik dan Trans Asiatik. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif. Selain itu dampak lainnya adalah Indonesia sering mengalami gempa bumi baik gempa vulkanik maupun gempa tektonik. Gempa tektonik disebabkan oleh pergerakan lempeng teknonik. Gempa ini berbahaya karena kekuatannya besar sehingga kerusakan bangunan yang ditimbulkan besar. Gempa menimbulkan percepatan tanah yang selanjutnya akan diterima oleh bangunan melalui pondasi. Percepatan tanah yang bekerja pada massa bangunan menimbulkan gaya gempa. Arah percepatan tanah adalah vertikal dan horisontal. Dalam perhitungan struktur percepatan tanah horisontal lebih diperhatikan karena: 1. Besar percepatan tanah horisontal 3/2 dari percepatan tanah vertikal. 2. Portal lebih kuat dalam menahan gaya vertikal dari pada gaya horisontal. Untuk bangunan di atas 2 lantai gaya gempa diperhitungkan pada perhitungan balok dan kolom. Hal tersebut berpengaruh pada dimensi dan jumlah tulangan supaya struktur mampu menahan gaya gempa tersebut. Dalam kenyataannya suatu portal seringkali diisi dengan pasangan bata merah. Secara struktural pasangan bata merah ini memperkaku portal terhadap gaya lateral. Hal ini akan mempengaruhi gaya dalam dan lendutan portal. Namun pada perhitungan struktur, kekakuan pasangan bata merah jarang diperhitungkan. Tugas akhir ini membahas pengaruh pasangan bata merah yang bersifat elasto-brittle pada porta beton yang digerakkan secara sinusoidal. Variasi yang dilakukan pada perhitungan ini adalah variasi kekakuan pasangan bata merah, kekuatan pasangan bata merah dan periode getar gempa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>