Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119897 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Ananda
"Perkembangan infrastruktur jalan di Indonesia akan membutuhkan banyak nya batuan dan pasir untuk membangun jalan nasional dan jalan tol, sehingga dapat mempengaruhi alam. Dengan itu muncul solusi pemakaian limbah beton sebagai agregat pada perkerasan jalan untuk mengurangi jumlah batuan alami dalam pembuatan jalan nasional dan jalan tol. Limbah beton dapat kita jumpai dimanapun, limbah beton dapat berupa bongkahan penghancuran bangunan, puing-puing proyek infrastruktur, dan limbah beton pabrik. Penggunaan limbah beton akan dipakai sebagai agregat kasar dengan variasi kadar aspal 7%, 7,5%, 8%, 8,5%, dan 9%. Lalu digunakan kadar aspal 6%, 6,5%, 7%, 7,5%, dan 8% untuk agregat batuan sebagai pebanding penggunaan limbah beton sebagai agregat kasar. Pengujian akan dilakukan dengan Marshall Standard dan Immersion. Hasil menunjukan bahwa limbah beton sebagai agregat kasar meningkatkan Stabilitas, Marshall Quotient, VMA, dan VIM lalu menurunkan nilai VFA, Flow, dan Indeks Kekuatan Sisa.

The development of road infrastructure in Indonesia will require a lot of rock and sand to build street roads and toll roads, sthe needs of those materials can affect nature. With that came the solution of using concrete waste as aggregate on road pavements to reduce the amount of natural rock in the construction of street roads and toll roads. We can find concrete waste anywhere, concrete waste can be obtaint from demolishing bulidings, infrastructure project debris, and factory concrete waste. Waste concrete will be used as coarse aggregate with variations in asphalt content of 7%, 7.5%, 8%, 8.5%, and 9%. Then used asphalt content of 6%, 6.5%, 7%, 7.5%, and 8% for natural aggregates as a comparison for the use of concrete waste as coarse aggregate. Tests will be carried out with Marshall Standard and Immersion. The results show that waste concrete as coarse aggregate increases Stability, Marshall Quotient, VMA, and VIM and then decreases VFA, Flow, and Residual Strength Index values."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafid Firmansyah
"Kondisi permukaan jalan merupakan salah satu penyebab penyumbang kecelakaan di jalan, skid resistance memiliki peran penting untuk menahan roda supaya tidak mudah tergelincir. Penelitian ini berfokus pada faktor limbah beton sebagai agregat menengah dan faktor suhu pada permukaan perkerasan jalan dengan tipe AC-WC batas tengah. Penelitian ini akan membandingkan pengaruh penggunaan limbah beton sebagai agregat menengah pada campuran AC-WC batas tengah dengan agregat alami pada campuran AC-WC batas tengah terhadap nilai skid resistance dengan perubahan suhu. Digunakan presentase limbah beton sebagai agregat menengah sebanyak 43%. Kadar aspal optimum yang digunakan untuk campuran agregat batuan sebanyak 8% dan untuk campuran limbah beton 9%. Pengujian ini digunakan alat british pendulum tester dengan variasi suhu yang digunakan pada penelitian adalah 26oC, 30oC, 35oC, 40oC, 45oC, dan 50oC. Pengujian juga digunakan 2 kondisi berbeda, yaitu kondisi standart dan kondisi immersion dalam bak perendam selama 24 jam dengan suhu 60oC. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai skid resistance campuran limbah beton lebih tinggi dibandingan dengan campuran agregat batuan, dengan nilai skid resistance yang akan semakin menurun jika suhu permukaan semakin, tingkat korelasi antara nilai skid resistance dengan suhu adalah sedang.

The condition of the road surface is one of the causes of accidents on the road, skid resistance has an important role to keep the wheels from slipping easily. This research focuses on the recycle concrete aggregate factor as intermediate aggregate and the temperature factor on the surface of road pavement with the middle limit type AC-WC. This study will compare the effect of using recycled concrete aggregate as intermediate aggregate in the middle limit AC-WC mixture with natural aggregate in the middle limit AC-WC mixture on the value of skid resistance with temperature changes. The percentage of recycled concrete aggregate as an intermediate aggregate is used as much as 43%. The optimum asphalt content used for a mixture of rock aggregate is 8% and for a mixture of recycled concrete aggregate 9%. This test used a British pendulum tester with temperature variations used in this study were 26oC, 30oC, 35oC, 40oC, 45oC, and 50oC. The test also used 2 different conditions, namely standard conditions and immersion conditions in an immersion bath for 24 hours at a temperature of 60oC. From the results of the study, it was found that the skid resistance value of the recycled concrete aggregate mixture was higher than that of the natural aggregate mixture, with the skid resistance value decreasing as the surface temperature increased, the correlation level between the skid resistance value and the temperature was moderate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Fikri
"Limbah beton merupakan limbah yang dihasilkan dari pembangunan dan pembongkaran bangunan. Pembangunan yang dilakukan secara terus-menerus meningkatkan kebutuhan produksi beton yang nantinya juga akan menghasilkan pertambahan jumlah limbah beton. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah beton sebagai pengganti agregat menengah dalam campuran AC-WC dengan suhu pencampuran panas (HMA) terhadap nilai volumetrik marshall yang meliputi : Voids in Mixture (VIM), Voids in Mineral Aggregates (VMA), Voids Filled with Bitumen (VFB), Stabilitas, Kelelehan (flow), Marshall Quotient (MQ), dan Indeks Kekuatan Sisa (IKS). Limbah beton yang digunakan sebelumnya dilakukan peremajaan berupa pencucian dengan tujuan untuk mengurangi kandungan abu beton yang terdapat dalam limbah beton. Hasil penelitian ini menunjukkan dengan penggunaan jumlah limbah beton sebanyak 43% didapatkan peningkatan nilai dalam hal KAO, VIM, VMA, stabilitas, dan MQ serta penurunan nilai dalam hal VFB, kelelehan, dan IKS.

Concrete waste are waste that are produced from construction works and demolitions. Construction works that keeps increasing create the needs for concrete production that will eventually increase the amount of concrete waste. This research was conducted to know the effects of using recycled concrete aggregates (RCA) as replacement for medium aggregates in an AC-WC HMA mixture to the marshall volumetric values that includes : Voids in Mixture (VIM), Voids in Mineral Aggregates (VMA), Voids Filled with Bitumen (VFB), Stability, Flow, Marshall Quotient (MQ), and Residual Strength Index. Before using the RCA, treatment was given by washing the RCA to reduce the amount of cement that are contained within the RCA. The result shows from using 43% of RCA there is an increase in terms of OAC, VIM, VMA, stability, and MQ as well as a reduction in terms of VFB, flow, and Residual Strength Index."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunian Budhiasto
"Beton adalah bahan yang sangat luas penggunaannya di dalam dunia konstruksi,
mulai dari konstruksi rumah tinggal, bangunan-bangunan tinggi sampai konstruksi-
konstruksi khusus. Dengan penggunaannya yang luas, terdapat bermacam-macam
klasifikasi jenis beton, misalnya beton ringan, beton normal dan beton densitas tinggi.
Beton densitas tinggi digunakan untuk struktur bangunan khusus yang berfungsi
sebagai penahan/pelindung terhadap radiasi. Tetapi data/pengetahuan mengenai sifat-
sifat mekanik dari beton densitas tinggi ini belum banyak kita ketahui. Di samping itu
terdapat bermacam-macam bahan untuk membuat baton densitas tinggi, yang tentunya
setiap bahan tersebut akan mempunyai sifat mekanik yang berbeda pula.
Atas pertimbangan itulah maka Tugas Akhir ini dilakukan untuk meneliti sifat-
sifat mekanik dari beton densitas tinggi, dengan menggunakan Barit ( BaSO4 ) sebagai
agregat. Sifat mekanik yang akan diteliti adalah : kekuatan tekan, kekuatan tarik,
Modulus Elastisitas ( E ) dan Poisson?s Ratio, serta sifat rangkak ( creep ) dari
beton tersebut, serta kemungkinan perubahan sifat mekanik tersebut akibat suatu
pemanasan sampai dengan suhu tertentu, yaitu 200 °C. Penelitian ini dilakukan sebagai
kelanjutan dari penelitian yang telah dilakukan oleh rekan Fritzko M. yang meneliti
mengenai kemampuan beton barit sebagai penahan radiasi (Rancang Campur Beton
dengan Barit sebagai Penahan Radiasi dan Struktur Bangunan).
Metode penelitian akan dilakukan berdasarkan standar ASTM, dengan
memperhatikan peraturan serta standar lain yang ada. Di samping itu akan dilakukan
perbandingan antara antara 3 jenis kombinasi material pembentuk beton, yaitu : barit dan
pasir barit, barit dan pasir Merapi, serta barit dan campuran pasir Merapi
dengan pasir besi. Semen yang digunakan adalah semen tipe I dengan tambahan bahan
aditif berupa senyawa kimia yang dapat meningkatkan densitas beton dan mempunyai
daya tahan terhadap pengaruh sulfat. Sebagai bahan pembanding akan dibuat pula
sampel berupa beton normal/beton biasa.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui sifat-sifat mekanik dari beton
densitas tinggi dan perbandingan sifat-sifat mekanik tersebut berdasarkan material
pembentuknya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan ukuran kekuatan
yang diharapkan dari beton yang didisain pada struktur nyata."
1996
S34509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Essy Arijoeni Basoenondo
"ABSTRAK
Panelitian kali ini dititik beraikan pada penambahan serat alum serabut kelapa pada beton daur ulang yang bertujuan untuk mengetahui sifat dari beton segos maupun beton keras.. Dengan penambahan serabut kelapa mulai dari 0.25kg/m3, 0.5 kg/m3, 0.75kg/m3 dan 1 kg/m3, digunakan mutu beton 25 MPa didapat komposisi campuran semen : pasir : kerikil = 1 : 1.7 : 2.6 dengan faktor air semen 0.6.
Hasil penelitian kekuatan tekan beton yang dapat dicapai pada umur 28 baru sebesar 28.78 MPa. Sedangkan dengan menambahkan serabut kelapa sampai dosis 0.75 kg/m3, kekuatan tekan yang dihasilkan pada umur 28 hari sebesar 32.224 MPa meningkat sebesar 12%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Syahrul Fuad
"ABSTRAK
Untuk meningkatkan mutu beton, disamping komposisi semen, agregat kasar, agregat halus, dan faktor air semen, juga diperlukan bahan tambahan.
Bahan tambahan ini bertujuan untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras, misalnya mempercepat pengerasan, menambah encer adukan, menambah kuat tekan, menambah daktilitas, memperlambat terjadinya retak-retak.
Salah satu bahan tambahan beton adalah fiber. Pemikiran dasar pemakaian fiber ini adalah menulangi beton dengan orientasi random, sehingga dapat mencegah terjadinya retak-retak pada beton yang terlalu dini, akibat panas hidrasi maupun akibat beban.
Dengan dicegahnya retak-retak yang telalu dini, mengakibatkan kemampuan bahan untuk mendukung tegangan-tegangan yang terjadi akan semakin lebih besar.
Bahan fiber ini ada beberapa jenis. Seperti baja, karbon, nilon, dan polypropylene. Sedangkan bentuknya, seperti oval, rektangular, bergantung pada proses pembuatan dan bahan mentahnya yang dipakai. Dalam penelitian ini dipakai dipakai polypropylene.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penambahan serat polypropylene terhadap kuat tekan, kuat tank talc langsung, kuat tank lentur, dan daya tahan abrasi pada beton.
Hasil pengujian menunjukkan, bahwa dengan tambahan 0,1%-0,3% fiber, kuat tekan, kuat tarik tak langsung, kuat tarik lenturnya meningkat dan abrasinya menurun.

ABSTRACT
To increase quality concrete, beside cement composition, coarse aggregate, fine aggregate, and water cement ratio, even if require admixtures.
These admixtures to aim at change one or more properties concrete at still fresh or hardened, increase soft paste, increase compressive strength, increase ductility, delaying the growth of ckracks.
One of admixtures for concrete are fibers. The basic idea use of fibers are the bones at concrete with ramdom orientate, until it can the restrain growth of very early ckracks at concrete, result both hydrated temperature and load. With the restrain growth of very ckracks, result in capability material to carry happened strength more bigger.
Fiber material have some type. As steel, carbon, nylon, polypropylene. At the time shape, as oval, rectangular, hang by activation process, and the use of crude material. In this research the polypropyline will be used.
The aim of this research is to find out the effect of the increase of Polypropylene fibers on concrete compressive strength, tensile strength, flexural strength, and abrasion.
The test result show that by adding 0,1% - 0,3% fibers, compressive strength, tensile strength, flexural strength are mounting and abrasion is reduce."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Dwisetyowati
"Berkembangnya penggunaan plastik merupakan dampak positif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi; tetapi intensitas penggunaan plastic yang semakin tinggi atau banyak dalam berbagai tipe produk, menyebabkan bahan plastik menyumbangkan masalah yang cukup serius bagi lingkungan. Hal ini disebabkan banyak produk plastik yang digunakan belum ramah terhadap lingkungan, dengan artian sulit untuk terurai atau terdegradasi.
Mengacu kepada penelitian sebelumnya bahwa plastik jenis Polyethylen Terepthalate (PET), yang biasa digunakan sebagai kemasan air minum, dapat digunakan menjadi agregat kasar ringan dengan berat jenis agregat sebesar 1,3. Dalam Penelitian ini, digunakan metode yang sama dalam hal proses pembuatan agregat dan rancang campur yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Proses pertama adalah pengumpulan bahan baku agregat yaitu botol plastik PET, selanjutnya dilakukan pemotongan botol dengan ukuran ± 4-5 cm. Kemudian, plastik dibakar dengan menggunakan minyak tanah. Pembakaran plastic menghasilkan agregat dengan bentuk sesuai wadahnya. Oleh karena itu dilakukan pemecahan agregat hingga gradasi yang diinginkan.
Penelitian ini dititikberatkan mengenai sifat-sifat mekanis dari beton ringan yang menggunakan agregat kasar ringan dari plastik PET selain uji tekan yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Namun pada penelitian ini uji tekan tetap dilakukan sebagai pembanding dengan hasil sebelumnya. Sifat-sifat mekanis tersebut diantaranya adalah modulus elastisitas tekan dan tarik, angka perbandingan Poisson, kuat tarik belah, kuat lentur, kuat geser, kuat tarik beton, susut dan rangkak beton.
Hasil akhir yang didapat dari penelitian ini adalah nilai kekuatan untuk masing-masing sifat mekanis beton. Untuk uji tekan yang dilakukan diperoleh nilai yang sangat jauh berbeda dibanding hasil pada penelitian sebelumnya yaitu sebesar 36,82%. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan kehalusan permukaan agregat yang dihasilkan dari proses pembakaran botol plastik, kandungan air pada proses pengecoran, bentuk serta gradasi agregat yang dihasilkan. Kuat tekan yang dihasilkan pada penelitian ini sebesar 129,5117 kg/cm2 dimana untuk sifat mekanis beton ringan yang lain mempunyai korelasi terhadap nilai tersebut. Berdasarkan kuat tekan yang dihasilkan, beton ringan tersebut dapat digunakan untuk struktural ringan.

Research and technology development gives a good influence to the escalation of plastic material utilizing; but utilization increase of many kind plastic products cause some serious problems to the environment. As we know, many kind of plastic products, which are used, give negative influences to the environment as they are very difficult to be decomposed.
Based on the previous research that Polyethylen Terepthalate (PET) plastic, which usually use as mineral water bottle, can be used as lightweight coarse aggregate. Lightweight coarse aggregate which is made from PET has 1,3 specific gravity. In this research, used the same method with the previous research for making lightweight coarse aggregates and mix design. For the first step, colecting basic material of the aggregate which is mineral water bottle PET, then cut the plastic bottle with size ± 4-5 cm. After that, burn the plastic with using petroleum. The plastic burning produce aggregate with shape same as the container. Because of that, we have to crushing the aggregat until gadation that we need.
This research emphasizes about mechanical properties of lightweight concrete which use lightweight coarse aggregate from PET. Testing for the compressive strength of concrete had done in the previous research, but we did it again in this research to compare the result. Research of mechanics characteristic that we do except the compressive strength are modulus of elasticity, elastic modulus, Poisson?s ratio, splitting tension strenght, flexural strength, shear strength, shrinkage and creep.
The final result from this research is strenght value of each lightweight concrete mechanic characteristic. Result of the compressive strength lightweight concrete is different with result of previous research. The different is about 36.82 %. It is caused by the different smooth surfaces of lightweight coarse aggregates which result from the burning process plastic bottle, water content, shape and gradation of coarse aggregate. Result of the compressive strength in this research is 129.5117 kg/cm2. The strenght of mechanical properties have correlation with that compressive strength value. Based on the result of the compressive strength, this lightweight concrete can be use for light structural."
2008
S35170
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Bimaputra
"
ABSTRAK
Sekitar tiga perempat dari volume beton terdiri dari agregat, yang terdiri dari agregat halus dan agregat kasar, sehingga tidak dapat disangkal bahwa sifat-sifat mekanis yang dimiliki oleh suatu jenis beton sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat agregat pembentuknya. Salah satu kriteria penting dari pemilihan agregat tersebut ialah gradasi atau keragaman ukuran dari agregat tersebut. Khusus untuk agregat kasar pada beton untuk bangunan umum gradasi normal ialah antara 4,75 mm sampai 75 mm (standar ASTM), dengan asumsi umum bahwa komposisi yang baik, untuk mendapatkan kuat tekan beton yang optimal, ialah yang mendekati standar minimum (biasanya dipakai agregat kasar dengan gradasi dari 0,5 cm sampai 2,5 mm) dari standar komposisi tersebut. Tetapi belum pernah dilakukan penelitian resmi untuk menguji asumsi tersebut, hal inilah yang mendasari dilakukannya penelitian ini.
Dalam skripsi ini dilakukan pengujian sifat-sifat mekanis dari beton, yaitu kuat tekan dan lentur, dengan menggunakan split sebagai agregat kasar yang dibagi menjadi lima klasifikasi sampel. Masing-masing klasifikasi sampel mempunyai ukuran maksimum agregat kasar yang berbeda, bervariasi dari 1, 2, 2.5, 3 dan 4 cm, yang berasal dari sumber batu pecah yang sama. Untuk semen digunakan Portland Cement Type I dan sebagai agregat halus digunakan pasir alam. Jenis pengujian dan pemeriksaan meliputi analisa berat jenis dan penyerapan bahan agregat halus dan agregat kasar, pemeriksaan kadar lumpur dan kotoran organik agregat halus, analisa saringan agregat halus dan agregat kasar, pemeriksaan keausan agregat kasar, percobaan mix-design, uji kuat tekan beton dan uji lentur tarik beton. Sampel yang diuji berbentuk silinder (untuk uji kuat tekan) dan balok mini (untuk uji lentur).
Penelitian ini akan mencoba untuk menyimpulkan pengaruh dari variasi ukuran nominal maksimum dari agregat kasar terhadap kualitas beton, sehingga dapat diketahui batas-batas ukuran butiran agregat kasar untuk menghasilkan beton dengan kualitas optimal.
"
1997
S34663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada suatu konstruksi bangnman, beton merupakan bagian yang penting dan
mempunyai andil yang besar terhadap kekuatan konstruksi bangunan tersebut. Salah
satu faktor yang mempengaruhi kekuatan beton ialah mutu material-material penyusun
campuran beton. Pada suatu bangunan tertentu diperlukan beton bertulang dan
pemasangan tulangan daiam beton bertulang ini harus sesuai dengan perhitungan yang
telah dilakukan ahli-ahli Sipil. Spesifikasi mutu beton biasanya dinyatakan dalam kuat
campuran beton. Untuk mengetahui apakah beton-beton yang ada pada suatu konstruksi
bangunan telah memenuhi spesifikasi yang diharuskan, tentunya perlu dilakukan suatu
pemeriksaan
Pemeriksaan ini dapat dilakukan tanpa merusak sehingga tidak mempengaruhi
kekuatannya setelah pemeriksaan dilakukan. Salah satu metoda tak merusak yang dapat
dilakukan untuk pemeriksaan beton bertulang ini adalah uji ultrasonik, yaitu dengan
memanfaatkan gelombang akustik berfrekuensi tinggi. Dasar dari metoda ini adalah
adanya perbedaan kecepatan gelombang ultrasonik di dalam beton akibat adanya cacat-
cacat berupa keropos atau retakan yang mungkin terdapat baik di dalam maupun pada
permukaan beton dan adanya perbedaan kecepatan gelombang ultrasonik di dalam
tulangan baja.
Pada penelitian ini dibuat beberapa benda uji baik yang berbenruk kubus,
silinder, maupun balok dengan maupun tanpa tulangan baja dengan kual lekan yang
berbeda-beda sebagai model pengujian dengan pengkombinasian gradasi agreat kasar.
Peugujian ultrasonik pada benda uji dilakukan dengan metode transmisi. Pada pengujian ini digunakan slat yang dapar mengeluarkan gelombang ultrasonik dengn frekuensi 54 khz dan kecepatan gelombang yang merambat dalam beton 3,5 - 4,5 km/s tergantung mutu beton."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>