Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12222 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tangki septik biofilter tipe baffel vertikal ini dikembangkan untuk memperbaiki tangki septik bio, tangki septik ini memanfaatkan kombinasi sistem attached growth dan sistem baffle channel. Dengan digunakannya sistem baffle channel diharapkan akan terjadi penyebaran substrat secara merata tanpa menggunakan tenaga pompa. Dengan adanya distribusi substrat yang merata diharapkan akan dapat mengoptimumkan kontak antara substrat dengan mikroorganism yang ada sehingga dapat meningkatkan efisiensi proses degradasi limbah. Reaktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tangki septik baffel vertikal dengan skala laboratorium, yang merupakan skala kecil dari model sebesarnya. Spesifikasi dari reaktor adalah sebagai berikut: volume reaktor total 20 liter, volume kerja reaktor 16 liter, media attached growth yaitu bioball, mini bioball dan pipa pvc ulir. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), yaitu penelitian yang dimulai dengan suatu perlakuan (treatment) awal yang setelah hasilnya diperoleh kemudian dianalisa dan diambil langkah selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dalam penelitian secara keseluruhan dilakukan 4 tahapan yang diamati dalam penelitian ini adalah COD, nitrat, nitrit, SS, dan posphat. Dari hasil penelitian didapatkan penyisihan COD rata-rata 60 persen. Hasil ini didapat pada percobaan tahap ketiga. Kondisi penelitian pada tahap ketiga ini yaitu dengan waktu detensi hidrolis 4 hari, influen yang dipergunakan merupakan campuran limbah artificial dan limbah asli, media yang dipergunakan adalah mini bioball dan pipa pvc ulir, EM4 sebagai bahan start-up tanpa proses seeding, dan waktu pengaliran yang dipergunakan 4 L/7 jam/hari."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Karena lahan yang digunakan untuk pengolahan limbah semakin terbatas makan dikembangkan metode pengolahan limbah secara biologis yang menggunakan bantuan mikroorganisme dalam proses pengolahannya. Apabila metode ini dapat dikembangkan secara optimal makan penggunaan sumur resapan yang terdapat pada tangki septic konvensional dapat dihilangkan. Tangki Septik Biofilter Baffle Horizontal adalah unit pengolahan limbah yang menggunakan sistem attached growth biological treatment dalam proses pengolahannya yang dilakukan oleh mikroorganisme dalam kondisi anaerob. Reaktor ini menggunakan bioball dan pipa berulir sebagai media untuk mikroorganisme hudup dan tumbuh. Bentuk baffle horizontal dimaksudkan untuk mengatur aliran limbah agar lebih merata pada seluruh permukaan media sehingga mikroorganisme dapat tumbuh dan melekat dengan baik. Selain itu bentuk baffle juga akan meningkatkan lamanya waktu tinggal limbah di dalam reaktor. Untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme ditambahkan bakteri fermentasi yang berasal dari Effective Microorganism (EM4) dan Bio Organic Soil System (BOSS) sebagai sumber mikroorganisme. Pemakaian EM4 dan BOSS serta pemberian nutrien atau bahan makanan awal seperti molasses sebagai pengganti substrat yang terdapat pada limbah asli akan menjadi bahan starter yang dapat mempercepat pengoperasian reaktor."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tangki septic konvensional telah lama digunakan untuk mengolah limbah domestik yang merupakan hasil dari aktivitas manusia. Model tangki ini membutuhkan ruang yang luas untuk sumur peresapannya. Dikota-kota besar dimana lahan menjadi terbatas hal ini akan menimbulkan masalah. Oleh karenanya coba dikembangkan suatu model tangki septic jenis baru yang menggunakan mikroorganisme untuk mendegradasikan bahan organic yang terkandung dalam air limbah. Tangki septic bio ini menggunakan sistem pengolahan secara attached-growth, dimana mikroorganisme tumbuh dan berkembang pada suatu media lekat. Proses yang terjadi merupakan proses anaerob yang pada pengolahannya mikroorganisme tidak memerlukan oksigen dalam metabolismenya. Model yang dikembangkan juga menggunakan baffle-baffle agar waktu tinggal air limbah pada reaktor dapat memenuhi syarat optimum yang diperlukan untuk mengolah limbah tersebut. Karena memerlukan mikroorganisme maka faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya perlu diperhatikan. Faktor-faktor tersebut antara lain pH, temperatur, waktu tinggal limbah, dan nutrien. Untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dalam reaktor ditambahkan bakteri fermentasi yang berasal dari bahan seperti Effective Microorganism (EM4) atau BioOrganic Soil Systems (BOSS). Pemakaian EM4 atau BOSS sebagai sumber mikroorganisme serta pemberian nutrien atau bahan makanan awal seperti molasse sebagai pengganti substrat yang terdapat pada limbah akan menjadi bahan starter yang dapat mempercepat pengoperasian reaktor. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi efektifitas kinerja mikroorganisme pada reaktor selama proses pengolahan biologis berlangsung. Pemeriksaan parameter-parameter tertentu dilakukan untuk mengetahui kinerja dari reaktor. Dari hasil pemeriksaan nilai removal COD yang diperoleh pada titik influen dan effluen dapat ditentukan besarnya efisiensi reaktor dalam mendegradasikan zat organic pada limbah. Pengukuran SS sebagai salah satu parameter dilakukan untuk melihat berapa besar efektifitas dan kemampuan mikroorganisme dalam mengkonversi materi terlatur menjadi materi tersuspensi yang berupa endapan lumpur. Pengukuran nitrat, nitrit dan posphat dilakukan untuk mengetahui kandungannya sebagai unsur pencemar yang terdapat di dalam limbah. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil kinerja tangki septic bio aliran naik turun untuk penyisihan COD rata-rata sebesar 56%. Hal ini didapat pada penelitian tahap ketiga yang menggunakan campuran limbah artificial dan limbah asli dengan waktu detensi 4 hari. Media yang dipakai untuk tahap ini adalah bioball kecil berupa pipa berulir sedangkan bahan starter yang digunakan untuk kedua reaktor sama yaitu EM4."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tangki septic konvensional membutuhkan banyak lahan untuk menguraikan limbah cair domestik dengan baik, akan tetapi lahan yang tersedia semakin sempit. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan tangki septic model baru yang hanya memerlukan lahan yang sedikit, tetapi menghasilkan kinerja yang baik untuk mendegradasikan limbah domestik tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan membangun tangki septic dengan menggunakan bantun mikroorganisme yang dipelihara dalam suatu media lekat untuk mendegradasi limbah. Tangki septic model concentric merupakan salah satu bentuk dari tangki septic tersebut. Tangki septic biofilter concentric memiliki bentuk yang sederhana dan mudah dalam perawatan. Model ini terdiri dari 2 bagian yakni bagian anaerob, dan bagian aerob tempat berisi media lekat. Bagian anaerob memiliki volume 6 liter, dan bagian aerob memiliki volume 10 liter. Penitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja dari tangki septic model concentric. Dalam pelaksanaannya dilakukan 4 tahap. Setiap tahap merupakan perbaikan dari tahap yang lain, dan dengan variasi yang berbeda beda sehingga didapatkan kondisi yang terbaik untuk reactor jenis ini. Variasi yang digunakan adalah variasi bahan starter, lama waktu detensi, dan jemis media lekat. Bahan starter merupakan bahan yang digunakan untuk mempercepat pertumbuhan bakteri. Parameter yang diperiksa dalam penelitian ini adalah nitrat, nitrit, COD (Chemical Oxygen Demand), dan suspended solid. Fluktuasi nitrat dan nitrit digunakan untuk mengetahui proses yang terjadi dalam reactor, sedangkan kinerja dari reactor dari penyisihan dari COD dan suspended solid."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Hapsoro
"Air limbah domestik merupakan salah satu sumber pencemar yang berpotensial memberikan dampak yang tidak diinginkan pada lingkungan. Perilaku masyarakat dewasa ini cenderung mengabaikan kegunaan dari kinerja sistem pembuangan yang dapat bekerja dengan baik. Salah satu jenis air limbah domestik yang pengolahannya kurang mendapat pematian serius adalah air limbah yang berasal dari toilet. Umumnya, air limbah yang berasal dari toilet masih menggunakan tangki septik sebagai unit pengolahannya. Kualitas efluen hasil pengolahan biologis pada tangki septik tersebut belum memenuhi standar untuk langsung dibuang ke badan air atau ke dalam tanah oleh karena itu hams disaring kembali dengan penggunaan sumur atau bidang resapan. Pola kehidupan di kota-kota besar dengan tingkat pertumbuhan struktural yang semakin meningkat dapat menyebabkan berkurangnya lahan yang seharusnya dijadikan bidang resapan. Keadaan ini membuat masyarakat tidak menghiraukan fungsi dari keberadaan sumur resapan dan cenderung mengganggap bahwa pengolahan dengan menggunakan tangki septik sudah cukup baik. Untuk mengatasi hal tersebut, periu dikembangkan suatu teknologi alternatif tangki septik yang dianggap sederhana, murah dan efisien dalam mengolah air limbah toilet dan tidak menggunakan bidang resapan.
Penelitian ini membahas tentang penelitian eksploratif dari pengembangan tangki septik tanpa bidang resapan dengan menggunakan media biofilter sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menguraikan air limbah secara biologis. Jenis proses yang terjadi pada tangki septik ini adalah attached growth biological treatment dimana bakteri dikembangbiakkan pada media yang berfungsi sebagai biofilter untuk mendekomposisi air limbah rumah tangga domestik atau air limbah manusia secara biologis. Bakteri yang menempel dan tumbuh pada media tersebut menggunakan air limbah manusia sebagai makanan atau nutriennya sehingga dapat menguraikan bahan organik yang terkandung dalam air limbah. Aliran harian dapat menyebabkan terjadinya sirkulasi cairan pada kompartemen tangki septik sehingga menguras atau mendesak bakteri lama untuk keluar dari media dan memberi kesempatan pada bakteri baru untuk tumbuh dan berusaha menempel pada permukaan media. Selama bakteri mendapatkan waktu dan temperatur yang dibutuhkan dalam mengolah air limbah ia dapat 'memakan' kandungan padatan atau organik sehingga sebagian besar hasil penguraian yang tersisa hanya berupa cairan. Tujuan dari dibuatnya tangki septik Bio adalah untuk memberikan waktu dan tempat bagi bakteri untuk melakukan 'pekerjaannya' sehingga hasil yang keluar dari tangki septik sebagian besar berupa cairan dan mempunyai karakteristik kualitas efluen yang tinggi.
Penelitian ini merupakan kerjasama antara Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan PT. DUSASPUN, sebuah perusahaan yang sebagian besar produknya berupa pipa beton bertulang dengan tulangan spiral. Model tangki ' septik yang digunakan pada penelitian ini berbentuk silinder dan dibuat dalam skala lapangan (1:1) oleh PT. DUSASPUN. Dalam penelitian ini akan dicoba berbagai cara untuk mendapatkan jenis kondisi terbaik dimana bakteri dapat menunjukkan kinerja terbaiknya. Sebagai perbandingan, jenis tangki septik yang digunakan dalam penelitian ini adafah tangki septik Bio (menggunakan biofilter) dan tangki septik Non Bio (tanpa biofilter).
Hasil dalam penelitian ini membuktikan bahwa ada perbedaan perilaku antara tangki septik Bio dan Non Bio yang diperiihatkan pada kompartemen II, dimana terjadi proses attached growth. Dilihat dari hasil pemeriksaan COD, terbukti bahwa beban hidrolis yang diberikan sangat mempengaruhi kinerja pertumbuhan bakteri dan kinerja media yang berfungsi sebagai biofilter dalam mengolah air limbah secara biologis.

Domestic wastewater is one of the pollutant source which can potentially cause an undesirable impact to the environment. People nowadays have a disposition to ignore the usefulness of a good disposal systems performance. One of domestic wastewater which gets a very less intention in its treatment is the toilet ' wastewater. Commonly, the toilet wastewater uses septic tank as a treatment unit. The effluent quality from the biological process in septic tank is absolutely not qualified to be disposed into the ground or stream, therefore it should be refilterized by an absorption system. The big cities life style with the increase of the structural growth may cause the reduction of area where the absorption fields should be placed on. This situation makes people to ignore the usefulness of absorption field and makes them incline to assume that the wastewater treatment of septic tank is good enough. In order to manage such problem, it is necessary to develop an alternative technology of septic tank which considerable simple, cheap and efficient to process the toilet wastewater and doesn't need an absorption field.
This research explains an explorative research of septic tank development, which has no absorption system and use a biofilter media as a place where the microorganisms growth to decompose the wastewater biologically. Type of process that occur in this kind of septic tank is attached growth biological treatment where the growth of bacteria is seeded on media surface so the media can be a biofilter to biologically decompose the house hold or human wastewater. The bacteria which attaches and grows in the surface of media uses the human wastewater as its food and nutrient so it can decompose the organic matter in wastewater. The daily flow may cause a hydraulic circulation in the compartment of the septic tank that can remove the old bacteria from the media surface and gives a chance to the new bacteria to attach and grow. As long as these bacteria have the time and temperatures that they need, they can eat up these solid and organic matters so there is nothing but liquids left to ""dispose"" of. The purpose of the biofilter septic tank is to give them the time and place to ""do their business"" so that what comes out of the tank is mainly liquid and has a high quality of effluent characteristic.
This research is the joint-cooperation between Civil Engineering University of Indonesia and PT. DUSASPUN, a company which has a common product such reinforce concrete pipes with the vertical casting method. The reactor model which is used in this research is a cylindrical reactor and made in on-site scale (1:1) by PT. DUSASPUN. There are several kinds of treatment in this research according to get the best condition where the bacteria can live in their best performance. As a comparison, the types of septic tank which are used in this research are Bio Septic Tank (with biofilter) and Non Bio Septic Tank (without biofilter).
The final result in this research proves that there is a behavioral difference between Bio Septic Tank and Non Bio Septic Tank which is shown in compartment II where the attached growth process occurs. According to the observation of the COD result, it is proved that the hydraulic loading given in this research has a serious impact on the performance of bacteria growth and the media which is used as a biofilter to process the wastewater biologically.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Surya Utami
"ABSTRAK
Gas nitrogen oksida antara lain adalah NO, NO2, dan N2O mempunyai peranan penting dalam perubahan kimia pada lapisan ozon. Dinitrogen monoksida (N2O) merupakan gas rumah kaca yang harus mendapat perhatian karena memiliki potensi pemanasan global yang besar. Biofiltrasi adalah proses pengolahan polutan gas di dalam suatu unggun medium, dan polutan akan mengalami degradasi oleh mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem biofilter dalam mereduksi emisi gas buang N2O melalui pemanfaatan kompos sebagai medium filter, dengan melakukan kajian pada parameter-parameter operasi biofilter serta penyusunan model biosorpsi dan biodegradasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek karakteristik medium dan kinerja medium sebagai filter dalam mereduksi polutan gas N2O, medium kompos berbasis kotoran kambing lebih baik daripada medium kompos berbasis kotoran sapi, dengan rata-rata efisiensi reduksi mencapai 65% dan stabil hingga 200 jam pada kedalaman medium 100 cm, laju alir gas N2O 88 cm3/menit, dan kandungan air 60%. Proses biofiltrasi gas N2O dengan medium kompos dapat dimodelkan dengan baik oleh model kinetika berbasis mekanisme Michaelis-Menten Adsorpsi, dengan parameter kinetika VMax, KM, dan KN2O berturut-turut adalah 14,847 g/m3.jam ; 0,131 g/m3 ; 1,343 x 10-3 m3/g untuk medium kompos ruah, dan 461 g/m3.jam ; 558 g/m3 ; 0,22 m3/g untuk medium pelet kompos.

ABSTRACT
Nitrogen oxides i.e. NO, NO2, and N2O have an important role in chemical changes in the ozone layer. Nitrous oxide (N2O) is a greenhouse gas that should get attention because it has a great potential for global warming. Biofiltration is the processing of gas pollutants in a medium bed, and pollutants will be degraded by microorganisms. This research aims to develop a biofilter system to reduce N2O emissions using compost as a filter medium, by studying the parameters of biofilter operation as well as the developing of biosorption and the biodegradation model.
The results show that in term of medium characteristics and the performance in reducing N2O, goat manure-based compost medium is better than cow manure-based compost medium, with an average removal efficiency reached 65% and stable up to 200 hours at medium depth of 100 cm, N2O gas flow rate of 88 cm3/minute, and water content of 60%. Biofiltration of N2O with manure-based compost medium can be well modeled by the kinetic based model of Michaelis-Menten for adsorption mechanism, with kinetics parameters VMax, KM, and KN2O 14,847 g/m3.hour ; 0,131 g/m3 ; 1,343 x 10-3 m3/g for bulk compost, and 461 g/m3.hour ; 558 g/m3 ; 0,22 m3/g for pelletized compost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
D1338
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Luthfiya Hanum
"ABSTRAK
Budidaya perikanan metode resirkulasi Recirculating Aquaculture Systems, RAS mendapat perhatian lebih jika dibandingkan dengan budidaya perikanan metode konvensional khususnya pada budidaya ikan air tawar karena bersifat ramah lingkungan. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi penyisihan ammonia pada RAS dipengaruhi oleh beban organik berupa Total Ammonia Nitrogen TAN yang berbeda dalam 3 variasi Surface Loading Rate SLR sebesar 0,05; 0,075; dan 0,1 g/cm2.hari dan mengetahui kinetikan laju reaksi penyisihan ammonia didasarkan pada budidaya ikan Gurame Osphrenomus gourami Lac tahap pendederan. Pengolahan ammonia dilakukan dengan menggunakan biofilter tipe CycloBio Fluidized Sand Biofilter CB FSB dengan ukuran pasir efektif D10 of 0.6 mm yang terekspansi sebesar 60 pada kecepatan air 2,5 cm/l. CB FSB dapat menyisihkan 59,33 - 100 konsentrasi TAN. Penyisihan ammonia dalam biofilter sesuai dengan kinetika laju reaksi orde nol. Nilai konstanta orde nol pada penyisihan ammonia sebesar 0,415 g m-2 hari-1 . Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk optimalisasi dalam pengolahan khususnya di kawasan budidaya air tawar.

ABSTRAK
Recirculating Aquaculture System RAS has get more attention since it environmentally friendly compared with conventional aquaculture system particularly in freshwater aquaculture. The objective of this study to evaluate the removal of ammonia in RAS affected by different feed loading of Total Ammonia Nitrogen TAN based on the culture of Gourami Osphrenomus gourami Lac . Treatment of ammonia in laboratory scale CycloBio Fluidized Sand Biofilter CB FSB was evaluated using effective size D10 of 0.6 mm and was expanded approximately 60 at a superficial velocity of 2,5 cm s. The CB FSB removed 59,33 100 of TAN concentration and reached 100 when using high feed loading 0,6 and 0,8 mg L . The ammonia degradation within the biofilter system, obtained by the ammonia measurements of the biofilter has been fitted satisfactorily to 0 order kinetic expression in good agreement with the results found in literature for laboratory studies. Rate constants k 0 order 0,415 g m 2 day 1 has been obtained based ammonia in this study. Thus, this work reports the first time the kinetics of ammonia oxidation in CB FSB in laboratory scale of Recirculating Aquaculture System. These results will provide useful information for the design in order to optimize the water quality in this activity."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Zaki Bafadal
"Amonia dalam limbah cair industri sulit terdegradasi di lingkungan dan berbahaya serta beracun bagi biota air maupun manusia. Dalam mengurangi kadar konsentrasi amonia dalam limbah cair, reaktor Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma yang dipadukan dengan nanobubble nozzle dapat digunakan. Nanobubble nozzle digunakan untuk menghasilkan gelembung nano yang diharapkan dapat membuat proses degradasi kadar amonia menjadi maksimal. Reaktor DBD plasma nanobubble menerapkan proses oksidasi lanjutan dengan mengandalkan spesi aktif kuat yaitu radikal ‧OH dan O3. Untuk mencegah ‧OH yang terbentuk kembali menjadi H2O2, maka dilakukan penambahan serbuk FeSO4.7H2O pada saat pembuatan limbah sintetik amonia. Hidrogen Peroksida pun ditambahkan pada waktu tertentu, untuk memaksimalkan pembentukan ‧OH. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja serta menganalisis pengaruh konfigurasi horizontal/vertikal reaktor DBD plasma nanobubble. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja reaktor DBD plasma nanobubble akan maksimal untuk mendegradasi amonia, jika dilakukan pada kondisi tegangan reaktor plasma 17 kV, laju alir gas umpan 5 liter/menit, pH 10, gas umpan adalah oksigen. Pada kondisi tersebut degradasi amonia mencapai 30.46% untuk reaktor berkonfigurasi horizontal dan 55.17% untuk reaktor berkonfigurasi vertikal. Konfigurasi reaktor DBD plasma nanobubble akan sangat mempengaruhi atau memberikan efek kepada hasil degradasi amonia. Konfigurasi vertikal menjadi konfigurasi terefektif yang dapat mendegradasi amonia. Hal tersebut dikarenakan saat konfigurasi vertikal maka aliran limbah akan mengalir secara sempurna mengenai seluruh bagian dalam reaktor, sehingga area kontak limbah dengan plasma semakin luas. Konfigurasi horizontal memiliki kekurangan, yaitu bagian dalam reaktor tidak secara sempurna terbasahi, akibatnya reaksi degradasi maupun pembentukan spesi aktif tidak efektif, hal tersebut membuat degradasi menjadi kurang maksimal.

Ammonia in industrial wastewater is difficult to degrade in the environment and is dangerous and toxic to aquatic biota and humans. In reducing the level of ammonia concentration in wastewater, a Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma reactor combined with a nanobubble nozzle can be used. The nanobubble nozzle is used to produce nanobubbles which are expected to make the ammonia level degradation process maximized. The DBD plasma nanobubble reactor applies an advanced oxidation process by relying on strong active species, namely ‧OH radicals amd O3. To prevent ‧OH from being reformed into H2O2, FeSO4.7H2O powder was added during the manufacture of ammonia synthetic waste. Hydrogen Peroxide was added at a certain time, to maximize the formation of OH. This study aims to test the performance and analyze the effect of the horizontal/vertical configuration of the DBD plasma nanobubble reactor. The results showed that the performance of the DBD plasma nanobubble reactor would be maximal to degrade ammonia, if it was carried out at a plasma reactor voltage of 17 kV, the feed gas flow rate was 5 liters/minute, pH 10, the feed gas was oxygen. Under these conditions, the degradation of ammonia reached 30.46% for the horizontally configured reactor and 55.17% for the vertically configured reactor. The configuration of the DBD plasma nanobubble reactor will greatly affect or have an effect on the results of ammonia degradation. The vertical configuration is the most effective configuration that can degrade ammonia. This is because when the configuration is vertical, the waste stream will flow perfectly to all parts of the reactor, so that the contact area of ​​the waste with the plasma is getting wider. The horizontal configuration has drawbacks, namely the inside of the reactor is not completely wetted, as a result the degradation reaction and the formation of active species are not effective, this makes degradation less than optimal"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Satya Lestari
"Aktivitas penduduk di Jakarta sangat berpengaruh terhadap jenis limbah yang dihasilkan, salah satunya berupa air limbah domestik yang berasal dari aktivitas rumah tangga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas efluen IPAL dan efisiensi IPAL domestik di Waduk “X”, Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan analisis sampel air pengolahan limbah domestik dengan parameter TSS, BOD, COD, minyak lemak, pH, amonia total dan total koli. Adapun pengambilan sampel, dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. Kemudian hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu air limbah domestik berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 68 Tahun 2016 dan dilakukan perhitungan persen efisiensi pengolahan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa IPAL domestik di Waduk “X”, Jakarta, dapat menurunkan kandungan TSS, BOD, COD, amonia total, minyak dan lemak serta pH sehingga memenuhi baku mutu, kecuali parameter total koli. Kemudian berdasarkan hasil perhitungan persen efisiensi pengolahan disimpulkan bahwa IPAL domestik di Waduk “X”, Jakarta, telah cukup efisien hingga sangat efisien dalam mengolah limbah TSS, BOD, COD, amonia total, minyak dan lemak."
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
551 JSDA 16:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sucipta Laksono
"Limbah pewarna batik berbahaya bila dibuang ke badan sungai tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu, konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD) pada air buangan limbah batik 1332-3192 mg/L. Pengolahan fisika, kimia, dan biologis dapat mengurangi kandungan kimia berbahaya air limbah batik. Untuk mengetahui kriteria desain dari pengolahan biologis maka diperlukan laju kinetika penguraian substrat. Laju kinetika penguraian substrat berpengaruh terhadap efisiensi dari pengolahan biologis dengan media biofilter. Reaktor biofilter dengan skala lab pada penelitian ini memiliki volume 36 liter, dan air limbah yang dipergunakan merupakan air yang telah melalui proses fisika dan kimia. Proses penelitian ini meliputi seeding yaitu proses pembiakan bakteri yang berasal dari air limbah perut sapi, aklimatisasi yang merupakan proses adaptasi bakteri rumen, dan feeding merupakan proses penguraian konsentrasi senyawa kimia pada air limbah batik. Proses penelitian ini berlangsung selama 68 hari. Waktu tinggal pada penelitian adalah 8 jam dengan debit 1,25 mL/s. Diperoleh laju kinetika penguraian yang diperoleh berkisar 0,174-0,244 hari-1, laju pertumbuhan sebesar 0,03584 hari-1, dan biomassa dengan nilai 0,2088 gVSS/gCOD. Penyisihan COD 60 - 90%, Suhu pada proses ini berkisar antara 27oC-30oC sedangkan pH pada penelitian antara 6,5-8,5.

Batik wastewater can damage the river ecosystem when discharged into water bodies without any prior treatment, Chemical Oxygen Demand (COD) content of the wastewater batik of 1332-3192 mg/L. Physical, Chemical, and Biological treatment can reduce the hazardous chemical constituents of wastewater batik. To determine the design criteria of the biological treatment, the kinetics rate of substrate decomposition is needed. The rate of decomposition kinetics of the substrate affect the efficiency of the biological treatment especially biofilter process. Lab-scale biofilter reactor in this research had a volume of 36 liters and the wastewater used in this research is water that has been through physics and chemical process. The research process includes seeding process, acclimatization, and feeding process. Seeding is the process of culturing rumen bacteria, Acclimatization is the process of adaptation of rumen bacteria in media biofilter, and feeding is the decomposition of chemical compounds in watewater batik by rumen bacteria. This research process lasted for 68 days. Residence time in the study was 8 hours with a flow rate of 1.25 mL/s. Decay rate from rumen bacteria between 0,174-0,244 Day-1, rumen bacteria growth rate is 0.03584 day-1, and biomass of 0.2088 gVSS / gCOD. COD removal 60-90%, the temperature in this process ranges from 27oC-30oC while the pH between 6.5 to 8.5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>