Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56840 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arya Bimaputra
"
ABSTRAK
Sekitar tiga perempat dari volume beton terdiri dari agregat, yang terdiri dari agregat halus dan agregat kasar, sehingga tidak dapat disangkal bahwa sifat-sifat mekanis yang dimiliki oleh suatu jenis beton sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat agregat pembentuknya. Salah satu kriteria penting dari pemilihan agregat tersebut ialah gradasi atau keragaman ukuran dari agregat tersebut. Khusus untuk agregat kasar pada beton untuk bangunan umum gradasi normal ialah antara 4,75 mm sampai 75 mm (standar ASTM), dengan asumsi umum bahwa komposisi yang baik, untuk mendapatkan kuat tekan beton yang optimal, ialah yang mendekati standar minimum (biasanya dipakai agregat kasar dengan gradasi dari 0,5 cm sampai 2,5 mm) dari standar komposisi tersebut. Tetapi belum pernah dilakukan penelitian resmi untuk menguji asumsi tersebut, hal inilah yang mendasari dilakukannya penelitian ini.
Dalam skripsi ini dilakukan pengujian sifat-sifat mekanis dari beton, yaitu kuat tekan dan lentur, dengan menggunakan split sebagai agregat kasar yang dibagi menjadi lima klasifikasi sampel. Masing-masing klasifikasi sampel mempunyai ukuran maksimum agregat kasar yang berbeda, bervariasi dari 1, 2, 2.5, 3 dan 4 cm, yang berasal dari sumber batu pecah yang sama. Untuk semen digunakan Portland Cement Type I dan sebagai agregat halus digunakan pasir alam. Jenis pengujian dan pemeriksaan meliputi analisa berat jenis dan penyerapan bahan agregat halus dan agregat kasar, pemeriksaan kadar lumpur dan kotoran organik agregat halus, analisa saringan agregat halus dan agregat kasar, pemeriksaan keausan agregat kasar, percobaan mix-design, uji kuat tekan beton dan uji lentur tarik beton. Sampel yang diuji berbentuk silinder (untuk uji kuat tekan) dan balok mini (untuk uji lentur).
Penelitian ini akan mencoba untuk menyimpulkan pengaruh dari variasi ukuran nominal maksimum dari agregat kasar terhadap kualitas beton, sehingga dapat diketahui batas-batas ukuran butiran agregat kasar untuk menghasilkan beton dengan kualitas optimal.
"
1997
S34663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Besarnya kemampuan untuk mendisipasi atau menyerap energi dari beton sebelum terjadi kehancuran merupakan ketegaran beton tersebut."
620 JTUNIBRA 14:3 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arris Maulana
"Penelitian ini bertujuan membandingkan nilai kuat tekan beton rata-rata yang diperoleh dari berbagai kombinasi gradasi agregat kasar yang dipilih pada suatu campuran beton termasuk kombinasi gradasi agregat kasar menurut SK.SNI-TI5-1990-03 dengan terfebih dahufu mencari nifai Kepadatan (Density) tertinggi serta menghubungkannya dengan Persentase Kandungan Pori (Void) dari kombinasi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan pada bulan: September 2000 sampai dengan Nopember 2000 di laboratorium bahan beton Teknik Sipil FTUI - Depok. Penelitian terdiri atas 4 tahapan pokok penelitian, yakni: (1) Menentukan kombinasi gradasi agregat kasar dengan bantuan diagram segitiga butiran, (2) Menguji kepadatan dan kandungan pori dari setiap kombinasi yang didapat. (3) Membuat benda uji silinder beton berdiameter 150 nun tinggi 300 mm dari campuran beton dengan tiga kombinasi gradasi agregat kasar terpadat termasuk satu kombinasi gradasi berdasarkan SK.SNI-T15-1990-03, (4) Menguji kuat tekan Benda uji tersebut untuk umur 7, 14 dan 28 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan terbalik yang sangat kuat antara nilai kepadatan dan persentase kandungan pori dari seluruh kombinasi gradasi agregat kasar, hat ini diperoleh berdasarkan uji korefasi ""Pearson"" antara nikai kepadatan dan kandungan pori tersebut dengan nilai koefisien korelasi -0.965 pada taraf signifikan (a) = 0.01. Dari hasil uji kepadatan dan kandungan pon yang dilakukan, dipilih tiga kombinasi gradasi agregat kasar yang mempunyai nilai kepadatan tertinggi, yakni: { 1) kelompok sampel ""'A"" dengan kombinasi 20 % ukuran butir 5- 10 mm, 40 % ukuran butir 10-20 mm dan 40 % ukuran butir 20-30 mm, (2) kelompok sampel ""B"" dengan kombinasi 20 % ukuran butir 5-10 mm, 20 % ukuran butir 10-20 mm dan 60 % ukuran butir 20-30 mm, (3) kelompok sampel "C" dengan kombinasi 20 % ukuran butir 5-10 mm, 23 % ukuran butir 10-20 mm dan 57 % ukuran butir 20-30 mm. Hasil pengujian kuat tekan beton memperlihatkan bahwa campuran beton yang menggunakan kombinasi gradasi agregat kasar kelompok sampel "B" menghasilkan nilai rata-rata kuat tekan beton yang paling tinggi (fb 352 Kg l c , ' )jika dibandingkan nilai rata-rata kuat tekan beton untuk eampuran beton yang menggunakan kombinasi gradasi kelompok.sampel "A" (fb 332 Kg 1 Cm ') dan kelompok sampel ""C"" (f, 345 Kg ! Cm }? Untuk pengujian persyaratan rata-rata analisis dilakukan dengan pengujian normalitas dan pengujian homogenitas. Pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai asymp. sig = 0,646; 01,951 ; 0,307. Karena niW asymp. sig. > 0,01 maka kedua data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel-sampel yang diuji mempunyai varians yang sama. Dari basil uji ini diperoleh nilai probabilitas = 0,022 X0,01 , maka dapat dikatakan kelompok sampel tersebut homogenlidentik. Berdasarkan pengujian persyaratan rata-rata anal isis, maka pengujian dapat dilanjutkan dengan uji anava satu arah (oneway Anova) untuk meiihat perbedaan rata-rata nilai kuat tekan antara masing-masing kombinasi yang diteliti. Dari hash uji anava ini diperoleh nilai Fj jw,8 = 11,076 > 3,205 (Flak, ) maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kuat tekan dari tiga kelompok sampel tersebut berbeda nyata. Dan untuk melihat perbedaan yang cukup signifikan antara ketiga kelompok sampel maka digunakan uji Homogeneous Subsets, dari hasil uji ini terlihat bahwa kelompok sampel "A" mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dengan kelompok sampel "B" dan "C" namun kelompok sampel "B" tidak cukup signifikan (tidak jauh berbeda) dengan kelompok sampel "C"."
2000
S35608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Riza Aulia
"Penggunaan sumber daya alam sebagai pembuat beton semakin meningkat belakangan ini sehingga menambah jumlah limbah beton. Penelitian ini akan menggunakan agregat kasar dan agregat halus daur ulang sebagai agregat pada beton. Komposisi benda uji terdiri dari 40% agregat kasar daur ulang dan 0%, 20%, 40% dan 60% agregat halus daur ulang dari limbah beton mutu K350-K400. Pengujian meliputi pengujian kuat tekan, kuat lentur, dan susut pada beton. Kuat tekan beton pada komposisi 20% agregat halus daur ulang meningkat 5,18% dari beton normal pada umur 28 hari. Kuat lentur beton dengan komposisi agregat halus daur ulang 20% memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan komposisi lainnya. Susut beton dengan komposisi 60% agregat halus daur ulang mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan komposisi lainnya.

The using of natural resources to make concrete is increase nowadays that can gain the concrete waste. This study will use fine and coarse recycle aggregate as aggregate as aggregate in concrete. The composition of the test object consisting of 40% coarse recycle aggregate and 0%, 20% 40%, and 60% fine recycle aggregate from concrete waste K350-K400. Testing includes, compressive strength test, flexural strength, and shrinkage in concrete. The purpose of this study is to know the influence of coarse and fine recycle aggregate to compressive strength, flexural strength, and shrinkage in concrete and the optimum composition of the fine recycle aggregate to be used. Compressive strength of concrete with 20% recycled fine aggregate increased by 5,18% of the normal concrete at 28 days. Flexural strength of concrete with 20% recycled fine aggregate has the highest value than other composition. Shrinkage of concrete with 60% recycled fine aggregate has the highest shrinkage value compared to other composition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Marastuti
"Saat ini telah terjadi penambangan sumber daya alam bahan baku beton secara berlebihan. Dilihat dari sisi lain, banyak terdapat limbah beton yang hanya menjadi limbah di tempat pembuangannya. Penelitian ini akan menggunakan agregat kasar daur ulang sebagai agregat pada beton. Komposisi benda uji terdiri dari 0%, 20%, 40%, dan 60% agregat kasar daur ulang dari limbah beton mutu K350-K400. Pengujian meliputi, yaitu pengujian kuat tekan, kuat lentur, dan susut pada beton. Kuat tekan dan kuat lentur beton dengan komposisi 20% agregat kasar daur ulang meningkat 14,961% dan 12,5% dari kuat beton normal pada umur 28 hari. Susut beton dengan komposisi 60% agregat kasar daur ulang mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan campuran lainnya.

Nowadays, there is a natural resource mining of concrete forming materials excessively. On the other hand, there are a lot of concrete waste in concrete waste dumps. This study will use recycled coarse aggregate as aggregate in concrete. The composition of the test object consisting of 0%, 20%, 40%, and 60% recycled coarse aggregate from concrete waste K350-K400. Testing includes, compressive strength test, flexural strength, and shrinkage in concrete. Compressive strength and flexural strength of concrete with 20% recycled coarse aggregate increased by 14.961% and 12.5% of the normal concrete at 28 days. Shrinkage of concrete with a composition of 60% recycled coarse aggregate has the highest shrinkage value compared to other mixtures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynanda Adrian Namara
"Dewasa ini banyaknya kebutuhan akan material beton telah memicu pemakaian sumber daya alam secara besar-besaran. Penggunaan beton pada industri konstruksi menghasilkan beton sisa atau limbah beton yang dapat merusak ekosistem tanah jika dibiarkan menumpuk. Penelitian ini akan menggunakan agregat halus daur ulang dan komposisi agregat kasar daur ulang sebesar 40%, dimana agregat tersebut berasal dari penghancuran limbah beton. Komposisi benda uji terdiri dari 0%, 20%, 40%, dan 60% agregat halus daur ulang dari limbah beton mutu K350-K400. Pengujian meliputi, yaitu pengujian kuat tekan, kuat lentur, dan susut pada beton. Kuat tekan beton dengan komposisi 40% agregat halus daur ulang meningkat 3,9% dan mengalami penurunan kuat lentur sebesar 7,6% dari kuat tekan dan kuat lentur beton normal pada umur 28 hari. Susut beton dengan komposisi 60% agregat kasar daur ulang mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan campuran lainnya.

Nowadays, a huge mining activity of concrete forming maaterials been developed due to constructions in Indonesia. On the other hand, use of concrete in every sector of constructions produce a concrete waste, which will damage soil environment if it?s abandoned. This study will use recycled fine aggregate as aggregate in concrete and 40% recycled coarse aggregate. The composition of the test object consisting of 0%, 20%, 40%, and 60% recycled fine aggregate from concrete waste K350-K400. Testing includes, compressive strength test, flexural strength, and shrinkage in concrete. Compressive strength of concrete with 40% recycled fine aggregate increased by 3,9% and decreased by 7,6% for its flexural strength compared with compressive strength and flexural strength of the normal concrete at 28 days. Shrinkage of concrete with a composition of 60% recycled coarse aggregate has the highest shrinkage value compared to other mixtures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regianto Wisnuseputro
"Penggunaan pecahan kaca dalam beton umumnya terbentur oleh reaksi kimia yang dihasilkan antara agregat gelas dan semen yang disebut Alkali-Silicate Reaction (ASR). Belakangan ini sudah ditemukan terobosan-terobosan untuk mengatasi hal itu. Penggunaan pecahan gelas bekas botol sebagai pengganti agregat alami beton untuk aplikasi konstruksi diharapkan mengurangi ketergantungan terhadap sumber agregat kasar alami. Skripsi ini mendalami aplikasi agregat kasar kaca dalam beton struktural dari segi kuat tekan dan kuat lentur serta susut, dengan fokus pada penggunaan limbah botol berwarna hijau. Dari hasil pengujian yang dilakukan, ditemukan bahwa keberadaan agregat kasar kaca dalam beton secara umum memperkecil kuat tekan, menambah kuat lentur, dan mengurangi susut beton.

The usage of glass as a concrete aggregate in construction applications may reduce the dependence towards natural aggregate sources despite the presence of Alkali-Silicate Reaction (ASR) long-term effects. This study observes the compressive, flexural, and shrinkage properties of concrete with glass coarse aggregate, focusing in the exclusive usage of green-colored glass by neglecting the short-term effects of Alkali Silicate Reaction. Samples are made with 0%, 10%, 20%, 30%, and 50% of glass coarse aggregate replacement ratios. The results show that generally the increase of glass coarse aggregate presence in concrete decreases the compressive strength, increases the flexural strength and reduces the shrinkage effects of the glass coarse aggregate concrete."
[, ], 2009
S50454
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hestia Hartini Novitasari
"[ ABSTRAK
Kaca merupakan sumber silika amorphous yang baik serta memiliki komposisi kimia dan reaktivitas yang tepat untuk melakukan reaksi Pozzolan. Sehingga muncul lah ide untuk menggunakan kaca sebagai agregat kasar pada beton. Pada penelitian ini, sampel yang dibuat adalah dua jenis beton, yaitu Portland dan Geopolimer dengan variasi substitusi kaca sebanyak 0%, 25%, 50%, 100%. Pengujian yang dilakukan adalah uji tekan dan pengamatan foto makro. Komposisi beton, sejarah perlakuan, dan suhu curing memberi pengaruh signifikan pada nilai kuat tekan yang dihasilkan. Kesimpulan yang didapatkan adalah beton Portland dan beton geopolimer dengan substitusi kaca sebesar 50% memiliki kuat tekan tertinggi, dan pasta geopolimer dapat melekat pada kaca namun pasta semen tidak.
ABSTRACT
Glass are good source of amorphous silica and it also has good chemistry composition and precise reactivity to make Pozzolan reaction. So there was an idea to use glass as coarse aggregate in concrete. In this research, two types of concrete will be made, which are Portland concrete and geopolymer concrete with variation of waste glass substitution as much as 0%, 25%, 50%, 100%. The conducted tests are pressure test and macro photos observations. Concrete composition, treatment history, and curing temperature gave significant influence on their compressive strength. The conclusions are both portland and geopolymer concrete with 50% waste glass substitution has the highest compressive strength, and geopolymer paste could adhered to glass but cement paste could not.;Glass are good source of amorphous silica and it also has good chemistry composition and precise reactivity to make Pozzolan reaction. So there was an idea to use glass as coarse aggregate in concrete. In this research, two types of concrete will be made, which are Portland concrete and geopolymer concrete with variation of waste glass substitution as much as 0%, 25%, 50%, 100%. The conducted tests are pressure test and macro photos observations. Concrete composition, treatment history, and curing temperature gave significant influence on their compressive strength. The conclusions are both portland and geopolymer concrete with 50% waste glass substitution has the highest compressive strength, and geopolymer paste could adhered to glass but cement paste could not.;Glass are good source of amorphous silica and it also has good chemistry composition and precise reactivity to make Pozzolan reaction. So there was an idea to use glass as coarse aggregate in concrete. In this research, two types of concrete will be made, which are Portland concrete and geopolymer concrete with variation of waste glass substitution as much as 0%, 25%, 50%, 100%. The conducted tests are pressure test and macro photos observations. Concrete composition, treatment history, and curing temperature gave significant influence on their compressive strength. The conclusions are both portland and geopolymer concrete with 50% waste glass substitution has the highest compressive strength, and geopolymer paste could adhered to glass but cement paste could not.;Glass are good source of amorphous silica and it also has good chemistry composition and precise reactivity to make Pozzolan reaction. So there was an idea to use glass as coarse aggregate in concrete. In this research, two types of concrete will be made, which are Portland concrete and geopolymer concrete with variation of waste glass substitution as much as 0%, 25%, 50%, 100%. The conducted tests are pressure test and macro photos observations. Concrete composition, treatment history, and curing temperature gave significant influence on their compressive strength. The conclusions are both portland and geopolymer concrete with 50% waste glass substitution has the highest compressive strength, and geopolymer paste could adhered to glass but cement paste could not.;Glass are good source of amorphous silica and it also has good chemistry composition and precise reactivity to make Pozzolan reaction. So there was an idea to use glass as coarse aggregate in concrete. In this research, two types of concrete will be made, which are Portland concrete and geopolymer concrete with variation of waste glass substitution as much as 0%, 25%, 50%, 100%. The conducted tests are pressure test and macro photos observations. Concrete composition, treatment history, and curing temperature gave significant influence on their compressive strength. The conclusions are both portland and geopolymer concrete with 50% waste glass substitution has the highest compressive strength, and geopolymer paste could adhered to glass but cement paste could not., Glass are good source of amorphous silica and it also has good chemistry composition and precise reactivity to make Pozzolan reaction. So there was an idea to use glass as coarse aggregate in concrete. In this research, two types of concrete will be made, which are Portland concrete and geopolymer concrete with variation of waste glass substitution as much as 0%, 25%, 50%, 100%. The conducted tests are pressure test and macro photos observations. Concrete composition, treatment history, and curing temperature gave significant influence on their compressive strength. The conclusions are both portland and geopolymer concrete with 50% waste glass substitution has the highest compressive strength, and geopolymer paste could adhered to glass but cement paste could not.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Respati N.
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan membuktikan pengaruh penggunaan bahan tambahan (admixture) jenis fibrin 23 yang dicampurkan di dalam adukan beton, terhadap nilai kuat tekan beton.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pada umur beton 1 (satu) hari dan 3 (tiga) hari, penggunaan bahan tambahan fibrin 23 mengakibatkan meningkatnya kuat tekan beton. dengan kenaikan sebesar 19 % pada umur 1 (satu) hari, dan 13,5 % pada umur 3 (tiga) hari. Setelah umur beton mencapai 7 (tujuh) hari, penggunaan bahan tambahan tersebut tidak mempunyai pengaruh yang nyata.
Meskipun penggunaan fibrin 23 telah terbukti meningkatkan kuat tekan beton pada umur 1 (satu) hari, namun besarnya peningkatan tersebut tidak sebesar yang diharapkan, yakni 70%.
Dari hasil penelitian ini, juga dapat disimpulkan, bahwa kenaikan tekan yang terjadi pada umur 1 (satu) hari, merupakan tanda adanya adhesi yang terjadi antara pasta semen dengan serat fibrin serta kemampuan tarik dari serat tersebut mampu menahan perubahan volume (penyusutan) serta keretakan plastis. Dengan demikian serat-serat fibrin 23 berfungsi sebagai tulangan susut beton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Bangunan-bangunan fisik yaitu bangunan sarana dan prasarana yang diperlukan sehari-hari oleh masyarakat pemakainya, karena itu perlu adanya kemudahan bagi para pemakainya antara lain berupa kedekatan. Agar sarana dan prasarana yang dibangun dapat efisien dan efektif, maka pembangunannya harus dapat dialokasikan di mana saja. Namun tidak mudah untuk merealisasikan hal tersebut, karena ada factor-faktor yang perlu diperhatikan, salah satu diantaranya adalah factor lingkungan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>