Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2896 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aaron, David
Madison, Wisconsin: University of Wisconsin Press, 1985
792.01 BOR n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Heradyani
"ABSTRAK
Langgam dalam film Anderson menjelaskan relasi antara ruang fisik dengan penggunanya. Pengguna ruang atau subjek memiliki peran penting dalam definisi ruang karena subjek yang akan mengaktifkan serta memberi pengertian terhadap ruang Tschumi, 1976 . Analisis mengenai ruang dan interioritas berdasarkan hubungan dengan representasi, okupasi ruang dan well-being subjek Power, 2014 . Definisi mengenai ruang memiliki keterkaitan dengan waktu karena waktu memberi modifikasi baik dalam level kultural maupun personal terhadap ruang.Anderson menggunakan visualiasasi berupa concept art dan storyboard sebelum diaplikasikan dalam montase akhir dunia film. Concept art Anderson menjelaskan elemen-elemen ruang yang dapat menjelaskan keadaan manusia dalam dunia film.Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara langgam Wes Anderson dan interioritas ruang sebagai media narasi cerita. Tulisan ini menggunakan film The Grand Budapest Hotel 2014 dan The Royal Tenenbaums 2001 sebagai studi kasus.

ABSTRACT
The use of style is to describe the relationship between physical space and its user. The portrayal of space are as something generated by movement and life Tschumi, 1976 . Explanation about space and interiority are based on its relation to representation, occupation and well being of the subject Power, 2014 . The definition of space itself is determined by time, as time give modification on both cultural and personal levels.Anderson used visualization in form of concept arts and storyboard before establishing the final montage in the film. His concept arts explain spatial elements which contribute to the representation of subject rsquo s relation to space.With this paper, the author described the relationship between Wes Anderson style with the interiority of space as a narration device of explaining his movie universe. This paper used The Grand Budapest Hotel 2014 and The Royal Tenenbaums 2001 as case studies."
2017
S69305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ridwan Noer
"Trailer film horor Indonesia kurang mendapatkan perhatian sebagai bahan penelitian. Padahal, trailer merupakan sarana beriklan paling komprehensif dari sebuah film, di mana berbagai hal penting disajikan di dalamnya. Studi ini berupaya menguraikan bagaimana ketakutan dibangun di dalam trailer film horor Indonesia dan membandingkan cara membangun narasi dalam trailer tersebut. Riset analisis konten secara kualitatif dilakukan terhadap 10 trailer dari film yang mampu meraih minimal 1 juta penonton dari tahun 2017 hingga tahun 2018. Penelitian ini menemukan bahwa ketakutan dibangun melalui efek suara dan cahaya dengan narasi yang dibangun dalam tiga babak: pengenalan, konflik, dan klimaks. Ada metafora ‘pintu’ yang dipakai untuk memperlihatkan pemisahan dunia manusia dan dunia ‘lain’. Narasi memasukkan unsur legenda urban, mitos, kepercayaan masyarakat setempat. Daya tarik bintang dalam trailer film juga tidak hanya artis pemeran utama, namun bisa juga sutradara film tersebut. 

Indonesian horror movie trailers get less attention for research. However, the trailer is the most comprehensive ad for a movie, in which crucial details are presented. The present study aims to understand how fear is instilled in Indonesian horror movie trailers and compare the ways a narrative is presented in each of them. This qualitative content analysis research examines ten trailers advertising ten Indonesian horror movies that reached one million viewers count from 2017 up to 2018. The research found that fear is built up within three stages; introduction, conflict, and climax. There is a ‘door’ metaphor used to show the separation of human world and the world of ‘others’. The narrative inserts urban legend, myths, and local beliefs. Star power in the movie trailers not only belongs to the actors/actresses, but also to the directors of the movie."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Elkhaira Zulkifli
"Mempertimbangkan kesuksesan film musikal Disney seperti The Little Mermaid, yang memulai Renaisans mereka dalam musikal animasi, dan musikal panggung terkenal seperti Wicked, yang masih berlangsung sejak dibuka pada tahun 2003, artikel ini menguraikan fungsi lagu dalam narasi musikal, baik di atas panggung maupun di bioskop. Memanfaatkan teori lagu diegetik dan non-diegetik dalam musikal (Plemenitaš, 2016), paradigma naratif, selain menonton musikal, makalah ini akan mempelajari bagaimana musik akan beresonansi dan mendukung alur cerita. Selain itu, artikel ini juga akan membedah adaptasi musikal dari panggung ke film dan bagaimana bentuk seni yang berbeda memiliki tantangan unik dalam menyajikan plotnya. Artikel ini mengeksplorasi mengapa penyertaan musik mengangkat aspek penceritaan, seperti pengulangan melodi dalam sebuah lagu.
Considering the notable success of Disney film musicals such as The Little Mermaid, which started their Renaissance in animated musicals, and acclaimed stage musicals like Wicked, which is been ongoing since its opening in 2003, this article elaborates on the function of songs in the narrative of a musical, both on stage or in cinema. Utilizing the theory of diegetic and non-diegetic songs in musicals (Plemenitaš, 2016) and, the narrative paradigm, alongside watching musicals, this paper will study how music resonates and supports the storyline. Moreover, this article will also dissect the adaptation of musicals from stage to film and how the different art forms have unique challenges in presenting the plot. This article explores why the inclusion of music elevates the storytelling aspect, such as melodic repetition in a song."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Valentina Lianawati
"Imajinasi adalah sebuah proses mental yang tujuannya adalah menciptakan sesuatu yang baru dan belum ada sebelumnya. Imajinasi manusia dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman dan pengetahuannya. Imajinasi bekerja pada proses desain sebagai katalis ide yang akan digunakan dalam proses perancangan. Fiksi mempengaruhi proses desain, yakni sebagai sumber inspirasi direct. Inspirasi direct dapat terealisasi dalam bentuk arsitektural dengan dua macam cara, yakni statis dan dinamis yang diwujudkan dalam studi kasus. Perwujudan karya fiksi ke dalam sebuah realitas ini merupakan sebuah kondisi hiperrealitas sehingga membuat studi kasus yang bersangkutan menjadi simulakrum. Pembahasan studi kasus yang dibahas dalam skripsi ini adalah perwujudan rumah hobbit berdasarkan imajinasi pembaca terhadap narasi J.R.R. Tolkien.

Imagination is a mental process that aims for creating something new and is never existed before. Human imagination works on the design process as an idea catalyst that will be use in the design process. Fiction affects design process as a source of direct inspiration. Direct inspiration can be happen in architectural forms in two ways, static and dynamic that developed in the case studies. Fiction development to reality is a hyper reality condition thus makes the case studies become simulacrum. The case studies that will be discussed in this essay are the development of hobbit houses based on reader's imagination of J.R.R. Tolkien's narration."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S52980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhea Tsania
"Hingga saat ini, ketidaksetaraan terhadap perempuan masih terjadi, baik dalam tingkat global maupun dalam tingkat personal. Ketidaksetaraan juga kemudian muncul dalam media termasuk film. Namun dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan isu ini, fokus film mulai bergeser menjadi pemberdayaan perempuan. Film Gretel & Hansel menceritakan ulang dongeng Hänsel und Gretel oleh Grimm Bersaudara namun dengan fokus film terhadap tokoh-tokoh perempuannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kajian pustaka, serta teknik sinematografi untuk membahas agedan dalam film. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana film Gretel & Hansel menampilkan ketidaksetaraan terhadap perempuan dan bagaimana narasi digunakan sebagai sebuah medium untuk memberikan suara pada tokoh perempuannya menggunakan pendekatan feminisme dan personal narrative oleh Alasdair MacIntyre. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bagaimana Gretel dan Holda menggunakan narasi untuk menetapkan diri sendiri dan memberikan pengetahuan dan pemahaman lebih dalam akan kehidupan mereka.

Until this day inequality against women still occurs, whether on a global scale or more on a personal level. Inequality also then appears in media, including in movies. Nonetheless, with the increasing public awareness of this issue, the focus of movies has started to shift into women empowerment. Gretel & Hansel, retells the fairytale Hänsel und Gretel by the Brothers Grimm but with the focus of the movie on its female characters. This study uses qualitative methods and literature reviews, as well as cinematography techniques to discuss the scenes on the movie. The focus of this study is to see how the movie Gretel & Hansel shows the inequality towards women and how narration is used as a medium to give voice to its female characters, using feminism and personal narrative by Alasdair MacIntyre as an approach. The result of this study shows how Gretel and Holda uses narration to establish themselves and gives a deeper knowledge and understanding about their lives. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Arif Nasrullah
"Sejak kemunculan film yang dapat menggambarkan dinamika di era modern, ruang kota dengan segala elemen serta dinamikanya semakin banyak dibahas sebagai objek dalam media film. Banyak para filmmaker yang terinspirasi oleh ruang kota berusaha menggambarkan persepsi mereka tentang kota melalui media gambar bergerak ini. Mulai dari jenis documentary berkembang lebih jauh hingga kota berperan sebagai narrative space dalam film fiksi. Mengingat fiksi memiliki plot yang merupakan inti dari penuturan gambar maka penggambaran kota dalam film fiksi semakin terdistorsi. Tulisan ini berusaha membahas penggambaran kota dalam film fiksi melalui teori persepsi dan teknik sinematika.

Since the birth of cinema which was claimed that could potentially describe the dynamics of the modern era, urban space as a ground of modern practices with all elements and its dynamics become inspiration to most all cinema practitioners. As they try to film the urban spatiality they also put some ideas in it so we should be aware that everything we see in film was all taken from their point of view. Started from a simple documentary, to most complex fictional story (which pictured our city space distorted from reality). In this paper I will try to discuss how the city is represented as a narrative space in fiction film using the perception theory and cinematic techniques."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: P. F. Collier & Son Corporation, 1917
R 808.83 HAR VII
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
New York: P. F. Collier & Son Corporation, 1917
R 808.83 HAR VIII
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Bardjan
"ABSTRAK
Makalah ini didasari oleh konsep pastiche sebagai salah satu idiom dalam wacana estetik posmodernisme, terutama mengenai penerapannya dalam film sebagai karya seni dalam budaya populer. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis unsur-unsur dalam film Pulp Fiction yang disutradarai oleh Quentin Tarantino yang sesuai dengan konsep pastiche. Unsur-unsur dalam film tersebut ialah judul film, adegan krusial di Jack Rabbit Slim’s, kostum pemain, shot dalam beberapa adegan, dan kalimat-kalimat dalam naskah film. Metode pengumpulan data yang dilakukan ialah melalui studi literatur melalui buku referensi untuk memenuhi kelengkapan tinjauan teoritis, melalui artikel-artikel di internet untuk melengkapi analisis, serta dengan menonton langsung film Pulp Fiction beserta beberapa film rujukan lain. Kesimpulan dari penulisan makalah ini menunjukan bahwa film Pulp Fiction mengandung sejumlah rujukan dari film-film terdahulu dan mengangkat sejumlah budaya pop pada film terdahulu.

ABSTRACT
This paper based on the concept of pastiche as one of an idiom in posmodernism aesthetic discourse., especially about its application in film as an artwork in popular culture. This paper aims to anayze some elements of the Pulp Fiction film written and directed by Quentin Tarantino which are matched with the concept of pastiche. The elements of this films are: the title of the film, Jack Rabbit Slim’s crucial scene, costumes of the casts, some shots in scenes, and lines in film. The methods used for the analysis are done through literature studies, browsing on internet articles, and directly watching the Pulp Fiction film and its other reference films. The conclusion of this paper shows Pulp Fiction contains some references from past films and pays homage to some pop cultures in past films.;"
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>