Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Imanuddin
"
ABSTRAK
Beton sebagai bahan konstruksi semakin luas penggunaannya, sejalan dengan berkembangnya teknologi beton dewasa ini, mulai dari konstruksi ringan sampai konstruksi berat dan konstruksi yang khusus. Penggunaan beton pada konstruksi yang khusus misalnya terdapat pada pembangunan struktur-struktur yang berhubungan dengan radiasi, seperd di bidang kedokteran nuklir, pusat penelitian nuklir, dan fasilitas-fasilitas nuklir lainnya.
Struktur penahan radiasi dapat menggunakan berbagai tipe beton. Sifat-sifat yang dibutuhkan dari beton penahan radiasi adalah beton hams memiliki kandungan hidrogen tinggi, yang digunakan untuk menangkap neutron cepat, beton juga harus mempunyai daya tahan terhadap tegangan panas yang diakibatkan panas dari penangkapan neutron, dan beton hams mempunyai massa yang padat, yang berguna untuk mengatenuasi sinar gamma. Diketahui bahwa kemampuan beton menyerap sinar gamma, proporsional terhadap densitasnya, ketebalan perisai/penahan bisa dikurangi bila mempergunakan beton dengan densitas tinggi. Beton dengan densitas tinggi dapat diperoleh dengan menggunakan material-material yang mempunyai berat jenis tinggi sebagai pengganti agregat biasa, seperti Barit (BaS04), Hematit (Fe2O3), Magnetit (FeFe2O4), Gutit (HFeO2), Ilmenit (FeTiO3), dan bahan lain yang sejenis.
a
Dengan memperhatikan hal diatas, penelitian ini dimaksud untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan untuk mengetahui pengaruh dari peradiasian pada beton barit (sebagai beton berat) yang menggunakan admixture fly ash. Penggunaan fly ash di sini diharapkan dapat meningkatkan kerapatan beton, oleh karena partikel-partikel fly ash yang sangat kecil (lebih kecil dari partikel-partikel semen) dapat mengisi rongga-rongga yang ada, sehingga penyerapan beton barit terhadap radiasi juga meningkat.
"
1997
S34660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Sudrajat
"ABSTRAK
Terapan teknologi beton pada bidang konstruksi semakin berkembang
disamping karena aspek kemudahan pengerjaan dan nilai ekonomis beton
merupakan nilai tambah. Penggunaan beton sebagai penahan radiasi untuk unit
radiologi, instalasi radio metalurgi ( RMI ) reaktor untuk penelitian dan reaktor
nuklir pembangkit listrik yang berhubungan dengan paparan radiasi.
Beton untuk berbagai tipe telah dipergunakan secara luas sebagai struktur
penahan radiasi untuk peketja dan peralatan terhadap paparan radiasi yang merusak
dan partikel nuklir. Sifat-sifat yang dibutuhkan dari beton penahan radiasi adalah
beton harus memiliki kandungan Hidrogen tinggi untuk menangkap neutron cepat
( fast neutron ), beton harus mempunyai daya tahan terhadap tegangan panas
( thermal stresses ) yang diakibatkan panas dari penangkapan neutron dan
selanjutnya beton harus mempunyai massa yang cukup padat untuk mengatenuasi
sinar gamma. Beton penahan radiasi harus tahan terhadap panas radiasi dari sistem
selama rnasa operasi. Diketahui bahwa kemampuan beton menyerap sinar gamma
proporsional terhadap densitasnya, ketebalan perisai bisa dikurangi bila
dipergunakan beton dengan densitas tinggi. Densitas beton bisa dinaikan dengan
mempergunakan agregat dengan specific gravity tinggi. Material dengan densitas
tinggi tersebut diantaranya adalah : Barit, Hematit, Limonit,Magnetit dan agregat
berat artifisial seperti steelslag, dan srap iron atau iron ore.
Untuk terapan khusus perlu memodifikasi beton densitas tinggi dengan
menambah kandungan Hidro gen dan elemen pendukung yang memiliki penampang
lintang lintasan dengan efektifitas besar ( large effective removal cross section )
dengan tujuan mengatenuasi radiasi neutron dan sinar gamma. Untuk
memperlambat neutron cepat beton harus mengandung material ringan seperti
Hidrogen. Dari komposisi unsur penyusun agregat berat diketahui bahwa densitas
tinggi tidak sebanding dengan kandungan Hidrogen tinggi. Karena hal tersebut di
atas disyaratkan untuk disain fasilitas bangunan nuldir dipenuhi sifa -sifat nuklir
( nuclear properties) dan sifat-sifat fisik dan mekanik ( physical and mechanical
properties ) yang memberikan suatu kinerja tinggi dari penahan radiasi dalam
pengoperasian.
Atenuasi dapat diartikan sebagai kemampuan suatu material untuk
mengurangi intensitas paparan radiasi yang melaluinya. Sebagian radiasi berasal
dari proses fisi, hanya neutron dan foton yang memiliki kemampuan cukup untuk
penetrasi dan mengakibatkan kerusakan biologi terhadap beton yang menjadi
masalah. Untuk kasus neutron, spektrum energi tinggi dihasilkan Iangsung dari
proses fisi dan untuk foton, sumber energi gamma tinggi yang didistribusikan
rnelalui inti dan penahan radiasi sebagai akibat dari energi terikat yang terlepas
ketika neutron diserap oleh inti.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari karakteristik atenuasi dari
material dan sifat-sifat mekanik yang memenuhi kriteria sebagai material penahan
radiasi seperti ketahanan ( durability ), efektivitas terhadap paparan radiasi dan
ekonomis. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu altenatif material
penahan radiasi dengan proyeksi pada fasilitas bangunan nuklir.

"
1996
S34634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richie Ghifari
"Rancang campur beton merupakan proses bertahap dan kompleks untuk mencoba menemukan komposisi bahan terbaik guna menghasilkan beton dengan performa terbaik. Kuat tekan beton merupakan sifat terpenting dalam kualitas beton dibandingkan sifat-sifat lain. Dalam proses pembuatannya, banyak variabel terutama jumlah komposisi material penyusun yang dapat memengaruhi kuat tekan beton. Terdapat beberapa metode konvensional dalam memprediksi beton yang terkadang memberikan hasil prediksi lebih atau kurang dari kuat tekan yang ditargetkan. Diperlukan metode yang akurat dalam memprediksi kuat tekan beton agar dapat memberikan keuntungan secara signifikan terhadap penggunaan bahan. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Deep Neural Network (DNN) sebagai subbidang dari Machine Learning (ML) dan Artificial Intelligence (AI), untuk memprediksi kuat tekan beton berdasarkan komposisi campuran dan properti materialnya. Penelitian ini menghasilkan formula matematika berupa persamaan yang dihasilkan dari model DNN terbaik dengan melihat aspek error model dan grafik model loss. Terdapat total 2048 model yang dianalisis dengan variasi jumlah variabel input (feature) yang berbeda-beda. Model 280 pada kasus 1 dan model 23 pada kasus 5 merupakan model terbaik yang dihasilkan penelitian ini, dengan masing-masing nilai error model 43,8028 dan 5778,5850 untuk Mean Squared Error (MSE) serta 5,0073 dan 59,8225 Maen Absolute Error (MAE).

Concrete mix design is a gradual and complex process of trying to find the best ingredient composition to produce the best performing concrete. The compressive strength of concrete is the most important property in concrete quality compared to other properties. In the manufacturing process, many variables, especially the amount of material composition, can affect the compressive strength of concrete. There are several conventional methods of predicting concrete that sometimes give predictive results more or less than the targeted compressive strength. An accurate method of predicting the compressive strength of concrete is needed in order to significantly benefit the use of materials. Therefore, this research utilizes Deep Neural Network (DNN), a subfield of Machine Learning (ML) and Artificial Intelligence (AI), to predict the compressive strength of concrete based on its mix composition and material properties. This research produces mathematical formulas in the form of equations generated from the best DNN model by looking at the aspects of model error and model loss graphs. There are a total of 2048 models analyzed with different variations in the number of input variables (features). Model 280 in case 1 and model 23 in case 5 are the best models produced by this study, with model error values of 43.8028 and 5778.5850 for Mean Squared Error (MSE) and 5.0073 and 59.8225 Maen Absolute Error (MAE), respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Basuki
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S34254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirzan Gani
"Outrigger ditujukan untuk memberikan kekangan rotasi pada dinding geser dan kolom-kolom eksternal yang diperkaku belt truss merupakan komponen penahan aksial akibat aksi dari outrigger. Penelitian Lee (2008), Taranath (2010), Fawzia (2011) dan peneliti lainnya menunjukkan aksi outrigger ini dapat mereduksi momen nominal dinding geser dan meminimalisir simpangan lateral bangunan. Namun akibat kekangan outrigger ini menimbulkan tegangan tambahan pada dinding geser pada lokasi dimana outrigger terpasang. Selanjutnya beban aksial tambahan dari aksi outrigger pada kolom-kolom perimeter cenderung akan mempengaruhi kapasitas kolom pada kondisi kritis.
Dalam penelitian ini perilaku non-linier struktur shearwall-outrigger-belt truss 50 lantai yang didisain tanpa dan dengan faktor pembesar Ωo 2,5 dan modifikasi respon R sebesar 6 sesuai SNI 03-1726-2010 dievaluasi menggunakan analisis non-linier pushover.
Hasil penelitian menunjukkan untuk struktur tanpa penggunaan faktor pembesar Ωo mencapai damage index melebihi batas safety limit state yang diakibatkan oleh tercapainya secara dini sendi plastis pada bresing outrigger maupun pada couple beam. Sementara untuk struktur yang menggunakan faktor pembesar Ωo memberikan hasil yang lebih baik namun belum mampu mencapai kinerja struktur sesuai yang ditentukan FEMA 440. Modifikasi dilakukan pada couple beam di lokasi outrigger terpasang menggunakan disain rangka baja untuk memperbaiki kinerja struktur yang menggunakan faktor pembesar Ωo. Hasil modifikasi memberikan kinerja struktur yang meningkat.

Outrigger intended to provide rotational restraint at shear wall and external columns stiffened by belt truss are axial bearing components due to the action of the outrigger. Lee (2008), Taranath (2010), Fawzia (2011) and others shows outrigger can reduce nominal moment of shear wall and building lateral drift. But the consequences of this outrigger restraints afford additional stresses to the shear wall at the location where outrigger attached. Furthermore additional axial load by outrigger action to the perimeter columns likely would affect the capacity of the column in critical condition.
In this study the behaviour of non-linear 50 story shearwall-outrigger-belt truss structure designed with and without magnifying factor Ωo 2,5 and response modification factor 6 required by SNI 03-1726-2010 evaluated using non-linear pushover analysis.
The results showed for the structure without magnifying factor Ωo reached damage index beyond safety limit state, caused by plastic hinge formed early at the outrigger bresing and couple beam. As for the structure that uses a magnifying factor Ωo give better results but have not been able to achieve the specified performance of the structure in accordance FEMA 440. Modification made to the couple beam at the location where the outrigger attached using steel frame design to improve the performance of a structure that using magnifying factor Ωo. Modified structures provide increased performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Serano
"Pada penelitian ini akan dilakukan analisis dinamik 3D dengan membandingkan pemodelan di mana struktur atap dan tribun disatukan dalam 1 model, dan pada model yang lain hanya struktur tribun saja yang dianalisis, sedangkan struktur atap hanya dimodelkan sebagai beban. Dari hasil simulasi dan analisis menunjukkan bahwa periode getar struktur dan karakteristik dinamik lainnya dari kedua model yang dibandingkan memiliki selisih yang kecil. Gaya ? gaya dalam yang terjadi pada kolom pada setiap pemodelan memiliki hasil yang berdekatan, kecuali pada kolom penumpu atap. Sedangkan untuk rasio tulangan, hasil yang mendekati pemodelan utuh adalah pemodelan yang dianalisis secara dinamik, di mana hasil pada analisis statik memberikan hasil yang underdesign.

In this study, 3D dynamic analysis will be performed and the models will be compared, one modeled completely as unity, and another will be modeled separately while the roof structure modeled as a load only. From simulation and analysis show that period of vibration and other dynamic characteristics of both models only have a small difference. The internal forces which occur in the column on every model also have an adjacent value, except on roof-bearing column. As for the reinforcement ratio, the model which analyzed with dynamic analysis gives the nearest value, where the result of the static analysis gives results that under design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42157
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trimanta
"ABSTRAK
Pertumbuhan dan perkembangan dunia konstruksi dewasa ini, semakin meninqkat sejalan dengan kemajuan dunia industri. Sehingga usaha menekan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan struktur beton merupakan hal _yang sangat panting.
Untuk menunjang usaha penekanan biaya, maka tidak terlepas dari penelitian. Usaha penelitian yang kami lakukan adalah untuk mengetahui hubunqan antara pekerjaan pengecoran denqan besarnya tekanan vertikal dan horisontal yang terjadi, terhadap pekerjaan :
- Formwork untuk lantai
- Formwork untuk Balok
- Formwork untuk Kolom
- Formwork untuk Dinding

"
1995
S35533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S34263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rizqi Yuwanto Hanapi
"Radiografi umum merupakan pelayanan diagnostik yang menggunakan paparan sinar-X, terutama untuk mendeteksi patah tulang, tumor, dan masalah organ internal tubuh. Paparan sinar-X dapat menciptakan citra, memerlukan perlindungan agar area penggunaan radiasi tetap amanbagi pekerja radiasi dan lingkungan. Timbal menjadi pilihan utama saat ini dalam pemilihan material untuk perisai radiasi karena dapat menyerap paparan radiasi sinar-X dengan efektif tetapi kurang efektif dari segi biaya produksi.  Berbeda dengan timbal, beton tidak memiliki kemampuan yang sama dalam menyerap radiasi secara efektif. Namun, produksinya relatif mudah dan biaya produksinya lebih rendah. Salah satu massalah utama terkait dengan penggunaan beton adalah variasi massa jenisnya yang signifikan di berbagai lokasi yang akan diukur terlebih dahulu, disebabkan oleh perbedaan dalam pemilihan material dasarnya. Sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan bentuk kurva antara faktor transmisi dan ketebalan dinding dalam milimeter yang sesuai dengan material beton yang ada di Indonesia hingga membuat perangkat lunak berbasis website untuk mempermudah kalkulasi ketebalan beton yang dibutuhkan. Penelitian ini menggunakan pesawat sinar-X sebagai pemancar radiasi dan beton lokal sebagai perisai radiasi, dilakukan dengan dua percobaan yakni percobaan perisai primer dan percobaan perisai sekunder. Setelah mendapatkan data hasil pengukuran dilakukan pembuatan kurva antara transmisi radiasi dan ketebalan beton,telah didapatkan perbedaan yang cukup besar antara kurva beton lokal dan kurva pada NCRP 147 pada perisai primer maupun perisai sekunder.

General radiography is a diagnostic service that uses X-ray exposure, primarily to detect fractures, tumors, and internal organ issues. X-ray exposure can create images, requiring protection to ensure the radiation usage area remains safe for radiation workers and the environment. Lead is currently the primary choice for radiation shield material because it can effectively absorb X-ray radiation exposure, though it is less cost-effective to produce. Unlike lead, concrete does not have the same capability to absorb radiation effectively. However, its production is relatively easy and cheaper. One major issue with using concrete is the significant variation in its density across different locations, which must be measured beforehand due to differences in basic material selection. Therefore, this research aims to determine the curve form between the transmission factor and wall thickness in millimeters corresponding to the concrete material available in Indonesia and to develop web-based software to facilitate the calculation of the required concrete thickness. This research uses an X-ray machine as the radiation emitter and local concrete as the radiation shield, conducted through two experiments: primary shield experiment and secondary shield experiment. After obtaining the measurement data, curves were created between radiation transmission and concrete thickness, showing a significant difference between the local concrete curve and the NCRP 147 curve for both primary and secondary shields."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>