Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hayatin Nafis
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S34513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Subekti
"ABSTRAK
Implementasi pelarangan belok kiri langsung (NLTOR) pada persimpangan
bersinyal tertuang pada UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan pasal 112 ayat 3. Permasalahan yang timbul adalah belum adanya petunjuk
teknis terkait penerapan NLTOR. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
analisis akibat arus belok kiri pada berbagai tingkat arus di kaki pendekat simpang
bersinyal dan menentukan batas efisien komposisi arus lalu lintas pada pengaturan
belok kiri langsung (LTOR) dengan indikator waktu tundaan kendaraan, panjang
antrian kendaraan, dan waktu tundaan pejalan kaki menyeberang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan simulasi antara kondisi NLTOR
dan LTOR dengan menggunakan model MKJI dan perangkat lunak VISSIM. Hasil
uji chi square menunjukkan model MKJI paling mendekati dengan hasil observasi
lapangan. Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi volume 500 ? 1000
smp/jam dan lebar pendekat 5,5 meter, kinerja persimpangan pada kondisi
NLTOR lebih baik dari pada kondisi LTOR. Selain itu, kondisi batas penerapan
LTOR untuk parameter tundaan dan panjang antrian kendaraan adalah sebagai
berikut: Kondisi I (untuk persentase volume belok kiri 0-25 %) penerapan LTOR;
Kondisi II ( persentase volume belok kiri 25-65 %) pengaturan LTOR
diperbolehkan dengan syarat dilakukan upaya manajemen persimpangan; Kondisi
III (persentase volume belok kiri 65-100 %) penerapan NLTOR. Kondisi batas
untuk parameter tundaan pejalan kaki adalah Kondisi I (persentase volume belok
kiri 0-65 %) penerapan LTOR; Kondisi II (persentase volume belok kiri 65-100
%) penerapan NLTOR.

ABSTRACT
The implementations of the No-Left turn on Red (NLTOR) at the signalized
intersection is contained in Act No. 22 of 2009 about Traffic and Road Transport
article 112 paragraph 3. The problems is technical guidance of the implementation
has not issued yet. This research is aim to conduct an analysis of the effect of turn
left at traffic different levels of the flow at the approaches of the signalized
intersection and to define the limits of traffic flow settings turn left on red with the
indicator delay time composition, length vehicles queue and pedestrian crossing
time delay. Traffic flow is simulated between various condition of the NLTOR
with LTOR using MKJI model and VISSIM software. Chi square result shows
that the calculation model is the closest to the results of the observation field. The
results show that on volume 500-1000 smp/hour and 5.5 meters width, the
performance of NLTOR are better than LTOR. The boundary conditions for the
implementation of LTOR for the delay parameter and the length of the queue of
vehicles are: Condition I (0-25% volume of left turn traffic) LTOR
implementation; Condition II (25-65% volume of left turn traffic) LTOR is
allowed subject to intersection management; Condition III (65-100% volume of
left turn traffic) implementation of the NLTOR. The boundary conditions the
delay parameter for pedestrians are: Condition I (0-65% volume of left turn
traffic) LTOR implementation; Conditions II (65-100% volume of left turn traffic)
NLTOR implementation."
2012
T31497
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Perencanaan persimpangan ditujukan untuk mengurangi titik konflik di persimpangan jalan, mengurangi kecelakaan lalu lintas, mengurangi waktu tundaan dan mengoptimalkan arus lalu lintas. Proses perencanaan persimpangan memerlukan waktu dan tingkat keahlian dari perencana. Sehingga adanya perangkat pendukung yang memadai akan membantu serta mengoptimalkan perencanaan persimpangan dan waktu yang dibutuhkan untuk merencanakan persimpangan tersebut. Tujuan pengembangkan perangkat lunak uni adalah untuk membantu perencanaan geometrik persimpangan tidak sebidang empat kaki simpang.Yang dimaksud dengan perencanaan geometrik adalah meliputi perencanaan jumlah dan lebar lajur, jarak pandang, kelandaian, daerah penggabungan (merge) dan pemisahan (diverge), dan penentuan radius ramp serta radius loop. Pengembangan perangkat lunak ini dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic versi 5.0. Proses pengembangannya meliputi konsep dan pengembangan program yang dibuat berdasarkan tahap-tahap perencanaan geometrik persimpangan tidak sebidang, dengan menggunakan standar-standar dan referensi yang memiliki kelebihan-kelebihan dan dapat diterapkan di Indonesia seperti standar Bina Marga, standar AASHTO, standar Inggris TD 22/92. Hasil pengembangan program Intersign 5.0 yaitu merencanakan geometrik persimpangan tidak sebidang empat kaki simpang sehingga dari suatu bentuk persimpangan didapat perencanaan geometriknya berupa lebar dan jumlah lajur, jarak pandang henti dan jarak pandang menyiap, jari-jari ramp, jari-jari loop, kelandaian, bentuk daerah penggabungan dan pemisahan, dimensinya serta gambar detail per titiknya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Suatu persimpangan tidak sebidang dirancang untuk memberikan tingkat kehandalan yang tinggi dalam menampung arus laiu lintas yang memasuki suatu persimpangan Hntersection). Kondisi optimum adalah tidak terjadinya gangguan atau kontiik pada setiap komponeh arah pergerakan -pada setiap kaki simpang sedemikian rupa sehingga tundaan yang terjadi minimum. Tetapi faktor biaya konstruksi dan ketersediaan iahan kerap menjadi kendala dalam pemilihan suatu persimpangan. `OIeh karena itu pemilihan tipe persimpangan empat kaki simpang tidak sebidang atau simpang susun (interchanges) empat kaki simpang hams dilakukan secara akurat untuk memperoleh fungsi yang optimal dari suatu persimpangan.
Perancangan persimpangan khususnya pada tahap pemilihan poia persimpangan tidak sebidang merupakan suatu pekeljaan yang memakan waktu dan hal ini memerlukan tingkat keahlian tertentu dan seorang insinyur perencana. Selain dari banyaknya variabel yang harus diperhitungkan _ dalam perencanaannya, suatu algoritma pemilihan yang baku belum ada. Pada penelitian ini dicoba disusun suatu algontma pendekatan untuk pemilihan tipe persimpangan empat kaki simpang tidak sebidang dengan variabel utama volume Ialu lintas. Berdasarkan referensi yang digunakan, terdapat 32 bentuk umum yang sering digunakan. Algoritma yang dirancang digunakan untuk memilih salah satu bentuk dari ke-32 bentuk tersbut_ Bentuk-bentuk lain yang mungkin muncul akan diarahkan ke salah satu bentuk (dan 32 bentuk umum)
yang paling mendekati. Kriteria pemilihan berdasarkan kurva pemilihan jenis persimpangan dari Transport and Road Research Laboratory 1991.
Suatu bentuk simpang susun terdiri dari gabungan Iintasan-Iintasan lurus, Iintasan belok kiri dan lintasan belok kanan dari setiap kakinya. Lintasan-Iintasan ini amat khas baik bentuk maupun daya tampung arus kendaraannya. Hal inilah yang mendasari pemilihan bentuk simpang susun. Variasi Iintasan-lintasan tersebut diinterpretasikan ke dalam bentuk matriks sehingga proses pemilihan dapat dilakukan secara numerik.
Algonlma yang dirancang telah diaplikasikan dalam suatu perangkat lunak Intersign 5.0 yang ditulis dalam bahasa pemrograman Microsoft” Visual Basic 5.0"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Riyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S34261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toni Alam
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S34249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alloysius Joko P.
"
ABSTRAK
Pemilihan jenis persimpangan dan perencanaan geometrik persimpangan sebagai elemen dari perencanaan persimpangan tidak sebidang harus dirancang dengan cermat agar persimpangan dapat berfungsi secara optimal. Proses perencanaan persimpangan tidak sebidang memerlukan waktu dan tingkat keahlian pada perencana. Untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang terbaik pada perencanaan persimpangan tidak sebidang, khususnya tiga kaki simpang, maka dikembangkan perangkat lunak yang bersifat interaktif untuk perencanaan persimpangan tidak sebidang tiga kaki simpang.
Pengembangan perangkat lunak ini dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic versi 3.0. Proses pengembangannya meliputi konsep dan perancangan program yang dibuat berdasarkan tahap-tahap perencanaan persimpangan yaitu pemilihan jenis persimpangan dan perencanaan geometri persimpangan. Tahap-tahap ini merupakan modul terpisah yang dapat disatukan dan diatur dengan membuat satu program utama. Secara keseluruhan paket perangkat lunak perencanaan ini diberi nama Intersign 1.1
Hasil penggunaan intersign 1.1. dapat memberikan rekomendasi pola persimpangan tidak sebidang tiga kaki simpang dan perencanaan geometri persimpangan tersebut. Intersign merupakan perangkat lunak yang bersifat terbuka dan dapat dimodifikasikan secara mudah sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk dapat mendapatkan prototipe yang lebih komprehensif dan handal untuk perencanaan persimpangan.
"
1997
S34536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The exclusive Stopping Space for Motorcycles is defined as facilities for motorcycle to stop for waiting at signalized intersection as long as red traffic light period . The RHK's has been tested in an arterial road to support the movement of the motorcycle at the signalized intersection. This paper aims to study the influence of the RHKs to reduce traffic conflict, particularly the type and intensity of conflict and also the severity of conflict between motorcycles with another motor vehicle. To test the affectivity of RHKs to reduce conflict, the traffic conflict observations were made with video cameras during the the morning and afternoon peak hours, before and after installing the analyses were carried out in the laboratory. A total of 62 cycles and 41 cycles in the morning and afternoon peak hour with total of 12214 motorcycles and 8873 motorcycles (before and after RHKs installed) were analyzed. The throughput of the intersection increased both in the morning and afternoon peak hours by respectively 11.92% and 12.31%. The conflict patterns changed significantly, but the conflict rate decreased from 133,39 conflict/1000 pcu's to 24,68 conflict/1000 pcu's on the morning peak hour and from 111,10 conflict/1000 pcu's to 24,10 conflict/1000 pcu's on the afternoon peak hour. The conflict severity also decreased from 1.83 to 1.43 on the morning peak hour and 1.96 to 1.38 on the afternoon peak hour."
JJJ 26:3 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: GagasMedia, 2018
910.92 TRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>