Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muslikah
"Perilaku konsolidasi tanah gambut sangat kompleks dan berbeda dibanding dengan tanah lempung. Ini disebabkan, kandungan serat-serat organik di dalam tanah gambut dan terjadinya proses dekomposisi pada serat-serat organik tersebut selama konsolidasi. Karena kondisi anaerob maka proses dekomposisi tanah gambut berjalan secara lambat. Salah satu cara untuk mempercepat terjadinya dekomposisi atau degradasi tanah gambut, yaitu dengan memberikan mikroorganisme yang dapat mendegradasi serat-serat tanah gambut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh konsolidasi pada tanah gambut untuk melihat degradasi yang terjadi jika tanah gambut tersebut ditambahkan mikroorganisme. Mikroorganisme yang diinjeksi ke dalam tanah gambut berasal dari tanah gambut itu sendiri dengan cara diisolasi dan dikembangbiakan untuk dimasukkan kembali ke dalam tanah gambut. Sebagai pembanding digunakan mikroorganisme yang berasal dari pupuk hayati EM4 dan P2000Z. Pada penelitian ini tanah gambut yang digunakan berasal dari Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa, sampel tanah gambut yang diinjeksi dengan kombinasi antara mikroorganisme asli (10%) dengan pupuk hayati EM4 (10%) + P2000z (10%) atau sampel tanah gambut variasi 4 (A4) memiliki tingkat degradasi yang lebih baik dibandingkan sampel tanah gambut variasi injeksi mikroorganisme lainnya.

Consolidation peat soil behavior very complex and differ to be compared to with clay. This is caused, organic fibre content in peat soil and the happening of decompotition process at the organic fibre during consolidation. Because condition of anaerob hence peat soil decompotition process walk tardyly. One of the way of to quicken the happening of decompotition or peat soil degradation, that is by giving mikroorganism which can degradation fibre peat soil.
This research is done to know how consolidation influence at peat soil to see degradation that happened if the peat soil enhanced by microorganism. Microorganism which is injection into peat soil come from itself peat soil by isolation and grown to be reentered into peat soil. As comparator used by microorganism coming from biofertilizer EM4 and P2000Z. At this research of used peat soil come from Ogan Komering Ilir Region, South Sumatra.
Result of examination in laboratory indicate that, peat soil sampel which is injection with combination among original microorganism (10%) with biofertilizer EM4 (10%) + P2000Z (10%) or variation 4 of peat soil (A4) have degradation level which is better to be compared to other microorganism injection variation of peat soil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30137
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bharata Rahaju
"Gambut dengan rentang dengan ketebalan 1.0 - 8.0 meter menutupi daerah yang cukup luas pada dataran di Indonesia. Gambut adalah tanah yang terbentuk dari percampuran fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan telah berubah secara kimiawi menjadi fosil. Karakteristik yang urnum dari tanah gambut adalah kadar air yang tinggi, daya dukung yang rendah dan kemampumampatan yang tinggi. Karena itu gambut dapat digolongkan sebagai tanah yang kurang menguntungkan bagi rekayasa konstruksi. Konsolidasi merupakan Salah satu aspek penting dalam mekanika tanah dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konsktruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Karakteristik konsolidasi meliputi konsolidasi primer dan sekunder (primary and secondary consolidation).
Pada penelitian ini, gambut diuji konsolidasi satu dimensi dengan menggunakan sel konsolidasi Rowe. Dengan drainase vertikal satu arah ke atas maka dapat dilakukan pengukuran terhadap perubahan tekanan air pori di dasar sel. Pengujian dilakukan dengan pembebanan standar (24 jam), pembebanan 48 jam, pembebanan awal (preioading) yang dilanjutkan dengan pembebanan 24 jam dan pembebanan Iangsung jangka panjang. Contoh tanah yang diuji berasal dari Palembang dan Riau.
Hasil pengujian kemudian dianalisa dengan mempergunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa adalah parameter pemampatan primer, parameter pemampatan sekunder dan falctor kecepatan pemampatan sekunder.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gambut mempunyai perilaku konsolidasi yang berbeda dengan tanah inorganik biasanya. Perilaku pernampatan gambut menuujukkan terjadinya pemampatan primer, sekunder dan tersier. Analisa hasil pengujian menunukkan bahwa model reologi Gibson dan Lo dapat dipergunakan untuk memodelisasi tanah gambut dengan memalgai parameter-parameter reologi Edil dan Dhowian. Parameter-parameter hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk menganalisa pemampatan garnbut.
Periode pembebanan dan pembebanan awal mempengaruhi karakteristik konsolidasi gambut. Lama wakru pembebanan dapat memperbesar pemarnpatan gambut karena kemampumampatan bertambah besar. Sedangkau pemberian beban awal dapat mengurangi kemampumampatau gambut sehingga pemampatan yang terjadi akan lebih kecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelwida Syofyan
"Gambut adalah tanah yang terbentuk dari pencampuran fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan telah berubah secara kimiawi menjadi fosil. Karakteristik gambut yang membedakannya dengan tanah lempung biasa adalah kadar air yang tinggi, kemampumampatan yang tinggi, dan daya dukung yang rendah. Dari karakteristik tersebut menjadikan pemahaman sifat teknis mekanika tanah gambut merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk mendapat metode yang benar, sehingga konstruksi yang dibangun di atasnya kuat dan aman. Gambut juga memiliki sifat dan karakteristik yang unik bila ditinjau dari perilaku konsolidasinya. Sedangkan konsolidasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam mekanika tanah, dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi.
Oleh karena itu penelitian terhadap sifat dan karakteristik konsolidasi yang dimiliki gambut terus dilakukan. Pada tanah lempung yang mempunyai laju konsolidasi rendah dan permeabilitas rendah, laju konsolidasi dapat dipercepat dengan menggunakan drainasi vertikal {sand drain). Prinsipnya adalah lintasan pengaliran dalam lempung dapat diperpendek dengan memperhitungkan pengaliran horizontal radial yang menyebabkan disipasi kelebihan tekanan air pori yang lebih cepat.
Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari keefektifan penggunaan drainasi vertikal (sand drain) pada gambut yang berasal dari Desa Tampan, Pekanbaru dalam proses konsolidasinya. Sebagai perbandingan maka dilakukan juga penelitian dengan pengaliran horizontal. Selanjutnya hasil yang didapat akan dibandingkan dengan jenis pengaliran biasa ( untuk pengaliran biasa ini disadur dari penelitian M. Rondham). Alat yang digunakan adalah Sel Rowe, karena dapat dilakukan pengaliran vertikal dan horizontal. Dari penelitian ini, akan didapatkan nilai-nilai parameter yang diperlukan untuk masing-masing pengaliran, untuk kemudian dapat ditentukan apakah drainasi vertikal (sand drain) lebih efektif dari pengaliran dengan cara biasa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Gambut merupakan tanah yang terbentuk dari percampuran fragmen-fragmen material organik tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk dan berubah secara kimiawi menjadi fosil. Gambut memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari tanah lempung biasa, yaitu memiliki kadar air dan kompresibilitas yang tinggi serta kapasitas daya dukung yang rendah. Hal ini menyebabkan tanah gambut kurang menguntungkan bagi konstruksi sipil. Selain karakteristiknya yang unik, tanah gambut juga memiliki perilaku konsolidasi yang berbeda dibandingkan dengan tanah lempung. Konsolidasi pada tanah gambut merupakan proses pemampatan yang lama. Konsolidasi sendiri merupakan salah satu aspek penting dalam mekanika tanah, dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Untuk itu, penelitian tentang perilaku teknis serta karakteristik konsolidasi tanah gambut perlu dilakukan agar konstruksi yang dibangun di atasnya kuat dan aman. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian konsolidasi satu dimensi dengan menggunakan alat konsolidasi Rowe Cell. Dengan drainasi vertikal satu arah dapat diukur penurunan yang terjadi pada sampel serta perubahan tekanan air pori di Aawr sel Pemhebanan standard dilakukan pada benda uji selama 24 jam dengan penambahan beban tertentu dan dilakukan pada tingkat kejenuhan berbeda dan pada Over Consolidated Ratio (OCR) 1 dan 2. Hasil dari pengujian kemudian dibandingkan untuk mendapatkan perilaku penurunan tanah gambut pada. Tanah gambut yang digunakan dalam pengujian berasal dari Berengbengkel, Kalimantan Tengah. Analisa yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Selain itu juga dianalisa kompresibilitas dan perilaku pemampatan dari tanah gambut tersebut."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradipta Tri Purusa
"ABSTRAK
Tanah air kita, Indonesia, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke memiliki kekayaan sumber daya alam yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan optimum. Sebagai warga negara, telah sepantasnyalah kita berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kemakmuran bangsa. Dari bermacam sumber daya tersebut, tanah gambut masih menjadi perbincangan hingga saat ini. Tanah gambut ini tersebar di daerah Irian, Selatan Kalimantan dan Timur Sumatera. Pada tugas akhir ini kami menggunakan contoh tanah gambut di daerah Kalimantan Tengah tepatnya di tepi Ruas Jalan Palangkaraya-Kuala Kapuas km.3 5, Desa Bereng Bengkel. Hal ini dihubungkan dengan Proyek Peningkatan Jalan Bereng Bengkel - km 35.
Tanah gambut merupakan tanah yang mempunyai kandungan organik dan kadar air yang tinggi, yang terbentuk dari fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dalam proses pembusukan menjadi tanah, yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, dimana tanah ini sangat buruk untuk mendukung beban konstruksi yang dapat menyebabkan kegagalan proyek-proyek infi-astruktur dalam bidang teknik sipil yang berkaitan dengan masalah kestabilan bangunan.
Tanah gambut mempunyai perilaku yang berbeda dibandingkan tanah lempung, karena konsolidasi pada gambut merupakan proses pemampatan yang lama. Hal ini dikarenakan karena gambut memiliki kadar air dan daya rembes yang tinggi serta adanya proses dekomposisi yang terjadi pada serat-serat organik oleh kegiatan bakteri mikrobiologi. Konsolidasi merupakan salah satu aspek yang penting yang harus ditinjau dalam mekanika tanah dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Oleh karena itu penelitian terhadap sifat, perilaku, dan karakteristik konsolidasi yang dimiliki gambut periu dilakukan.
Pada penelitian ini digunakan alat konsolidasi Sel Rowe atau Oedometer untuk pengujian konsolidasi satu dimensi di mana kondisi regangan lateral nol mutlak ada. Dengan drainasi vertikal satu arah dapat diukur penurunan yang terjadi pada sampel serta perubahan tekanan air pori di dasar sel. Pembebanan dengan Over Consolidated Ratio (OCR) 3 dan 4 dilakukan pada benda uji selama 24 jam pada setiap kenaikan beban dan dilakukan pada kondisi saturasi penuh dan saturasi sebagian.
Analisa yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Dilakukan pula analisa terhadap kompresibilitas dan perilaku pemampatannya pada berbagai kondisi pembebanan dan kejenuhan tanah gambut tersebut.

"
2000
S34953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian mengenai perilaku tanah organik termasuk tanah gambut menjadi penting saat ini, karena tanah gambut meinilika karakteristik yang berbeda dengan jenis tanah lainnya sehingga belurn sepenuhaya dapat dimanfaatkan khususnya untuk pembangunan di wilayah Indonesia dimana terdapat lapisan tanah gambut yang cukup besar terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemadatan yang dilakukan pada proses pengeringan dan pembasahan kembali terhadap perilaku kepadatan tanah gambut dengan variasi kadar air dari 60 % hingga 200 %. Selain itu juga dilak--ukan studi mikroskopik dengau menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), yang memungkinkan dilakukannya observasi terhadap tekstur tanah gambut pada kondisi awal (kadar air natural), kering udara maupun akibat proses pemadatan. Contoh tanah gambut yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh tanah gambut desa Tampan-Riau dan contoh tanah gambut Palangkaraya-Kalimantan Tengah, adapun kedua contoh tanah gambut ini merupakan contoh tanah terganggu (disturbed samples). Metode penelitian yang digunakan meliputi studi literatur terhadap penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya khususnya mengenai pemadatan tanah gambut. Dan juga digurakan metode studi eksperimental dimana dilakukan uji laboratorium terhadap kedua contoh tanah gambut yang meliputi pengujian index ,properties, pengujian pemadatan tanah dan CBR serta dilakukan observasi terhadap tekstur contoh tanah gambut."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Gambut merupakan tanah yang mempunyai kandungan organik, kadar air yang tinggi dan kapasitas daya dukung yang rendah yang terbentuk dari fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk, berubah secara kimiawi dan menjadi fosil. Pada umumnya terbentuk karena pengaruh ikiim dan curah hujan tinggi yang merata sepanjang tahun dengan topografi daerah yang tidak rata, sehingga memungkinkan terbentuknya depresi-depresi. Karena kapasitas daya dukung gambut yang rendah, maka gambut digolongkan sebagai tanah yang kurang menguntungkan bagi sistem konstruksi bangunan sipil. Tanah gambut mempunyai perilaku konsolidasi yang berbeda dibandingkan tanah lempung, karena konsolidasi pada gambut merupakan proses pemampatan yang lama, Hal ini dikarenakan gambut mempunyai kadar air dan daya rembes yang tinggi serta adanya proses dekomposisi yang terjadi pada serat-serat organik oleh kegiatan bakteri mikrobiologi. Konsolidasi merupakan salah satu aspek yang penting yang harus ditinjau dalam mekanika tanah dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Oleh karena itu penelitian terhadap sifat, perilaku, dan karakteristik konsolidasi yang dimiliki gambut terns dilakukan, apalagi untuk daerah seperti Indonesia yang memiliki prosentase lahan gambut yang cukup besar. Pada penelitian ini gambut diuji konsolidasi satu dimensi dengan menggunakan alat konsolidasi Rowe cell. Dengan drainase vertikal satu arah keatas, maka dapat dilakukan pengukuran terhadap penurunan (settlement) yang terjadi pada sampel gambut dan perubahan tekanan air pori di dasar sel. Pengujian dilakukan dengan pembebanan standard selama 24 jam dengan penambahan beban yang tertentu dan dengan proses pembebanan siklik monotonik yang kemudian hasil keduanya dibandingkan untuk mendapatkan perilaku penurunan (settlement) tanah gambut dari kedua model tersebut. Contoh tanah yang diuji adalah tanah gambut yang berasal dari Tampan Riau. Hasil pengujian kemudian akan dianalisa dengan menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, parameter pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Di Indonesia, tanah gambut menutupi daerah yang cukup luas di Sumatra dan Kalimantan. Dengan semakin berkembangnya kota-kota di Indonesia, termasuk di daerah Kalimantan maka pemerintah merencanakan untuk membangun jalan penghubung antara kota-kota di Kalimantan tsb. Pada saat ini sebagian dari jalan tsb. sudah merupakan jalan tanah dan sebagian kecil sudah dibangun dengan perkerasan aspal. Namun sebagian besar masih merupakan tanah asli hasil timbunan. Pada tugas akhir ini penulis menggunakan contoh tanah gambut di daerah Kalimantan Tengah tepatnya di tepi ruas jalan Palangkaraya-Kuala Kapuas km.35, Desa Bereng Bengkel. Hal ini dihubungkan dengan proyek peningkatan jalan Bereng Bengkel - km 35. Tanah gambut merupakan tanah yang mempunyai kandungan organik dan kadar air yang tinggi, yang terbentuk dari fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dalam proses pembusukan menjadi tanah, yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, dimana tanah gambut ini memiliki sifat yang tidak menguntungkan bagi konstruksi yaitu daya dukung yang rendah serta kompresibilitas yang tinggi. Maka dari itu, penanganan dengan metode yang benar dan tepat sangat diperlukan agar konstruksi yang dibangunan dapat berdiri dengan kuat dan aman. Sampai saat ini pengetahuan tentang gambut di Indonesia sangat sedikit, hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia memiliki lahan gambut yang luas sekali. Oleh sebab itu penelitian tentang perilaku tanah gambut yang ada di Indonesia perlu dilakukan. Dalam karya tulis ini penulis melakukan penelitian dengan serangkaian uji konsolidasi dengan menggunakan alat Rowe Cell untuk mengetahui bagaimana penurunan yang terjadi pada tanah gambut Kalimantan. Pembebanan yang dilakukan adalah pola pembebanan bertahap dan langsung dimana masing-masing pola pembebanan diuji dengan waktu pembebanan untuk setiap kenaikan beban divariasikan yaitu 6 jam dan 24 jam. Analisa yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Dilakukan pula analisa terhada kompresibilitas dan perilaku pemampatannya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>