Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90953 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deddy T. Nugroho Adi
"Studi preparasi titanium dioksida yang didoping dengan tembaga(II) telah dilakukan. Teknik doping dilakukan dengan memodifikasi prekursor titanium tetraisopropoksida (TTIP) dengan menggunakan kompleks tembaga(II) ? dietanolamina pada sistem 2-propanol. Modifikasi dilakukan menggunakan ratio molar tembaga(II):dietanolamina: TTIP = 1:4:9; 1:4:4; 1:4:1 dan 1:6:9; 1:6:6; 1:6:1. Pembentukan asosiasi kompleks antara tembaga(II) dengan TTIP melalui ligan dietanolamina menghasilkan prekursor proses sol gel yang homogen dan stabil. Matriks katalis dapat diimobilisasi pada substrat gelas untuk keperluan uji aktivitas fotokatalitik.
Matriks katalis induk yang dimodifikasi dengan tembaga mengkristal sebagai anatase pada pemanasan 450°C dan mengalami transformasi menjadi rutil pada 900°C. Spesi dopan tembaga(II) terdispersi pada material induk dan mengkristal sebagai tembaga(II) oksida pada pemanasan 900°C. Uji aktivitas fotokatalitik menunjukkan bahwa katalis yang dimodifikasi dengan tembaga(II) memiliki aktivitas yang lebih lemah daripada katalis titanium dioksida terhadap substrat metilen blue.

Copper(II) dopped titanium dioxide film was being studied. Copper(II) was dopped into titanium dioxide host matrixes by modifying titanium isopropoxide precursor with copper(II) complexes of diethanolamine in 2-propanol system solution. The copper(II) complexes made a homogenic association with titanium tetraisopropoxide precursor by diethanolamine ligand. The modified precursor could be immobilized onto glass surface for photocatalytic test.
The titanium dioxide host matrixes crystallized as anatase on 450°C heating and transformed into rutile phase on 900°C. The copper(II) spesies were dispersed in the matrixes of titanium dioxide and start crystallizing on 900o C heating. Photocatalytic test result showed that copper(II) doped titanium dioxide had lower photoactivities toward degradation of methylene blue substrates than titanium dioxide.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T40058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jarnuzi Gunlazuardi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian detoksifikasi air secara fotokatalisis dengan menggunakan lapisan tipis titanium dioksida yang dilekatkan pada permukaan logam titanium. Didalam penelitian yang dilaporkan telah dikembangkan cara pembuatan lapisan tipis titanium dioksida dengan teknik sol-gel dan pemanasan. Inovasi dilakukan dengan mengganti perkursor yang umum dipakai (titanium isopropoksida=TIPP) dengan prekursor lain, yaitu titanium diisopropoksi bis asetil asetonate (TAA) dan titanium diisopropoks bis asetil asetoasetat (TEA), yang memberikan kemungkinan diterapkannya suatu prosedur yang memberikan lapisan tipis yang homogen, terikat kuat, dan mempunyai bentuk kristalinitas yang dikehendaki. Keadaan ini dimungkinkan karena (tidak seperti TIPP) TAA dan TEA diudara terbuka cukup stabil sehingga hidrolisis dan pembentukan oksidanya dapat dikontrol. Dengan cara demikian kita mempunyai banyak kesempatan mengarahkan pelekatan titanium dikosida yang masih sangat kecil ukuran partikelnya dan menjamin diperolehnya lapisan-lapisan yang terikat kuat. Kenyataannya, prosedur yang cukup reliable dan mudah dikerjakan berhasil ditetapkan melalui penelitian ini.
Matrik katalis yang dikembangkan dengan cara tersebut diatas kemudian disusun dalam konfigurasi reaktor fotokatalisis. Inovasi konfigurasi reaktor dilakukan dengan pendekatan baru, yakni konfigurasi yang memungkinkan kita memberikan bias potensial pada permukaan lapisan tipis titanium dioksda. Dengan cara demikian tidak hanya proses fotokatalisis saja yang dapat dipelajari dan atau dijalankan, tetapi juga proses fotoelektrokatalisis.
Konfigurasi reaktor yang disusun telah dicobakan untuk mematikan e.Coli dan mendegradasi 2,4-diklorofenol didalam air. Dalam penelitian ini telah berhasil dikonfirmasi keberadaan fenomena fotoelektrokatalisis disamping fenomena fotokatalisis. Lebih jauh, dapat dikenali bahwa fotoelektrokatalisis mempunyai potensi yang lebih baik dalam hal menurunkan kualitas toksisitas air yang terkontaminasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Tiara Sasti
"Sintesis TiO2 mesopori telah dilakukan dengan metode hidrotermal pada suhu 120 0C selama 18 jam, dengan titanium tetraisopropoksida (TTIP) digunakan sebagai prekursor dan polietilen glikol (PEG) sebagai template. Hasil sintesis dikalsinasi pada suhu 550 0C selama 8 jam untuk menghilangkan template. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan XRD, SEM, BET, FTIR, dan UV-DRS. Hasil karakterisasi XRD dan UV-DRS menunjukkan bahwa TiO2 hasil sintesis merupakan kristal bertipe anatase dengan sedikit rutil sebagai pengotor, dengan nilai energi celah sebesar 3,13 eV. Hasil karakterisasi BET menunjukkan pola isoterm adsorpsi mesopori dengan hysteris loop, dengan diameter rata- rata pori sebesar 7,23 nm dan luas permukaan sebesar 35,56 m2/g. Hasil sintesis diuji aktivitas fotokatakatalitiknya terhadap degradasi formaldehida. Degradasi fotokatalitik dilakukan dalam reaktor yang dilengkapi dengan lampu UV dan tabung yang telah dilapisi TiO2 hasil sintesis. Hasil degradasi formaldehida secara fotokatalitik menunjukkan penurunan konsentrasi formaldehida hingga 26 % pada menit ke-40. Hasil ini lebih baik dibandingkan proses fotokatalisis, dengan konsetrasi sisa formaldehida sebesar 49 %.

Mesoporous TiO2 has been synthesized using hydrothermal method at 120 0C for 18 hours, with titanium tetraisopropoxide (TTIP) as precursor and polyethylene glycol (PEG) as template. The sample was calcined at 550 0C for 8 hours to remove the template. The as-synthesized sample was characterized by XRD, SEM, BET surface area, FTIR, and UV-DRS. Characterization by XRD and UV-DRS showed anatase and slightly rutile phase, as impurities, for crystal structure with band gap energy 3,13 eV, respectively the result of BET surface area showed hysteresis loop in its adsorption isotherm curve. The surface area of sample was 35,56 m2/g, with average pore diameter about 7,23 nm. The photocatalytic activity of sample was studied by photodegradation of formaldehyde in gas phase, using batch reactor employed with as-synthesized TiO2 coated glass tube as reaction vessel. The result of photocatalytic process showed degradation of formaldehyde concentration up to 26 % after 40 minute reaction. This result is better than that obtained in photolysis process, with residual concentration of formaldehyde about 49 %. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S741
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rachmat Triandi Tjahjanto
"Telah dilakukan immobilisasi TiO2 dalam bentuk lapisan tipis pada permukaan kaca preparat. Teknik pelapisan menggunakan teknik proses sol-gel (PSG) dari prekursor titanium tetraisopropoksida yang dilarutkan dalam isopropanol pada konsentrasi 0,05 M dan 0,1 M. Lapisan tipis yang diperoleh dikarakterisasi dengan instrumen spektrofotometer UV-Vis, difraksi sinar-x, foto SEM, serta dilakukan uji aktivitas mendegradasi fenol sebagai model limbah organik dan uji adsorbsi.
Hasil XRD menunjukkan bahwa kristal yang diperoleh anatase dan tidak terdeteksi adanya rutil. Dari difraktogram tersebut juga dapat diperkirakan ukuran kristal yang dihasilkan adalah sekitar 19 - 39 nm. Foto SEM menunjukkan permukaan yang cukup berpori, namun uji adsobsi menunjukkan peningkatan luas permukaan hanya 20%. Dari hasil uji aktivitas dapat diprediksi bahwa katalis dengan tebal 6,33 µm, dan kandungan TiO2 1,04 mg/cm2 akan memiliki aktivitas optimum.

The Characterization of Thin Layer Titanium Dioxide from Titanium Tetraisopropoxide Precursor and the Examination of Its Activity as Photo CatalystImmobilization of TiO2 as thin layer on microscope slide glasses has been done. The slide was coated by sol-gel technique with titanium tetraisopropoxide as precursor diluted in isopropanol at the concentration of 0.05 M and 0.1 M. The thin films produced were characterized with W-Vis spectrophotometer, X-ray diffraction analyzer (XRD), SEM, and the activity as photo catalyst was examined by degrading phenol as an organic pollutant model, and also done adsorption examination.
The XRD results show that the crystal produced were in the anatase form and there are no rutile form detected. The results were also provide that the expectation size of the crystal was about 19 -- 37 nm. SEM results show moderate porosity of the thin layer surface but the adsorption examinations provide that the effective surface width increased in only 20 percent. From the result of activity examinations was been able to predict that thin layer catalyst at the thick of 6.33 µm, and TiO2 loading of 1.04 mg/cm2 has maximum activity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T9464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronal Afan
"Kebutuhan dunia akan senyawa titanium oksida semakin meningkat, hal ini memacu tumbuhnya iklim penelitian di bidang pengolahan Ilmenit untuk menghasilkan titanium oksida yang bermutu tinggi. Utilitas dari titanium oksida (Ti02) sebagian besar adalah untuk bahan baku pigmen cat, industri kertas, industri karet, tinta, tekstil dan bahan baku titanium. Seiring dengan perkembangan teknologi di Indonesia, maka terjadi peningkatan pemakaian Ti02 yang cukup signifikan, sehingga untuk memenuhi konsumsi dalam negeri dilakukan dengan cara import dari Australia, Amerika dan Eropa. Prakiraan penggunaan akan produk Titanium meningkat antara 10% s/d 15% setiap tahun (US Department of Comerce June, 2001, [I]).
Produksi Ti02 (Rutil) sangat tergantung atas ketersediaan bahan baku yang memiliki potensi ekonomis, yaitu endapan pasir besi. Berdasarkan sebaran potensi mineralisasi di wilayah Kep. Indonesia, endapan pasir besi cukup banyak tersebar dari pesisir barat-timur P. Sumatra, pesisir barat P. Kalimantan, dan pesisir selatan P. Jawa. Terutama di P. Bangka dan P. Jawa yang ditunjang dengan adanya industri pengolahan timah dan limbah pasir-besi.
Dalam penelitian ini digunakan metoda yang selektif yaitu dengan "mereduksi pengotor melalui ukuran butiran pasir-besi melalui proses sizing mekanik 'grinding' dan penyaringan 'sieving'. Dengan prakiraan bahwa setiap unsur dengan senyawanya memiliki ukuran butir tersendiri, sehingga bila disaring dengan diameter tertentu ak:an memiliki kecenderungan dengan meningkatnya hasil analisa pada unsur-unsur tertentu, terutama terhadap kandungan unsur Ti. Pelarutan merupakan tahap lanjutan dalam meningkatkan kandungan Ti02. Pelarutan (pelindian) dengan menggunakan larutan asam: HCl (1 :20) dan kombinasinya; dengan cara mengaduk pada suhu tertentu (hot-stirred-digestion) yaitu agar terjadi reaksi dalam waktu singkat; antara selang waktu 4-5 jam diharapkan terjadi penguapan ( evaporasi) larutan. Residu yang dihasilkan dianalisa kembali menggunakan XRF dan XRD. Ternyata hasil analisa kurang menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi Ti. Dilanjutkan dengan proses pemanggangan (roasting) 1000°C agar terjadi oksidasi dan pemisahan terhadap senyawa-senyawa yang masih terikat seperti Si, Mg, Mn dan Fe, hasil analisa XRF menunjukkan adanya peningkatan sebesar 64%, dari kandungan Ti: 51 % menjadi 84%. Aspek ekonomi, memperhitungkan feasibilitas pabrik pengolahan dengan tengat waktu delapan tahun masih memberikan profit sebesar 38%/tahun."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S28377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sokdiah
"
Aluminium oksida (A1203) atau alumina banyak digunakan sebagai adsorben Sifat-sifatnya antara lain mempunyai luas permukaan yang besar dan kekuatan mekanik yang tinggi Titanium dioksida (Ti02) juga dapat digunakan sebagai adsorben, tetapi penggunaannya tidak seluas pemakaian alumina karena luas permukaannya yang agak kecil dan kekuatan mekaniknya yang jauh lebih rendah dari alumina Dalam hal mengadsorpsi ion Cu2+ dalam larutan amoniakal, Ti02 mempunyai daya adsorpsi yang lebih besar bila dibandingkan dengan Al203 Dalam penelitian mi, TiC14-CC14 dumpregnasikan pada untuk memperoleh adsorben Ti02-A1203 adsorben mi diuji kemampuan adsorpsinya dalam larutan a12°3 Selanjutnya Cu (II) amoniakal Percobaan dilakukan dengan metoda statis (pengguncangan) dengan mencari kondisi terbaik untuk adsorpsi seperti waktu kontak dan pH larutan Diamati juga pengaruh penambahan kuat ion dan isoterm adsorpsi Kesetimbangan adsorpsi tercapai setelah pengguncangan selama 15 menit dan adsorpsi terbaik dapat terjadi pada pH 7 Kemampuan adsorpsi Ti02-A1203 menunjukkan peningkatan Adsorpsi ion Cu2+ dan 11 dibandingkan Al203 tanpa impregnan dalam larutan amoniakal terjadi secara spesifik dan elektrostatik Banyaknya ion Cu2+ yang teradsorpsi secara umum Ion Cu2+ yang teradsorpsi dipengaruhi oleh penambahan ion lain berkurang dengan ditambahkannya KN03 Isoterm adsorpsi dengan kisaran konsentrasi 150 hingga 500 ppm dapat mengikuti isoterm adsorpsi Freundlich maupun Langmuir"
1994
S29917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Suhartono
"Cadangan deposit pasir besi di Indonesia umumnya mengandung Ti02 (rutil) kadar rendah yang terikat dalam mineral keluarga Ferro Titanium Oksida / ilmenite. Mineral ini merupakan mineral yang penting dan bisa bemilai ekonomi tinggi bila dapat diolah dan digunakan sebagai bahan baku pigmen rutil untuk bahan pewarna berkualitas tinggi. Pigmen ini banyak digunakan pada industri cat, pulp, dan pewama lainnya. Pigmen ini juga tidak beracun, korosif, dan tahan terhadap sinar uv. Selain itu, rutil adalah bahan baku pembuatanTitanium metal. Data perkiraan penggunaan produk Titanium selalu meningkat sekitar 10% s/d 15%.
Dialam Ti02 (rutil) juga ditemukan sebagai mineral tersendiri, namun saat ini bisa dikatakan habis, sehingga industri beralih ke rutil sintetik yang dibuat dari ilmenit (dengan kadar 45 - 70% Ti02) sebagai bahan baku pembuatan Ti02 (rutil). Namun pada saat ini, diperkirakan cadangan ilmenit dunia hanya cukup untuk beberapa dekade kedepan bila tidak ditemukan cadangan baru yang ekonomis secara geologi. Maka penelitian untuk ilmenit kadar Ti02 rendah yang melimpah di Indonesia per1u segera dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan berbagai percobaan dengan melarutkan konsentrat pasir besi berbagai ukuran butir dengan menggunakan asam khlorida dan variasi pertakuan untuk meningkatkan kadar Titanium Oksida.
Dari hasil penelitian ini tampak bahwa Ti02 asal Cilacap dan Bangka mempunyai mineral induk yang berbeda, meskipun berasal dari keluarga ilmenit. Pada hasil ekstraksi (presipitat) tampak 'reaktifrtas'-nya sangat berbeda. Pasir besi Cilacap (100 # mesh) mempunyai kadar Ti02 hanya berkisar 8-9%, namun dapat meningkat hampir tinier hingga 81 weight % atau meningkat 900% dari asalnya, dengan bertambahnya konsentrasi pelarot HCI dan kalsinasi pada presipitat pada 100Cf'C selama 4 jam. Pada pasir besi asal Bangka (100 #mesh) dengan kadar Ti02 52%, tidak menunjukan suatu perubahan yang mengesankan kecuali setelah dilarutkan dengan HCI pekat lalu dikalsinasi 10WC selama 4 jam. dimana kadar Ti02 meningkat hingga 84% (meningkat sekitar 65%) dari asalnya.
Dari hasil penelitian ini tampak bahwa mineral Ferro Titanium Oksida dengan kadar Ti02 rendah dari pesisir selatan Jawa dan (kemungkinan) juga dari pesisir barat Sumatra mempunyai prospek yang sama baiknya dengan mineral Ferro Titanium Oksida yang berasal dari pulau Bangka - Belitung."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfred Albert
"Campuran Oksida Seng/Titanium Dioksida/Oksida Tembaga (ZnO/TiO2/CuO) dengan lima variasi rasio molar CuO disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dan dikarakterisasi menggunakan Energy Dispersive X-Ray (EDX), X-Ray Diffraction (XRD), Field Emission Scanning Electron Microscope (FESEM) dan UV-visible Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV- DRS). Aktivitas fotokatalitik diamati menggunakan larutan metilen biru (MB) di bawah pemaparan sinar Ultraviolet (UV) dan cahaya tampak dengan metal oksida ZnO/TiO2 sebagai pembanding. Hasil aktivitas fotokatalitik menunjukkan sampel dengan rasio molar CuO sebesar 0.5 dapat mendegradasi lebih baik di bawah paparan sinar UV dan cahaya tampak. Kondisi optimum aktivitas fotokatalitik didapatkan pada kondisi pH 13, dosis fotokatalis 0.2 g/L dan konsentrasi awal MB 20 mg/L baik di bawah paparan sinar UV maupun cahaya tampak.

Zinc Oxide/Titanium Dioxide/Copper Oxide (ZnO/TiO2/CuO) metal oxide mixture with five various CuO molar ratio were synthesized using sol-gel method and were characterized by Energy Dispersive X-Ray (EDX), X-Ray Diffraction (XRD), Field Emission Scanning Electron Microscope (FESEM) and Ultraviolet- visible Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV-DRS). Photocatalytic activities were observed by using methylene blue (MB) solution under Ultraviolet (UV) light and visible light irradiation using photocatalytic activity of ZnO/TiO2 metal oxide mixture as comparison. The result shows sample with 0.5 ratio molar of CuO have higher degradation capability on both UV light and visible light irradiation. Photocatalytic activity optimum condition were obtained at pH 13, 0.2 g/L of photocatalyst and 20 mg/L of MB initial concentration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>