Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183684 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihantono
"ABSTRAK
Pengujian beban akan dilakukan terhadap 3 jenis balok yaitu: 1. Balok yang dicor utuh (lbuah) 2. Balok yang' dicor dengan sambungan ditengah bentang dengan suditt penglientian/ sambungan 90_ (2 buah ) 3. Balok yang dicor dengan sambungan pada %4 bentang dengan sudut penglientian 1 penyambungan 45 _ (2 buah) Kelima balok tersebut berukuran 15 cm x 25 cm x 240 cm dengan mutu beton K225, untuk tulangan tarik dan tekan menggunakan mutu tulangan U 24 dengan (D 12 mm, juga untuk beugel digunakan U24 dD 6 - 200 mm. Pembebanan pada balok diberikan secara bertahap pada 2 titik yang berjarak masing-masing 113 bentang(80 cm) .Tiap tahap beban ditambah [ 00k9, pembebanan mulai dan' 0 kg sampai balok pa tali pada beban 2307,5 kg Setiap kali penambahan 100 kg beban, dilakukan penganiatan 1 pencatatan pada : - 3 buali dial lendutan untuk mengukur besar lendutan, Pengamatan dihentikan ketik2 dial berputar terns. Jarak kancing ke kancing (de mac) secara horizontal untuk mengukur perpanjaiigan atau pemendekan dari balok. Pola retak pada dinding balok . Untuk mencari retakan dengan kaca pembesar, dan memperelas retakan dengan spidol keinudian menjiplak retakan-retakan diatas kertas roti atau kertas kalkir. Dengan menganalisa : Grafik beban - lendutan , (dibuat dari data lendutan) Grarik regangan - te;angan (data dari de mac) Retakan yang diiiplak ada pads kertas roti terutama pada bagian sambungan pengecoran maka didapat Basil sebagai berikut Kelima balok mempunyai Batas kemampuan yang sama daiam memikul beban yaitu : 2307,5 kg. Pada sistim sambungan 1/4 terdapat retakan yang lebar (parah) pada sambungannya. Pada sistim sambungan 1/2 tidak terdapat retakan pada sambungannya. Pada sisitim sambungan 1/2 mempunyai lendutan sedikit lebih besar dari pada sistinisambungan 1/4. Balok utuh mempunyai nilai lendutan diantara nilai lendutan sambungan 1/2 dan sambungan _. Pada sistim sambungan % mempunyai nilai regangan rata-rata lebih besar dari mlai regangan rata-rata sambungan 1/4. Balok utuh mempunyai nilai regangan diantara nilai regangan sambungan 1/2 dan sambungan _. Dart hasil penelitian im maka Para pelaksana lapangan dapat melakukan penghentian pengecoran baiok ditengah-tengah bentang.

"
2000
S35625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
F.X. Supartono
"ABSTRAK
Makalah ini menyampaikan perkembangan penggunaan beton pratekan untuk jembatan berbentang panjang, yang berkembang cepat seiring dengan meningkatnya kebutuhan prasarana transpotasi yang demikian pesatnya di dalam maupun di luar negri. Selanjutnya disampaikan keuntungan jembatan berbentang panjang dengan sistim kantiliver dan cable stayed, suatu sistim teknologi modern untuk jembatan berbentang panjang, terutama untuk lokasi pelaksanaan yang relatif sulit. Seiring dengan meningkatnya teknologi beton, jembatan dengan sistim kantiliver dan cable stayed dapat merupakan suatu pilihan ekonomis untuk jembatan dengan panjang bentang sampai 400 meter, dan 1000 meter bila dikombinasikan dengan baja. Sebagai studi kusus, disampaikan pula rancang rekayasa jembatan cable stayed Cisadane ? Bumi Serpong Damai di Serpong Jawa Barat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Syaiful Ashari
"Pada saat ini, desain dengan teori kekuatan batas dan juga teori elastis digunakan pada beton pratekan, sebagian besar para perancang masih tetap memakai teori elastis. Sangat sulit untuk menyatakan preferensi satu dari yang lainnya. Masing-masing mempunyai keuntungan dan kekurangannya. Tefapi, metode apa pun yang dipakai untuk desain, yang lain hams dipakai untuk pemeriksaan kembali. Sebagai contoh, pada waktu teori elastis dipakai dalam desain, adalah umum untuk mengecek kekuatan-batas peoampang untuk mengeatahui apakah ada kekuatan cadangan yang cukup untuk memikul beban-berlebih (overload). Pada waktu teori kekuatan-batas yang dipakai, teori elastis dipakai untuk mengetahui apakah penampang ditegangkan berlebihan pada kondisi beban tertentu dan apakah lendutannya berlebihan- Penegangan-berlebih (overstressing) tidak disukai karena dapat menimbulkan rctak dan rangkak dan pengaruh kelelahan. Jika kita berhubungan dengan tipe dan perbandmgan yang baru, mungkin desain elastis saja tidak menghasilkan stmktur yang aman pada penibebanan-berlebih, sementara itu desain dengan kekuatan-batas dengan gendirinya mungkin saja tidak menjamin terhadap kelebihan tegangan yang berlebihan pada beban kerja.

At the present time, both the elastic and the ultimate designs are used for prestressed concrete, majority of designers still following the elastic theory. It is difficult to state exact preference for one or the other. Each has its advantages and shortcomings. But, whichever method is used for design, the other must often be applied for checking. For example, when the elastic theory is used in design, it is the practice to check for the ultimate strength of the section in order to find out whether it has sufficient reserve strength to carrying overloads. When the ultimate design is used, the elastic theory must be applied to determine whether the section overstressed under certain conditions of loading and whether the deflections are excessive. Overstressing is objectionable because it may result in undesirable cracks, creep and fatigue effects. When we delve into near types and proportions, it is possible that elastic design alone might not yield a sufficiently safe structure under overloads, while the ultimate design by it self might give no guarantee against excessive overstress under working conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>