Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138033 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Imanuddin
"
ABSTRAK
Beton sebagai bahan konstruksi semakin luas penggunaannya, sejalan dengan berkembangnya teknologi beton dewasa ini, mulai dari konstruksi ringan sampai konstruksi berat dan konstruksi yang khusus. Penggunaan beton pada konstruksi yang khusus misalnya terdapat pada pembangunan struktur-struktur yang berhubungan dengan radiasi, seperd di bidang kedokteran nuklir, pusat penelitian nuklir, dan fasilitas-fasilitas nuklir lainnya.
Struktur penahan radiasi dapat menggunakan berbagai tipe beton. Sifat-sifat yang dibutuhkan dari beton penahan radiasi adalah beton hams memiliki kandungan hidrogen tinggi, yang digunakan untuk menangkap neutron cepat, beton juga harus mempunyai daya tahan terhadap tegangan panas yang diakibatkan panas dari penangkapan neutron, dan beton hams mempunyai massa yang padat, yang berguna untuk mengatenuasi sinar gamma. Diketahui bahwa kemampuan beton menyerap sinar gamma, proporsional terhadap densitasnya, ketebalan perisai/penahan bisa dikurangi bila mempergunakan beton dengan densitas tinggi. Beton dengan densitas tinggi dapat diperoleh dengan menggunakan material-material yang mempunyai berat jenis tinggi sebagai pengganti agregat biasa, seperti Barit (BaS04), Hematit (Fe2O3), Magnetit (FeFe2O4), Gutit (HFeO2), Ilmenit (FeTiO3), dan bahan lain yang sejenis.
a
Dengan memperhatikan hal diatas, penelitian ini dimaksud untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan untuk mengetahui pengaruh dari peradiasian pada beton barit (sebagai beton berat) yang menggunakan admixture fly ash. Penggunaan fly ash di sini diharapkan dapat meningkatkan kerapatan beton, oleh karena partikel-partikel fly ash yang sangat kecil (lebih kecil dari partikel-partikel semen) dapat mengisi rongga-rongga yang ada, sehingga penyerapan beton barit terhadap radiasi juga meningkat.
"
1997
S34660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunian Budhiasto
"Beton adalah bahan yang sangat luas penggunaannya di dalam dunia konstruksi,
mulai dari konstruksi rumah tinggal, bangunan-bangunan tinggi sampai konstruksi-
konstruksi khusus. Dengan penggunaannya yang luas, terdapat bermacam-macam
klasifikasi jenis beton, misalnya beton ringan, beton normal dan beton densitas tinggi.
Beton densitas tinggi digunakan untuk struktur bangunan khusus yang berfungsi
sebagai penahan/pelindung terhadap radiasi. Tetapi data/pengetahuan mengenai sifat-
sifat mekanik dari beton densitas tinggi ini belum banyak kita ketahui. Di samping itu
terdapat bermacam-macam bahan untuk membuat baton densitas tinggi, yang tentunya
setiap bahan tersebut akan mempunyai sifat mekanik yang berbeda pula.
Atas pertimbangan itulah maka Tugas Akhir ini dilakukan untuk meneliti sifat-
sifat mekanik dari beton densitas tinggi, dengan menggunakan Barit ( BaSO4 ) sebagai
agregat. Sifat mekanik yang akan diteliti adalah : kekuatan tekan, kekuatan tarik,
Modulus Elastisitas ( E ) dan Poisson?s Ratio, serta sifat rangkak ( creep ) dari
beton tersebut, serta kemungkinan perubahan sifat mekanik tersebut akibat suatu
pemanasan sampai dengan suhu tertentu, yaitu 200 °C. Penelitian ini dilakukan sebagai
kelanjutan dari penelitian yang telah dilakukan oleh rekan Fritzko M. yang meneliti
mengenai kemampuan beton barit sebagai penahan radiasi (Rancang Campur Beton
dengan Barit sebagai Penahan Radiasi dan Struktur Bangunan).
Metode penelitian akan dilakukan berdasarkan standar ASTM, dengan
memperhatikan peraturan serta standar lain yang ada. Di samping itu akan dilakukan
perbandingan antara antara 3 jenis kombinasi material pembentuk beton, yaitu : barit dan
pasir barit, barit dan pasir Merapi, serta barit dan campuran pasir Merapi
dengan pasir besi. Semen yang digunakan adalah semen tipe I dengan tambahan bahan
aditif berupa senyawa kimia yang dapat meningkatkan densitas beton dan mempunyai
daya tahan terhadap pengaruh sulfat. Sebagai bahan pembanding akan dibuat pula
sampel berupa beton normal/beton biasa.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui sifat-sifat mekanik dari beton
densitas tinggi dan perbandingan sifat-sifat mekanik tersebut berdasarkan material
pembentuknya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan ukuran kekuatan
yang diharapkan dari beton yang didisain pada struktur nyata."
1996
S34509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Sudrajat
"ABSTRAK
Terapan teknologi beton pada bidang konstruksi semakin berkembang
disamping karena aspek kemudahan pengerjaan dan nilai ekonomis beton
merupakan nilai tambah. Penggunaan beton sebagai penahan radiasi untuk unit
radiologi, instalasi radio metalurgi ( RMI ) reaktor untuk penelitian dan reaktor
nuklir pembangkit listrik yang berhubungan dengan paparan radiasi.
Beton untuk berbagai tipe telah dipergunakan secara luas sebagai struktur
penahan radiasi untuk peketja dan peralatan terhadap paparan radiasi yang merusak
dan partikel nuklir. Sifat-sifat yang dibutuhkan dari beton penahan radiasi adalah
beton harus memiliki kandungan Hidrogen tinggi untuk menangkap neutron cepat
( fast neutron ), beton harus mempunyai daya tahan terhadap tegangan panas
( thermal stresses ) yang diakibatkan panas dari penangkapan neutron dan
selanjutnya beton harus mempunyai massa yang cukup padat untuk mengatenuasi
sinar gamma. Beton penahan radiasi harus tahan terhadap panas radiasi dari sistem
selama rnasa operasi. Diketahui bahwa kemampuan beton menyerap sinar gamma
proporsional terhadap densitasnya, ketebalan perisai bisa dikurangi bila
dipergunakan beton dengan densitas tinggi. Densitas beton bisa dinaikan dengan
mempergunakan agregat dengan specific gravity tinggi. Material dengan densitas
tinggi tersebut diantaranya adalah : Barit, Hematit, Limonit,Magnetit dan agregat
berat artifisial seperti steelslag, dan srap iron atau iron ore.
Untuk terapan khusus perlu memodifikasi beton densitas tinggi dengan
menambah kandungan Hidro gen dan elemen pendukung yang memiliki penampang
lintang lintasan dengan efektifitas besar ( large effective removal cross section )
dengan tujuan mengatenuasi radiasi neutron dan sinar gamma. Untuk
memperlambat neutron cepat beton harus mengandung material ringan seperti
Hidrogen. Dari komposisi unsur penyusun agregat berat diketahui bahwa densitas
tinggi tidak sebanding dengan kandungan Hidrogen tinggi. Karena hal tersebut di
atas disyaratkan untuk disain fasilitas bangunan nuldir dipenuhi sifa -sifat nuklir
( nuclear properties) dan sifat-sifat fisik dan mekanik ( physical and mechanical
properties ) yang memberikan suatu kinerja tinggi dari penahan radiasi dalam
pengoperasian.
Atenuasi dapat diartikan sebagai kemampuan suatu material untuk
mengurangi intensitas paparan radiasi yang melaluinya. Sebagian radiasi berasal
dari proses fisi, hanya neutron dan foton yang memiliki kemampuan cukup untuk
penetrasi dan mengakibatkan kerusakan biologi terhadap beton yang menjadi
masalah. Untuk kasus neutron, spektrum energi tinggi dihasilkan Iangsung dari
proses fisi dan untuk foton, sumber energi gamma tinggi yang didistribusikan
rnelalui inti dan penahan radiasi sebagai akibat dari energi terikat yang terlepas
ketika neutron diserap oleh inti.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari karakteristik atenuasi dari
material dan sifat-sifat mekanik yang memenuhi kriteria sebagai material penahan
radiasi seperti ketahanan ( durability ), efektivitas terhadap paparan radiasi dan
ekonomis. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu altenatif material
penahan radiasi dengan proyeksi pada fasilitas bangunan nuklir.

"
1996
S34634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Feny Acelia
"Perkembangan teknologi beton terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatkan penggunaan material beton dalam dunia konstruksi di Inonesia. Oleh karena itu, diperlukan suatu inovasi dalam teknologi beton untuk mengatasi permasalahan ketersediaan bahan-bahan penyusun beton. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah dalam industri kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan penyusun beton.
Penelitian ini membahas mengenai beton ringan dengan agregat kasar berupa cangkang kelapa sawit dengan penggunaan bahan tambah 5 fly ash dan variasi Superplasticizer sebesar 1 , 1.1 , 1.2 dan 1.3 . Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kuat tekan, kuat lentur, modulus elastisitas, daya serap air, dan susut beton. Beton ringan cangkang kelapa sawit dengan kuat tekan dan kuat lentur terbesar terdapat pada variasi campuran 5 silica fume dan 1.1 Superplasticizer. Beton ringan cangkang kelapa sawit dengan modulus elastistas dan susut terbesar serta daya serap air terkecil terdapat pada beton dengan variasi campuran 5 silica fume dan 1 Superplasticizer.

The development of Indonesia 39 s infrastructure in many islands is significantly increase through the years. Based on this condition, the natural resource mining of concrete materials is over exploited and becoming rare slowly, so the demand of alternative materials become urgent. The Oil Palm Shell OPS can achieve environmentally sustainable structures, but to optimalize it as structural concrete, using additives is necessary.
This paper investigated the effects of Superplasticizer and fly ash proportion to lightweight concrete characteristics, which are compressive strength, flexure strength and also modulus of elasticity. The study did extra treatments for OPS to be coarse aggregates and used 4 types of mix proportions, from 1 , 1.1 , 1.2 , 1.3 of superplasticizer together with 5 fly ash. It was found that OPS lightweight concrete using this type of additives have compressive strength up to 21.58 MPa in 28 days, flexural strength up to 2.54 MPa, and modulus of elasticity up to 13274.64 MPa. This study shows that using 5 fly ash and 1.1 Superplasticizer effectively increasing concrete behaviour better. In general, OPS lighweight concrete with 5 fly ash and variation of superplasticizer are applicable and ready to being produced as green structural lightweight concrete alternative in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S70164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djedjen Achmad
"ABSTRAK
Beton pada umumnya terbuat dari bahan perekat Semen Portland yang banyak beredar di pasaran. Pemakaian semen tersebut bukan hanya untuk struktural saja, tetapi kadang-kadang dipakai juga untuk non struktural. Hal ini disebabkan semen merupakan bahan perekat hidrolis yang paling baik dibandingkan bahan perekat yang sejenis.
Pemakaian semen untuk non struktural merupakan pemborosan bahan, karena harga dari semen tersebut lebih mahal, sehingga harga bangunan pun menjadi naik. Apalagi akhir-akhir ini dimana semen sering menghilang dari pasaran yang menyebabkan harganya meningkat beberapa kali lipat.
Dalam penelitian ini dicoba untuk mencampurkan semen dengan fly ash dibuat menjadi beton kemudian dilakukan perawatan dengan uap. Karena dari beberapa penelitian telah dicoba bahwa semen yang dicampur dengan fly ash kuat tekannya pada umur tua, lebih dari 28 hari, kuat tekannya lebih tinggi dibandingkan pada beton tanpa fly ash yang dirawat normal ( direndam dalam air ). Dalam penelitian ini dicoba untuk mengetahui kuat tekan pada betonnya. Apakah dengan dirawat dalam uap kuat tekannya dapat dimajukan kurang dari 28 hari minimum sama dengan beton tanpa fly ash pada umur kurang dari 28 hari.
Dari beberapa penelitian kuat tekan, ternyata beton yang dicampur dengan fly ash 10 % dan 20 % dan dirawat dalam uap. Pada setiap pengujian, umur 3, 7, 14 ,dan 28 hari menunjukkan kuat tekannya meningkat. Tetapi sampai umur 28 hari belum ada yang sama atau melebihi kuat tekan beton tanpa menggunakan fly ash."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Gabby Rizkiyana Khalawi
"Penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini mengenai susut sebatas susut pada beton arah horizontal. Tes susut ASTM C157/ C157M-08 adalah tes susut pada arah horizontal. Sedangkan pada keadaan dilapangan, tidak semua beton ada pada kondisi horizontal, dapat diambil contoh yaitu kolom pada bangunan. Penulis ingin melihat apakah ada pengaruh dari perubahan letak beton tersebut terhadap susut beton dengan meneliti susut beton pada arah vertikal. Penelitian yang dilakukan adalah beton berkinerja tinggi menggunakan Ordinary Portland Cement (OPC), silikafume, dan High Range Water Reducing (HRWR) yaitu sika viscocrete 10. Untuk uji kuat tekan beton, benda uji akan dibuat dalam silinder kecil berdiameter 100mm dan tinggi 200mm yang dites pada hari 3,7,14,dan 28 hari. Uji modulus elastisitas menggunakan silinder besar berdiameter 150mm dan tinggi 300mm. Sedangkan untuk pengujian susut menggunakan balok berukuran 150mm x 150mm x 600mm berdasarkan ASTM C78-94 karena sebagian besar elemen struktur menderita lentur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susut yang terjadi pada arah vertikal lebih kecil dibandingkan susut yang terjadi pada arah horizontal dan lebih kecil dibandingkan susut menurut ACI 209R-92.

Research carried out recently about the extent of shrinkage in concrete shrinkage horizontal direction. Shrinkage test ASTM C157 / C157M-08 is a test shrinkage in the horizontal direction. While the state of the field, not all concrete there is in the horizontal condition, the sample can be taken on the building columns. The author would like to see if there is the influence of changes in the location of the concrete to the shrinkage of concrete by examining the concrete shrinkage in the vertical direction. The research conducted is of high-performance concrete using Ordinary Portland Cement (OPC), silikafume, and High Range Water Reducing (HRWR) is Sika Viscocrete 10. For concrete compressive strength test, the test object will be created in a small cylinder of 100mm diameter and 200mm high to be tested on day 3,7,14, and 28 days. Modulus of elasticity test using a cylinder of 150mm diameter and 300mm high. As for the shrinkage test using a beam size of 150mm x 150mm x 600mm according to ASTM C78-94 because most of the structural elements suffer from flexure. The results showed that the shrinkage that occurs in the vertical direction is smaller than the shrinkage that occurs in the horizontal direction and smaller than the shrinkage according to ACI 209R-92."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42900
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitryan Anggrasari
"Penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini mengenai susut sebatas susut pada beton arah horizontal. Padahal pada kenyataannya, banyak elemen struktur beton yang berada pada posisi selain horizontal, seperti kolom. Oleh karena itu, dilakukan suatu penelitian terhadap campuran beton berkinerja tinggi yang menggunakan fly ash, yang selanjutnya akan diamati perilaku susutnya pada arah vertikal untuk mengetahui apakah ada pengaruh berat sendiri beton dan penggunaan fly ash terhadap susut yang terjadi, serta membandingkan dengan perhitungan regangan susut berdasarkan ACI 209R-92.
Untuk pengujian susut, benda uji akan dibuat dalam balok ukuran 15 cm x 15 cm x 60 cm dan diuji dengan menggunakan Vibrating Wire Embedded Strain Gage (VWESG) sesaat setelah beton dicor hingga beton berumur 110 hari. Pengujian tekan dan modulus elastisitas juga dilakukan untuk mengetahui karekteristik kuat tekan dan modulus elastisits beton yang diteliti.
Benda uji tekan akan dibuat dalam silinder dengan diameter 10 cm dn tinggi 20 cm yang dites pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Sedangkan benda uji modulus elastisitas akan dibuat dalam silinder silinder dengan diameter 15 cm dn tinggi 15 cm yang dites pada hari ke-28.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat sendiri beton dan penggunaan fly ash tidak berpengaruh terhadap susut yang terjadi. Regangan susut yang terjadi hampir sama dengan regangan susut berdasarkan ACI209-92.

Research in shirinkage of concrete carried out recently is merely about shrinkage in horizontal direction. Whereas in reality, many structural elements site in vertical direction, such as column. Therefore, this research carry out shrinkage of high performance concrete using fly ash in vertical direction which is used to find out if there is influence of its own weight and the use of fly ash in concrete shrinkage. In addition, this research is also compared with prediction of shrinkage based on ACI 209R-92.
The shrinkage specimens will be made of beam type specimens size of 15 cm x 15 cm x 60 cm and evaluated by Vibrating Wire Embedded Strain Gage (VWESG) right after the fresh concrete is placed to the mold until the specimens age is approximately 110 days. The compressive strength dan elastic modulus test will also be evaluated to find out the characteristics of compressive strength and elastic modulus of concrete specimens.
The compressive strength specimens will be made of cylinder type specimen size of 10 cm diameter and 20 cm height and tested on 3, 7, 14, and 28 days of concrete specimens age. Whereas the elastic modulus specimens will be made of cylinder type specimen size of 15 cm diameter and 23 cm height and tested on 28 days of concrete specimens age.
The result of this research shows that concrete's own weight and the use of fly ash do not influence the shrinkage of concrete. The shrinkage that occured is almost the same with the one according to ACI 209R-92.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42901
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Yuta Prayoga
"Tujuan dari penelitian ini di fokuskan pada properti dari kuat rekat beton pada batang besi ulir yang tertanam dalam beton ringan dengan polimer sebagai agregat kasar pada campuran beton ringan. Campuran pertama menggunakan campuran 100 agregat kasar 25mm, pada desain campuran kedua meggunakan ukuran yaitu 70 25mm dan 30 20mm, kedua campuran tersebut menggunakan 0.4 superplasticizer. Total benda uji masing-masing campuran A dan B sebanyak 32 buah dengan diameter yang berbeda yaitu 10,12, dan 16mm. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukan benda uji yang memiliki kuat tekan lebih tinggi akan menghasilkan hasil tes kuat tarik yang lebih tinggi.
The purpose of this research is focused on studying the bond properties of deformed steel embedded in lightweight concrete with polypropylene as the coarse lightweight aggregate. By following ACI211.2.98 this research is using two types of mix design which one is using fully 100 of 25mm size of aggregate diameter and the second one is 70 25mm and 30 20mm diameter aggregate sizes, with both of the mix design is using superplasticizer additive 0.4 . The testing method of Pull out test followed RILEM 7 testing method, by using self made frame for 24 sample of the specimens, by each of the mixture is 12 specimens with different diameter of steel bar which is 10, 12, and 16 mm. Final result of this research shows that the sample with higher compressive strength is showing higher bond strength value. "
2017
S66372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Jazid
"Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul didalam praktek dilapangan pada pebuatan beton, khususnya beton mutu tinggi ( dengan kekuatan tekan diatas 40 Mpa), salah satu diantaranya adalah usaha untuk mengatasi masalah slump loss.
Pada pembualan beton mutu tinggi biasanya untuk alasan ekonomis digunakan bahan-bahan tambahan mineral lain yang bersifat sebagai Suplementary Cementing Material (SCM), dimana pemakaian bahan ini bermaksud untuk dapat meningkatkan performa dari beton, baik pada fase platis maupun fase keras.
Pada pembuatan beton mutu tinggi, umumnya digunakan rasio air-semen (w/c) yang relalif rendah sehingga tingkat kelecakan beton akan rendah pula, maka untuk mengatasinya diperlukan bahan tambahan kimia yang termasuk dalam jenis WRA, untuk meningkatkan kelecakannya.
Dari suatu penelitian dilaporkan bahwa pemakaian WRA terutama jenis superplastricizer akan menyebabkan slump loss yang lebih besar pada campuran beton. Sehingga perlu diadakan suatu penelitian mengenai pengaruh penambahan bahan ini pada sifat-sifat beton (fresh dan Hardened concrete) tersebut.
Suatu hasil penelitian melaporkan bahwa kekuatan tekan beton sangat dipengaruhi oleh pernilihan rasio air-semen (w/c) untuk beton mutu rendah dan sedang, sedangkan untuk beton mutu tinggi ada faktor lain yang mempengaruhi pemilihan rasio w/c untuk menghasilkan mutu yang dinginkan, yaitu: rasio agregat-semen (A/C), tingkat kelecakan yang diinginkan, type dan ukuran agregat. Sedangkan Faktor utama yang mempengaruhi workabilitas atau kelecakan beton adalah kandungan air dalam campuran. parameter lain yang mempengaruhi workabilitas adalah :
a. ukuran agregat maksimum yang digunakan.
b. gradasi agregat yang digunakan (single grading maupun combined grading).
c. textur dan bentuk dari agregat(kekasaran permukaan dan bentuk granular atau crushed granite stone, serta
d. proporsi campuran yang digunakan.
Pada penelitian ini digunakan bahan SCM pozzofume dengan prosentase tertentu serta bahan kimia WRA Sikament NN dan Platiment VZ dengan prosentase tertentu pula untuk mendapatkan target slump sebesar 20 ± 2. Diharapkan pengamatan terhadap perilaku slump dan kekuatan tekannya akibat interaksi bahan-bahan tersebut, diperoleh suatu campuran beton yang memiliki kecepatan slump loss yang terjadi relatif kecil dan kekuatan tekan yang tlnggi. Maka digunakan rasio air semen 0,32 dan prosentase kombinasi agregat S/A =40 % dan 50%, serta A/C = 3,5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>