Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105537 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galuh Widiyarti
2007
T40091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anisa Ayuningdyas
"Senyawa hidrazon merupakan senyawa yang masuk ke dalam kelas basa Schiff. Hidrazon dan turunannya termasuk kedalam senyawa yang bersifat versatile dan memiliki sifat biologis yang beragam akibat adanya gugus C=N. Hidrazon menjadi salah satu potensial ligan untuk kompleks logam karena memiliki kemampuan koordinasi yang baik sebagai ligan. Pada penelitian ini dilakukan sintesis 5 macam hidrazon yang dikatalisis oleh asam asetat glasial dengan gugus aromatik aldehida yang berbeda, diantaranya 4-metoksibenzaldehida, benzaldehida, 4-hidroksibenzaldehida, sinamaldehida, dan vanilin dengan rendemen secara berturut-turut 94,3%, 70%, 85%, 74,5%, dan 89,4%. Selain itu, terdapat 3 macam hidrazon yang disintesis dengan menggunakan nanokatalis NiO, yaitu hidrazon berbasis 4-metoksibenzaldehida, hidrazon berbasis benzaldehida, dan hidrazon berbasis sinamaldehida dengan rendemen masing masing sebesar 97,24%, 59%, dan 75%. Selanjutnya, kedua ligan dilakukan karakterisasi dengan menggunakan KLT, UV-Vis, dan FTIR. Khusus untuk ligan yang dikatalisis asam asetat glasial dilakukan karakterisasi tambahan berupa LC-MS. Ligan yang telah disintesis direaksikan dengan Zn(CH3COO)2 untuk membentuk senyawa kompleks. Adapun, produk dari senyawa kompleks bejumlah 5 dengan masing masing ligan 4-metoksibenzaldehida, benzaldehida, 4-hidroksibenzaldehida, sinamaldehida, dan vanilin memiliki rendemen secara berturut-turut 52,9%, 33%, 40,9% 51,2%, 86,5%, dan 38%. Senyawa kompleks yang terbentuk dikarakterisasi UV-Vis, FTIR, dan AAS. Pada sintesis ligan dan kompleks dilakukan uji bioaktivitas berupa antioksidan untuk membandingkan potensi antioksidan antara ligan dan senyawa kompleks tersebut.

Hydrazone is a compound from schiff base’s group whose versatile and has diverse biological properties due to the presence of C=N group. Hydrazone has a potential as a ligand of complex compound because they have a good coordination abilities as a ligand. In this research, there are 5 types of hydrazone with acetic acid as a catalyst whose been synthesized with different aromatic aldehyde group which include 4-methoxybenzaldehyde, benzaldehyde, 4-hydroxybenzaldehyde, cinnamaldehyde, and vanillin with yield respectively 94,3%, 70%, 85%, 74,5%, and 89,4%. Meanwhile, there are 3 types of aromatic aldehyde whose been synthesized with NiO nanocatalyst which include 4-methoxybenzaldehyde, benzaldehyde, and cinnamaldehyde with yield respectively 97,24%, 59%, and 75%. These ligand has been characterized with TLC, UV-Vis, FTIR, while there are addition LCMS characterization for ligand with acetic acid glacial as a catalyst. Furthermore, each ligand become a reagent for complexes synthesis and those complex have benn characterize with AAS, FTIR, and UV-Vis. For antioxidant bioactivity there are comparison between ligand and complex."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Rahadi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S29663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hidayat Ibrahim
""b>ABSTRAK
"
Senyawa Turunan pirazol dan isoksazol merupakan senyawa organik yang cukup penting karena memiliki bioaktivitas yang banyak. Beberapa katalis telah banyak digunakan untuk sintesis senyawa turunan pirazol dan isoksazol salah satunya adalah logam oksida. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen yang disintesis dengan metode sol gel. Pada penelitian ini senyawa turunan pirazol dan isoksazol akan disintesis menggunakan nanokatalis CuO@SiO2. Hasil menunjukkan bahwa nanokatalis CuO@SiO2 berhasil disintesis dengan ukuran rata-rata 512,1 nm. Hasil sintesis nanokatalis CuO@SiO2 ini selanjutnya akan dikarakterisasi menggunakan FT-IR, SEM-EDX, XRD, dan PSA. Sintesis senyawa pirazol dilakukan dengan cara mencampurkan kurkumin dan variasi senyawa hidrazin yaitu hidrazin hidrat dan fenil hidrazin. Sedangkan sintesis senyawa isoksazol menggunakan kurkumin dan hidroksilamin hidroklorida. Kondisi optimum yang didapatkan yaitu menggunakan 2,5 mol katalis dengan pelarut asam asetat glacial pada suhu 70 C selama 8 jam. Persen yield yang dihasilkan pada kondisi optimum reaksi tersebut yaitu produk dari hidrazin hidrat sebesar 82,55 , fenil hidrazin sebesar 80,68 dan hidroksilamin sebesar 80,09. Produk hasil sintesis selanjutnya dikarakterisasi menggunakan FT-IR, UV-VIS, dan LC-MS. Uji Bioaktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylacoccus aureus dan Escherichia coli dilakukan dengan menggunakan metode dilusi cair yaitu melihat tingkat kekeruhan dari setiap sampel dengan mengukur Optical Density OD menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm. Hasil pengujian bioaktivitas antibakteri didapatkan Konsentrasi Hambat Minimal KHM dalam persen inhibisi untuk produk dari hidrazin hidrat, fenil hidrazin, dan hidroksilamin terhadap bakteri e. coli masing-masing sebesar 125 g/mL, 125 g/mL, dan 31.15 g/mL sedangkan pada bakteri S. aureus masing-masing sebesar 2.5 g/mL, 31.15 g/mL, dan 15.625 g/mL."

"
"ABSTRACT
"
Pyrazole and isoksazole derived compounds are important organic compounds because the compounds have a lot of bioactivity. Some catalysts have been widely used for the synthesis of pyrazole derivatives and isoxazole derivatives one of which is metal oxide. The catalyst used is a heterogeneous catalyst synthesized by sol gel method. In this study the compounds derived from pyrazole and isoksazole will be synthesized using CuO SiO2 nanocatalyst. The results showed that the CuO SiO2 nanocatalyst was successfully synthesized with an average size of 512.1 nm. The results of the synthesis of CuO SiO2 nanocatalyst will then be characterized using FT IR, SEM EDX, XRD, and PSA. The synthesis of pyrazole compounds is done by mixing curcumin and variations of hydrazine compounds ie hydrazine hydrate and phenyl hydrazine. While the synthesis of isoksazole compounds using curcumin and hydroxylamine hydrochloride. The optimum condition was obtained using 2.5 mole of catalyst with glacial acetic acid solvent at 70 C for 8 hours. The yield percentage produced at the optimum condition of the reaction is the product of hydrazine hydrate by 82,55 , phenyl hidrazine by 80,68 , and hydroxylamine by 80,09 . The synthesized products are further characterized using FT IR, UV VIS, and LC MS. The antibacterial bioactivity test against Staphylacoccus aureus and Escherichia coli bacteria was performed by using liquid dilution method to observe the level of turbidity of each sample by measuring Optical Density OD using spectrophotometer at 625 nm wavelength. Antibacterial bioactivity test results obtained Minimum Inhibitory Concentration KHM in percent of inhibition for products of hydrazine hydrate, phenyl hydrazine, and hydroxylamine against bacteria e. coli of 125 g mL, 125 g mL, and 31.15 g mL respectively, while in S. aureus bacteria 62.5 g mL, 31.15 g mL, and 15.625 g mL, respectively."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Senyawa asam sinamat dan derivatnya merupakan senyawa yang terdapat
secara alami di berbagai tumbuhan yang digunakan sebagai obat herbal. Pada
penelitian ini, dilakukan sintesis basa Schiff yang berbasis hidrazida dari reagen
awal asam sinamat untuk kemudian diuji aktivitas anti bakteri dan antioksidan
secara in vitro. Sintesis basa Schiff dilakukan melalui 3 tahap, yaitu sintesis ester,
sintesis hidrazida dan sintesis basa Schiff. Persen yield yang diperoleh dari produk
basa Schiff adalah 26,35% Karakterisasi senyawa hasil sintesis dilakukan
menggunakan spektrofotometer UV-Visible, spektrometer FT-IR dan MS. Pada
konsentrasi 1000 ppm, Basa Schiff memiliki aktivitas antibakteri dengan zona
bening rata-rata 13 mm untuk bakteri S.aureus dan 8 mm untuk bakteri E.coli.
Sementara pada asam sinamat tidak menunjukkan adanya aktivitas antibakteri.
Basa Schiff memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dengan IC50 sebesar
29,37 ppm, Cinnamic acid and its derivate is a compound exist in nature from many
plants and used as herbal medicine. This research will do this synthesis of
hydrazide based Schiff base from cinnamic acid as a beginning reagen and then
will be test its antibacterial activity and antioxidant activity in vitro. Schiff base
Synthesis is doing by three steps, ester synthesis, hydrazide synthesis and Schiff
base synthesis. Yield for Schiff base product is 26,35%. The products were
characterized with UV-Visible spectrophotometer, FT-IR spectrophotometer and
mass spectrometer. At 1000 ppm, Schiff base have antibacterial activity with
diameter inhibition zone average 13 mm for S.aureus and 8 mm for E.coli,
meanwhile for cinnamic acid is not exhibit antibacterial activity. Schiff base have
better antioxidant activity that have IC50 value is 29,37 ppm]"
Universitas Indonesia, 2014
S58326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiara Rizqillah Hanifah
"ABSTRAK
Sintesis turunan tetrahidrobenzo[b]piran dilakukan dengan menggabungkan 3 komponen dalam satu wadah melalui reaksi kondensasi antara dimedone, aromatik aldehida benzaldehid, hidroksibenzaldehid, dan sinamaldehid dan malanonitril menggunakan jumlah katalis amonium asetat pada kondisi refluks. Sedangkan turunan polyhydroquinoline juga disintesis dalam satu wadah melalui reaksi kondensasi Hantzsch antara dimedone, aromatik aldehida, etil asetoasetat dan amonium asetat dengan adanya imidazol sebagai organokatalis. Selama Proses sintesis dilakukan monitoring dengan menggunakan kromatografi lapis tipis. Berdasarkan hasil optimasi reaksi senyawa 1, 2, dan 3 yang merupakan turunan pyran, diperoleh kondisi optimum pada 60 menit, suhu 100 C dengan pelarut H2O, dan jumlah katalis amonium asetat untuk senyawa 1, dan 2 pada 29 wt, sedangkan pada senyawa 3 pada 3 wt. Senyawa 4 yang merupakan turunan kuinolin menunjukan kondisi optimum pada 90 menit, 70?C menggunakan pelarut etanol dan jumlah katalis imidazol 5 wt. Proses sintesis turunan senyawa piran dan kuinolin tersebut sederhana, ramah lingkungan, cepat, menghasilkan rendemen yang tinggi dan waktu reaksi yang pendek untuk sintesis turunan tetrahydrobenzo[b]pyran dan polihidrokinolin. Turunan tetrahidrobenzo[b]piran dan polihidrokinolin disintesis dan dianalisis menggunakan instrumen FTIR, UV-Vis, dan GC-MS. Dilakukan pengujian aktivitas biologis sebagai antioksidan dari hasil sintesis senyawa turunan piran dan kuinolin menggunakan metode DPPH. Hasilnya menunjukkan bahwa produk sintesis memiliki IC50 pada senyawa 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut 62,54, 58,17, 44,40, 54,63 ppm.

ABSTRACT
Synthesis of tetrahydrobenzo b pyran derivatives combines three components in one pot via the condensation reaction of dimedone, aldehydes benzaldehyde, hydroxybenzaldehyde, and cinnamaldehyde and malanonitrile using amount of catalytic amonium asetat under reflux conditions. While polyhydroquinoline derivatives were also synthesized in one pot via Hantzsch condensation reaction of dimedone, aromatic aldehydes, ethyl acetoacetate and ammonium acetate in presence of imidazole as an organocatalyst. During the reaction it will be monitored by using chromatography thin layer. Based on the result of reaction optimation compound 1, 2, and 3 which are pyran derivatives, it is obtained the optimum condition at 60 minute, temperature 100 C with H2O solvent, and amount of ammonium acetate catalyst for compound 1, and 2 at 29 wt, while compound 3 at 3 wt. Compound 4 which is quinoline derivative is obtained optimum conditions at 90 minutes, 70 C using ethanol solvent and amount of imidazole catalyst at 5 wt. The synthesis process of pyran and quinoline derivatives is simple, environmentally friendly, rapid, high yielding reaction and short reaction times for the synthesis of tetrahydrobenzo b pyran and polyhydroquinoline derivatives. The tetrahydrobenzo b pyran and polyhydroquinoline derivatives was synthesized and analized by FTIR, UV Vis, and GC MS. The biological activity as antioxidant of the synthesized pyrans and quinoline derivatives were evaluated by DPPH method. The results show that the synthesis products have IC50 in compound 1, 2, 3, and 4 consecutively 62,54, 58,17, 44,40, 54,63 ppm. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Cahyo Widodo
"Lawson 2-hidroksi-1,4-naftokuinon merupakan salah satu senyawa alam yang memiliki aktivitas antimikroba, termasuk antibakteri. Keberadaan cincin 1,4-naftokuinon memiliki potensi yang menjanjikan untuk aktivitas antibakteri. Namun, perkembangan derivat lawsone sebagai senyawa antibakteri dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas dan mengimbangi evolusi bakteri. Pada penelitian ini, senyawa lawsone diderivatkan dengan mengikat gugus hidroksietilamino, menghasilkan 2- 2-hidroksietil amino -1,4-naftokuinon senyawa A , sebagai intermediet dan gugus aminoetilasetat, menghasilkan 2- 1,4-diokso-1,4-dihidronaftalen-2-il amino etil asetat senyawa B , pada reaksi kedua. Reaksi pertama menghasilkan senyawa A dengan persentasi yield sebesar 56,1 sementara reaksi kedua menghasilkan senyawa B dengan persentasi yield sebesar 51,6. Metode difusi cakram dilakukan untuk menentukan aktivitas antibakteri melawan S. aureus dan E. coli sebagai bakteri uji. Baik senyawa A maupun senyawa B menghasilkan zona inhibisi pertumbuhan. Dengan begitu, kedua senyawa produ, senyawa A dan senyawa B memiliki aktivitas sebagai senyawa antibakteri.

Lawsone 2 hydroxy 1,4 naphthoquinone is one of natural compound which posses antimicrobial activity, including antibacterial. The presence of 1,4 naphthoquinone ring have promising potential for antibacterial activity. However, development of lawsones derivate as antibacterial compound is required to increase the activity and equilibrate bacterial evolution. In this research, lawsone compound was derived by binding of hydroxyethylamino group, yielding 2 2 hydroxyethyl amino 1,4 naphthoquinone A compound, as intermediet and aminoethylacetate group, yielding 2 1,4 dioxo 1,4 dihydronaphthalen2 yl amino ethyl acetate B compound, at second reaction. The first reaction yielded A compound with 56,1 yield percentation. Meanwhile, the second reaction yielded B compound with 51,6 yield percentation. Disc diffusion methode was done to determine antibacterial activity against S.aureus and E.coli as bacterial sample. Either A or B compound produced inhibition zone at antibacterial activity. Therefore, the both derivatization product, A and B compound, posse activity as antibacterial compound."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwandri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa kimia dari batang Calophyllum depressinervosum Hand et Ws serta uji bwaktivitasnya, yang meliputi uji toksisitas dengan menggunakan larva udang Artemia salina Leach, aktivitas antioksidan dengan metode spektroskopi, dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Bacillus substilis ATCC 6633, Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 25922 dengan metode difusi. Metode yang digunakan dalam isolasi ini adalah ekstraksi fraksinasi dengan pelarut metanol yang dilanjutkan dengan n-heksana dan etilasetat. Selanjutnya dilakukan kromatografi kolom terhadap ekstrak n-heksana dan etilasetat, dengan fasa diam silika gel serta gradien campuran n-heksana, etilasetat, dan metanol sebagai fasa geraknya .. Penetapan struktur molekul dilakukan dengan spektroskopi infra merah, 1H-NMR dan 13C-NMR, dan massa. Senyawa-senyawa yang diisolasi dari fraksi II dan IV ekstrak n-heksana diidentifikasi berturut-turut sebagai friedelin dan ~-sitosterol, sedangkan dari fraksi VI ekstrak etilasetat diidentifikasi sebagai 8-metoksikalanolid E yang merupakan senyawa turunan kumarin dan diduga senyawa baru. Uji bioaktivitas terhadap semua fraksi yang diuji, menunjukkan bahwa fraksi VI ekstrak etilasetat memiliki aktivitas tertinggi pada uji toksisitas terhadap larva udang Artemia salina Leach (LC50 = 23,19 ppm), aktivitas antioksidan (IC50 = 55,63 ppm), dan aktivitas antibakteri terhadap B. substilis, S. aureus dan E. coli (diameter hambatan : 11,5; 10,5 dan 11,5 mm)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Wijaya
"Tumbuhan obat Indonesia, sarang semut (Myrmecodia pendens) telah terbukti secara empiris mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit termasuk kanker. Pada penelitian ini, dilakukan isolasi senyawa antikanker dari hipokotil tumbuhan sarang semut menggunakan beberapa jenis pelarut dan menentukan struktur molekul senyawa aktif. Uji toksisitas dilakukan dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT) dan uji in vitro antikanker dengan metode microscopic counting menggunakan sel HeLa (sel kanker leher rahim), sel MCM-B2 (sel kanker payudara), dan sel Leukemia L1210. Elusidasi struktur kimia dilakukan dengan metode spektroskopi (UV-VIS, FT-IR, dan RMI).
Berdasarkan uji toksisitas dan uji in vitro terhadap sel HeLa, MCM-B2, dan Leukemia L1210 maka ekstrak yang paling aktif adalah ekstrak air (A). Pemisahan dan pemurnian ekstrak air (A) dengan kromatografi kolom dan kromatografi cair kinerja tinggi preparatif menghasilkan tiga isolat relatif murni masing-masing IA2, IA4, dan IA6. Hasil uji tiga isolat terhadap sel Leukemia L1210 menghasilkan IC50 IA2 = 1,88 μg/ml, IC50 IA4 = 1,45 μg/ml, dan IC50 IA6 = 2,04 μg/ml. Ketiga isolat mempunyai efek sitotoksik kuat. Berdasarkan data spektroskopi, isolat IA6 diduga senyawa turunan karbohidrat.

The Indonesian medicinal plant, sarang semut (Myrmecodia pendens), has proved empirically capable to healing various diseases, including cancer. In this research, compound isolation of anticancer agent was carried out from sarang semut plant hypocotyls by some type of solvent and to determine active compound molecule structure. Toxicity test was conducted using brine shrimp lethality test (BSLT) and in vitro test using microscopic counting method by means HeLa cells (cervix cancer cell), MCM-B2 cell (breast cancer cell), and Leukemia cell L1210. Elucidation of chemical structure conducted by spectroscopy methods (UV-VIS, FT- IR, and NMR).
According to toxicity and in vitro test on cells of HeLa, MCM-B2, dan Leukemia L1210, the most active extract is water extract (A). Separation and purification of water extract (A) by coloum chromatography and preparative high performance liquid chromatography has produce three relative pure isolates namely IA2, IA4, and IA6. The test result on the three isolates on Leukemia L1210 cell produce IC50 IA2 = 1,88 μg/ml, IC50 IA4 = 1,45 μg/ml, and IC50 IA6 = 2,04 μg/ml. The three isolates has strong cytotoxic effect. According to spectroscopy data, isolate IA6 indicate carbohydrate derivate compound.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T40078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>