Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101678 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Wulandari
"ABSTRAK
Tidak semua material, pada setiap proyek konstruksi, digunakan dalam proses pembangunan proyek tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya kerusakan dan kehilangan material selama proses konstruksi berlangsung. Kedua hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan program pencegahan pencemaran sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan penghematan biaya.
Pengamatan dilakukan pada proyek rumah tinggal, khususnya pada tahap pembuatan dinding di lantai satu, yag difokuskan pada pemakaian batu bata, semen, pasir dan cat serta kondisi lingkungan kerja yang ada di lokasi penelitian.
Persentase limbah yang terjadi selama proses pengerjaan dinding diperoleh dengan membandingkan antara nilai pekerjaan secara teoritis dan pada pelaksanaan. Persentase pemakaian lebih besar jika dibandingkan dengan teoritis (bata = 6-27%, semen = 7-99% dan pasir = 21-271%). Selain itu, dibandingkan juga nilai yang tercantum pada dokumen penawaran (RAB) dengan nilai pada pelaksanaan dengan hasil persentase pemakaian lebih kecil jika dibandingkan dengan TAB (bata = 5-12%, semen = 0-115%, pasir = 4-179%), sedangkan untuk pemakaian cat didapat hasil yang lebih besar dari RAB (31-40%). Dari hasil-hasil tersebut, diusulkan beberapa solusi untuk mengurangi maupun untuk menghilangkan masalah yang ada. Sedangkan untuk kondisi lingkungan kerja yang diamati, diusulkan untuk memperbaiki kondisi yang masih kurang baik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan program pencegahan pencemaran dapat meminimisasi pemakaian material bangunan, menghemat pengeluaran dan biaya operasional serta memperbaiki kondisi lingkungan kerja proyek.

"
2001
S34799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Nuriswarawati
"PT Kawasan industri Jababeka merupakan suatu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengembangan kawasan industri di daerah Cikarang, kabupaten daerah tingkat II Jawa Barat. Pada kawasan ini terdapat 1008 buah industri yang bergerak di berbagai bidang. Limbah cair yang dihasilkan bermacam-macam. Pengolahan Limbah cair ini dilakukan secara terpadu dengan menggunakan proses Lumpur aktif dengan menggunakan oxidation ditch.
Efluen Iimbah cair ini harus memenuhi syarat baku mutu yang ditetapkan dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 6 Tahun 1999. Efluen ini dibuang ke saluran Cikarang Bekasi Laut. Menurut data analisis Laboratorium Jababeka, nilai COD masih di atas baku mutu sehingga perlu penanganan lebih lanjut. Selain itu limbah Lumpur aktif (waste activated sludge) yang dihasilkan cukup banyak sehingga menjadi beban ekonomi bagi pengelola karena biaya pembuangannya cukup mahal.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Jababeka dalam hal limbah cair industri di Jababeka.
2. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah cair industri di VVWTP Jababeka.
3. Untuk mengetahui kemampuan aktivator biologis untuk mereduksi TS, TVS, TSS dan COD dalam Oxidation flitch dalam rangka upaya minimasi limbah cair industri di Jababeka.
Penelitian ini bersifat deskriptif dan eksperimental dengan membuat pilot oxidation ditch yang merupakan scale down oxidation ditch VVWTP Jababeka. Eksperimen dilakukan dengan ulangan sebanyak empat kali dalam berbagai variasi dosis (0,5 ml, 2,5 mf, 5 ml) dengan waktu detensi 24 jam. Kemudian eksperimen dilakukan dengan variasi waktu detensi (24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam) untuk dosis aktivator biologis 0,5 ml dan 5 ml. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan penurunan parameter dengan variasi dosis.
Kesimpulan dari penelitian ini:
1. Pengelolaan Iimbah cair di Kawasan Industri Jababeka sudah mengikuti arahan yang terdapat dalam Amdal Kawasan namun hasilnya tidak efektif terutama dalam hal pemantauan limbah cair industri.
2. Proses pengolahan limbah cair Kawasan industri Jababeka yang menggunakan metode lumpur aktif dengan oxidation ditch plant menghasilkan efluen yang sudah memenuhi baku mutu SK Gubernur Jawa Barat kecuali nilai COD yang masih di atas baku mutu. Selain itu, Oksigenasi oxidation ditch kurang, tidak adanya emergency plant menyebabkan rotor oxidation ditch tripped. Nilai MISS lumpur aktif pun cukup tinggi.
3. Kemampuan aktivator biologis dalam berbagai dosis untuk mereduksi TS, TVS, TSS dan COD dalam oxidation ditch dalam rangka upaya minimasi limbah cair industri menghasilkan kesimpulan bahwa dosis tidak berpengaruh pada kenaikan TVS dan penurunan TSS namun dosis berpengaruh pada kenaikan TS dan penurunan COD. Namun, perlu ada yang perlu digarisbawahi, dalam percobaan ini, masih dalam skala laboratorium sehingga untuk bisa dioperasionalkan harus di scale up dengan menggunakan pickle number.
Penelitian ini menghasilkan saran:
1. Beban pemantauan lingkungan yang selama ini ditanggung PT Kawasan Industri Jababeka hendaknya dipindahkan ke masing-masing industri dengan mengirimkan efluen limbahnya ke laboratorium yang ditunjuk dan memberikan laporan langsung kepada Jababeka
2. Perlu ada perbaikan dari sistem oxidation ditch seperti penambahan tangki ekualisasi untuk menghindari shock loading, perbaikan oksigenasi pada oxidation ditch dengan menambah jumlah rotor.
3. Dalam pengelolaan limbah dapat ditambah aktivator biologis 0,5 mill agar dapat menurunkan COD sampai dengan di bawah baku mutu lingkungan.

Jababeka Industrial Estate is private company which develops industrial area in Cikarang, Bekasi, West Java. There are 1008 industries operate in Jababeka that produce wastewater everyday. The wastewater treatment of these industries is integrated in one plant using activated sludge process.
According to the laboratory annual report, COD of supernatant is over the standard of Governor Decree of West Java No. 6 Year 1999. The
activated sludge process also produces wasted sludge that cost a lot of money because the disposal is expensive.
The aims of this research are:
1. To know environmental management in wastewater industry that implemented in Jababeka.
2. To know wastewater treatment process in Jababeka.
3. To know the removal of TS, TVS, TSS and COD by addition of Bio-Activator.
This research used descriptive and experiment method by using two oxidation ditch pilot which a scale down of Jababeka oxidation ditch. This experiment is repeated four times with various dosage of Bio-Activator (0,5 m11L, 2,5 mi1L and 5 ml1L).
The results are:
1. Jababeka has implemented environmental management in wastewater industry that stipulated in the environmental impact assessment of Jababeka but environmental control isn't goad enough,
2. Lack of oxygenation in oxidation ditch, sometimes oxidation ditch is tripped because there is no equalization tank, MLSS of sludge is very thick, because the activated sludge process is not in optimum condition.
3. There is no significant removal differences in various dosage except COD but can be used to reduce COD.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Novian Siddik
"Dunia konstruksi telah berkembang dengan pesatnya, sehingga dimana-mana kita dapat melihat proses konstruksi atau proses perubuhan bangunan sedang berlangsung. Proses ini akan menghasilkan limbah konstruksi dan perubuhan yang dapat dikelompokkan menjadi : material yang dapat didaur ulang (recyclable), limbah berbahaya (hazardous waste), dan landfill material (Johnston dan Mincks, 1992). Limbah konstruksi dan perubuhan yang dihasilkan semakin besar terutama di negara-negara maju seperti di Amerika Serikat yaitu sebesar 23 % dari total volume limbah padat (Johnston dan Mincks, 1992). Karena itu industri konstruksi merasakan kebutuhan untuk mengurangi besarnya limbah yang dihasilkan proyek-proyek mereka, sehingga perusahaan-perusahaan konstruksi dapat mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan pengelolaan limbah tersebut. Selain itu potensi penghematan biaya pada proyek-proyek mereka dapat diperbesar antara lain dengan cara pemanfaatan kembali material sisa ataupun material bekas pakai dengan baik. Penelitian kali ini difokuskan pada masalah pengelolaan limbah yang dihasilkan dari proyek perubuhan di Jakarta, terutama untuk mengidentifikasikan aliran material limbah kayu dari pihak yang menghasilkan sampai pemanfaatan kembali. Dari data-data yang didapat berdasar hasil pengamatan langsung ke proyek-proyek perubuhan dan interview terhadap pihak-pihak yang terkait, seperti tukang bongkar bangunan, penjual dan pengrajin material limbah bekas, diketahui terdapat kecenderungan-kecenderungan penggunaan kembali material limbah kayu dari sumbernya pada bangunan sampai dengan konsumen penggunanya.
Hasil penelitian mi memberikan identifikasi aliran material limbah kayu dari pihak yang menghasilkan sampai pemanfaatan kembali, yang dihasilkan dari proyek perubuhan di Jakarta. Aliran tersebut adalah sebagai berikut: Proyek perubuhan akan menghasilkan limbah kayu bekas yang akan dibeli oleh tukang bongkar. Apabila tukang bongkar tersebut memiliki tempat pengrajinan, maka kayu bekas tersebut akan diolah sendiri. Jika tidak atau ketika tukang bongkar tersebut sedang membutuhkan uang cash, maka kayu bekas tersebut akan dijual kepada pedagang atau pengrajin lain untuk diolah. Pengolahan yang dilakukan bermacam-macam sehingga menghasilkan perabotan untuk kalangan menengah atas, kusen untuk bangunan menengah atas, kayu yang dijual secara satuan untuk bangunan kelas bawah dan proyek-proyek konstruksi, kayu bakar untuk industri pembuat batu bata."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zainah
"Limbah pewarna merupakan limbah cair yang banyak dihasilkan dari Industri Tekstil dan sangat berbahaya bagi lingkungan. Metode Elektrolisis Plasma merupakan metode yang efektif dalam mendegradasi limbah pewarna karena kemampuannya dalam memproduksi OH radikal dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan metode elektrolisis plasma dalam mendegradasi limbah salah satu pewarna tekstil, yaitu Remazol Brilliant Blue dengan penambahan ion Fe2 dan gelembung mikro. Degradasi limbah pewarna mencapai 99,74 selama 180 menit dengan penambahan ion Fe2 sebesar 40 mg/L akibat adanya reaksi fenton. Penambahan gelembung mikro akan meningkatkan produksi OH radikal hingga sebesar 4,8 dan mampu menurunkan konsumsi energi sebesar 11,3 Nilai COD turun menjadi 20,56 mg/L dan telah memenuhi baku mutu Pemerintah sebesar 50 mg/L. Selain itu, konsentrasi limbah berkurang dari 150 mg/L menjadi 0,388 mg/L. Dimana kondisi maksimum didapatkan dengan menggunakan Na2SO4 0,02 M, tegangan operasi 700 Volt, dan kedalaman anoda 1 cm.

Dye waste is a liquid waste that mostly generated from the textile industry and is very dangerous for the environment. Plasma electrolysis method is an effective method in degrading dye waste because of its ability to produce radical OH in large quantities. This study aims to test the ability of plasma electrolysis method to degrade one of the textile dyes, Remazol Brilliant Blue, with the addition of Fe2 ion and microbubble. The dye waste degredation reached 99.74 for 180 minutes with the addition of 40 mg L of Fe2 ion as a result of fenton reaction. The addition of microbubble will also increase OH radical production by up to 4.8 and be able to reduce energy consumption by 11.3. The COD value decreased until 20.56 mg L and has fulfilled the Government standard of 50 mg L. In addition, the dye waste concentration decreased significantly from 150 mg L to 0.388 mg L. Maximum conditions are obtained by using 0.02 M Na2SO4, 700 Volt operating voltage, and 1 cm anode depth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanya Arifanti
"Kemampuan adsorpsi pada silika mesopori dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyerapan limbah zat warna pada industri tekstil. Namun, bahan baku prekursor TEOS dan TMOS untuk sintesis silika mesopori relatif mahal. Oleh karena itu, tongkol jagung dengan kandungan silika yang cukup tinggi dapat dijadikan alternatif bahan prekursor silika yang murah dan mudah didapat. Pada penelitian lain, sintesis silika mesopori dengan tongkol jagung sudah berhasil dilakukan. Untuk meningkatkan karakteristik silika mesopori dilakukan modifikasi jenis dan variasi rasio surfaktan. Sehingga pada penelitian ini dilakukan sintesis silika mesopori menggunakan bahan baku tongkol jagung dengan variasi rasio Pluronic 123 dan cetrimonium bromide sebagai template pori. Variasi rasio Pluronic 123/cetrimonium bromide yang digunakan pada penelitian ini adalah 1:0; 1:3; 1:1 dan 3:1 yang akan menghasilkan karakteristik silika mesopori dan daya serap terhadap zat warna yang berbeda. Adsrobat yang digunakan pada penelitian ini adalah zat warna kationik yaitu methylene blue dan brilliant green serta zat warna anionik yaitu methyl orange. Kemudian untuk jenis pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah SAXS, SEM, FTIR, BET, dan UV-Vis. Dimana sintesis silika mesopori yang dihasilkan memiliki luas permukaan sebesar 127 m2/g – 425 m2/g dengan kapasitas adsorpsi sebesar 7,47 mg/g – 9,84 mg/g pada zat warna kationik dan 0,67 mg/g – 1,3 mg/g pada zat warna anionik. Silika mesopori dengan luas permukaan dan kapasitas adsorpsi tertinggi dimiliki oleh silika mesopori dengan rasio Pluronic 123/ cetrimonium bromide 1:1. Selain itu diketahui bahwa silika mesopori lebih efektif untuk mengadsorpsi zat warna kationik dibandingkan zat warna anionik.

The adsorption ability of mesoporous silica can be used as an adsorben for dye waste in the textile industry. However, the raw materials of precursor, such as TEOS and TMOS are relatively expensive. Therefore, corn cobs which have a fairly high silica content can be used as a cheap and easy-to-obtain alternative for silica precursor material. In another study, the synthesis of mesoporous silica with corn cobs has been successfully carried out. To improve the characteristics of mesoporous silica, modification of the type and variation of surfactant ratio was conducted. Therefore, in this study, mesoporous silica was synthesized using corn cobs as raw material with various ratios of Pluronic 123 and cetrimonium bromide as a pore template. Variations in the ratio of Pluronic 123/cetrimonium bromide used in this study were 1:0; 1:3; 1:1 and 3:1 which will produce different mesoporous silica characteristics and absorption capacity toward dyes. The adsorbate used in this study was a cationic dye, namely methylene blue and brilliant green, and an anionic dye, methyl orange. Then for the types of tests carried out in this study are SAXS, SEM, FTIR, BET, and UV-Vis. Where the resulting mesoporous silica synthesis has a surface area of 127 m2/g – 425 m2/g with an adsorption capacity of 7.47 mg/g – 9.84 mg/g on cationic dyes and 0.67 mg/g – 1.93 mg/g on anionic dyes. . Mesoporous silica with the highest surface area and adsorption capacity is owned by mesoporous silica with Pluronic 123/cetrimonium bromide ratio of 1:1. In addition, it is known that mesoporous silica is more effective in adsorption of cationic dyes than anionic dyes"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komalul Hoer
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sartopo
"ABSTRAK
Di dalam upaya menjaga kesinambungan kegiatan industri perkayuan yang berwawasan lingkungan di Kalimantan Selatan, dirasa perlu untuk mendaurulangkan limbah industri. khususnya industri perkayuan. Ternyata saat ini masih perlu ditingkatkan pengelolaan sumber daya alam hutan dilaksanakan berdasarkan penglihatan lingkungan.
Oleh karena itu dalam rangka pengembangan industri perkayuan dan dalam upaya menyediakan energi nonkonvensional perlu dipilih suatu teknologi yang tepat, agar dapat membantu mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Salah satu teknologi pemanfaatan limbah sebagai energi alternatif adalah teknologi gasifikasi.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat minat dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat Para pengusaha industri kayu untuk memanfaatkan limbah kayu sebagai energi melalui gasifikasi. Berkaitan dengan tujuan tersebut di atas dilakukan penelitian terhadap 20 perusahaan kayu di Kalimantan Selatan yang terdiri dari 12 perusahaan HPH dan 8 perusahaan non HPH.
Untuk mendapatkan data primer dan sekunder, dalam penelitian ini digunakan cara-cara : observasi terbatas di perusahaan-perusahaan kayu, mengadakan wawancara kepada para pengusaha dan mengisi kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan secara cak dan sederhana.
Pengukuran minat dilakukan dengan dua model, model pertama diukur dengan lima kriteria persepsi yaitu harga energi yang digunakan, harga energi alternatif (gasifikasi), besarnya investasi untuk energi alternatif (gasifikasi), informasi teknologi gasifikasi, dan kemudahan investasi bagi para pengusaha. Sedangkan model kedua minat diukur dengan tujuh kriteria persepsi yaitu kriteria yang disebut di atas ditambah dengan kesadaran lingkungan para pengusaha, dan kesetiakawanan sosial para pengusaha.
Hasil pengolahan dari kedua model tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat minat para pengusaha termasuk kategori sedang.
Data dianalisis dengan menggunakan model regresi linier di mana sebagai variabel tak bebas adalah minat sedangkan variabel bebasnya menggambarkan status perusahaan, sumber modal perusahaan, lama pengoperasian, sumber energi yang digunakan dalam proses produksi, volume produksi, dan jenis produksi.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa :
1. Status perusahaan tidak menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat;
2. Sumber modal perusahaan menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat;
3. Lama pengoperasian perusahaan tidak menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat;
4. Sumber energi yang dipergunakan tidak menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat;
5. Volume produksi, bila minat diukur dengan lima kriteria maka yang menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat adalah hanya perusahaan dengan volume produksi antara 6000 - 12.000 m3 per tahun. Sedang bila minat diukur dengan tujuh kriteria maka yang menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat adalah perusahaan dengan volume produksi antara 6000 - 12.000 m3 dan di atas 120.000 m3 per tahun.
6. Jenis produksi yang dihasilkan, bila minat diukur dengan lima kriteria maka jenis produksi tidak menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat, sedangkan bila minta diukur dengan tujuh kriteria maka produksi kayu gergajian dan kayu lapis menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat.
Dari studi ini juga menunjukkan bahwa minat para pengusaha yang hanya dilihat dari pandangan teknis ekonomis menghasilkan faktor-faktor yang berpengaruh jauh lebih kecil dari pada jika minat menyertakan juga kesadaran lingkungan dan kesetiakawanan sosial para pengusaha. Oleh karena dalam pengambilan keputusan investasi untuk teknologi gasifikasi ini perlu menyertakan pertimbangan-pertimbangan kesadaran lingkungan dan kesetiakawanan sosial. "
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barnie Yansen Wahani
"ABSTRAK
Limbah fotografi merupakan limbah cair yang banyak mengandung logam terlarut. Kandupan terbesamya adalah logam perak yang merupakan salah satu logam yang berharga. Untuk itu perlu dicari cara untuk mengambil logam perak tersebut agar dapat dimanfaatkan kembali. Dengan memberi perlakuan kimia dan proses pemisahan yang tepat merupakan salah satu metode untuk mengambil logam perak tensebut. Metode ini dapat mengambil logam perak dari limbah fotografi hinga ± 98% (dari ± 4700 ppm menjadi ± 100 ppm).
Penelitian ini diawali dengan memberi perlakuan kimia terhadap limbah fotografi, yaitu dengan mereaksikan limbah tersebut dengan kalium hidroksida (KOH) dan natrium klorida (NaCl) untuk membentuk padatan perak. Tahapan ini dilakukan dengan beberapa variasi pH (9, 10 dan 11) untuk mengusir amonnia (NH3) yang membentuk senyawa kompleks dengan perak. Lalu dipisahkan dengan mikrofiltrasi untuk menyaring padatan tersebut.
Hasil dari pemisahan menunjukkan bahwa pada pH 11 untuk mencapai ± 100 ppm hanya membutuhkan satu kali proses, sedangkan untuk pH 9 clan 10 mernbutuhkan dua kali proses. Hal ini dikarenakan pada pH yang tinggi NH3 lebih mudah terlepas dari ikatannya dan berbentuk gas. Sedangkan peraknya berikatan dengan ion halida (CV) membentuk endapan (AgC1).
"
2000
S50861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>