Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Setiawan
"Semua pencegahan terhadap penyakit haruslah diupayakan, sebab tidak adanya pencegahan penyakit bisa menyebabkan sesuatu yang fatal, seperti contohnya penyakit muntah berak yang sering menjadi wabah akibat dari tidak memadainya kebersihan air minum dan juga tidak terkontrolnya sistim pembuangan limbah.
Sebagai tindak penoegahan di Indonesia pada saat ini sudah waktunya diupayakan suatu jaringan saluran air limbah yang menyalurkan air limbah rumah tangga.
Studi ini akan merencanakan jaringan saluran air limbah rumah tangga di Kotamadya Tuban yang pereneanaannya disesuaikan dengan RDTRK 1993-2005.
Daerah studi perencanaan menitik beratkan pada kawasan padat penduduk dan kawasan ekonomi menengah keatas yang hal ini dapat dilihat dari kondisi rumah yang ada.
Kegunaan dari Studi ini adalah sebagai bahan masukan bagi DPU dan PEMDA Kodya Tuban dalam upaya penyehatan lingkungan pemukiman pada Kotamadya Tuban."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Irfan Muhsin Siddik
"Kota Yogyakarta termasuk dalam kategori kota sedang. Sebuah kota memerlukan sarana dan prasarana untuk mendukung kehidupan warganya, diantaranya pengelolaan sarana air limbah.
Tugas Akhir ini akan mengevaluasi sistem jaringan pengumpulan air limbah di Kotamadya Yogyakarta, dengan Cara menganalisis data yang ada pada tahun 1995 dibandingkan dengan prediksi pada tahun 2006 dengan parameter : jumlah penduduk, kepadatan penduduk, sarana air bersih, debit air limbah, dimensi pipa, serta biaya yang dibutuhkan untuk investasi jaringan.
Evaluasi yang telah dilaksanakan, menunjukkan bahwa jaringan pengumpulan air limbah domestik yang ada (tahun 1996) masih dapat digunakan untuk jangka waktu jaringan baru masing-masing sepanjang 600 m pads ~ 300, 1,100 m pada ~ 350, 1.600 m pada ~ 400, 5.097 m pada &oslah; 450, 1,200 m pada &oslah; 520 dan 300 m pada &oslah; 650."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Utami Dewi
"Kitosan merupakan salah satu senyawa turunan kitin yang diperoleh melalui proses deasetilasi. Proses sintesis kitosan dari limbah cangkang kepiting terdiri dari dua tahap yaitu ekstraksi kitin dan transformasi kitin menjadi kitosan. Proses ekstraksi kitin terdiri dari dua proses, yaitu: demineralisasi dengan HCl, dan deproteinasi dengan NaOH. Selanjutnya, kitin ditransformasi menjadi kitosan melalui proses deasetilasi dengan NaOH. Kitosan dapat dimanfatkan untuk berbagai keperluan. Salah satunya yang sedang marak diteliti saat ini adalah pemanfaatan kitosan sebagai penyerap (adsorben) logam berat pada air limbah. Kitosan dapat berfungsi sebagai adsorben terhadap logam dalam air limbah karena kitosan mempunyai gugus amino bebas (-NH2) dan hidroksil yang berfungsi sebagai situs chelation (situs ikatan koordinasi) dengan ion logam guna membentuk chelate. Pada penelitian ini dilakukan optimasi pada dua variabel proses sintesis kitosan yaitu konsentrasi larutan (HCl dan NaOH) dan waktu reaksi. Sedangkan pada proses adsorpsi dilakukan pengujian kemampuan kitosan dalam menyerap logam Cu(II) dengan memvariasikan pH larutan limbah dan waktu kontak penyerapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum proses demineralisasi diperoleh pada konsentrasi HC1 1M selama 1 jam, deproteinasi diperoleh pada konsentrasi NaOH 1M selama 2 jam dan deasetilasi diperoleh pada konsentrasi NaOH 50%(b/v) selama 45 menit. Kitosan yang dihasilkan dengan proses diatas mempunyai kadar abu sebesar 0,660%, kadar protein sebesar 6,769% dan derajat deasetilasi sebesar 52,946%. Kitosan tersebut kemudian digunakan untuk mengadsorp logam Cu (II) pada air limbah. Adsorpsi Cu (II) oleh kitosan mencapai hasil terbaik pada pH larutan 5. Namun dalam penelitian ini belum diperoleh kapasitas adsorpsi maksimum kitosan dan waktu kesetimbangan adsorpsi Cu (II) oleh kitosan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Lestari
"Metode elektrolisis plasma telah terbukti lebih efektif dapat mendegradasi polutan kompleks dalam pewarna cair batik. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efek dari gelembung gas dengan injeksi udara pada elektrolisis plasma dalam proses dekolorisasi. Mekanisme baru untuk membentuk gelembung udara yang diusulkan dalam penelitian ini adalah menggunakan injeksi udara secara langsung menuju anoda melalui lubang kecil pada selubung kaca. Penelitian ini menghadirkan efek dari laju alir injeksi udara dan tegangan operasi pada berbagai fenomena yaitu besar konsumsi energi, konsentrasi radikal bull;OH yang terbentuk, dan persentase dekolorisasi dari remazol red sebagai limbah pewarna yang digunakan dalam sistem reaktor batch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi udara dengan mekanisme injeksi secara langsung menuju anoda dapat menurunkan kebutuhan energi breakdown sebesar 67 dan energi kritis sebesar 50,7 untuk pembentukan plasma jika dibandingkan dengan tanpa injeksi udara. Konsumsi energi yang dibutuhkan juga terus menurun dengan semakin tingginya laju alir udara yang diinjeksikan. Laju alir udara optimum pada tegangan yang berbeda telah dievaluasi berdasarkan karakteristik fisik dan kimia dari plasma yang terbentuk. Pada konsumsi energi yang besar dengan semakin tingginya tegangan, laju alir injeksi udara optimum untuk mendekolorisasi limbah juga semakin tinggi. Dekolorisasi maksimum dihasilkan pada 99,35 dengan kondisi operasi laju alir udara sebesar 4 L/min, tegangan sebesar 700 V, dan waktu proses selama 30 menit.

Plasma electrolysis has been proved have much higher effectivity in degrading complex pollutant contained in batik dye wastewater. This study aims to investigate the effect of gas bubbles with air injection of plasma electrolysis in decolorization process. A new method to form bubbles using injection of air directly through anode with a tiny hole of glass tube is proposed. This research work presents the effects of gas injection rates and operation voltages on various phenomena such as electrical power of discharge pulses, concentration of bull OH radicals, and the decolorization percentage of remazol red as the dye waste in a batch reactor system. Experimental results showed that direct injection of air through anode can reduce 67 of required breakdown energy and 50,7 of critical energy for plasma generation significantly compared to non gas injection. Energy consumption for discharge plasma was observed lowered at higher rates of gas injected. Optimum gas flow rate at different voltage has been evaluated based on the physical and chemical characteristics of plasma. At higher required energy due to higher operation voltage used, the optimum gas injection rate to effectively degrade the waste was found higher. The maximum decolorization rate was found at 99,35 with conditions at 4 L min air flow rate, 700 V voltage, and 30 minutes process time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
""Faktor keberhasilan suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) selain ditentukan oleh perencanaan yang benar, juga dalam sistem pengoperasian dan pemeliharaannya senantiasa harus disesuaikan dengan kondisi spesifik yang ada di lapangannya. Penelitian, investigasi dan evaluasi menyeluruh terhadap faktor efisiensi dan efektifitas suatu Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (Sewage Treatment Plant) yang terdapat pada bangunan-bangunan/utilitas umum yang ada di Wilayah DKI Jakarta, telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan upaya pemecahan masalah operasi dan pemeliharaan sistem secara umum, serta dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas dari Unit Pengolahan Air Limbah yang ada. Metoda yang digunakan adalah dengan meneliti karakteristik limbah dan kualitas limbah dalam IPAL dan Spesifikasi tekniknya. Berdasarkan karakteristik limbah tersebut, dilakukan perhitungan ulang terhadap IPAL tersebut, dan dianalisis terhadap hasil kualitas air dalam instalasi selama proses. HAsilnya menunjukkan bahwa instalasi tidak berfungsi optimal karena adanya penambahan fungsi dari gedung perkantoran tersebut yang juga melayani restoran 'sea food"" yang mengakibatkan beban organik yang diolah tinggi, tidak sesuai dengan kapasitas rencana. Juga adanya lemak yang tidak termasuk dalam rencana IPAL. Faktor lain penyebab tidak berfungsinya IPAL adalah diffuser 50% macet, sistem dan jumlah aliran lumpur balik tidak tepat, pemeliharaan kurang, comminutor rusak, sistem aliran udara IPAL kurang baik. Usulan perbaikan adalah memperbaiki diffuser system dan jumlah aliran lumpur balik dirubah dan pemakaian tablet Sonucil sebagai disinfectant diaktifkan lagi. Perlu ada tambahan unit pengolah lemak.""
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
LP 1991 01.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiputra Muhammad Zairin
"Limbah pewarna adalah salah satu jenis limbah cair yang sebagian besar dihasilkan dari industri tekstil dan dapat memberikan efek berbahaya bagi lingkungan. Elektrolisis plasma adalah metode yang dapat menghasilkan radikal bull OH dalam jumlah besar untuk mendegradasi limbah pewarna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan ion Fe2 dan konsentrasi awal limbah dalam mendegradasi salah satu jenis pewarna tekstil, Remazol Brilliant Blue, dengan menggunakan NaCl sebagai elektrolit dan injeksi udara pada metode elektrolisis plasma. Produksi radikal bull;OH mencapai 4,31 mmol selama 30 menit dengan tegangan 750 V dan konsentrasi NaCl 0,03 M.
Degradasi Remazol Brilliant Blue mencapai 96,15 dalam waktu 30 menit di mana konsentrasi awal Remazol Brilliant Blue yang digunakan adalah 150 ppm, tegangan 750 V, kedalaman anoda 2 cm, konsentrasi NaCl 0,03 M, dengan penambahan 40 ppm ion Fe2, dan injeksi udara. Dalam keadaan yang sama, metode ini dapat menurunkan nilai COD sebesar 93,06. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa elektrolisis plasma dengan NaCl sebagai elektrolit dan penambahan Fe2 memiliki potensi yang baik dalam mengolah limbah pewarna di lingkungan.

Dye waste is a liquid waste that mostly generated from the textile industry and can be very dangerous to the environment. Plasma electrolysis is a method that can produce bull OH radicals in large quantities in order to degrade the dye compounds. This study aims to determine the effect of Fe2 addition and wastes initial concentration in degrading one of dye type, Remazol Brilliant Blue, using NaCl as electrolyte and air injection on plasma electrolysis method. The production of bull OH radicals reached 4,31 mmol in 30 minutes with 750 V of voltage and NaCl concentration of 0,03 M.
Remazol Brilliant Blue degradation reached 96.15 in 30 minutes where the initial concentration of Remazol Brilliant Blue is 150 ppm, voltage of 750 V, 2 cm anode depth, NaCl concentration 0.03 M, with the addition of 40 ppm Fe2 ion and air injection. The COD value decreased 93,06. The results show that plasma electrolysis with NaCl as electrolyte and Fe2 addition has a good potential in degrading dye wastewater in the environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Yuniarti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26556
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahadin Abubakar Rahman
"Rumah sakit melaksanakan berbagai kegiatan yang multi kompleks juga memproduksi berbagai jenis limbah. Salah satu jenis limbah yang diproduksinya adalah limbah klinis yang mengandung bahan-bahan infeksius, beracun dan radioaktif. Bahan-bahan ini mempunyai risiko bagi kesehatan manusia di sekitarnya serta sumber pencemaran bagi lingkungannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen limbah cair di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini lebih difokuskan pada kualitas limbah cair sebelum dan setelah pengolahan untuk dibandingkan dengan baku mutu limbah cair yang berlaku.
Hasil analisis efluen air buangan bila dibandingkan baku mutu hanya untuk parameter pH dan suhu menunjukkan kadar di bawah baku mutu. Sedangkan untuk BOD, COD, TSS, NH3 babas, P04, E.coli dan Coliform di atas baku mutu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995 yang akan dibertakukan mulai tahun 2000.
Hipotesis yang diuji adalah bahwa kualitas limbah cair akan menjadi lebih baik setelah diolah oleh IPAL. Uji t terhadap kadar limbah cair sebelum dan sesudah pengolahan menunjukkan penurunan yang bermakna (p < 0,05) untuk parameter BOD, COD, pH dan E.coli. Sedangkan untuk parameter TSS, NH3, P04 dan suhu secara statistik tidak menunjukkan perbedaan bermakna.
Pengawasan terhadap kualitas efluen berjalan baik yaitu dilakukan analisis kadar efluen secara teratur setiap tiga bulan. Kinerja IPAL juga masih baik yaitu mampu menurunkan kadar BOD, COD, E.coli pada kisaran 70% - 98 %. Manajemen pengolahan limbah cair di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto masih belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari : peralatan IPAL seperti sump pit pump, collection pump, comminutor, air blower dan chlorine pump yang telah mengalami kerusakan lebih dari 6 bulan. Tenaga operator dan pemeliharaan mempunyai tugas pokok pada bagian teknik dan belum pemah mendapat pelatihan khusus di bidang pengolahan limbah cair.
Untuk itu maka perlu dilakukan suatu terobosan yaitu dengan menyusun suatu perencanaan yang baik untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan rumah sakit (SMLRS) dan program pencegahan pencemaran rumah sakit (P2RS) di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto.

Wastewater Treatment Management in Kartika Pavilion of RSPAD Gatot SoebrotoHospital runs various multicomplex activities and also products various sewage things. One of them which was producted by Hospital is clinical sewage which contain infected, poisonous and radioactive materials. These materials have a big risk for human healthy and also as pollution sources for its environment.
This research has a purpose for knowing wastewater management in Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. More focused on quality of wastewater before and after treatment, this research compare with regulated quality standard of wastewater.
Analitical results of wastewater, compared with quality standard of wastewater only on parameters pH and temperature show a value under quality standard value.
Meanwhile for free of BOD, COD, TSS, NH3, P041 E.coli and Coliform above quality standard which has been stated by Environment Govenrmental Minister jugdment No. 58 year 1995 attachment B which will be regulated on 2000. Tested Hyphotism is wastewater quality will became better after treated by IPAL (Sewage Treatment Plant) Test t on wastewater portion before and after treatment show significant decrement (p < 0.05) on parameters : BOD, COD, pH and E.coli. But for TSS, NH3, PO4 and temperature statistically not show significant differences.
Supervising on effluent quality run well, at least once in three months effluent portion analitic is done. IPAL performance also still in prime condition, has ability to decrease BOD, COD, E.coli portion on the range 70% - 98 %.
Wastewater treatment Management in Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto hasnot been optimized yet. This mater can show on IPAL installation such as Sump pit pump, collection pump, comminutor, air blower and chlorine pump which has been gotten break more than 6 months. Operator and maintenance power has main duty on technical section and hasnot ever gotten special training on wastewater treatment. It is important to be done an intervention with arrange good plan to implement Hospital Environment Management System (SMLRS) and Prevention of Pollution of Hospital (P2RS) in Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Angelin
"FOG deposit (FD) adalah kumpulan minyak dan lemak di saluran pembuangan air limbah yang dapat menyebabkan penyumbatan dan akumulasi gas yang dapat mengakibatkan ledakan di jaringan tertutup. FD membawa tantangan serius bagi pemeliharaan dan pengoperasian sistem pembuangan limbah karena dampak negatifnya. Dengan mempertimbangkan karakteristik air limbah, penelitian ini berupaya menganalisis laju pembentukan FD pada jaringan air limbah di Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel dari dua lokasi berbeda untuk membandingkan kondisi saluran air limbah yang tidak memiliki FD dan memiliki FD (A dan B secara berurutan). Hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa rumah makan dan catering Padang merupakan sumber utama pencemar yang mempengaruhi pembentukan. Konsentrasi FOG pada sampel B 2 x 107 kali lebih besar dibandingkan sampel A, sedangkan konsentrasi TSS 1,8 x 104 kali lebih besar. Eksperimen reaktor selama 8 jam dilakukan dengan menggunakan toples dan balok beton sebagai media pengendapan untuk melihat proses pembentukannya. Sampel B menghasilkan akumulasi yang signifikan (0,72% minyak mengendap setelah 8 jam), sementara reaktor sampel A gagal menunjukkan tanda-tanda pembentukan. Asam lemak bebas (FFA) yang dominan adalah asam palmitat (51%) yang menyebabkan endapan relatif lebih padat. Software pemodelan OriginLab digunakan untuk menganalisis perhitungan laju agregasi dan menghasilkan nilai k = 0,41/jam untuk reaktor B. Rata-rata error dengan model yang diperoleh sebesar 6,17%, sehingga model dapat dikatakan memiliki prediksi yang baik.

FOG deposits (FD) are significant aggregation of fat, oil, and grease in sewerage that can cause blockages and gas accumulation that may result in explosions in closed networks. FD carries serious challenges for the maintenance and operation of sewerage systems because of its negative impacts. By considering the characteristics of the wastewater, this study seeks to analyze the formation rate of FD South Jakarta's sewerage system. This study has been conducted using samples from two different locations to compare the condition of sewerage that doesn't have FD and has FD (A and B, respectively). The results of both interviews and observations indicate that rumah makan padang and catering are the primary sources of contaminants that influence the formation. The FOG concentrations in sample B were 2 x 107 times greater than those in sample A, while the TSS concentrations were 1.8 x 104 times greater. An 8-hour reactor experiment was conducted using a jar and concrete blocks as settling media to see the formation process. While sample B produced significant accumulation (0.72% oil precipitated after 8 hours), sample A's reactor failed to display any signs of formation. The dominant free fatty acid (FFA) is palmitic acid (51%), which causes the deposit to be relatively denser. OriginLab modeling software was used to analyze the calculation of the aggregation rate, resulting in k = 0.41/hour for reactor B. The average error with the model obtained is 6.17%, so the model can be said to have good predictions. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniena Divi
"ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut serta pada SDGs dimana salah satu sasarannya adalah peningkatan pelayanan air bersih dan sanitasi yang diiringi dengan meningkatnya kebutuhan PVC. Industri soda kostik / klor menghasilkan air limbah mengandung merkuri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu kontak optimum penyisihan konsentrasi merkuri dengan bakteri Pseudomonas aeruginosa menggunakan Trickling Filter (TF) dengan nutrisi dari air limbah domestik. TF merupakan unit pengolahan biologis dengan biomassa terlekat. Kinerja TF diketahui melalui eksperimental menggunakan sistem batch dengan waktu kontak 2, 4, 6, dan 8 jam. Air limbah yang digunakan merupakan buatan dengan konsentrasi merkuri 4,3 mg/L yang melebihi baku mutu PerMen LH No 5 Tahun 2014 sehingga perlu diolah. Sedangkan air limbah domestik pada penelitian memiliki konsentrasi COD berkisar 302 ? 375 mg/L, BOD 194,3 mg/L, N 89 mg/L, dan P 2,96 mg/L yang memenuhi rasio BOD/COD (≥ 0,5) dan nutrisi untuk bakteri (BOD:N:P = 60:30:1) sehingga berpotensi dijadikan nutrisi bakteri. Waktu kontak optimum agar memenuhi PerMen LH No 5 Tahun 2014 tidak didapatkan tetapi efisiensi penyisihan merkuri berkisar 96,4 ? 97,8 %. TF dirancang menjadi two-stage dengan waktu kontak 2 jam dan memiliki diameter 8 m dan tinggi 5 m.

ABSTRACT
Indonesia is one of the participant countries in the SDGs where aimed at improvement of clean water access and sanitation services which are accompanied with the increasing the need of PVC. Chlor-alkali industry produce wastewater containing mercury. This study aims to determine optimum contact time of mercury concentrations that wiil be used as a design criteria of Trickling Filter (TF) unit. TF is an attached biological treatment unit. TF?s performance was knowledge through experimental process using batch system with 2, 4, 6, and 8 hours contact time. The chlor-alkali industry wastewater is artificial with mercury concentrations 4.3 mg/L which exceeded the quality standard of PerMen LH No. 5 of 2014 so the wastewater needs to be treated. While municipal wastewater in the study had a COD concentration ranges from 302-375 mg / L, BOD 194.3 mg / L, N 89 mg / L, and P 2.96 mg / L which meets ratio BOD / COD (≥ 0.5) and nutrients for bacteria (BOD: N: P = 60: 30: 1) so the municipal wastewater potentially to be used as bacterial nutrients. The optimum contact time in order to meet the PerMen LH No. 5 of 2014 are not met but the mercury removal efficiency ranged from 96.4 to 97.8%. TF designed as a two-stage with a contact time of 2 hour and had a diameter of 8 m and height of 5 m."
2016
S64356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>