Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150478 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Istiqomah
"Modifikasi elektroda glassy carbon (GC) dengan zeolit yang disisipi Fe3+ dilakukan untuk aplikasi sensor arsen (III). Zeolit yang digunakan adalah zeolit sintesis yang disintesis dengan menggunakan natrium silika sebagai sumber silika, alumunium sulfat hidrat sebagai sumber alumina dan tetrametilamoniumhidroksida sebagai zat pengarah (template). Data XRD dan SEM menunjukkan bahwa zeolit yang dihasilkan adalah zeolit tipe faujasrt (FAU) dan modernit (MCR) yang berukuran ~100 nm. Zeolit dilekatkan pada permukaan elektroda GC dengan menggunakan polielektronit. Polielektronit yang digunakan adalah PDDA (poly(diallyldimethylammonium) sebagai polikation dan PSSS (poli(sodium 4-styrene sulfonate) sebagai poliahion. Teknik layer by layer ini didasarkan pada interaksi elektrostatik antara zeolit yang bermuatan negatif dengan polimer yang bermuatan berlawanan. Polikation dan polianion ditemukan sebagai kondisi optimum pelapisan. Selanjutnya ion Fe3+ didipersikan denan cara perendaman. Material yang terbentuk digunakan sebagai elektoda untuk mendeteksi As (III). Pengujian kualitas elektroda yang terbentuk diamati pada pengukuran respon oksidasi As (III) dengan limit deteksi 5, 29 ppb pada rentang konsentrasi 0-10 M. Kestabilan yang cukup baik teramati pada penurunan respon rata-rata sebesar 6.8%, setelah penggunaan selama 7 hari.

ABSTRAK
Modification of carbon electrodes with zeolite and fe3+ ions was conducted for application of inorganic arsenic (III) detection. The zeolite was synthesized using sodium silica and aluminium sulfate hydrate as silicate and alumina source respectively and tetramethylammoniumhydroxide as an organic templates. XRD spectra and SEM image shows that the synthesized zeolite was faujasite and modernit type and an average size of ~100 nm. The zeolite was immobilized at glassy carbon surface which had been modified by polyelectrolytes using layer-by-layer technique.
Poly(diallyldimethylammonium chloride)(PDDA) as polycationic and poly (styrenesulfonate) as polyanionic A layer-by-layer technique based on electrostatic interaction between a negatively charged zeolite and an opposite charged polymer. Amount of 5 layers (PDDA/PSS/PDDA/PSS/PDDA) was found as optimum condition. Fe3+ ion was the dispersed into zeolite structure using immersing process. The material was the applied for arsenic (III) detection. Good performance was shown by well defined oxidation peak with limit of detection 5.29 ppb at concentration 0-10 M. Good stability was shown in decreasing of responses 6.8% after 7 days. "
[;, ], 2008
T40108
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lany Wijaya
"Modifikasi elektroda karbon dengan nanopartikel emas dilakukan dengan teknik self-assembly. Teknik ini didasarkan pada kemampuan nanopartikel emas terikat secara kovalen pada elektron bebas dari gugus ujung amina yang ada di permukaan elektroda karbon setelah proses modifikasi pada permukaannya. Kemampuan nanopartikel emas membentuk kompleks dengan arsen membuat elektroda karbon (glassy carbon dan boron-doped diamond) yang telah dimodifikasi dengan nanopartikel emas dapat diaplikasikan untuk sensor arsen (III). Deteksi terhadap arsen (III) dilakukan dengan menggunakan metode Anodic Stripping Voltammetry (ASV).
Hasil karakterisasi secara elektrokimia yang memperlihatkan adanya puncak arus oksidasi As3+ pada elektroda karbon yang telah di modifikasi dengan nanopartikel emas, dimana puncak arus oksidasi ini tidak ditemui pada elektroda karbon yang belum di modifikasi dengan nanopartikel emas.
Hasil optimasi kondisi pengukuran arsen (III) pada elektroda karbon yang telah dimodifikasi dengan nanopartikel emas (GC-AuNP dan BDDAuNP), mendapatkan kondisi optimum untuk waktu deposisi 180 detik, potensial deposisi -500 mV, dan scan rate 100 mV. Respon arus terhadap konsentrasi arsen (III) pada elektroda GC-AuNP linier pada rentang konsentrasi 0 - 10 ìM dengan nilai limit deteksi sebesar 13,128 ppb sedangkan untuk elektroda BDD-AuNP respon arus linier pada rentang konsentrasi 0 - 20 ìM dengan nilai limit deteksi sebesar 4,642 ppb. Presisi pengukuran respon arus terhadap larutan arsen (III) 10 ìM sebanyak 20 kali pengulangan adalah 4,54 % (RSD) untuk GC-AuNP dan 2,93 % (RSD) untuk BDD-AuNP.
Hasil pengujian kestabilan elektroda GCAuNP dan BDD-AuNP selama satu minggu menunjukkan bahwa GC-AuNP lebih stabil dibandingkan BDD-AuNP. Hal ini ditunjukkan oleh nilai persen penurunan arus yang lebih signifikan pada BDD-AuNP dibandingkan pada GC-AuNP."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2008
S30486
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomah
"ABSTRAK
Modifikasi elektroda glassy carbon (GC) dengan zeolit yang disisipi Fe3+ dilakukan untuk aplikasi sensor arsen (III). Zeolit yang digunakan adalah zeolit sintetis yang disintesis dengan menggunakan natrium silika sebagai sumber silika, aluminium sulfat hidrat sebagai sumber alumina dan tetrametilamoniumhidroksida sebagai zat pengarah (template). Data XRD dan SEM menunjukkan bahwa zeolit yang dihasilkan adalah zeolit tipe faujasit (FAU) dan mordenit (MOR) yang berukuran ~100 nm. Zeolit dilekatkan pada permukaan elektroda GC dengan menggunakan teknik layer by layer dengan menggunakan polielektrolit. Polielektrolit yang digunakan adalah PDDA (poly(diallyldimethylammonium chloride ) sebagai polikation dan PSS(poli (sodium 4-styrene sulfonate) sebagai polianion. Teknik layer by layer ini didasarkan pada interaksi elektrostatik antara zeolit yang bermuatan negatif dengan polimer yang bermuatan berlawanan. Polikation dan polianion sebanyak 5 lapis (PDDA/PSS/PDDA/PSS/PDDA) ditemukan sebagai kondisi optimum pelapisan. Selanjutnya ion Fe3+ didispersikan dengan cara perendaman. Material yang terbentuk digunakan sebagai elektroda untuk mendeteksi As(III). Pengujian kualitas elektroda yang terbentuk diamati pada pengukuran respon oksidasi As(III) dengan limit deteksi 5,29 ppb pada rentang konsentrasi 0 – 10 μM. Kestabilan yang cukup baik teramati pada penurunan respon rata-rata sebesar 6.8%, setelah penggunaan selama 7 hari.

ABSTRACT
Modification of carbon electrodes with zeolite and Fe3+ ions was conducted for application of inorganic arsenic (III) detection. The zeolite was synthesized using sodium silica and aluminium sulfate hydrate as silicate and alumina source respectively and tetramethylammoniumhydroxide as an organic templates. XRD spectra and SEM image shows that the synthesized zeolite was a faujasite and mordenit type and an average size of ~100 nm. The zeolite was immobilized at glassy carbon surface which had been modified by polyelectrolytes using layer-by-layer technique. Poly(diallyldimethylammonium chloride) (PDDA) as polycationic and poly(styrenesulfonate) as polyanionic . A layer-by-layer technique based on electrostatic interaction between a negatively charged zeolite and an opposite charged polymer. Amount of 5 layers (PDDA/PSS/PDDA/PSS/PDDA) was found as optimum condition. Fe3+ ion was then dispersed into zeolite structure using immersing process. The material was then applied for arsenic (III) detection. Good performance was shown by well-defined oxidation peak with limit of detection 5.29 ppb at concentration 0 -10 μM . Good stability was shown in decreasing of responses 6.8% after 7 days."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ivandini Tribidasari Anggraningrum
"Modifikasi elektroda karbon, glassy carbon (GC) dan boron-doped diamond (BDD), menggunakan nanopartikel emas (AuNP) dilakukan dengan menggunakan teknik self-assembly. Teknik ini dipilih berdasarkan interaksi elektrostatik antara AuNP yang terperangkap ion sitrat dengan gugus amina yang dimodifikasikan pada BDD dan GC. Material yang diperoleh, AuNP-GC dan AuNP-BDD, kemudian digunakan sebagai elektroda pendeteksi As 3+ menggunakan teknik anodic stripping voltammetry (ASV). Anodic stripping voltammograms dari kedua elektroda menunjukkan puncak potensial oksidasi As °pada ~0.21 V (vs. Ag/AgCl) pada kondisi optimum potensial deposisi -500 mV, waktu deposisi 180 s, dan scan rate 100 mV/s. AuNP-BDD memiliki daerah pengukuran yang lebih luas (0-20 mM) dan limit deteksi yang lebih rendah (0.39 μ M atau 4.64 ppb), sedangkan AuNP-GC linier pada daerah konsentrasi 0-10 mM dengan limit deteksi 0.14 μ M (13.12 ppb). Keberulangan yang baik ditunjukkan dengan RSDs (n=20) 2.93% pada AuNP-BDD dan 4.54% pada AUNP-BDD. Meskipun demikian penurunan yang lebih banyak pada pengukuran 6 hari berturut-turut ditemukan pada AuNP-BDD (~20.1%) daripada pada AuNP-GC (~2.8%).

Modification of carbon, including boron-doped diamond (BDD) and glassy carbon (GC), using gold nanoparticle (AuNP) was developed by self-assembly technique. This technique is based on electrostatic interaction between citrate-capped AuNP to amine terminal groups after surface modification of BDD and GC. The fabricated materials, AuNP-BDD and AuNP-GC, were then utilized as electrodes for As 3+ detection using anodic stripping voltammetry (ASV) technique. Anodic stripping voltammograms of both Au NP-BDD and AuNP-GC electrodes showed similar peak potentials of As ° oxidation at ~0.21 V (vs. Ag/AgCl) in optimum conditions of -500 mV, 180 s, and 100 mV/s for deposition potential, deposition time, and scan rate, respectively. AuNP-BDD shows better performances in the case of wide linear concentration range (0-20 mM) and low limit of detection (0.39μM or 4.64 ppb), whereas those of AuNP-GC were linear in the concentration range of 0-10mM with a detection limit of 0.14μ M (13.12 ppb). Excellent reproducibility was shown with RSDs (n=20) of 2.93% and 4.54% at AuNP-BDD and AuNP-GC, respectively. However, decreasing of current responses in 6-concecutive days was found more at AuNP-BDD (~20.1%) than that at AuNP-GC (~2.8%)."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rodhoty Taza Mila
"Pendeteksian kandungan arsen (III) dalam perairan dengan metode sensor elektrokimia merupakan salah satu pengembangan cara untuk menguji kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi permukaan plastik PVC (PoliVinil Chlorida) dengan nanopartikel emas menjadi plastik yang permukaannya terdeposisi nanopartikel emas, plastik PVC-AuNP, untuk diaplikasikan sebagai sensor elektrokimia dalam mendeteksi arsen (III) dengan metode Linear Sweep Stripping Voltammetry (LSSV). Sintesis nanopartikel emas (AuNP) dilakukan dengan cara mereduksi larutan HAuCl4 dengan NaBH4 dan 6-merkaptopurin sebagai zat penstabilnya. Hasil karakterisasi nanopartikel emas dengan spektrofotometer UV-Visible, TEM, dan PSA menunjukkan bahwa nanopartikel emas ini memiliki distribusi diameter sebesar 1,0 nm s.d 2,8 nm. Nanopartikel emas ini selanjutnya digunakan untuk memodifikasi pemukaan plastik PVC dengan cara pengadukan plastik PVC dalam campuran modifikasi selama 24 jam pada suhu ruang. Hasil karakterisasi permukaan plastik PVCAuNP dengan SEM-EDX menunjukkan pencitraan morfologi nanopartikel emas pada plastik PVC-AuNP yang menunjukkan keberadaan nanopartikel emas pada permukaan plastik PVC-AuNP dengan kandungan sebesar 13,57 % (estimasi dari EDX). Hasil pengukuran XRD terhadap plastik PVC-AuNP juga memberikan informasi keberadaan Au, yakni dengan kemunculan puncak difraktogram Au pada 2θ sebesar 38,190 atau d sebesar 2,98594 Å. Sementara itu, karakterisasi dengan FTIR diamati keberadaan puncak serapan pada bilangan gelombang sekitar 380 cm-1 yang mengindikasikan adanya ikatan Au-S, yaitu ikatan antara nanopartikel emas dengan 6-merkaptopurin. Hasil karakterisasinya secara elektrokimia menunjukkan kondisi optimum pengukuran arsen (III) dicapai pada waktu deposisi 180 detik, potensial deposisi -500 mV, dan scan rate 100 mV/s. Respon arus terhadap konsentrasi arsen (III) pada plastik PVC-AuNP linier pada rentang konsentrasi 0-20 μM dengan nilai limit deteksi (LOD) sebesar 71,2725 ppb. Hasil pengujiannya selama lima jam pemakaian menunjukkan bahwa plastik PVC-AuNP bersifat kurang stabil menghasilkan respon arus mulai jam ke-3 sehingga secara keseluruhan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa plastik PVC-AuNP dapat digunakan sebagai sensor elektrokimia arsen (III) yang akurat meskipun kestabilan kinerjanya lebih rendah daripada kestabilan kinerja Au bulk.

Detection of arsenic (III) composition in water with electrochemical sensor methods is one of development to control water quality. This experiment is intended to modify PVC (PoliVinil Chlorida) plastic surface by gold nanoparticles, denoted as PVC-AuNP plastic, which in turn can be applied for working electrode to detect arsenic (III). The synthesize of gold nanoparticles was conducted by reduction of HAuCl4 solution with NaBH4 and 6-merkaptopurin as nanoparticles stabilizer. The result of gold nanoparticles was characterized by UV-Visible spectrofotometer, TEM, and PSA. The characterization results indicated that synthesized gold nanoparticles had distribution of gold nanoparticles with diameter accounted from 1,0 nm to 2,8 nm. The prepared gold nanoparticles then was used to modify PVC plastic by stirring the PVC plastic within gold nanoparticles for 24 hours. The modified PVC plastic, denoted as PVC-AuNP plastic, was characterized by using SEM-EDX, XRD, and FTIR. The results indicated that PVC plastic was modified by gold nanoparticles successfully. The SEM-EDX morphology of PVC-AuNP plastic indicated the occurrence of Au element in PVC-AuNP plastic with quite good distribution ammounted to 13,57 % on the surface, while XRD measurement of PVC-AuNP plastic showed difractogram peak at 2θ of 38,190 or d spacing of 2,9859 Å which confirmed the occurrence of Au. In addition, FTIR characterization showed peak at 380 cm-1 that indicated Au-S bond, as a result of chemical interaction between gold nanoparticle and 6-mercaptopurine, which act as a binder. The result of electrochemistry characterization using potensiostat of LSSV method indicated that there was As3+ oxidation current peak. The optimum condition on measuring arsen (III) was reached at the deposition time 180 second, deposition potential -500 mV, and scan rate 100 mV/s. The current response to consentration of arsen (III) was linear in consentration range between 0?20 μM with limited value detection (LOD) ammounted to 71,2725. This experiment result in 5 hours used indicated that PVC-AuNP plastic become unstability to produce oxidation current peak started on 3rd days, so that PVC-AuNP plastic can be an option or alternative reachable working electrode although performance stability of PVC-AuNP plastic is lower than performance stability of Au bulk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2011
S42219
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inezia Aurelia
"Dewasa ini, studi pengembangan sensor dengan teknik elektrokimia menjadi
alternatif analisis yang menjanjikan khususnya pemanfaatan elektroda glassy
carbon/IrOx dalam analisis oksidasi elektrokatalitik arsenit. Hal tersebut
didukung oleh keunggulan yang dimilikinya, yaitu menunjukkan potensial yang
cukup stabil, aktivitas katalitik yang sangat baik pada daerah pH yang luas,
memiliki batas deteksi yang rendah, dan sederhana.
Modifikasi elektroda glassy carbon dilakukan dengan teknik elektrodeposisi
menggunakan larutan iridium 1,0 mM dalam suasana alkali. Kemudian dilakukan
optimasi scan rate dan jumlah siklik untuk mendapatkan kondisi deposisi optimal.
Karakterisasi permukaan elektroda dilakukan dengan X-ray Fluorecence (XRF)
dan Scanning Electron Microscope (SEM). Selanjutnya elektroda yang telah
dimodifikasi ini digunakan sebagai elektroda kerja untuk pengukuran arsenit.
Optimasi pengukuran arsenit dilakukan melalui optimasi scan rate dan pH
larutan. Hasil pengukuran arsenit dengan voltametri siklik dibandingkan dengan
Graphite Furnice-Atomic Absorption Spectrophotometry (GF-AAS).
Kondisi optimum yang diperoleh pada deposisi glassy carbon dengan iridium
oksida, yaitu scan rate 50 mV/s dan jumlah siklik 30. Hasil karakterisasi dari
modified electrode dengan XRF menunjukkan adanya iridium yang melapisi
permukaan elektroda. Karakterisasi modified electrode dengan SEM
memperlihatkan banyak titik lebih terang yang mengindikasikan adanya Iridium.
Hasil penelitian elektroda glassy carbon/IrOx terhadap sensor arsen(III)
menunjukkan kondisi optimum pengukuran pada scan rate 40 mV/s dengan daerah pH yang luas yaitu pH 3,0-8,0 (dalam penelitian digunakan pH 4,0).
Elektroda ini mempunyai limit deteksi sebesar 9,65x10-6 M. Presisi untuk 10
replikasi pada penentuan 50 M arsenit sebesar 0,86 % (RSD). Hasil limit
deteksi yang didapat untuk pengukuran arsenit dengan AAS menggunakan
tungku grafit sebesar 6,91x10-5 M. Dari hasil limit deteksi pengukuran diketahui
bahwa pengukuran arsenit dengan metode AAS-tungku grafit memiliki limit
deteksi yang lebih tinggi dibandingkan pengukuran secara elektrokimia."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Agustiany
"Preparasi elektroda Boron-Doped Diamond termodifikasi Iridium telah berhasil dilakukan dengan metode pembibitan dan pertumbuhan elektrokimia. Modifikasi dilakukan dengan tiga tahap yaitu pembibitan, elektrodeposisi, dan annealing. Setiap tahap modifikasi dikarakterisasi dan dibandingkan performanya sebagai sensor arsen III . Karakterisasi dilakukan dengan Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy SEM-EDS , RAMAN, X-Ray Photoelectron Spectroscopy XPS dan Cyclic Voltammetry CV . Aplikasinya sebagai sensor arsen menggunakan teknik siklik voltametri memberikan kondisi optimum pengukuran pada larutan elektrolit buffer posfat pH 3, dan scan rate 50 mV/s.
Modifikasi elektroda 3 yang dipreparasi dengan metode pembibitan, elektrodeposisi dilanjutkan dengan annaeling memberikan kemampuan deteksi spesi As III terbaik dengan nilai rasio S/B, limit deteksi, sensitifitas dan linearitas sebesar 5,83, 4,64 M, 0,056 uAuM-1cm-2; dan 0,99. Serta memberikan stabilitas dan repeatabilitas yang baik terhadap pengukuran spesi arsen III . Pengukuran variasi konsentrasi spike arsen pada sampel tap water dan air danau UI juga memberikan linearitas dan sensitifitas yang baik, mengindikasikan bahwa elektroda dapat digunakan untuk pengukuran sampel uji.

Preparation of iridium modified boron doped diamond electrode through wet chemical seeding and electrochemical overgrowth technique was studied for arsenic III electrochemical detection. The preparation comprises of three steps, including wet chemical seeding, electrodeposition, and rapid thermal annealing RTA steps. The material produced from each step was characterized using Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive Spectroscopy SEM EDS , RAMAN, X Ray Photoelectron Spectroscopy XPS and Cyclic Voltammetry CV.
The optimum condition for the detection of arsenic III was found in phosphate buffer solution pH 3 as the electrolyte and scan rate of 50 mV s using electrode prepared with the complete steps method. The prepared electrode shows an excellent sensing ability with S B ratio of 5.83, detection limit of 4.64 M, sensitivity of 0.056 A M 1cm 2 and linearity of 0.99. Excellent stability and reproducibility were also observed. In addition, the electrode also exhibited a good linearity and sensitivity towards the measurement of arsenic III in both spiked tap water and river water samples.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira Tesla
"Keberadaan residu pestisida organofosfat di alam sangat berbahaya bagi manusia, karena pestisida organofosfat dapat mengganggun sistem syaraf akibat inhibisi enzim AChE oleh pestisida organofosfat tersebut. Deteksi pestisida organofosfat dilakukan dengan menggunakan metode elektrokimia, elektroda kerja yang digunakan ialah Boron Doped Diamond (BDD-H) yang difabrikasi menggunakan metode Microwave Plasma Assisted Chemcical Vapour Deposition (MPACVD) Elektroda dikarakterisasi dengan SEM dan didapatkan ukuran diamond sebesar 13,3 μm dengan ketebalan 6,3μm. BDD-H kemudian dioksidasi dengan H2SO4 dan dikarakterisasi dengan XPS dimana terlihat perbedaan pada energi ikatan 534 eV yang menunjukkan keberadaan ikatan OH, menunjukkan oksidasi berhasil dilakukan dan terbentuk BDD-O. Melalui pengukuran diketahui waktu kontak optimum AChE ialah 5 menit dengan konsentrasi optimum 75 mu pada elektroda kerja BDD-H dan BDD-O. Deteksi dapat dilakukan hingga konsentrasi pestisida Chlorpyrifos 1x10-5 mM dengan waktu inhibisi optimum Chlorpyrifos ialah 10 menit. AChE kemudian diimobilisasi pada permukaan elektroda BDD-O dan BDD-H dengan menggunakan avidin dan biotin serta dikaraktgerisasi dengan FT-IR, kemudian dilakukan pengukuran pada sampel air ledeng yang ditambahkan pestisida Chlorpyrifos dan didapatkan linearitas yang baik pada kedua elektroda tersebut. Hal ini menandakan kedua elektroda tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi pestisida organofosfat Chlorpyrifos.

The presence of organophosphorous pesticide residues is very dangerous to humans, due to inhibition of AChE in neural system by the organophosphate pesticides. Organophosphate pesticide detection is done by using an electrochemical method, the working electrode is Boron doped Diamond (BDD-H) were fabricated using l Microwave Plasma Assisted Chemical Vapor Deposition (MPACVD) method. Electrode was characterized by SEM and it is confirmed that diamond size is 13,3 μm with a thickness of 6.3 lm. BDD-H then oxidized with H2SO4 [0,1 M] and characterized by XPS where visible difference in the 534 eV. Indicating the presence of OH bonds showed oxidation was successful and BDD-O was successfully formed. Through the measurement of AChE, it is known that optimum contact time was 5 min with 75 mu optimum concentration at the working electrode BDD-H and BDD-O. Detection method of pesticide was using cyclic voltammetry and linear swept voltammetry. Detection can be done until the pesticide chlorpyrifos concentrations is 1x10-5 mM with optimum inhibition time is 10 minutes. AChE then immobilized on the electrode surface BDD-H and BDD-O by using avidin-biotin interaction and characterized with FT-IR. Measurements on samples of tap water added with pesticides Chlorpyrifos obtained good linearity at both electrodes. This marks that the electrodes can be used to detect organophosphate pesticide Chlorpyrifos."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patandung, Fenida Larasaty
"Kolesterol merupakan komponen struktural membran sel dan berfungsi sebagai induk untuk sintesis berbagai hormon steroid, vitamin D, dan asam empedu. Kadar kolesterol rendah dikaitkan dengan dengan malnutrisi dan kadar lipoprotein rendah. Sementara kadar kolesterol tinggi dikaitkan dengan penyakit jantung coroner dan hipertensi. Maka dari itu, deteksi kolesterol sangat penting sehingga diagnosis kondisi kardiovaskular dan neurologis dapat dideteksi sedini mungkin. Sensor elektrokimia enzimatik mendapat banyak perhatian, akan tetapi memiliki kekurangan seperti mudah terdenaturasi. Pada penelitian ini dikembangkan sensor non-enzimatik kolesterol berdasarkan kompetisi pembentukan kompleks inklusi antara β-siklodektrin dan kolesterol serta β-siklodekstrin dan nanopartikel emas. Nanopartikel emas disintesis secara elektrodeposisi dengan Teknik CV pada rentang potensial 0,044 – 0,944 V vs. Ag/AgCl dengan siklus yang dioptimasi. β-CD diimobilisasi pada permukaan berbahan material nano dengan elektropolimerisasi. Peningkatan sinyal redoks proporsional dengan penambahan kolesterol. Sensor menghasilkan LoD 23 μM dan LoQ 76 μM dengan rentang linear sebesar 0-200 μM. Selain itu sensor menunjukkan selektivitas yang baik terhadap kehadiran interferensi dengan arus yang tidak berubah signifikan (99%-95%) dan repeatabilitas dengan RSD kurang dari 5%.

Cholesterol is a structural component of cell membranes and functions as a parent for the synthesis of various steroid hormones, vitamin D and bile acids. Low cholesterol levels are associated with malnutrition and low lipoprotein levels. Meanwhile, high cholesterol levels are associated with coronary heart disease and hypertension. Therefore, cholesterol detection is very important so that the diagnosis of cardiovascular and neurological conditions can be detected as early as possible. Enzymatic electrochemical sensors have received a lot of attention, but they have disadvantages such as being easily denatured. In this research, a non-enzymatic cholesterol sensor was developed based on competition for the formation of inclusion complexes between β-cyclodextrin and cholesterol as well as β-cyclodextrin and gold nanoparticles. Gold nanoparticles were synthesized by electrodeposition using the CV technique in the potential range of 0.044 – 0.944 V vs. Ag/AgCl with optimized cycles. β-CD was immobilized on a nanomaterial surface by electropolymerization. The increase in redox signals is proportional to the addition of cholesterol. The sensor produces a LoD of 23 μM and a LoQ of 76 μM with a linear range of 0-200 μM. In addition, the sensor shows good selectivity against the presence of interference with a current that does not change significantly (99%-95%) and repeatability with % RSD lower than 5%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Foliatini
"Modifikasi grafit dengan mencangkokkan polimer sebelum
elektrodeposisi Cu-Co-heksasianoferrat (CuCoHCF) telah dilakukan untuk diaplikasikan sebagai sensor glukosa. Polimer yang digunakan adalah poliakrilamida, poli(asam akrilat), dan polianilin. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pencangkokan poliakrilamida dan poli(asam akrilat) dapat mengikat CuCoHCF secara lebih kuat pada permukaan grafit dibandingkan dengan grafit tanpa polimer, sehingga meningkatkan stabilitas sensor serta mengurangi jumlah siklik deposisi CuCoHCF, namun memberikan sensitivitas yang menurun. Grafit/CuCoHCF, grafit/ poliakrilamida/CuCoHCF, dan grafit/poli(asam akrilat)/CuCoHCF menunjukkan aktivitas elektrokatalitik terhadap oksidasi glukosa dan memiliki batas deteksi pengukuran glukosa berturut-turut sebesar 0,469; 0,394; dan 0,344 mM. Grafit/poli(asam akrilat)/CuCoHCF menunjukkan selektivitas yang baik terhadap gangguan asam askorbat dan asetaminofen. Ketiga jenis sensor menunjukkan rentang pengukuran yang linier pada 0,5 – 10 mM. Pengujian terhadap sampel nyata serum darah menunjukkan bahwa grafit/poli(asam akrilat)/CuCoHCF memberikan hasil yang mirip dengan yang diperoleh dengan metoda standar laboratorium klinis dengan % deviasi sebesar 2,37%, sedangkan grafit/CuCoHCF memberikan hasil yang cukup berbeda dengan % deviasi 9,14% yang disebabkan oleh pengaruh kestabilan sensor dan kestabilan sampel terhadap waktu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>