Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14316 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kamajaya, 1915-
Jakarta: Balai Pustaka, 2000
819 KAM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kamajaya
Jakarta: Balai Pustaka, 2000
899.221 KAM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kamajaya
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1980
899.222 KAM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chambert-Loir, Henri
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2014
899.22 CHA i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979
899.222 KOM b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
"Dalam suatu karya sastra terpancar pemikiran, kehidupan dan tradisi yang hidup dalam suatu masyarakat. Karena itu, berbicara tentang kesusastraan berarti juga membicarakan suatu segi kebudayaan. Sekarang, di mana-mana kita dapat menyaksikan percampuran budaya. Berkat hubungan antarnegara dan adanya komunikasi modern, dunia menjadi lebih kecil. Lagi pula, situasi politik menunjang percampuran budaya tersebut. Kita masih dapat melihat akibat kolonisasi yang tersebar selama berabad-abad di berbagai bagian bumi ini.
Di Paris, misalnya, kita lihat hadirnya berbagai macam budaya bersama pendukungnya, baik yang berasal dari Eropa maupun dari benua lain: dari Asia atau dari Afrika. Mereka tinggal bersama kelompoknya dalam wilayah-wilayah. Muncullah kekhawatiran bahwa Paris akan menjadi menara babel, tempat manusia tidak lagi saling mengerti karena perbedaan bahasa. Hal itu mungkin terjadi jika setiap orang tetap terpencil dalam lingkungannya masing-masing. Akan tetapi selama masih ada komunikasi antar mereka, selama masih ada kontak budaya, kekhawatiran itu tidak perlu ada.
Di pihak lain, ada pula kekhawatiran akan terjadinya penyeragaman budaya yang akan mengarah pada kemiskinan budaya. Akan tetapi kita masih jauh dari situasi semacam itu. Justru di sini ingin dikemukakan bahwa hampir dalam setiap negara terdapat keragaman budaya.
Demikian pula halnya di Indonesia, negeri yang terdiri dari ribuan pulau. Setiap suku bangsa mempunyai budaya sendiri. Lagi pula posisi geografisnya menyebabkan Indonesia selalu terbuka bagi datangnya berbagai pengaruh budaya dari luar. Indonesia telah lama sadar akan keragaman budayanya. "Bhineka Tunggal Ika" demikian bunyi semboyan bangsa Indonesia. Keadaan itu sebenarnya merupakan suatu kondisi ideal untuk suatu kontak budaya yang dapat mengembangkan pemikiran. Pada umumnya, anak Indonesia dibesarkan dalam keragaman budaya. Kolonisasi Belanda yang berlangsung selama berabad-abad menambah kuatnya keragaman budaya itu. Tidak mengherankan apa bila kita melihat percampuran budaya dalam karya sastra Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
D435
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nursamsiah Danardono
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Florentius Heru Stoffer
"Latar Belakang
Hubungan antara karya sastra dan kenyataan sering dipertanyakan oleh para kritikus sastra. Kenyataan di sini adalah segala sesuatu yang berada di luar karya sastra dan yang diacu oleh karya sastra.
Salah seorang kritikus yang mencoba melihat hubungan tersebut adalah Aristoteles (384-322 SM) melalui sebuah konsep mimesis yang dikemukakannya. Dalam karyanya yang berjudul Poetica, ia mengatakan bahwa mimesis bukan semata-mata tiruan kenyataan, melainkan sebuah proses kreatif. Bertolak dari sebuah kenyataan, seorang penyair mencoba menciptakan suatu kenyataan lain. Dengan bermimesis seorang penyair sebenarnya menciptakan kembali kenyataan, berdasarkan hal-hal yang pernah ada, atau hal-hal yang dibayangkan seharusnya ada, baik berupa fakta, keyakinan, maupun cita-cita (Luxemburg, et.al, 1992:17).
Dalam ilmu sastra modern, teori Aristoteles mengenai mimesis masih diperhatikan, terutama teorinya mengenai recreatio, yang berasumsi bahwa karya sastra merupakan suatu dunia tersendiri. Di satu pihak karya sastra dapat dianggap sebagai sebuah cermin atau gambaran mengenai kenyataan, akan tetapi di pihak lain karya sastra juga dianggap mampu menciptakan dunianya sendiri, yakni dunia kata-kata, sebuah dunia baru yang kurang lebih terlepas dari kenyataan. Unsur-unsur khayalan yang terlepas dari kenyataan tersebut dikenal sebagai fiksionalitas. Dengan demikian sebuah teks fiksi adalah teks yang mengandung unsur-unsur tersebut (ibid: 19).
Dalam pengertian sintaks naratif, fiksi menunjuk pada sekumpulan teks dengan ciri--ciri yang khas. Dalam hal ini karya sastra, misalnya roman dan novel -dengan berbagai aturan dan pengelompokannya- dapat dianggap sebagai fiksi. Sedangkan fiksi dalam pengertian semantik menunjuk pada status denotatum, yakni rekaan.
Kebenaran fiksi di sini sebenarnya berkaitan dengan sebuah kenyataan yang didenotasikan. Akan tetapi kedua pengertian tersebut saling berkaitan, artinya di dalam fiksi menurut pengertian sintakis terdapat fiksi dalam pengertian semantik (Van Zoest, 1990: 5).
Fiksi merupakan gabungan dari realitas dan imajinasi. Seringkali realitas dalam fiksi seolah-olah dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, akan tetapi tidak jarang realitas tersebut nampak jauh dari jangkauan realitas, sehingga sukar dibedakan dengan imajinasi. Realitas yang kelihatan jauh dari realitas kita seharihari inilah yang disebut sebagai "realitas intern", yakni kebenaran yang terikat oleh kesepakatan dan sama sekali lepas dari kenyataan yang mentah (ibid: 44).
Fiksi memberi kebebasan kepada pengarang untuk menyimpang dari realitas sehari-hari. Seorang penulis secara leluasa dapat mengolah tanda/denotatum ke dalam karyanya sehingga membentuk kebenaran baru, kebenaran tekstual, yakni sebuah "dunia mungkin"."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Karya sastra jawa (Kuna) banyak memuat berbagai aspek ,seperti sejarah,budaya seni,ajaran,teknologi maupun aspek kehidupan yang lainnya. kesemuanya itu merupakan warisan yang tidak dapat dinilai harganya...."
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbayak, Desri Maria
"ABSTRAK
Novel Song of Solomon karya Toni Morrison dan novel Mama Day karya Gloria Naylor merupakan dua karya besar penulis wanita kulit hitam. Dengan menggunakan unsur mitos dan aspek supranatural dalam menggerakkan alur cerita, Morrison dan Naylor mengangkat satu tema pencarian "dunia baru" melalui masing-masing tokoh utamanya. "Duna baru" yang merupakan sebuah idealisme dan obsesi orang kulit hitam untuk menemukan identitas rasnya disampaikan dengan sangat rill oleh Morrison dan Naylor. "Dunia baru" tersebut dikonstruksikan sebagai sebuah kota Shalimar dan pulau Willow Springs dengan ciri-ciri budaya lama orang kulit hitam sebagai pembentuknya.
Persoalan pencarian "dunia baru" yang berkaitan erat dengan konstruksi ras ditelaah dengan menggunakan satu pendekatan sosio-historis yang akan memaparkan persoalan dibalik pencarian "dunia baru". Song of Solomon dan Mama Day mengungkapkan bahwa permasalahan orang kulit hitam muncul tidak hanya ketika mereka berinteraksi dengan orang kulit putih sebagai pembeda, namun permasalah rumit yang muncul kemudian adalah ketika orang kulit hitam berinteraksi dengan sesama orang kulit hitam sendiri. Pada saat yang sama, Song of Solomon dan Mama Day mengungkap konflik internal ras kulit hitam sebagai manifestasi dari kaburnya identitas ras kulit hitam.
"Dunia baru" yang diposisikan di Selatan tersebut memapahkan konsep Utara yang selama ini disebut sebagai Promised Land. Idealisme ini akhirnya menyodorkan sebuah konstruksi sejarah baru orang kulit hitam, yang mengungkapkan kemampuan orang kulit hitam untuk bebas dari perbudakan. Konstruksi sejarah baru ini sebagai satu usaha untuk menepis sejarah orang kulit hitam yang selama ini dibentuk melalui kacamata orang kulit hitam yang selalu dihubungkan dengan perbudakan dan ketidakberdayaan orang kulit hitam.
"Duna baru" hanya merupakan sebuah alat untuk sementara lari dari konflik dilematis orang kulit hitam. Pencarian "dunia baru" tidak menjawab permasalahan orang kulit hitam untuk menemukan identitas rasnya. Morrison dan Naylor memaparkan posisi orang kulit hitam yang masih tetap tinggal dalam konflik dilematis yang sangat kuat dengan menunjukkan kegagalan kedua tokoh bertahan di "dunia baru" yang mereka cari.

ABSTRACT
Both Song of Solomon and Mama Day are masterpieces written by two black women writers, Toni Morrison and Gloria Naylor. They use mythical and supernatural aspects to develop the plot and present an issue of quest for a "new world" through respective character. "New world" as the Blacks' idealism and obsession is presented as a real fact. The "new world" is constructed as Shalimar town and Willow Springs Island. Both are characterized by the old culture of the Blacks.
The quest for the "new world" relating to the race categorization is analyzed by using the social-historical approach. The approach is employed to find out the problems behind the quest. Morrison and Naylor express that the Blacks' problems arise not only because of the interaction between the Whites, but also because of the interaction among the Blacks themselves which brings about more complicated problems. At the same time Song of Solomon and Mama Day present internal conflicts of the Blacks as the manifestation of their unclear identity.
"New world" positioned in South of America and rejects the existing concept of the North as the Promised Land. The idealism depicts a new history of the Black. It shows the ability of the Blacks to get freed from slavery. The construction functions as an effort to repute the Blacks' history which has been formed through the Whites' perspective before. It always relates to the Blacks' disability and slavery.
The "new world" is one of the means through which the Blacks can escape from their dilemmatic problem. The quest for "new world" can't answer the question of authentic identity. This thesis also concludes the writer's tone, which expresses dilemmatic conflicts of Blacks through the failure of the main character, to survive the "new world"."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>