Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50299 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Raisa Olivia
"Kota urban identik dengan heterogenitas karena di dalamnya terhimpun individu dari kelas sosial, etnis, dan jalan hidup yang berbeda. Kota urban juga identik dengan kehidupan masyarakatnya yang individualis dan kontak antar individu yang sekunder yang umum ditemukan dalam ruang publik. Hal ini terkait dengan banyaknya peran yang dijalankan seorang individu. Semua karakteristik tersebut tergambarkan dalam unsur intrinsik lima cerpen Netzliteratur korpus data. Ini semua karena Netzliteratur sering memuat tema tentang kehidupan kota urban melalui penceritaan kejadian sehari-hari. Untuk mengungkap gambaran kehidupan kota urban, akan digunakan pendekatan sosiologi sastra dan analisis unsur intrinsik cerpen yang menonjol.

Urban city characterized by heterogeneity because it?s pooled individuals from any social classes, ethnicities, and different way of lifes. Urban city is also characterized by individuality of its society and the secondary contacts within them which typically found in the city?s public space. This is correlated with roles which run by urban society. All above characteristics are drawn in the intrinsic elements of five Netzliteratur short stories of research datas. It is because Netzliteratur oftenly contains themes of urban city life through stories about daily lifes. Literature sociological approach and short stories intrinsic elements analysis are used to reveal the image of urban city life in texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S556
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Putri Resmana
"ABSTRAK
Kehidupan sosial dalam masyarakat urban sangat bersifat heterogen. Masyarakat terbentuk karena adanya berbagai perbedaan di dalam ruang lingkup tersebut. Keheterogenitasan tersebut dapat dilihat dari perbedaan ras, bahasa, pendapat, tingkat intelegensi, pekerjaan, budaya, serta perbedaan status sosial dan ekonomi. Adanya fenomena tersebut dapat mengakibatkan munculnya suatu masyarakat yang multikultural. Peningkatan batas-batas pemisahan kelas sosial seseorang juga tidak dapat dihindari dalam fenomena tersebut. Karakteristik-karakteristik tersebut tergambarkan dalam kedua korpus data Netzliteratur yang digunakan penulis yang secara tidak langsung menggambarkan pola interaksi heterogenitas pada masyarakat urban dalam cerita. Untuk mengungkapkan karakteristik tersebut, digunakan beberapa teori tentang urban, khususnya mengacu pada keheterogenitasan masyarakat urban.

ABSTRACT
The social life in urban society is very heterogenous and can be seen from the differences of race, language, opinion, intelligence level, employment, culture, as well as the differences of social and economic status. Due to these differences in the area, a society is formed which eventually results in a multicultural society. Moreover, the increase of discrimination against someone in a social class cannot be avoided in this phenomenon. These characteristics can be represented in both corpus of data of Netzliteratur, where interaction heterogeneity is indirectly reflected in story. To explain these characteristics, the author uses a few theories about urban, especially in heterogeneity of urban society. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Hasna Fadhilah Wulandari
"ABSTRAK
Kehidupan sosial masyarakat urban sangatlah heterogen. Masyarakat terbentuk karena adanya berbagai perbedaan di dalam ruang lingkup tersebut. Keheterogenitasan tersebut dapat dilihat melalui gaya hidup, tingkat kesejahteraan, pendidikan, status sosial, dan lain sebagainya. Penelitian ini akan mendeskripsikan seputar kehidupan masyarakat urban yang heterogen melalui media online Jerman (Netzliteratur). Beberapa karakteristik masyarakat urban yang heterogen menjadi topik utama yang akan dikemukakan dalam artikel ini. Sehingga permasalahan yang diangkat merupakan permasalahan sosial dalam ruang urban yang berbasis pada tiga korpus data yang dimuat dalam website nichtlustig.de. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kritik yang disampaikan kartunis melalui tiga kartun online nichtlustig.de. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan makna semiotik dan konsep ruang urban. Gambaran heterogenitas masyarakat urban direpresentasikan dengan ketimpangan sosial yang diungkap melalui pembatasan ruang sosial tokoh yang terdapat pada tiga kartun online nichtlustig.de.

ABSTRACT
The social life of urban communities is very heterogeneous. Society is formed because of various differences within the scope. The heterogeneity can be seen through lifestyle, level of welfare, education, social status, and so on. This study will describe the life of heterogeneous urban communities through German online media (Netzliteratur). Some characteristics of heterogeneous urban societies are the main topics that will be presented in this article. So the problems raised are social problems in urban space based on three corpus of data posted on the website nichtlustig.de. This study aims to uncover the criticisms conveyed by cartoonists through three cartoons online, nichtlustig.de. The research method used is descriptive qualitative approach to the meaning of semiotics and the concept of urban space. The description of the heterogeneity of urban society is represented by social inequality revealed through the limitation of the social figures found in three online cartoons nichtlustig.de."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Clarissa Dheandra
"Skripsi ini mengangkat konstruksi familiarity pada urban interior. Familiarity pada konteks urban menjadi relevan karena kota kerap dilihat sebagai sesuatu yang asing bagi penggunanya. Ketika manusia merasa familiar dengan ruang di sekelilingnya, manusia akan merasa aman dan nyaman bertingkah laku. Konsep familiarity di urban interior berpotensi meningkatkan interaksi dan emosi pengguna terhadap suatu tempat dan membangun sense of place.  Diskursus interior memungkinkan eksplorasi familiarity yang tidak hanya diterima secara otomatis sebagai impresi keseluruhan. Akan tetapi, familiarity dapat hadir sebagai sesuatu yang dibangun dari berbagai konfigurasi elemen spasial yang membentuk familiar cues. Kumpulan elemen yang terkonstruksi akan membentuk familiar cues yang akan mempengaruhi impresi keseluruhan mengenai familiarity. Familiarity dapat hadir melalui dua bentuk yaitu functional dan acquaintance familiarity yang masing-masing dipicu oleh elemen yang berbeda-beda. Skripsi ini menelusuri elemen fisik dan non-fisik yang menjadi relevan dalam pembentukan familiar cues. Melalui studi kasus terhadap dua ruang publik berbasis media, kajian ini menginvestigasi bagaimana familiarity dapat terbentuk melalui kehadiran thresholds, konfigurasi objek unik, sensory vividness, dan jejak pada ruang yang mengaktivasi ruang maupun membangun suasana pada interioritas urban yang familiar. 

This study explores the construction of familiarity in urban interior. Familiarity in urban context is important as the city is often seen as something foreign to its users. When humans feel familiar with the space around them, humans will feel safe and comfortable in conducting their daily lives. In this sense, familiarity will increase the user interactions and emotions towards a place, triggering a deep sense of place by its users. Discussion of familiarity in the urban interior is relevant as familiarity is not seen as an accepted and automatic impression, but as something that is constructed through spatial elements configurations that construct the familiar cues. A collection of constructed spatial elements will form familiar cues that will affect the overall impression of familiarity. Familiarity can be present in two forms, namely functional and acquaintance familiarity. This study explores physical and non-physical elements that becomes relevant in assembling the familiar cues. Through case study of two media-based public space, this study investigates how familiarity can be developed through the existence of thresholds, unique object configuration, sensory vividness, and spatial traces that activate space and construct ambience of a familiar interior."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent Andhika Khosasih
"Interior tidak hanya lahir di dalam sebuah bangunan, tetapi juga di dalam tempat dan praktik yang tidak pernah kita perkirakan sebelumnya: urban dan informalitas. Praktik informal dengan segala keterbatasannya mampu mencerminkan interior sebagai sebuah keadaan yang selalu berubah dan berkembang. Skripsi ini membahas tentang pembentukan ruang interior di ruang urban sebagai sebagai sistem yang terbentuk melalui proses penguasaan ruang yang terjadi dalam praktik informalitas. Tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk mengenal berbagai taktik yang dimiliki oleh pelaku praktik informalitas sebagai upaya penguasaan ruang yang dilakukan untuk menunjang kesejahteraan dan kualitas hidup ketika menempati ruang kota.

Interior does not only born inside a building but also in the least expected realm and practice urban and informality. Informal practice, in spite of its limitation, reflects the way of interior as an inter changing state, continually growing, and inter dependent. The thesis discusses the making of an interior ndash interiorization ndash within an urban context as a system formed through the process of mastering the space that occurs in the practice of informality. The goal of this thesis is to identify various tactics enacted by the actors of informality as an effort to control space in order to support the wellbeing while occupying the urban space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Putri
"Dalam ruang urban berkumpul berbagai individu dari beragam kelas sosial, etnis, latar belakang, dan kehidupan yang berbeda. Ruang urban yang selalu identik dengan hal-hal yang modern memiliki sisi lain berupa gejala social pathology. Gejala ini timbul sebagai efek samping kehidupan masyarakat urban pada individu yang kurang mampu bersaing secara ekonomi dan sosial dalam kehidupan urban. Beberapa gejala ini ditangkap dan dimainkan dalam delapan kartun online korpus data penelitian ini. Kartun online yang sifatnya aktual mampu menangkap unsur-unsur yang mengganggu ini untuk kemudian diputar balik, dan disajikan secara jenaka lewat humor hitam. Untuk menangkap gambaran kehidupan kota urban dalam kartun digunakan pendekatan semiosis sastra dan analisa unsur-unsur semiosis dalam kartun. Penelitian ini membuktikan bahwa karakter Herr Riebmann dalam kartun online ?nichtlustig.de? mewakili aspek-aspek patologi sosial dalam kota urban.

In urban space together various individuals from diverse social classes, ethnicities, backgrounds, and different life. Urban space that is always synonymous with modernity have another side that is the symptoms of social pathology. These symptoms occur as a side effect of urban life in individuals who are less able to compete economically and socially in urban life. Some of these symptoms are captured and played in eight online cartoons as the datas of this study. Online cartoons are actual and able to capture the elements that interfere with this for later reversed, and presented through playful black humor. To capture the image of an urban city life in cartoons, semiosis approach and analysis of literary elements of semiosis in the cartoon are used. This study proves that the character Herr Riebmann in the online cartoon "nichtlustig.de" represent the social aspects of pathology in an urban city."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1284
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Priyo Laksono
"Fenomena domesticity kerumahtanggaan biasanya terjadi di dalam rumah. Skripsi ini berargurmentasi bahwa tidak menutup kemungkinan kerumahtanggaan dapat terjadi di ruang luar atau ruang urban. Hal ini dilihat dari aktivitas domestik yang terjadi di ruang urban. Aktivitas domestik dilakukan di ruang luar untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam kesehariannya. Antara ruang dalam dan ruang luar terdapat ruang transisi yang hadir melalui dialog diantaranya. Dialog tersebut mempengaruhi aktivitas domestik yang terjadi di ruang urban. Prumpung menjadi studi kasus untuk melihat fenomena kerumahtanggaan di ruang urban. Dari studi kasus tersebut dapat diketahui terdapat beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya kerumahtanggaan di ruang urban interior yaitu aspek fisik kedekatan antara ruang dalam dan luar, akses dan ketersediaan ruang luar dan aspek non-fisik interaksi sosial, iklim dan kebiasaan dan aturan masyarakat lokal. Keadaan rumah dan urban membentuk fenomena urban interior di kawasan tersebut. Dari studi kasus tersebut juga dapat diketahui bahwa hadirnya ruang transisi sebagai perluasan ruang domestik dapat meningkatkan kualitas kerumahtanggan di ruang urban.

The phenomenon of domesticity often occurs inside home. Yet it does not eliminate the possibility of domesticity happening outside dwellings and inside urban space. Such phenomenon is seen through domestic activities in urban space. These domestic activities occur in urban space to fulfill the needs of the everyday. There exists threshold from interior to exterior it is expressed through dialogue in between. This dialogue defines domestic activities in urban space. Prumpung is chosen as a case study in which we see the phenomenon of domesticity in urban space. From the case study, it can be seen that there are several factors that allow the occurrence of domesticity in interior urban space that are physical aspect closeness between inside and outside, access and availability of outer space and non physical aspects social interaction, climate and culture. Home and urban circumtances forming the phenomena of interior urban in that region. From the case study too, it can be determined that the presence of the transition space can improve the quality of domesticity in urban space this can be observed through mechanisms threshold, and the quality of space they contain.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Ardiana
"Kehidupan di perkotaan saat ini sudah tidak lagi memberikan kenyamanan dan keamanan bagi warganya. Berbagai bentuk gangguan lingkungan terkait dengan kondisi lingkungan yang semakin parah, buruknya kepedulian sosial, ketidakamanan dan tingginya angka kriminalitas dirasakan sebagai ancaman dan apabila tidak segera ditangani hal tersebut dapat memicu reaksi-reaksi stres.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana sebenarnya warga kota mempersepsi ketidaknyamanan lingkungan perkotaan. Apakah bentuk-bentuk ketidaknyamanan tersebut sangat mengganggu mereka atau sama sekali tidak terganggu.
Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif serta teknik pengambilan sampel random sampling. Subyek penelitian ini terdiri dari 235 warga kota Bogor berusia 20-65 tahun dan sudah tinggal di Bogor minimal lima tahun.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah Skala Persepsi Ketidaknyamanan Lingkungan di Kehidupan Perkotaan yang dikonstruk oleh Monique Robin, Annie Matheau-Police, dan Caroline County dari laboratorium psikologi lingkungan, Université Paris Descartes di Perancis pada tahun 2006.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum warga kota Bogor merasa terganggu dengan berbagai bentuk ketidaknyamanan lingkungan yang terdapat di kota tersebut, dan terdapat perbedaan dalam mempersepsi ketidaknyamanan tersebut pada aspek jenis kelamin, pekerjaan, dan lokasi tempat tinggal, namun tidak ditemukan perbedaan pada aspek usia.

Nowadays, urban life has no longer giving comfort and safety for it?s dwellers. Many kinds of environmental annoyances such as deterioration of environment condition, incivility, insecurity and criminality perceived as threats and if they don?t get solved soon, they will lead into stress reactions.
This research is try to find out how city-dwellers perceive those environmental annoyances, whether they feel very disturbed or not disturbed at all.
The design of this research is descriptive using quantitative approach with random sampling. The subjects of this research are 235 Bogor city-dwellers aged 20-65 years old, and have been living in the city for at least five years. This research was using an instrument called Scale of Perceived Environmental Annoyances in Urban Settings, made by Monique Robin, Annie Matheau-Police, dan Caroline County from the laboratory of environmental psychology, Université Paris Descartes in France in the year 2006.
In general, Bogor city-dwellers felt disturbed by the environmental annoyances in the city, and there are differences in sex, occupation, and location aspects in perceiving those annoyances. However, there is no difference in age aspect."
2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koko Srimulyo
"Kemunculan kafe dengan berbagai konsep merupakan respon alas perubahan yang lerjadi di masyarakat urban dewasa ini. Perubahan yang dimaksud ialah gaya hid up masyarakat urban yang semakin modern. Makin tingginya pola gaya hidup masyarakat urban mengakibatkan bisnis kafe turut lerdorong naik. Sebagai respon perubahan gaya hid up masyarakat urban, kini banyak bermunculan kafe tematik. Salah salunya kafe dengan lema perpuslakaan yaitu kafe Libreria Eatery yang ada di Surabaya. Libreria Eatery memadukan kafe sebagai tempal makan dan perpustakaan untuk memberikan informasi dan wahana rekreasi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif ditinjau dari sudul pandang culture studies, penelitian ini akan melihat latar belakang pelaku bisnis kafe yang mengkomodifikasi perpustakaan ke dalam bentuk libcafe sebagai dampak perubahan gaya hidup urban. Penelitian ini menghasilkan temuan berupa (1) perpustakaan digunakan sebagai pemanis desain interior kafe, (2) perpusakaan sebagai supporting bisnis utama, (3) pencitraan perpustakaan sebagai pusat informasi modern yang rekreatif."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2017
020 VIS 19:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Primrizqi
"Taman Kota, sebagai salah satu bagian dari Ruang Terbuka Hijau (RTH), merupakan salah satu elemen penting bagi kehidupan di perkotaan. Tidak jarang taman menjadi sarana rekreasi bagi masyarakat. Masyarakat yang mendatangi taman kota ini—berasal dari berbagai kalangan usia—memiliki kebutuhan yang bermacam-macam. Namun, tidak semua taman mampu memenuhi kebutuhan setiap kalangan usia masyarakat. Mengacu pada teori kebutuhan manusia di setiap fase umur menurut Erikson (1982) dan Turner (1996), saya melakukan pengamatan langsung pada taman-taman di suatu kawasan yang berdekatan untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan masyarakat pada suatu kawasan bisa terpenuhi oleh taman-taman kota yang tersedia di dalamnya. Pengamatan yang dilakukan di Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Situ Lembang menunjukkan bahwa belum semua taman di kawasan Menteng tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di setiap fase umur.

The presence of city parks has been unquestionably essential for our daily urban life. They frequently become recreational facilities for the people of the cities. These people—who come from different range of ages—certainly have different needs. However, not all city parks can fullfill those people needs. Referring to Erikson’s (1982) and Turner’s (1996) theories about human needs in every stages of life cycle, this undergraduate thesis observed city parks in the same neighborhood to discover whether the needs of its users can be fullfilled or not. The observation in Taman Menteng, Taman Suropati, and Taman Situ Lembang shows that the human needs in every stages of life cycle in Menteng neighborhood can not yet be fulfilled by the city parks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>