Ditemukan 168079 dokumen yang sesuai dengan query
Wiwit Sulianto
"Dengan pertambahan volume kendaraan yang tiap tahun bertambah maka masalah yang ada mengenai tingkat pelayanan khususnya pada pertemuan jalan arteri dengan jalan tol yang mengakibatkan daerah weaving area terjadi konflik sehingga kenyaman dan kemudahan kendaraan dalam manufer atau pindah lajur sering tidak stabil dengan arus yang lurus. Evaluasi tingkat pelayanan Weaving area ditinjau dengan 3 (tiga) cara yaitu cara H C M 1994 dan cara Manual K A J I TAHUN 1997 dan teori Wardrop. Langkah perbaikan tingkat pelayanan weaving area dilakukan dengan tiga teori tersebut yaitu dengan membuat alternatif berapa banyak lajur dan panjang weaving area yang dibutuhkan. Dari hasil analisa disimpulkan bahwa untuk meningkatkan tingkat pelayanan dari tiga teori tersebut yang cocol dengan kondisi lalu lintas jalan arteri yaitu cara Manual Kapasitas jalan Indonesia tahun 1997."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S35613
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Brown, Harriete J
New York : Harper & Brothers Published, 1952
745.52 BRO h
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Suwati Kartiwa
Jakarta: Djambatan , 1989
746.4 SUW k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Asman Ala
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T24937
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Diyaldin Firas Binandika
"Dewasa ini, jalan bebas hambatan telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat khususnya di Indonesia. Dalam penelitian ini, objek yang ditinjau adalah weaving section yaitu suatu area antara jalur masuk dan jalur keluar sehingga sering kali terjadi penumpukkan kendaraan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui panjang kritis weaving section dan melakukan analisa karakteristik pengendara pada area weaving section di jalan bebas hambatan Jabodebek. Penelitian ini menggunakan software Traffic Data Extractor dan Vehicle Trajectory Extractor untuk pengumpulan data. Dalam mengolah data, penelitian ini menggunakan metode yang dirumuskan oleh Roess untuk menganalisa panjang kritis weaving section di jalan bebas hambatan dan Greenshield methods untuk menganalisa critical gap pada area weaving section. Data panjang eksisting weaving section area Tol JORR (Cilandak – Desari) sepanjang 190 m. Hal ini dapat dikatakan weaving section karena kondisi di Tol Cilandak – Desari berada diantara pintu masuk (merging) dan keluar (diversion). Namun demikian standar panjang weaving section tersebut belum sesuai dengan standar Internasional yaitu 2000 m – 3000 m sesuai dengan DMRB (Design Manual for Roads and Bridges). Oleh karena itu peneliti melakukan analisis panjang kritis weaving section dan hasil penelitian menunjukkan panjang kritis weaving section Tol JORR (Cilandak – Desari) sebesar 2,66 km dimana panjang tersebut termasuk dalam kriteria weaving section dan critical gap untuk lead dan lag acceptance didapati sesuai dengan secara berturut-turut sebesar 1,33 detik dan 1,29 detik. Dari kedua hasil tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa kondisi eksisting weaving section cukup padat karena panjang jalan yang terlalu pendek.
These days, the freeway has become a very important need for the community, especially in Indonesia. In this study, the object being reviewed is the weaving section, which is an area between the entry and exit lanes so that there is often an accumulation of vehicles. The purpose of this study was to determine the critical length of the weaving section and analyze the characteristics of the driver in the weaving section area on the Jabodebek freeway. This research uses Traffic Data Extractor and Vehicle Trajectory Extractor software for data collection. In processing the data, this study uses the method formulated by Roess to analyze the critical length of the weaving section on the freeway and the Greenshield method to analyze the critical gap in the weaving section area. Data on the length of the existing weaving section of the JORR Toll Road (Cilandak – Desari) is 190 m long. This can be said to be a weaving section because the conditions on the Cilandak – Desari Toll Road are between the entrance (merging) and exit (diversion). However, the standard length of the weaving section is not in accordance with international standards, namely 2000 m – 3000 m according to the DMRB (Design Manual for Roads and Bridges). Therefore, the researchers analyzed the critical length of the weaving section and the results showed that the critical length of the weaving section of the JORR Toll Road (Cilandak – Desari) was 2.66 km where the length was included in the weaving section criteria and the critical gap for lead and lag acceptance was found to be in accordance with respectively 1.33 seconds and 1.29 seconds. From these two results, the writer can conclude that the existing condition of the weaving section is quite dense because the length of the road is too short."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rochman Achwan
German: LAP Lambert, 2011
338.04 ROC w
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Maghfirasari Adhani
"Generalisasi standar hidup adalah produk sampingan dari siklus Kelangkaan-Kelimpahan (Scarcity-Abundance) yang melepaskan manusia dari ikatan lokal dan gaya hidup yang kontekstual terhadap lingkungan bertinggal, mendorong kita menuju kehampaan (nothing), dan akhirnya membentuk konsep kelangkaan itu sendiri. Dengan sudut pandang tersebut, Tugas Akhir ini mengambil tema kelangkaan akan kehidupan kontekstual (scarcity of contextual living) yang terjadi pada komunitas Orang Laut Kepulauan Riau. Secara historis, Orang Laut adalah komunitas nomaden yang berubah menjadi seminomaden melalui interaksi antarbudaya. Orang Laut telah mengadopsi beberapa kegiatan domestik melalui asimilasi lewat aktivitas perdagangan. Membersihkan diri dengan sabun dan sampo produksi massal yang berbahan dasar kimia serta mencuci pakaian dengan deterjen telah merusak lingkungan hidup Orang Laut. Dengan membedah esensi anyaman kajang khas Orang Laut sebagai metode untuk merespons isu di atas, Tugas Akhir ini bertujuan untuk menenun kegiatan domestik hasil asimilasi dengan kesadaran Orang Laut akan lingkungan yang tercerminkan melalui penerapan gaya hidup padu di sampan berkajang dan memaksimalkan potensi sumber daya alam yang kontekstual terhadap tapak untuk mengurangi limbah kimia dari kegiatan domestik Orang Laut.
Generalized standard of living, a by-product of the Scarcity-Abundance cycle, stripped humans off their local ties and contextual lifestyle, pushed us to the nothing end of the continuum, and finally shaping the concept scarcity itself. With that point of view, this thesis emphasizes the theme scarcity of contextual living, with Riau archipelago`s Sea Nomads (Orang Laut) as the main actor of the research. Historically a nomadic turned into semi-nomadic community through intercultural interactions, Orang Laut have been adopting a few domestic activities through assimilation during trading. Cleaning themselves with mass-produced chemical toiletries and washing their clothes with detergents have damaged Orang Laut's living environment. By dissecting the essences of their kajang woven to be used as a method of respondingthe phenomenon, this final project aims to weave Orang Laut`s assimilated domestic activities with their environmental value through the application of compact sampan kajang lifestyle and maximizing the potential of existing natural resources to diminish chemical waste from Orang Laut`s domestic activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Salamun
Yogyakarta: BPNB, 2013
745.5 KER (1);745.5 KER (2)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Selangor: Institut Kraf Negara, 2009
R 745.5 SEN
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
"Kain tenun Endek merupakan kain khas Bali yang merupakan tenun ikat dengan tambahan teknik coletan atau nyantri pada benang yang diikat. Kain Endek memiliki keragaman jenis dan motif yang perlu dikaji perkembangannya pada sebuah wilayah, khususnya Kabupaten Gianyar sebagai salah satu tempat berkembangnya tenun Endek sejak dahulu, serta memiliki banyak sentra pertenunan yang telah berdiri sejak tahun delapan puluhan. Penelitian diawali dengan inventarisasi motif tenun Endek yang ada di lima pertenunan di Kabupaten Gianyar, kemudian dari motif-motif yang terkumpul diidentifikasi untuk mengetahui perkembangan motif tenun Endek di Kabupaten Gianyar. Perkembangan motif tenun Endek secara garis besar diklasifikasikan dalam lima jenis ragam hias, yakni ragam hias bangun berulang, ragam hias patra, ragam hias karang, ragam hias manusia dan ragam hias prembon.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library