Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15443 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bedah Rupaedah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azni Ananda
"Propoxur (2-isopropoksifenil-N-metilkarbamat) merupakan insektisida yang berpotensi merusak lingkungan. Kecepatan degradasi propoksur di lingkungan diduga disebabkan peningkatan aktivitas bakteri tanah pendegradasi pestisida. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh, mengidentifikasi, dan menguji kemampuan bakteri pendegradasi propoksur. Isolasi dan seleksi dilakukan dengan metode kultur diperkaya. Identifikasi dilakukan dengan analisis filogenetik gen 16S rDNAdibandikan dengan karakter morfologi dan fisiologi. Kemampuan bakteri mendegredasi propoksur diukur pada medium yang mengandung propoksur sebagai sumber karbon pada konsentrasi yang bervariasi. Penurunan konsentrasi propoksur pada medium dianalisis dengan metode spektrofotometri diazotisasi-2-aminopiridina dan KCKT. Pertumbuhan dan kemampuan mendegradasi propoksur juga diukur pada medium dengan pH bervariasi. Aktivitas enzim diukur dengan metode sel istirahat. Enam isolat diperoleh mampu tumbuh dalam propoxur sebagai konsorsium. Satu isolat potensial memiliki kemampuan mendegradasi dan menggunakan propoksur sebagai sumber karbon sebagai kultur tunggal yakni isolat IE. Hasil analisis filogenetik gen 16S rDNA, serta karakter morfologi dan fisiologi menunjukkan isolat IE adalah Rhodococcus pyridinivorans. Bakteri tumbuh dan mendegradasi propoksur menjadi 2-isopropoksifenol dan metilamina dan menggunakan 2- isopropoksifenol sebagai sumber karbon, optimum pada pH 8.

Propoxur (2-isopropoxyphenyl-N-methylcarbamate) was an insecticide that has potential environmental impact. Enhanced degradation propoxur in environment is presumably the result of an increase of activities of soil pesticidedegrading bacteria. This research aims to obtain, to identify, and to test the ability of bacteria degrading propoxur. Isolation and selection was done by enrichment culture method. Identification was done by phylogenetic analysis of 16S rDNA gene compared with morphological and physiological character. The ability of the bacteria to degrade propoxur was measured on medium contain propoxur as sole carbon source in variation concentration. Propoxur in medium was analyzed by diazotized-2-aminopyridine spectrophotometry and HPLC. The ability to growth and to degrade the propoxur was measured on medium with variation of pH. Enzyme activity was measured by resting cell method. Six isolates was obtain growth in propoxur as consortium. One potential isolate has the ability degrading and using propoxur as sole carbon source as a single culture designated as isolate IE. Result of phylogenetic analysis of 16S rDNA gene, morphological and physiological character showed isolate IE is Rhodococcus pyridinivorans. The bacterium grows and degrades propoxur into 2-isopropoxyphenol and methylamine utilized 2-isopropoxyphenol as sole source of carbon, optimum at pH 8.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T44749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Rano Karno
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Rianty Fitri A.
"Bioremediasi merupakan teknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memulihkan ekosistem yang tercemar. Teknologi ini mengaplikasikan proses biologis mikroorganisme dalam rnendegradasi senyawa polutan di lingkungan, sehingga metode yang dilakukan disebut biodegradasi. Benzena merupakan salah satu senyawa hidrokarbon monoaromatik bersifat toksik yang banyak mencemari lingkungan dan umumnya sulit terdegradasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan uji coba proses degradasi benzena dengan menggunakan bakteri Pseudomonas aentginosa. Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelltian Bioremediasi yang dilakukan di Departernen Teknik Gas dan Petrokimia.
Proses degradasi benzena dilakukan pada temperatur ruang dan kecepatan pengocokan sebesar 20 rpm serta dengan jumlah inokulum awal bakteri sebesar I 199.1 CFU/ml. Medium yang digunakan adalah medium cair l.ockhead and Chase (LC). Variabel yang divariasikan adalah konsentrasi awal benzena yaitu pada konsentrasi 50, 100, 200, 500 dan 1000 ppm. Proses degradasi dilakukan selama 216 jam.
Secara umum hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa benzena hingga konsenstrasi 1000 ppm masih dapat didegradasi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa. Konsentrasi benzena 200 ppm menunjukkan airtivitas bakteri tertinggi dalam mendegradasi benzena. Pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa cenderung lebih lambat pada konsentrasi benena yang lebih tinggi dimana ditunjukkan dengan laju pertumbuhan optimum bakteri yang semakin rendah seiring dengan meningkatnya konsentrasi benzena."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma
"Bioremediasi merupakan bagian dari bioteknologi lingjcungan yang memaufaatkan proses alami biodegradasi dengan menggunakan aktivitas mikroba yang dapat memulihkan lahan tanah, air, dan sedimen dad kontaminasi senyawa organik. Toluena merupakan salah satu hidrokarbon monoaromatik yang mencemari lingkungan,berSifatt0kSik dan sukar terdegradasi. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan uji proses biodegradasi dengan menggunakan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan oleh laboratoriurn bioproses Departemen Teknik Gas dan Petrokimia.
Proses degradasi toluena dilakukan pada kondisi temperatur tetap (29°C) dan kecepatan pengocokan sebesar 20 rpm. Medium yang digunakan adalah medium cair Locklzead and Chase (LC) dengan volume dan komposisi tetap. Variabel yang divariasikan adalah konscntrasi awal toluena yaitu pada 50 ppm, |00 ppm, 200 ppm, 500 ppm, 1000 ppm. Proses degradasi dilakukan selama 216 jam.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada rentang konsentrasi toluena hingga 1000 ppm masih mampu didegradasi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa. Keta.ha.na.n terbaik bakteri Pseudomonas aeruginosa dalam rnendegradasi toluena pada kondisi tersebut adalah pada konsenlrasi 1000 ppm yang memiliki persentase degradasi lebih besar dari konsentrasi lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fesarama Felaza
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutik Murniasih
"Dalam penelitian kami tentang studi availabilitas biodegradasi senyawa PAH oleh bakteri laut, secara garis besar dapat diketahui bahwa pada dasarnya lingkungan laut Indonesia yang tercemar minyak telah menyediakan bakteri pelaku remediasi secara alamiah. Hal ini terbukti dari data skrining yang dilakukan dari ke-empat titik lokasi sampling, (Pel. Tanjung Mas Semarang, Pel. Tanjung Priok, Kumai Kal Sel dan Balikpapan) hanya dari Tanjung Priok yang tidak didapatkan bakteri pendegradasi. Hal ini disebabkan oleh tidak sesuainya kondisi sampel dengan media pengkayaan. Uji biodegradasi fenantren, piren dan benzo[a]antrasen menunjukkan bahwa isolat bakteri terpilih dari Semarang SalP-4b21 dapat mendegradasi fenantren sebesar 100% sesudah 15 hari kultivasi dan piren sebesar 24,53% sesudah 29 hari kultivasi. Sedangkan isolat KalP-3b22 dari Kumai Kal. Sel. dapat mendegradasi benzo[a]antrasen sebesar 38,2% selama 57 hari dan mendegradasi fenantren sebesar 59,5% sesudah 29 hari kultivasi. Karakterisasi senyawa hasil konversi menggunakan GC-Mass dan Spektroskopi Infra Merah menunjukkan bahwa tahap awal benzo[a]antrasen terkonversi menjadi benzo[a]antrasen 7, 12 diol yang terdeteksi sesudah 22 hari kultivasi dan pada hari ke-50 terdeteksi adanya benzo[a]antrasen 7, 12 dion. Fenantren oleh isolat KalP-3b22 terdegradasi menjadi 1-naftalenol sesudah 29 hari kultivasi, sedangkan oleh isolate SalP- 4b21 menjadi senyawa fenol 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4 methyl. Jumlah produk konversi piren yang sangat kecil mengakibatkan sulitnya penentuan strukturnya. Karakterisasi 16S-rDNA isolate KalP-3b22 menunjukkan jenis Pseudomonas sp, sedangkan isolat SalP-4b21 adalah Sphingomonas sp.

In our investigation of bacteria that degrade PAH isolated from Indonesian coastal waters, basically we could conclude that some of Indonesian marine microbial isolated from oil contaminated areas were naturally available remediate the polluted areas. The screening data of this kind of bacteria from four sampling location (Tanjung Mas Semarang Port, Tanjung Priok Jakarta Port, Kumai Kal-Sel Port and Balikpapan Port) showed that almost in every site we could find PAH degrading bacteria. In case we didn? find the PAH degrading bacteria from Tanjung Priok Port was caused by unavailable physical condition sample with enrichment media. PAH Biodegradation test showed that the potent bacteria isolated from Semarang, SalP-4b21 degraded 100% phenanthrene after 15 days cultivation and 24,53% pyren after 29 days cultivation. The second potent bacteria isolated from Kumai Port (KalP-3b22) degraded 59,5% phenanthrene after 29 days cultivation and 38,2% benzo[a]anthracene after 57 days cultivation. Analysis of conversion product using GC-Mass and Infra Red Spectroscopy showed that in the beginning step, benzo[a]anthracene convert to benzo[a]anthracene 7,12 diol, this compound was detected after 22 days cultivation in KalP-3b22 and after 50 days cultivation this compound was converted to benzo[a]anthracene 7, 12 dion. In KalP-3b22 culture, phenantrene was converted to 1-naphtalenol after 29 days."
2007
T40082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Affani Hakim
"Teknologi bioremediasi merupakan teknologi yang belakangan ini digunakan sebagai cara alternatif penanggulangan Iimbah hidrokarbon. Penelitian ini menggunakan kontaminan toluena sebagai salah salu komponen hidrokarban yang banyak digunakan, terutama sebagai pelarut. Metode ini menggunakan mikroorganisme bakteri pemecah minyak, dalam penelitian ini menggunakan Pseudomonas areruginosa untuk mendegradasi kontaminan toluena. Sehingga diharapkan dapat memulihkan lingkungan yang tercemar.
Penelitian proses biodegradasi toluena ini merupakan bagian dari penelitian bioremediasi yang dilakukan oleh Departemen Teknik Gas dan Petrokimia. Penelitian ini dilakukan dalam kultur medium LC dengan konsentrasi yang digunakan sebesar 1000 ppm, kecepatan stirrer 75 rpm, dan dengan variasi temperatur yang diuji adalah 30 ºC , 40 ºC , dan 55 ºC. Temperatur ini digunakan karena Pseudomonas aeruginosa hidup pada rentang suhu 25 ºC - 60 ºC . Diluar rentang itu pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa akan menurun secara signifikan.
Secara umum hasil yang diperoleh adalah semakin tinggi suhu yang digunakan semakin cepat toluena terdegradasi, sampai suatu rentang suhu tertentu. Suhu optimum bagi bakteri Pseudomonas aeruginosa untuk mendegradasi toluena berdasarkan hasil percobaan adalah 40 ºC. Hal ini berdasarkan percobaan pada rentang waktu yang sama, pada suhu 40 ºC toluena yang terdegradasi lebih banyak dibandingkan suhu 30 ºC dan 55 ºC ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Oktavianto
"Telah dilakukan penelitian biodegradasi pewarna tekstil congo red oleh kultur tunggal L2C dan kultur campuran L2C dan I4M. Biodegradasi pewarna tekstil dilakukan dengan kultur statis pada medium Bushnell-Haas dengan konsentrasi 1000 ppm congo red. Hasil biodegradasi kultur tunggal dan campuran dianalisis menggunakan Spektrofotometer. Uji toksisitas supernatan hasil biodegradasi diujikan terhadap perkecambahan biji jagung (Zea mays). Hasil penelitian menunjukkan kultur tunggal mampu mendegradasi congo red (97,79%) lebih baik dibandingkan dengan kultur campuran (26,24%). Hasil scanning pada supernatan maupun endapan mengindikasikan congo red telah terdegradasi. Uji toksisitas menunjukkan bahwa biji jagung yang diberi perlakuan supernatan berkecambah (50%) lebih banyak dibandingkan dengan biji jagung yang diberi perlakuan larutan congo red (33,33%). Panjang akar perlakuan supernatan menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan congo red sementara berat basah dan panjang total tidak berbeda nyata.

A research on biodegradation of congo red textile dye has been carried out using single culture (L2C) and mixed culture (L2C&I4M). Biodegradation used static culture in Bushnell-Haas medium with a congo red concentration of 1000 ppm. The results of single and mixed cultures biodegradation were analyzed using a spectrophotometer. The toxicity test of supernatant from biodegradation was tested against corn seed (Zea mays) germination. The results showed single culture is more capable of degrading congo red (97,79%) than mixed cultures (26,24%). The scanning of supernatant and the sediment indicated congo red was degraded. Toxicity tests showed that the corn seed germination treated with supernatant (50%) was better than the corn seed treated with congo red solution (33,33%). Root length of corn seed treated supernatant was better than the control congo red while the total wet weight and shoot length were not significantly different."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Tedjo
"Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia telah melakukan beberapa penelitian tentang kemampuan pendegradasian satu jenis mikroorganisme terhadap senyawa hidrokarbon tertentu. Untuk melanjutkan dan lebih mengembangkan penelitian sebelum-sebelumnya, dilakukan penelitian untuk menguji ketahanan dan keefektifan konsorsium bakteri (kultur campuran) dalam mendegradasi limbah produk petroldmia yang digunakan oleh masyarakat secara luas. Dalam penelitian ini digunakan jenis sampel kontaminan berupa surfactant sintetis Linear AlkylBenzene Sulfonate (LAS), yang banyak diaplikasikan dalam detergen pembersih. Sedangkan mikroorganisme yang digunakan adalah mikroorganisme konsorsium yang telah dikultur sendiri oleh LEMIGAS, yaitu Pseudomonas aeroginosa, Bacillus subtilis, Bacillus aglomerans. Bacillus cereus, Bacillus alvae. Pelaksanaan proses biodegradasi dilakukan selama 12 hari dengan medium Lockhead and Chase, pada temperatur ruang, kecepatan pengocokan tetap, dengan inokulum awal bakteri sebesar 1.59 x 108 CFU/mL. Sementara itu variasi konsentrasi awal LAS yang digunakan adalah 100,400,700,1000 dan 1500 ppm. Hasil yang diperoleh dan penelitian menunjukkan bahwa konsorsium bakteri yang digunakan dapat hidup dalam lingkungan LAS sampai 1500 ppm. Pertumbuhan dan penurunan chemical oxygen demand teriadi maksimum pada konsentrasi yang terkecil, yaitu 100 ppm. Di sini LAS dapat berfungsi sebagai sumber karbon namun juga dapat berisiko tinggi terhadap kelangsungan hidup beberapa jenis bakteri karena faktor penurunan tegangan permukaan. Hal ini menyebabkan konsorsium bakteri dengan jenis bakteri yang digunakan dalam penelitian ini dapat mendegradasi LAS, namun kurang efektif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>