Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154021 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Fauzi
"Pada umumnya untuk mendapatkan debit sungai rata-rata, maksimum atau minimum dari daerah aliran sungainya sangat sulit sekali kalau tidak ada data curah hujan pada suatu jangka waktu tertentu, ataupun tidak ada pengukuran debit secara langsung di lapangan dengan jangka waktu tertentu. Untuk kondisi itu maka diperlukan suatu bentuk pendekatan yang berlaku pada suatu luasan daerah aliran sungai agar didapat suatu korelasi yang dapat digunakan untuk memperkirakan debit sungai pada setiap waktu, mengingat luas daerah aliran sungai itu mudah mendapatkannya. Korelasi tersebut dinyatakan dalam suatu persamaan bentuk korelasi yang dapat mewakili hubungan debit pada suatu daerah aliran sungai dengan luas daerah pengaliran sungai tersebut. Daerah aliran sungai ( luas daerah aliran sungai) akan dianggap sebagai suatu sistem, sehingga masukan dan keluaran dari sistem tersebut mempunyai korelasi. Persamaan bentuk korelasi tersebut akan menjadi suatu bentuk model matematis, dan didapatkan melalui pendekatan empiris dengan menggunakan perangkat statistik regresi. Skripsi ini ditujukan untuk meneliti persamaan bentuk korelasi debit dan luas daerah aliran sungai pada sungai Citanduy dan sungai Ciujung."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Firdaus
"ABSTRAK
Sungai merupakan cekungan panjang yang menampung aliran permukaan yang bersumber dari curah hujan dalam suatu DAS dan aliran bawah permukaan. Menurut teori geomorfologi, bentuk DAS suatu sungai akan tergantung pada massa air yang bergerak di atasnya sebagai gaya eksogen yang bekerja pada DAS, disamping gaya endogen bumi yang membentuk rupa kulit kerak bumi.
Di lain pihak, secara rasional dimaklumi bahwa adanya hubungan antara perubahan tataguna lahan dengan besar aliran sungai. Luas DAS menentukan seberapa besar larian permukaan yang ditampung menjadi aliran sungai dan tataguna lahan menentukan seberapa besar hujan yang berinfiltrasi ke dalam tanah.
Karya tulis ini mencoba untuk mengetahui apakah bentuk hubungan antara luas DAS dan aliran sungai berubah bersama dengan waktu. Apabila ada perubahan, maka hal ini berarti bahwa teori geomorfologi hanya berlaku untuk kondisi DAS yang tidak berubah.
Metode yang digunakan untukmencari korelasi antara luas DAS dengan besar aliran, digunakan dengan regresi linear sederhana antara logaritma luas DAS dan logaritma aliran. Data besar aliran yang digunakan sebagai bahan studi adalah besar aliran ekstrem tahunan, aliran harian, dan aliran rata-rata tahunan. Dengan cara ini akan didapatkan bentuk korelasi yang berbeda tiap tahun. Dari perbedaan ini dapat dicari mengenai pengaruh perubahan tataguna lahan terhadap perbedaan bentuk korelasi ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanintyo
"Penelitian mendalam mengenai perilaku sistem persungaian atau Daerah Aliran Sungai untuk mengetahui karakteristik dan ciri fisiknya secara detail, membutuhkan serangkaian variasi data dan jumlah sampling yang relatif banyak untuk menjamin keabsahan atau validitas penelitian. Hasil penelitian ini sebenarnya memiliki kegunaan yang beragam terutama untuk keperluan konservasi dan kontrol lingkungan serta keperluan pengembangan dan penggunaaan lahan. Indonesia, sebagai negara berkembang hanya mengalokasikan sebagian kecil saja program pembangunannya untuk melakukan riset yang berhubungan dengan masalah ini.
Mengingat data mentah yang tersedia berupa rekaman pengukuran kuantitas debit, luas daerah aliran dan peta jaringan persungaian, biasanya tidak cukup dan tidak memadai, maka relatif tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya suatu penelitian yang bersifat mendalam. Akan tetapi dengan berdasarkan data-data tersebut saja, cukup untuk dapat dilakukan suatu prediksi mengenai perilaku umum suatu sistem persungaian.
Maka untuk mengoptimalkan data tersebut dikembangkan suatu penelitian yang berbasis pada pemikiran mengenai pola pembentukan raut muka bumi (morfologi) terutama akibat pengaruh dari luar (eksogen). Suatu kuantitas debit tertentu akan dianalogikan sebagai pengaruh luar (eksogen) yang akan berinteraksi membentuk suatu sistem daerah persungaian sebagai elemen morfologi permukaan bumi.
Dari interaksi ini akan dapat diketahui sejauh mana kekuatan hubungan dan validitas formulasi yang akan menghubungkan secara langsung antara panjangjaringan pengaliran sungai dengan debit alirannya. Dari formulasi yang dihasilkan ini dapat secara langsung dilakukan prediksi praktis mengenai karakteristik dan ciri suatu Daerah Aliran Sungai khususnya untuk secara langsung mengetahui besarnya kuantitas debit suatu sungai dengan hanya menggunakan data panjangjaringan alirannya saja, ataupun sebaliknya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Toga Vardon
"Sungai merupakan cekungan panjang yang menampung aliran permukaan yang bersumber dari curah hujan dalam suatu DAS dan aliran bawah permukaan. Menurut teori geomorfologi, bentuk morfologi sungai baik profil atau penampang memanjangnya, dipengaruhi oleh besar alirannya yang akan membentuk dan juga tergantung pada luas DAS. Luas DAS menentukan seberapa besar larian permukaan yang ditampung menjadi aliran sungai. Dengan_melihat fenomena tersebut di atas maka secara rasional dapat dibuat suatu hipotesa akan adanya korelasi luas DAS dengan debit aliran, dan korelasi tersebut harus mengikuti suatu pola yang teratur. Akan tetapi, dari hasil studi yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa bentuk korelasi antara luas DAS (A) dan debit aliran (Q), tidak memperlihatkan suatu pola yang teratur, yang artinya bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi perubahan bentuk korelasi antara Q dan A tersebut. Diperkirakan bahwa faktor curah hujan berpengaruh terhadap ketidakteraturan pola hubungan antara Q dan A tersebut. Untuk mengetahui pengaruh curah hujan terhadap perubahan bentuk korelasi, maka dilakukan analisa data curah hujan dan debit aliran untuk beberapa tahun pengukuran. Metode yang digunakan untuk mengetahui dominasi curah hujan terhadap perubahan bentuk hubungan antara debit sungai dengan luas DAS-nya adalah dengan membandingkan irama perubahan hubungan Q dan A dengan irama perubahan curah hujan."
2001
S34878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Endang Prihatini
"Daerah Aliran Sungai Serayu dengan luas 418.168 hektar ineinpunyai curah hujan rata-rata tahunan > 2000 mm, kemiringan lereng rata-rata > 15% dan sebagian besar jenis tanahnya latosol yang agak peka terbadap erosi. Dengan keadaan demikian maka DAS tersebut merupakan daerah yang memungkinkan untuk terjadinya erosi. DAS Serayu terbagi menjadi 9 Sub DAS, dua diantaranya adalah Sub DAS Sapi dan Sub DAS Tajuin. Kedua Sub DAS tersebut merupakan daerah tangkapan waduk Tajum (Sub DAS Tajum) dan waduk Gajah Ming (Sub DAS Sapi).
Dengan adanya erosi di kedua Sub DAS tersebut akan mengakibatkan dangkalnya waduk Tajuin dan waduk Gajah Ming. Sehubungan dengan dasar pemikiran di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui erosi yang terjadi di Sub DAS Sapi dan Sub DAS Tajuin dan kemungkinan meluasnya erosi di kedua Sub DAS tersebut. Adapun masalah yang dibahas adalah: dimana saja terjadi erosi di Sub DAS Sapi dan Sub DAS Tajum dan kemana kemungkinan meluasnya erosi di kedua Sub DAS tersebut'?
Yang dimaksud dengan meluasnya erosi dalam penelitian ini adalah bertarnbahnya luas daeràh yang tererosi dan juga munculnya daerah baru yang tererosi.
Dalam menentakan kemungkinan meluasnya erosi selain kondisi lereng, curah hujan, jenis tanah dan penggunaan tanah yang sama dengan daerah yang tererosi digunakan juga variabel kerapatan tanaman.
Hipotésa dari permasalah di atas adalah pada daerah dengan kondisi lereng, curah hujan, jenis tanah dan penggunaan tanah yang sama dengan kondisi daerah yang tererosi tetapi mempunyai kerapatan tanaman berbeda (lebih rapat) maka pada daerah tersebut mempunyai kemungkinan untuk meluasnya erosi."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusta Gunawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model optimasi untuk alokasi lahan DAS optimal dalam aspeks debit banjir, debit andalan, erosi, produktivitas, pendapatan dan ketenagakerjaan. Model optimasi dikembangkan menggunakan goal programming yang terintegrasi dengan proses hirarki analisis (AHP) dan sistem informasi geografis (GIS). Fungsi tujuan ditetapkan untuk meminimalkan penyimpangan atau deviasi dari tujuan pengelolaan DAS yaitu: pengendalian banjir dalam periode ulang seratus tahun, debit untuk memenuhi permintaan domestik, perkotaan, industri dan irigasi untuk tiga puluh tahun yang akan datang, tingkat erosi dengan harkat tingkat bahaya erosi sedang, produktivitas pertanian berdasarkan evaluasi lahan kelas agak sesuai (S-2), pendapatan petani sesuai dengan upah minimum regional dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk pekerja pertanian potensial yang ada di DAS. Prioritas pada fungsi tujuan ditentukan dengan teknik pembobotan menggunakan proses hirarki analitik. Variabel keputusan adalah hutan (X1), perkebunan (X2), lading/tegalan (X3), kebun campuran (X4), sawah (X5), semak (X6) dan permukiman (X7). Beberapa fungsi kendala tujuan terorganisir menjadi beberapa sub-model. Beberapa sub model tersebut ditentukan dengan menggunakan GIS seperti erosi, dan debit. Kendala fungsional adalah alokasi lahan untuk variabel keputusan tidak boleh melebihi lahan yang tersedia di DAS. Hasil uji model di DAS Manjunto, Provinsi Bengkulu-Indonesia, menunjukkan bahwa model optimasi yang dikembangkan berhasil menentukan alokasi lahan optimal dalam skala DAS ditinjau dari aspek debit banjir periode ulang 100 tahun, debit andalan untuk rumah tangga, industry, perkotaan (RIK) dan irigasi, erosi, produktivitas, pendapatan dan ketenagakerjaan. Namun beberapa kelemahan dari model ini seperti akurasi yang masih rendah perlu disempurnakan dalam penelitian lebih lanjut.

This study aims to develop an optimization model for land allocation in terms of discharge, erosion, productivity, income and employment aspects. The optimization model was developed using goal programming integrated with analytic hierarchy process and geographic information system. Objective function was set to minimize the deviation of goals watershed management namely : flood controlling in one hundred year time period, discharge to fulfill the demand domestic, urban, industry and irrigation, erosion rate within medium range, agriculture productivity within medium level, income in compliance with the minimum standard and create jobs to potensial agriculture employment. Priority of objective function was determined by weight method using analytic hierarchy process. Decision variables are forest (X1), plantation (X2), dry land fields (X3), mixed farms (X4), rice fields (X5), shrub (X6) and settlements (X7). Some goal constraint functions organized into several sub-models. Some of sub models determined using GIS such as erosion, and discharge. Functional constraints are the land allocations for them should not exceed the available land on watershed area. The test results in Manjuto watershed on Bengkulu Province showed that the developed optimization model has been successfully determined the optimal allocation of land in a watershed in terms of discharge, erosion, productivity, income and employment aspects. However, low accuration of this model needs to be refined in further research."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
D1402
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ede Aulah
"Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran Program Keluarga Berencana dan faktor-faktor yang berhubungan di masyarakat DAS Ciliwung. Populasi dari penelitian adalah seluruh keluarga/Pasangan Usia Subur DAS Ciliwung dan sampel penelitian adalah jumah kepala keluarga yang diambil secara purposive random sampling, dengan terlebith dahulu mengelompokkan ke dalam empat kecamatan menurut kondisi pembagian wilayah yang diteliti.
Penelitian ini difokuskan pada empat vaiabel yaitu ekonomi, pendidikan, TER (Total Fertility Rate), dan CPR (Contraceptive Prevalense Rate). Pertanyaan yang muncul adalah benarkah Program Keluarga Berencana (TFR dan CPR) meningkatkan Kesejahteraan Keluarga pada masyarakat DAS Ciliwung?
Berdasarkan hasil analisa dan model struktural dari penelitian ini, terlihat bahwa model yang diperoleh dengan dasar empirik sudah memenuhi persyaratan yang baik. Untuk itu dengan temuan dan model penelitian yang dikaji ternyata bahwa pelaksanaan Program KB (CPR dan TFR) serta faktor kesejahteraan keluarga cukup kuat dan efektif sebagai penentu dalam upaya menumbuhkan/peningkatan Ketahanan Nasional/Keluarga. Dengan kata lain pengembangan Ketahanan Nasional akan bisa ditingkatkan dan diperbaiki dengan upaya terus melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap aspek Program Keluarga Berencana dan faktor peningkatan kesejahteraan keluarga. Apabila diamatt, variabel-variabel pelaksanaan program KB dan peningkatan kesejahteraan keluarga, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, pengaruhnya terhadap ketahanan nasional adalah sangat bermakna (signifikan). Kebermaknaan pengaruh ini diduga ada alasan yang menyebabkannya. Yaitu faktor yang menentukan tumbuhan kesadaran ketahanan nasional adalah karena adanya upaya perbaikan pelaksanaan program KB (CPR dan TFR) yang tertangani/terkontrol dengan baik, di mana hal tersebut memberikan pengaruh pada penguatan kesejahteraan keluarga dengan lebih baik pula. Keadaan ini menunjukkan bahwa kalau faktor pelaksanaan Program KB dapat ditangani dengan baik, maka secara Jangsung dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga. Hingga akhirnya upaya peningkatan ksejahteraan keluarga menjadi faktor yang perlu mendapat perhatian lebih baik pula untuk dapat menunjang peningkatan kesejahteraan keluarga dan Ketahanan Nasional para peserta KB.

Base on Population Regulation No. 10 Year 1992, the Familiy Planning Program is one efforts to increase awareness and community action irugh increase age of the first marriage, setting the fertilty, and increase the social welfare of the family.
The aims of this study are io know the Family Planning Program and correlation within some factors in DAS Ciliwung. This research population are all eligible in DAS Ciliwung and research sample are 200 Family/eligible couple take by purposive random sampling, with devide 4 district according.
This research focus on four varible, there are economic, educational level, TFR, and CPR. The question was ia it the true that Family Planning (TFR and CPR) increasing Family welfare in DAS Ciliwung?
Based on anatiysis and structural model from this research, show that model which get by base empiric, data have fulfil the classification. And with this jinding and from research model inspected really that that family planning and Jamily welfare strong enough and effective as determination in effort to increase national resilience or family resilience. What we get from this research basically with theories or results of other research. if we inspect the variable family planning and family welfare, in partial or simultance, influences toward national reasilience are very significant. These influences have reason, factor which determine good or bad of increase national resilience are the effort on CPR participants, TFR which have good control, that term give influences on strengthen better family welfare. That all about influences family planning factor ioward affectivity family economic related with increase family welfare on DKI Jakarta people. Otherwise the activities of influence toward family income as a factor of more attention in term af supporting increasing family welfare and influence toward national resilience of family planning acceptors.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T33553
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Satria
Jakarta: Universitas Indonesia, 2001
M.80 Sat p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Rolia
"Kesehatan DAS (KesDAS) adalah ukuran struktur dan fungsi ekosistem yang ditandai dengan kelimpahan dan keragaman spesies, sumber anorganik dan organik, serta atribut fisik (termasuk kompleksitas habitat). Beberapa negara mulai mengembangkan instrumen penilaian kesehatan DAS, sebagai dasar untuk menentukan langkah pengelolaan DAS yang menjadi prioritas. Pendekatan sistem untuk penilaian dan perlindungan DAS yang sehat didasarkan pada evaluasi terpadu menurut US-EPA (2012) adalah kondisi lanskap, habitat, hidrologi, geomorfologi, kualitas air, dan kondisi biologis. Dan di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan RI No. 60 tahun 2014, klasifikasi DAS dihitung dengan kriteria kondisi lahan, kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air, sosial ekonomi dan kelembagaan, investasi bangunan air, pemanfaatan ruang wilayah.
Tujuan penelitian ini adalah menghitung kesehatan DAS di Provinsi Lampung, mengembangkan model penilaian kesehatan DAS dengan gabungan variabel Permnehut 60/2014 dan US-EPA 2012, serta membuat aplikasi untuk menghitung kesehatan DAS berdasarkan persamaan hasil pemodelan. Penelitian dilakukan di 28 lokasi yang tersebar di 5 DAS Provinsi Lampung. Data primer yang digunakan yaitu data kualitas air, data kondisi habitat, dan kondisi biotilik. Pembobotan dan skor variabel yang digunakan mengikuti aturan Permenhut 60/ 2014, untuk kualitas air memakai standar WQI, untuk habitat dan biotilik sesuai dengan panduan dari Ecoton 2011.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 18% (3 sub- DAS) dalam kondisi dipulihkan daya dukungnya berdasarkan perhitungan Klasifikasi Permenhut 60/2014. Penilaian kesehatan DAS dengan variabel US-EPA 2012 memiliki nilai bervariasi sesuai dengan kriteria yang ditinjau. Berdasarkan kondisi lanskap, hanya 5,8% (1 sub-DAS) yang dikategorikan sehat, dan berdasarkan kondisi geomorfologinya ada 2 sub-DAS dikategorikan tidak sehat. Hasil pemodelan diperoleh persamaan KesDAS dan biotilik dengan nilai R2 masing-masing sebesar 0,998 dan 0,946.
Untuk memudahkan dalam menghitung nilai kesehatan DAS dan menentukan upaya pengelolaan DAS berdasarkan skala prioritas, maka berdasarkan persamaan model yang diperoleh dibuatlah aplikasi perhitungan yang diberi nama DYTERasDAS (Dwita, Yasman, Titin, Eva, Retno, assesmen Daerah Aliran Sungai) menggunakan bahasa program PHP, jQuery, bootstrap, dan css yang berbasis web.

The watershed health (KesDAS) is a measure of the ecosystem structure and function characterized by the abundance of species diversities, organic and inorganic resources, and physical attributes (including the habitat complexity). Several countries have been established to develop the instrument for the assessment of the watershed health as the basis to justify procedures to set a priority in the watershed management. The system approach to the assessment and protection of a healthy watershed is based on the integrated evaluation by the United States-Environmental Protection Agency/US-EPA (2012) namely landscape condition, habitat, geomorphology, water quality, and biological condition. Furthermore, in Indonesia, the assessment refers to the regulation of the Ministry of Forestry Number 60 in 2014 (Permenhut 60/2014). In this standard, the watershed classification is justified by the criteria of the land condition, the water quantity, quality, and continuity, the socioeconomic and institutions, the investment on the water infrastructures, and the spatial utilization.
This research aims to estimate the watershed health in Lampung Province and to develop the assessment modelling of the estimation. The model combines the variables coming from the Permenhut 60/2014 as well as the US-EPA 2012. Besides, the application based on the results of the assessment modelling is also developed in this study. Furthermore, the data collection was conducted in 28 locations that are scattered in Lampung Province. The primary data used in this research includes the water quality, the habitat condition, and the macro invertebrate living on the riverbed. The variable scoring and weighing method applied in this study follows the Permenhut 60/2014 while the Water Quality Index (WQI) is used to justify the water quality. In the case of the habitat condition and the existence of the macro invertebrate, the analysis refers to the guidance of the Ecoton 2011.
The estimation based on the Permenhut 60/2014 shows that 18% (3 sub-watersheds) are categorized as ‘to be recovered’. Meanwhile, the calculation based on the US-EPA resulted in various categorizations in accordance with the assessed criteria. According to the criteria of the landscape condition, only 5.8% (1 sub-watershed) can be categorized as the healthy watershed. On the other hand, 2 sub-watersheds are categorized as unhealthy watersheds based on the criteria of the geomorphology. Besides, the value of the R2 resulted from the watershed health equation and bio-monitoring on the macro invertebrate are respectively 0.998 and 0.946.
Eventually, the results gained from the assessment modelling are continued with the development of the computational application that is called as DYTERasDAS. The DYTERasDAS stands for Dwita, Yasman, Titin, Eva, Retno, asesmen Daerah Aliran Sungai). This application uses the computer programming languages such as PHP, jQuery, bootstrap, and css that are on the web basis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>