Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1869 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 2007
616.241 IND b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhasni M. N. Harun
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terutama pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang termasuk Indonesia. Setiap tahun dari 15 juta kematian yang diperkirakan terjadi dikalangan anak dibawah usia lima tahun (balita) kira -kira 4 juta kematian (26,6%) di sebabkan oleh penyakit ISPA terutama pneumonia. Tingginya angka kematian tersebut maka WHO dan UNICEF mengembangkan suatu strategi yang disebut Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang merupakan upaya kuratif sekaligus upaya promotif dan preventif. MTBS dirancang untuk memadukan pendekatan 6 penyakit utama yaitu Pneumonia, Diare, Malaria, DBD, Campak, penyakit telinga serta malnutrisi dan anemia pada balita dengan menggunakan algoritma untuk menilai dan mengklasifikasikan balita sakit, yang prinsipnya untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan pada balita sakit secara menyeluruh tidak terpisah-pisah antara satu gejala dengan gejala yang lain.
Pendekatan MTBS di Kab. Donggala di mulai tahun 1999 dengan uji coba 4 puskesmas yang hasilnya dapat meningkatkan cakupan penemuan kasus penumonia dari 69% pada tahun 1998 menjadi 86% tahun 1999 dan 109,9% pada tahun 2000. Namun keberhasilan puskesmas dengan pendekatan MTBS dalam meningkatkan kesembuhan pneumonia balita belum dapat dievaluasi terutama di tingkat pelaksanaan baik terhadap masalah petugas dan pasien pada tatalaksana standar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh talakasana penumonia balita terhadap kesembuhan penderita di puskesmas MTBS Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah Tabun 2001. Studi ini menggunakan desain kohor prospektif yang mengevaluasi tatalaksana pengobatan kasus pneumonia di puskesmas MTBS dan membandingkan dengan puskesmas non MTBS selanjutnya melihat perkembangan penderita pada hari ke 6 pengobatan. dan mengadakan wawancara dengan menggunakan kuesioner pada ibu balita, Analisa data meliputi univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil studi menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara puskesmas MTBS dan non MTBS terhadap tingkat kesembuhan p=0,002. dan hubungan yang bermakna antara tatalaksana kasus pneumonia di puskesmas MTBS berupa pemberian dosis obat dan cara pemberian obat terhadap kesembuhan masing-masing nilai p=0,000, serta penelitian ini juga menunjukkan hubungan yang bermakna antara variabel imunisasi (p=0,001), gizi (p=0,001), pendidikan (p=0,033) dan kepatuhan (p=0,000) terhadap kesembuhan penderita penumonia dan pada akhir analisa ditemukan bahwa balita yang menderita pneumonia pada puskesmas MTBS memiliki risiko untuk sembuh sebesar 2.14 kali lebih dibandingkan dengan balita pada puskesmas non MTBS.
Dari hasil penelitian ini disarankan pendekatan MTBS perlu dipertimbangkan pada puskesmas -puskesmas ke Kab. Donggala yang belum melaksanakan, selain itu kegiatan program imunisasi dan perbaikan gizi perlu ditingkatkan melalui kegiatan di posyandu dan penyuluhan gizi pada ibu balita, pemanfaatan pekarangan, sementara program imunisasi selain diposyandu juga diupayakan melalui kegiatan sweeping imunisasi serta perlunya konseling bagi ibu balita di puskesmas khususnya puskesmas non MTBS.

Effect of Pneumonia under fives Manner to recovery patient level in Health Center with MTBS strategy approach in Donggala District of Central Sulawesi Province in 2001Acute Respiratory Infection (ARI) especially pneumonia represents main causes of Mortality and morbidity under fives in the developing country including Indonesia. Every year from 15 million under five deaths that be contribute 4 million death (26,6%) caused by Acute Respiratory Infection (ARI) especially Pneumonia. The rising of that death number so WHO and UNICEF develop a new strategy named Integrated Management of Childhoods Illness (IMCI), which represent curative expedient also, promotive expedient and preventive. IMCI designed to meet of 5 main disease among under five such as Pneumonia, Diarrhea, Dengue , Malaria, Measles, and Malnutrition using algorithm to estimate and classified the sick child, which the principle to revise the quality of medical services to the sick child with entirely way, not separated between one symptoms to another.
Strategy approach of IMCI in Donggala district starting on 1999 with testing in 4 health centers, the result can increase the Pneumonia coverage from 69% on 1998 to 86% on 1999 and 109,9% on 2000. In spite of the successful of Strategy approach of IMCI in health center in increasing the children Pneumonia under five recoveries can not evaluated yet, especially on accomplishment level even to the officer problem and patient on standard manner.
This study performed to know the effect of Pneumonia under five manners to the recovery patient level in health center with strategy approach of IMCI in Donggala district of Central Sulawesi Province on 2001. This study using Kohor prospective analytic design. Which evaluate and compare implementation of Standard case Management Of ARI (Pneumonia) between HC with IMCI approach and HC without that approach which looking the development of illness until sixth days therapy using questioner to perform deep interview the mother. The data analysis included univariat, bivariat, and multivariat.
Study result showed there are significance relation between IMCI health center and non IMCI HC the recovery level of Pneumonia p = 0.002, and significance relation between manner of Standard Case Management of pneumonia in IMCI health center in shape of doses of medicine and the way of give the medicine to the each recoveries with each score p = 0,000, along with this study shows the meaningful relation between Immunization status (p = 0,001), Nutrition status (p = 0,001), Education status (p = 0.003) and Compliance rate (p = 0,000) to the recovery of pneumonia and at the end of the analysis found that under fives children which suffer pneumonia in IMCI health center have risk to recovery than about 2.14 times compared with the child in non IMCI health center.
The result of this study suggested that strategy approach of IMCI considered in every health center in Donggala district which not performed will be implementation of IMCI approach, beside that immunization program activity and increasing nutrition status improvement through the activity in Posyandu (Integrated Health Post) and promotion of nutrition espionage to the mother, home garden using, mean while immunization program beside in posyandu also striven through immunization sweeping activity, also need of Health counseling for the mother in health center especially non-IMCI Health Center.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T2745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pneumonia dijuluki sebagai penyebab kematian utama bayi aorta balita di Indonesia. Pengetahuan orang tua khusunya ibu dalam mendeteksi adanya pneumonia pada anak mereka menjadi kunci keberhasilan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik sosiaI dengan pengetahuan ibu tentang penyakit pneumonia pada balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah quota sampling dengan responden peneliti sebanyak 53 orang. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan jenis penelitian kuantitatif dun metode cross sectional. Analisis bivariat menggunakan rumus chi square dan didapatkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan pengetahuan ibu (P value=0,663; α=0,05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden (P value=0,222; α=0,05). Serta tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat jumlah anak dengan pengetahuan responden (P value=0,848; α=0,05). Peneliti merekomendasikan agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan pengetahuan dengan perilaku orang tua yang balitanya pemah mengaIami pneumonia."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5888
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rahayu Pamungkas
"Pneumonia merupakan penyebab kematian balita setelah diare dan selalu berada pada daftar 10 penyakit terbesar yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko pneumonia pada balita di 4 (empat) provinsi di wilayah Indonesia timur, yaitu provinsi Papua, Papua Barat, Gorontalo dan NTT dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2007. Data diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 dengan sampel sebanyak 8631 balita. Desain penelitian ini adalah cross sectional study.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi pneumonia pada balita di 4 provinsi di wilayah Indonesia timur sebesar 5,7%. Analisis multivariate dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita adalah riwayat terkena campak (p=0,000), pekerjaan ibu (p=0,000), pengeluaran per kapita (p=0,018).

Pneumonia is the cause of death of children under five years old after diarrhea and always be on the list of 10 diseases that exist in the largest health care facility. This study aims to determine risk factors of pneumonia for children under five years old in the 4 (four) provinces in eastern Indonesia, namely the province of Papua, West Papua, Gorontalo and NTT by using data Riskesdas 2007. Sample size was 8631 infants were obtain from Indonesia Primary Health Research in 2007. This study design is cross sectional study.
The results showed that the proportion of pneumonia in children under five years old in four provinces in eastern Indonesia at 5.7%. Multivariate analysis with multiple logistic regression showed that variables significantly associated with incidence of pneumonia in children under five years old is a history of measles (p = 0.000), maternal employment (p = 0.000), expenditures per capita (p=0,018).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
"Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terutama pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang termasuk Indonesia. Dari 15 juta kematian yang diperkirakan terjadi dikalangan anak di bawah usia lima tahun (balita) setiap tahun di negara berkembang, kira-kira 4 juta kematian (26,6 %) disebabkan oleh penyakit ISPA terutama pneumonia. Di Kabupaten Ogan Komering Ilir penyakit pneumonia masih menjadi masalah kesehatan dimana dari data prosentase sepuluh penyebab kematian balita sebesar 30 % menempati urutan teratas.
Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia balita dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2002. Studi ini menggunakan desain kasus-kontrol. Kasus adalah balita yang menderita radang paru ditetapkan berdasarkan kriteria diagnosis Puskesmas yang di dalam registernya dinyatakan sebagai penderita pneumonia, sedangkan kontrol adalah anak balita yang bertempat tinggal dalam satu kelurahan/desa dengan tempat tinggal kasus. Data diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner pada ibu balita dan dilakukan observasi dengan cara pengukuran dan pengamatan untuk mendapatkan data kepadatan rumah dan keadaan ventilasi. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil akhir uji multivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara ventilasi hunian OR=4,21 (95 % CI: 2,0-8,6) p=0,000, riwayat pemberian vitamin A OR=4,14 (95 % Cl: 2,4-7,0) p=0,000 kepadatan hunian 0R=3,41 (95 % CI: 2,0-5,6) p=0,000, adanya perokok dalam keluarga OR= 2,97 (95 % CI:1,6-5,2) F0,000, imunisasi campak OR-2,21 (95 % CI: 1,3-3,6) p=0,002, dengan kejadian pneumonia pada balita.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar pemberian vitamin A secara gratis setiap bulan Februari dan Agustus diantarkan langsung oleh kader ke rumah balita, bukan ibu balita yang mengambil kerumah kader/kepala desa. Mengadakan penyuluhan kesehatan masyarakat mengenai pengaruh buruk rokok terhadap kesehatan balita, manfaat imunisasi campak dalam rangka untuk mencegah terjadinya pneumonia pada balita. Kerja sama lintas sektoral dengan Dinas Pekerjaan umum dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan perumahan terutama mengenai ventilasi hunian yang memenuhi syarat kesehatan dan kepadatan hunian.

Acute respiratory infection especially pneumonia, is the number one cause of mortality and morbidity of infant and children in developing countries included Indonesia. U the developing countries, about 4 millions out of 15 millions under five deaths every year are due to acute respiratory tract infection. In Ogan Komering Ilir district, pneumonia is still a major health problem and also a number one rank among ten cause of children under five years morbidity rate with 33 %.
The aim of this study is to investigate factors related to pneumonia incidence in children under five years in Ogan Komering Ilir district in 20002. Design of this study is case control. The case is under-five with pneumonia that diagnosed by Puskesmas noted as pneumonia in the register book and the control is under-five children live in the same house crowdedness and ventilation condition. Data were analyzed by univariate, bivariate and multivariate analysis.
Multivariate analysis show five independent variable that related to pneumonia incidence in under-five children, that is ventilation condition OR 4.21 (95 % CI: 20-8.6) p=0.0000, vitamin A consumption history OR 4.14 (95 % CI: 2.4-7.0) p=0.0000, housing crowdedness OR 3.41 (95% CI: 2.0-5.6) p=0.0000, smokers among family OR 2.97 (95% Cl: 1.6-5.2) p= 0.0000, and measles immunization OR 2.21 (95% CI: I.3-3.6) p=0.0002.
Based on the research, it is suggested that free vitamin A distributed on February and August could be dropped directly to under-five children's mothers instead of picked up by under-five children's mothers to cadres of village's house. Health promotion program about smoking adverse effect to under-five children health and measles immunization advantages to prevent pneumonia incidence in under-five children should be conducted in the community. Inter-sector's coordination with the Dinas Pekerjaan Umum should be implemented in order to improve quality of housing environment especially healthy and crowdedness.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Juliastuti P.
"Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terutama Pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang termasuk Indonesia. Dari 15 juta kematian yang diperkirakan terjadi di kalangan anak di bawah usia lima tahun (balita) setiap tahun di negara berkembang, kira-kira 4 juta kematian (26,6 %) disebabkan oleh penyakit ISPA terutama pneumonia. Di Kabupaten Ciamis penyakit pneumonia masih menjadi masalah kesehatan dimana dari data prosentase sepuluh penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Ciamis, pneumonia mempunyai kontribusi penyebab kematian sebesar 53,42 % dan merupakan urutan teratas.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia balita di wilayah kerja Puskesmas Cisaga Kabup.aten Ciamis tahun 2000. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol. Kasus adalah balita yang menderita pneumonia yang datang ke puskesmas sedangkan kontrol adalah tetangga kasus yang tidak menderita pneumonia. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner pada ibu balita dan dilakukan observasi dengan Cara pengukuran dan pengamatan untuk mendapatkan data kepadatan rumah dan keadaan ventilasi. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil studi ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara adanya perokok ( p = 0,0000 ), ventilasi rumah ( p = 0,0409), letak dapur ( p = 0,0000), gizi balita (p = 0,0090 ), pengetahuan ibu (p = 0,0001) dan sosial ekonomi (p = 0,0085) dengan kejadian pneumonia balita.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar dilaksanakan penyuluhan mengenai pengaruh buruk rokok terhadap kesehatan balita, ventilasi rumah yang memenuhi syarat kesehatan, letak dapur terpisah dari kamar balita, gizi balita dan pengetahuan mengenai pneumonia serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia. Selain itu perlunya kerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan di dalam maupun di luar rumah melalui Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman.

Acute Respiratory Infection particularly pneumonia is the main cause of the infant and baby illness and death in developing countries, including Indonesia. In developing countries, 15 millions of death is estimated occur to the children under five years of age annually at the developing countries, 4 millions (26,6 %) is caused by ARI, especially pneumonia. At Ciamis Regency, pneumonia is still a major health problem among ten death causes of children at Ciamis Hospital, pneumonia contributes 53,42 % as the primary cause.
This research is carried out to identify factors relating to the pneumonia to the children under five years of age in the working areas of Cisaga Health Center, Ciamis regency in the year of 2000. This study applies a case-control design. The cases are children under five years of age who suffer from pneumonia and come to the health center, while the control is the neighbors of the cases which do not suffer from pneumonia. The data is obtained from the result of the interview by using the questionnaires given to the mother of the children and the observation is done through measurement and observation to obtain the data of house population and ventilation condition. The data analysis includes univariate, bivariate and multivariate analysis.
The result of the study reveals that there is a significant relationship between smoking (p=-0,4000), house ventilation (p=0,0409), kitchen location (p=0,0000), children nutrition (p=0,0009), mother?s knowledge (p=0,0001) and social economy (p=0,0085) of the pneumonia accruing to the children.
On the basis of the result of the research, it is recommended to carry out health education on the bad effects of the smoking on the health of the children, good and healthy house ventilation, location of the kitchen which is separated from the children's room, children nutrition and knowledge on the pneumonia as well as factors relating to the pneumonia. In addition, it is required an inter-sectoral and program cooperation in order to improve the quality of the environment both inside and outside of the house through a program for the environment health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T3373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Rianawati
"Penumonia adalah salah satu penyebab mortalitas tertinggi pada balita sehingga penyakit ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Tingginya angka kejadian pneumonia tidak terlepas dari beberapa faktor resiko. Penelitian ini membahas tentang kejadian pneumonia pada balita serta faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 100 orang, dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pancoran Tahun 2014. Analisa hubungan dengan menggunakan uji chi square dan regresi logistik.
Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita adalah anggota keluarga yang merokok dengan nilai OR=10,304 (95% CI: 2,988 - 35,528), usia balita dengan nilai OR=7,411 (95% CI: 2,406 - 22,828), ASI eksklusif dengan nilai OR=3,390 (95% CI: 1,201 - 9,571) dan sosial ekonomi orang tua dengan nilai OR=3,227 (95% CI: 0,987 - 10,556). Oleh karena itu upaya promotif dan preventif tentang beberapa faktor tersebut harus lebih ditingkatkan untuk menhindari terjadinya pneumonia pada balita.

Pneumonia is one of the causes of the highest mortality in infants so the desease gets more attention from the goverment.The high incidence of pneumonia was not apart of some risk factors. This study discusses the incidence of pneumonia in infants and factors associated with it. This study is a quantitative with cross sectional design, total sample of 100 people, performed in the public health center districts of Pancoran in 2014. Analysis of the relationship using the chi-square and regresi logistics.
Multivariate statistical tests results showed that the variables related with incidence of pneumonia in infats is family members who smoke with OR=10,304 (95% CI: 2,988 - 35,528), age of infants with OR=7,411 (95% CI: 2,406 - 22,828), exclusive breastfeeding with OR=3,390 (95% CI: 1,201 - 9,571), and parental sosioeconomic with OR=3,227 (95% CI: 0,987 - 10,556). Therefore promotive and preventive efforts on several factors must be improved to avoid the occurrence of pneumonia in infants.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Ratnasari
"Pneumonia merupakan penyebab kedua kematian setelah diare, terutama pada balita. Selama beberapa tahun terakhir prevalensi pneumonia balita di Jawa Timur mengalami peningkatan dari 1,06% menjadi 4,2% pada 2013. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor lingkungan fisik rumah dan faktor lain diantaranya faktor karakteristik balita dan faktor sosial ekonomi, yang diduga berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Jawa Timur tahun 2012. Data penelitian merupakan data sekunder hasil Survei Demografi dan Kesehatan Nasional (SDKI) tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 2.058 balita umur 0 ? 59 bulan. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan metode Chi Square. Hasil penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya hubungan antara faktor lingkungan fisik rumah maupun faktor lainnya dengan kejadian pneumonia pada balita.

Pneumonia is the second leading cause of death after diarrhea in Indonesia, especially in children under five years old. Over the past few years the prevalence of pneumonia in children under five years old in East Java increased from 1,06% to 4,2% in 2013. The purpose of this study was to analyze the physical and environmental factors of houses and other factors such as children characteristic factors and socio economic factors. This research used secondary data from the National Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012. This research used cross-sectional design study, with 2.058 total sample of children aged 0-59 months. Data was analyzed using univariate and bivariate analysis using Chi Square method. This research could not prove an association between physical environmental factors of house and other factors with the prevalence of pneumonia in children under five years.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65360
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Irwan Agus Timur
"Pneumonia menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia dan Provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan jumlah balita penderita pneumonia terbanyak. Puskesmas Bogor Utara merupakan salah satu daerah yang memiliki kasus pneumonia pada balita yang cukup banyak di tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko pneumonia balita di wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara.
Penelitian menggunakan desain studi case control dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian adalah balita usia 12-59 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara dengan sampel sebanyak 94 responden terdiri dari 47 orang kasus dan 47 orang kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara berat lahir balita OR=5,51 ; CI=1,96-15,48 ; status gizi sebelum sakit OR=5,06; CI=2,10-12,20 ; riwayat imunisasi OR= 4,24; 1,50-11,98 ; pendidikan ibu OR=4,76; CI=1,58-14,32; tingkat ekonomi/penghasilan keluarga OR=9,44 ; CI= 3,57-24,93 ; kepadatan hunian OR=18,97; CI=5,80-62,03 , dan tingkat kelembaban ruang tidur balita OR=5,02; CI=1,31-19,21 terhadap kejadian pneumonia pada balita di wilayah Puskesmas Bogor Utara. Variabel yang diprediksi paling dominan mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita adalah kepadatan hunian ruang tidur balita OR=12,90; CI=3,26-50,98 . Saran, luas kamar tidur minimal 8 m2 tidak digunakan untuk lebih dari 2 orang, kecuali anak di bawah 5 tahun.

Pneumonia has become one of the highest mortality contributors in the world and West Java province ranks the first as the largest number of pneumonia that suffered children under five years. Puskesmas Bogor Utara health center is one of the areas that have quite a lot cases of pneumonia in children under five in 2016. This study aimed to determine the risk factors associated with the incidence of pneumonia in children under five in the In The Working Area Of Puskesmas Bogor Utara Community Health Center.
This study uses a case control study design with retrospect approach. The population in this study are all of children aged 12 month until 59 months who lived in the working area of Bogor Utara health center with using 94 respondents consisted of 47 cases and 47 people control.
The results of this study indicate that there was a significant correlation between history of low birth weight OR 5,51 CI 1,96 15,48 nutritional status before illness OR 5,06 CI 2,10 12,20 , immunization history OR 4,24 1,50 11,98 , knowledge of mothers OR 4,76 CI 1,58 14,32 , a variable degree of Economics family income OR 9,44 CI 3,57 24,93 , housing crowdedness OR 18,97 CI 5,80 62,03 and humidity levels OR 5,02 CI 1,31 19,21 with the incidence of pneumonia among children under five in the region of Bogor Utara health center. The variable that predicted the most dominant cause of pneumonia is the housing crowdedness OR 12,90 CI 3,26 50,98 .Suggestion, minimum bedroom space is 8m2 and should not be used for more than two people, except children under 5 years old.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Pratama
"Pneumonia merupakan masalah kesehatan utama balita, penyebab kematian kedua tertinggi di Indonesia diantara balita setelah diare. Tingkat kematian balita akibat pneumonia lebih tinggi di perdesaan dibanding perkotaan. Prevalensi pneumonia dan persentase period prevalence pneumonia di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko terjadinya kejadian pneumonia pada balita di wilayah perdesaan Indonesia Tahun 2012. Desain studi cross sectional dengan menggunakan data SDKI 2012. Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik anak yang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan lahir, pemberian ASI ekslusif, pemberian vitamin A, status imunisasi campak, status imunisasi DPT; karakterisk sosial dan ekonomi yang meliputi pendidikan ibu, status ekonomi; dan karakteristik lingkungan yang meliputi keberadaan perokok dalam rumah dan bahan bakar memasak. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pneumonia balita. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara usia PR=1,42-1,80, jenis kelamin PR=1,2, berat badan lahir PR=1,3, pemberian ASI ekslusif PR=1,85, status ekonomi PR=1,59-1,60 dan bahan bakar memasak PR=1,43.

Pneumonia is a major health problem for children under five, It cause second death in Indonesia among under fives after diarrhea. The mortality rate of children under five due to pneumonia is higher in rural than urban areas. Prevalence of pneumonia and percentage of prevalence period of pneumonia in rural area is higher than urban area. This study aims to determine the risk factors for the occurrence of pneumonia in children in rural areas of Indonesia 2012. Designcross sectional study using data SDKI 2012. Independent variables in this study are the characteristics of children that include age, sex, birth weight, exclusive breastfeeding, vitamin A, measles immunization status, DPT immunization status Social and economic characteristics that include maternal education, economic status and environmental characteristics that include the presence of in house smokers and cooking fuels. While the dependent variable in this research is pneumonia among children under five years. The results child rsquo s age PR 1,42 1,80, sex PR 1,2, birth weight PR 1,3, exclusive breastfeeding PR 1,85, economic status PR 1,59 1,60 and cooking fuel PR 1,43 associated with pneumonia in children under five at rural area Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>