Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
S2010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S7358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisfie Masitach Hoesin
"ABSTRAK
Dalam kehidupan wanita, terdapat beberapa transisi penting, transisi masa menarche
(masa permulaan haid), masa kehamilan dan masa menopause. Curtis dan Fraser
(1991) mengatakan, menopause merupakan masa transisi yang paling sering
mengundang masalah. Hal ini disebabkan karena pada masa ini sering muncul keluhan-
keluhan baik yang bersifat fisik maupun bersifat psikologis (emosional). Akan tetapi,
berdasarkan beberapa penelitian, temyata tidak semua wanita mengeluhkan datangnya
masa ini. Keluhan bahwa menopause bermasalah dalam hal fisik maupun psikologis,
datang dari wanita yang tinggal dan dibesarkan dalam budaya western atau di negara-
negara industri, seperti di Amerika. Sebaliknya pada wanita yang tinggal dan dibesarkan
dalam budaya non-western atau negara-negara non industri, keluhan-keluhan di atas,
tidak ditemukan (Beyene dkk, 1999; Souza, 1994).
Dari Iiteratur yang diperoleh, penelitian mengenai menopause Iebih banyakdilakukan di
negara-negara barat. Karenanya perlu dipertanyakan bagaimana pandangan terhadap
menopause pada wanita-wanita di negara-negara Iain yang tinggal dan dibesarkan
dalam budaya ketimuran, umumnya di Asia. Meskipun pernah dilakukan penelitian Iintas
budaya di Asia, seperti penghayatan wanita India, Cina dan Jepang terhadap
menopause yang ternyata Iebih positif dibandingkan dengan penghayatan wanita yang
tinggal di negara-negara dengan budaya kebaratan (Matlin, 1987), sejauh ini peneliti
belum menemukan hasil penelitian mengenai bagaimana penghayatan wanita Indonesia
terhadap menopause, ataupun penelitian yang mengemukakan apakah menopause
dianggap bermasalah atau tidak bagi wanita Indonesia. Di satu pihak, jika diperhatikan,
di Jakarta sudah berdiri klinik-klinik menopause di beberapa kawasan strategis (Kemang
dan Kebayoran) yang berdasarkan informasi, bergerak di bidang pelayanan HRT
(Hormone Replacement Therapy) untuk mengantisipasi dampak menopause (agar tidak
mudah terserang osteoporosis, menunda proses penuaan, menjaga stamina dan
sebagainya). Di Iain pihak, beberapa wanita menyatakan bahwa menopause tidak
menimbulkan keluhan apa-apa, bahkan mereka tidak membutuhkan treatment apapun
untuk mengatasinya. Sebagian dari mereka justru menantikan datangnya masa ini.
Sampai di sini peneliti masih mempertanyakan bagaimana sebenarnya wanita Indonesia
memandang datangnya menopause? Menyenangkankah sehingga dinantikan kedatangannya, atau justru dianggap bermasalah sehingga diperlukan perlakuan
khusus untuk mengatasinya.
Anggapan bermasalah tidaknya menopause, menurut Paltiel (dalam Koblinsky dkk,
1993) disebabkan karena adanya kaitan antara peristiwa menopause dengan
penilaian masyarakat terhadap fungsi dan peran seorang wanita. Menurut Lanson
(1981) penilaian ini selanjutnya mempengaruhi persepsi wanita, baik terhadap
datangnya menopause maupun persepsi terhadap wanita yang mengalaminya.
Peneliti berasumsi, wanita yang memandang menopause sebagai suatu perubahan
yang wajar dan akan dialami oleh setiap wanita, maka persepsi terhadap keadaan ini
akan positif, yang selanjutnya dapat dilalui tanpa kesukaran dan keluhan. Namun bagi
mereka yang memiliki persepsi negatif akan cenderung menganggap bahwa
menopause merupakan awal dari suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Akan tetapi
persepsi dapat berubah akibat pengaruh belajar dan pengalaman individu terhadap
obyek yang ia persepsikan tersebut (Dember, 1971).
Dari adanya pandangan yang berbeda terhadap menopause pada wanita yang peneliti
temukan, tampaknya wanita Indonesia ada yang beranggapan bahwa menopause
sebagai bermasalah dan ada juga yang tidak menganggapnya demikian. Karenanya,
peneliti tertarik untuk melihat bagaimana gambaran kecenderungan persepsi wanita
Indonesia terhadap keadaan ini. Selain itu, karena persepsi dapat berubah akibat
pengaruh belajar dan pengalaman, peneliti tertarik juga untuk meneliti lebih lanjut
apakah faktor pengalaman dan belajar ini mempengaruhi menopause (premenopause), baru
mengalami menopause (perimenopause) dan sudah lama mengalami menopause
(postmenopause)
Penelitian dilakukan terhadap tiga kelompok subyek, yang diambil dengan
menggunakan metode accidental sampling. Subyek penelitian ini adalah wanita berusia
40 tahun ke atas. Alat yang digunakan adalah kuesioner dengan skala 1 sampai 6
dengan mengikuti bentuk skala Likert. Data yang terkumpul diolah dengan teknik
Analisa Varians (F-test) untuk melihat adanya perbedaan persepsi terhadap menopause
di antara ketiga kelompok tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan adanya gambaran bahwa menopause secara umum
dipandang sebagai tidak bermasalah (mean = 4.05). Jika dilihat per aspeknya,
responden cenderung memandang bahwa menopause tidak mengandung masalah
yang bersifat psikologis maupun seksual. Adapun masalah yang cenderung dianggap
timbul pada masa ini adalah masalah yang berkaitan dengan perubahan fisik dan
keluhan-keluhan yang menyertainya.
Hasil dari perbandingan terhadap ketiga kelompok menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan di antara kelompok premenopause, perimenopause dan postmenopause
dalam memandang menopause secara umum (F= 3.156, p = .O46). Jika dilihat per
aspeknya, perbedaan yang signifikan ini hanya terdapat pada persepsi terhadap kondisi
fisik (F= 4606, p=.012) dan kondisi psikologis (F= 4395, p= ,O14), sedangkan persepsi
di antara ketiga kelompok responden terhadap kondisi seksual, menunjukkan adanya
perbedaan yang tidak signifikan (F= .285 , p= .752)."
1996
S2843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.S. Handayani Ningsih
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S7522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusmiarti Ihza
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusmiati Ihza
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Suhardi
Depok: FSUI, 1996
499.221 BAS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Suhardi
Depok: Fakutlas Sastra UI, 1996
499.25 BAS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Suhardi
Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1996
DP 418 BAS s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nurasiatun Israini
"Individu harus memiliki keterampilan melakukan pemecahan masalah untuk mengatasi masalahnya sehari-hari. Agar dapat melakukan pemecahan masalah secara efektif dan efisien seseorang hams menguasai tingkahlaku-tingkahlaku tertentu yang disebut sebagai tingkah laku inteligetL Pendidikan bertujuan akhir mengajarkan siswa untuk mampu melakukan pemecahan masalah dalam berbagai bidang kehidupan. Namun saat ini, hasil pendidikan belum sepenuhnya dapat mencapai tujuan tersebut.
Selama ini metode pengajaran yang paling sering diterapkan adalah metode ceramah Metode ini teibukti kurang efektif untuk meningkatkan keterampilan siswa memecahkan masalaL Oleh karena itu perlu diterapkan metode pengajaran lain yang lebih efektif. Belajar dalam kelompok (belajar secara kolaboratit) yang mengajak siswa untuk lebih aktif terlibat dalam proses belajar diyakim dapat memberikan hasil yang lebih baik. Dalam kegiatan belajar kolaboratif mi tingkah laku inteligen, yang menentukan keterampilan seseorang memecahkan masalah, dapat berkembang lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan antara kegiatan belajar kolaboratif dengan keterampilan siswa melakukan pemecahan masalah melalui gambaran tingkah laku inteUgen yang tampil selama berlangsungnya kegiatan belajar kolaboratif. Selain itu, ingin dilihat pula hal-hal yang kiranya beipengamh pada tingkah laku inteligen yang ditampilkan siswa selama berlangsungnya proses kegiatan belajar kolaboratif.
Untuk itu satu kelompok siswa diminta melakukan kolaborasi untuk memecahkan masalah Selama berlangsungnya proses tersebut dilakukan perekaman terhadap percakapan-percakapan yang teijadi antar siswa, Percakapan yang terekam itu kemudian dikategorisasi ke dalam indikator tingkah laku inteligen yang telah ditetapkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama berlangsungnya kegiatan belajar kolaboratif, tingkah laku inteligen yang paling sering tampil adalah tingkah laku bertanya, mendengar, dan keinginan imtuk mencapai hasil keija yang akurat. Sementara itu, kreativitas siswa hampir tidak muncul selama berlangsungnya kegiatan tersebut Situasi tertentu, yaitu kehadiran pakar, guru, dan jangka waktu pelaksanaan sesi kegiatan belajar kolaboratif tampak memepengaruhi pola tampilnya tingkah laku inteligen siswa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>