Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161748 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Saputra
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T40167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Luthfiyah
"Hidroksiapatit (HA) merupakan biomaterial yang dapat diekstrak dari limbah alami. Material hidroksiapatit dapat diaplikasikan dalam medis karena memiliki sifat biokompatibel, bioaktivitas, dan osteokonduksi yang bagus. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis hidroksiapatit dari tulang femur sapi dengan menggunakan suhu kalsinasi yang berbeda yaitu pada suhu 850oC dan 900oC. Hidroksiapatit yang diperoleh akan dikarakterisasi menggunakan Thermogravimetric Analysis (TGA), X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS), dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu kalsinasi maka akan semakin banyak senyawa organik yang terdekomposisi. Selain itu, peningkatan suhu kalsinasi menyebabkan ukuran kristal dan kristalinitas meningkat. Ukuran kristal HA sintesis meningkat dari 41,11 nm menjadi 57,50 nm dan derajat kristalinitas meningkat dari 87,34% menjadi 88,18%. HA sintesis dan HA komersial memiliki struktur kristal heksagonal yang menunjukkan bahwa rasio Ca/P tidak sesuai dengan stoikiometri. Rasio Ca/P yang diperoleh pada suhu kalsinasi 850oC adalah 1,689 yang mana lebih mendekati rasio CaP stoikiometri 1,67 dibandingkan dengan menggunakan suhu kalsinasi 900oC. Sedangkan HA komersial memiliki rasio Ca/P yang lebih rendah dibandingkan HA sintesis dengan nilai rasio 1,523.

Hydroxyapatite (HA) is a biomaterial that can be extracted from natural waste. Hydroxyapatite can be applied medically because it has good biocompatibility, bioactivity, and osteoconduction. This study aims to synthesize hydroxyapatite from bovine bone using different calcination temperature, at 850oC and 900oC. Hydroxyapatite obtained will be characterized using Thermogravimetric Analysis (TGA), X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS), and Fourier Transform Infra Red (FTIR). The results show that the higher temperature, the more organic compounds will be decomposed. In addition, an increase in calcination temperature causes crystallite size and crystallinity increased. Crystallite size of synthesis HA increased from 41.11 nm to 57.50 nm and the degree of crystallinity increased from 87.34% to 88.18%. Synthesis HA and commercial HA have a hexagonal crystal structure which means Ca/P ratio incompatible with stoichiometry. The Ca/P ratio obtained at temperature 850oC is 1.689 which is closer to the stoichiometric Ca/P ratio 1.67 compared using temperature 900oC. Whereas commercial HA has a lower Ca/P ratio than synthesis HA with ratio value 1.523."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Ratna Asri
"Latar Belakang: Penggunaan Fetal Bovine Serum FBS sebagai suplemen pada media kultur telah digunakan secara umum pada berbagai penelitian sel. Akan tetapi penggunaan FBS memiliki resiko membawa prion protein dan dapat menyebabkan transinfeksi. Lisat platelet berupa hPL ataupun L-PRF merupakan derivat platelet allogenik yang memiliki kandungan tinggi growth factor. Tujuan: Menganalisis potensi human platelet lysate hPL dan Lisat Platelet Rich Fibrin L-PRF yang merupakan suplemen media pertumbuhan xeno-free sebagai alternatif pengganti FBS. Metode: Analisis proliferasi hDPSCs menggunakan suplemen media hPL 5 , L-PRF 20 dan 25 pada hari ke-1, ke-3 dan ke-5 dengan uji Flowcitometry dan MTT-Assay. Hasil: Jumlah proliferasi hDPSCs paling tinggi terdapat pada aplikasi L-PRF 25 p

Introduction Fetal Bovine Serum FBS has become the gold standard for cell culture media supplement. However, the use of FBS may deal with the risk of transinfecton and delivery of prion protein. Human platelet lysate hPL and platelet rich fibrin lysate L PRF are allogenic platelet derivate containing abundant growth factor GF that can be use as FBS replacement. Aims To analyse hDPSCs proliferation in three different supplement medias hPL 5 , L PRF 20 and L PRF 25 after 1, 3 and 5 days observation compare to FBS 10 . Methods hDPSCs proliferation in three different supplement medias culture hPL 5 , L PRF 20 and L PRF 25 was analyzed using flowcitometry and MTT Assay. Results Compare to FBS 10 and hPL 5 , L PRF 20 and 25 have significant proliferation of hDPSCs in day 1 p"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Beryl Alodia
"ABSTRACT
Penelitian ini menganalisis kemampuan Human Serum Albumin (HSA), Umbilical cord blood (UCB) serum dan Fetal Bovine Serum (FBS) dalam menjaga stabilitas ekspansi ex vivo kultur sel punca hematopoetik (SPH). Sel yang digunakan adalah sel mononuklear dan sel CD34+ dari darah tali pusat yang disimpan beku dalam lingkungan nitrogen. Medium basal kultur yang digunakan adalah RPMI 1640 Biowest dan Stemspan. Jumlah sel hidup dihitung menggunakan metode eksklusi tryphan blue dan fenotipe sel CD34+ dianalisis menggunakan flow cytometry. Pewarnaan Giemsa dilakukan pada sel-sel yang dipanen pada hari ketujuh kultur untuk menganalisis morfologi sel. Besar sampel dalam penelitian ini adalah tiga dan jumlah pengulangan adalah dua kali. Penelitian ini menunjukkan bahwa kultur dengan suplementasi HSA menghasilkan jumlah sel yang lebih rendah namun memiliki persentase CD34+ yang lebih tinggi dibandingkan UCB serum dan FBS. Pewarnaan Giemsa menunjukkan sel-sel darah yang terdiferensiasi paling sedikit ditemukan pada HSA. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, medium dengan suplementasi HSA lebih unggul dari UCB serum dan FBS dalam mempertahankan kepuncaan sel punca hematopoetik.

ABSTRACT
This study analyzed the ability of serum Human Serum Albumin (HSA), Umbilical cord blood (UCB) and Fetal Bovine Serum (FBS) to maintain the stability of ex vivo expansion of hematopoietic stem cell (SPH) cultures. The cells used are mononuclear cells and CD34 + cells from cord blood which are frozen in a nitrogen environment. The basal culture medium used was RPMI 1640 Biowest and Stemspan. The number of living cells was calculated using the tryphan blue exclusion method and the CD34 + cell phenotype was analyzed using flow cytometry. Giemsa staining was carried out on cells harvested on the seventh day of culture to analyze cell morphology. The sample size in this study was three and the number of repetitions was twice. This study shows that culture with HSA supplementation results in lower cell counts but has a higher CD34 + percentage compared to serum UCB and FBS. Giemsa staining shows the least differentiated blood cells are found in HSA. These results indicate that, medium with HSA supplementation is superior to serum UCB and FBS in maintaining hematopoietic stem cell stem cells."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Halim
"Permasalahan tambak udang di Indonesia saat ini cukup menyita perhatian Pemerintah. Hal ini dikarenakan kerugian yang ditimbulkan akibat penolakan ekspor udang ke berbagai negara Asia dan Amerika cukup besar dan banyak pemilik tambak mengalami kebangkrutan. Salah satu faktor penolakan tersebut adalah terdapatnya Salmonella dalam tubuh udang yang diekspor. Salmonella merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat membahayakan manusia. Pada penelitian ini, penulis mencoba menerapkan teknologi ozon dan sinar UV terhadap bakteri Salmonella typhimurium pada air tambak udang. Namun, sebagai referensi, penulis juga menerapkan kedua teknologi ini pada air danau UI yang mengandung Salmonella typhimurium. Penelitian dilakukan dengan variasi waktu disinfeksi dan laju alir air yang masuk ke dalam proses disinfeksi. Dari hasil penelitian, data yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin kecil laju alir air yang masuk ke dalam proses, semakin kecil pula bakteri yang terdapat dalam sampel setelah proses. Dari data penelitian tersebut, waktu disinfeksi gabungan ozon-sinar UV paling efektif adalah 5 menit. Penerapan teknologi ozon-sinar UV pada air tambak udang menunjukkan penurunan bakteri setelah proses cukup signifikan yaitu dari jumlah awal 5,1x106 menjadi 4x103 pada laju alir sebesar 0,39 L/menit; 8,2x104 pada laju alir sebesar 0,48 L/menit; dan 1,4x104 pada laju alir sebesar 0,5 L/menit.

Recent years, there is a problem in Indonesia's aquaculture especially on prawn's pond. This become a serious problem because of a presence of Salmonella typhimurium in prawn's body that make rejection of prawns' export to Asia, Europe and United States and this cause a great lost income for prawns' owner. Salmonella is one of pathogen bacteria that can harmfull to human. In this research, I try to apply ozone and UV light technology to disinfect Salmonella typhimurium in that pond's water. Besides that, I also apply this two technologies in UI lake water that contain Salmonella typhimurium, as reference. This research is done by varifying disinfection time and circulation rate to disinfection process. From results that I get in this research, show the smallest the circulation rate to process, the smallest the bacteria contain in water after disinfection. For disinfection using ozone and UV light, the effective time from the various time that have been done is 5 minutes. For applying ozone and UV light on pond's water shows that there has been significantly decreased in total bacteria from 5,1x106 to 4x103 for circulation rate of 0,39 L/minute; 8,2x104 for circulation rate of 0,48 L/minute; and 1,4x104 for circulation rate of 0,5 L/minute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eleyna Farihah
"ABSTRAK
Human Immunodeficiency Virus HIV merupakan virus yang menyebabkan Acquired Immune Deficiency Syndrome AIDS. Infeksi HIV dapat bersifat laten. Tahapan infeksi meliputi infeksi primer, diseminasi virus ke organ limfoid, peningkatan ekspresi HIV, timbulnya gejala penyakit, dan kematian. Dalam upaya pengendalian kasus infeksi HIV, maka dibutuhkan uji diagnostik serologi yang sensitif dan spesifik. Diagnosis suatu spesimen diawali dengan uji skrining yang berguna untuk identifikasi presumtif kandungan antibodi di dalam spesimen. Salah satu uji skrining yang umum enzyme linked immunosorbent assay ELISA . Uji ELISA untuk diagnosis infeksi HIV saat ini dilakukan berdasarkan antigen, antara lain p24 yang merupakan bagian protein Gag, serta gp41 dan gp120 yang merupakan bagian protein envelope. Telah dilakukan fusi peptida daerah imunodominan gp41 dari 4 subtipe HIV-1 tetraIDR env dengan BSA dalam upaya pengembangan uji ELISA berbasis antigen rekombinan. Gen BSA-tIDR disisipkan ke dalam vektor ekspresi pQE80L dan pengklonaan berhasil menghasilkan plasmid pQE80-BSA-tIDR. Ekspresi protein rekombinan pada bakteri E.coli dilakukan untuk menghasilkan protein BSA-tIDR dan tIDR . Ekspresi protein berhasil dilakukan pada kondisi suhu 37oC, dan dengan induksi IPTG 1 mM selama 4 jam. Protein BSA-tIDR belum berhasil dipurifikasi dengan metode NiNTA. Uji western blot dilakukan terhadap protein hasil ekspresi BSA-tIDR, hasil purifikasi tIDR, dan BSA saja . Hasil uji western blot dengan serum pasien positif HIV-1 memberikan hasil positif pada protein BSA-tIDR dan tIDR.

ABSTRACT
Human Immunodeficiency Virus HIV is a virus that causes Acquired Immune Deficiency Syndrome AIDS. HIV infection can be latent. Stages of infection include primary infection, viral dissemination to lymphoid organs, increased HIV expression, onset of symptoms, and death. In order to control the HIV infection, a sensitive and specific serologic diagnostic test is required. The diagnosis of a specimen begins with a screening test useful for presumptive identification of the antibody contained in the specimen. One of the common screening tests is enzyme linked immunosorbent assay ELISA . The current ELISA tests for the diagnosis of HIV infection are based on antigens, including p24 which is part of the Gag protein, and gp41 and gp120 which are part of the envelope protein. The fusion of gp41 immunodominant region peptide of 4 HIV 1 subtypes tetraIDR env with BSA has been done to develope recombinant antigen based ELISA assays. The BSA tIDR gene is inserted into the pQE80L expression vector and the cloning successfully produced pQE80 BSA tIDR plasmid. Expression of recombinant protein in E.coli bacteria was performed to produce BSA tIDR and tIDR proteins. The protein expression was successfully performed at 37 C, with 1 mM IPTG induction for 4 hours. BSA tIDR protein has not been successfully purified by NiNTA method. The western blot test was performed on BSA tIDR expression proteins, purified tIDR, and BSA alone. The western blot test with serum HIV 1 positive patients gave positive results on BSA tIDR and tIDR proteins."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evah Luviah
"ABSTRAK
Sel punca asal jaringan lemak manusia SPAJLM dianggap menjanjikan untuk pengobatan regeneratif dan rekayasa jaringan. Sel punca asal jaringan lemak manusia dapat dikultur pada medium mengandung lysate konsentrat trombosit kadaluwarsa untuk mendapatkan kultur yang xenofree. Pemrosesan konsentrat trombosit kadaluwarsa untuk mendapatkan lysate dapat dilakukan dengan cara simpan-beku berulang -20oC , namun cara ini belum standar. Banyaknya ulangan simpan beku dapat mempengaruhi karakteristik SPAJLM. Studi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh banyaknya ulangan simpan beku -20oC yang ke-1, 2, 3, 5 dan 10 kali terhadap karakteristik SPAJLM. Jumlah trombosit sebelum dan sesudah perlakuan dihitung. Jumlah sel hidup diukur pada hari ke-2 sampai hari ke-13 dengan MTS assay proliferation, dikonfirmasi dengan pengukuran population doubling time PDT . Diferensiasi kondrosit, adiposit, dan osteosit pada SPAJLM dilakukan secara induksi maupun spontan. Ekspresi marka permukaan positif CD90, CD73, CD105 dan negatif CD34, CD45, CD11b, CD19, HLA-DR diukur. Diketahui trombosit pecah secara bertahap pada tiap ulangan simpan beku. Hasil penelitian menunjukkan SPAJLM memiliki pola grafik proliferasi, PDT, potensi diferensiasi, dan ekspresi marka permukaan yang sama pada semua perlakuan simpan beku marka permukaan positif >80 , marka negatif 0.05 . Kesimpulannya, SPAJLM yang dikultur pada konsentrat trombosit kadaluarsa simpan-beku berulang sesuai dengan kriteria sel punca mesenkimal menurut International Society for Cell Therapy ISCT .

ABSTRACT
Human adipose derived stem cell hADSCs are promising for regenerative medicine and tissue engineering. Human adipose derived stem cells can be cultured on medium containing lysate of outdated thrombocyte concentrates to get xenofree propagation. Outdated thrombocyte concentrates TC can be done by various freeze thaw 20oC cycles but this method was unstandardized. Number of repeated freeze thaw 1, 2, 3, 5, and 10 cycles could have impact on hADSCs characteristics. The aim of this study was to conduct characteristic of hADSCs when expanded in variously processed TC. MTS proliferation assay was measured on day 2 until day 13 confirmed by population doubling time PDT measurement. Cells were differentiated into chondrocyte, adipocyte, and osteocyte either induced or spontaneous. Surface marker expression were analyzed where CD90, CD73, CD105 as positive markers, CD34, CD45, CD11b, CD19, HLA DR as negative markers. The result showed various freezed thawed TC gave same graphs rsquo proliferation pattern, PDT, differentiation potential and surface marker expression positive surface marker 80 , negative surface marker 0.05 . It concluded that hADSCs cultured in various freezed thawed cycles outdated TC correspond with mesenchymal stem cells according to the requirement of International Society for Cell Therapy ISCT . "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosafat Lambang Prasetyadi
"ABSTRAK
Terapi regeneratif menggunakan sel punca hematopoietik (SPH) CD34+ merupakan potensi modalitas yang dapat diterapkan dalam mengatasi masalah penyakit hematologi yang sulit disembuhkan. Namun, kultur in vitro SPH saat ini belum optimal karena adanya reaksi penolakan dari penerima sel hasil kultur tersebut. Fetal bovine serum (FBS) sebagai suplemen medium yang umum digunakan dalam kultur SPH merupakan xeno-protein yang dapat memicu reaksi imun dari penerima prosedur terapi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara penggunaan FBS dengan platelet rich plasma (PRP) yang berasal dari sumber manusia terhadap proliferasi dan kepuncaan SPH CD34+. Penelitian eksperimental dilakukan dengan mengukur beberapa parameter antara lain, perhitungan jumlah sel dengan metode eksklusi tryphan biru, kepuncaan SPH CD34+ dengan menggunakan flow cytometry, serta diferenisasi sel yang dinilai dengan pengamatan sel pada pewarnaan giemsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi PRP 15% dapat meningkatkan proliferasi SPH CD34+. Analisis flow cytometry menunjukkan bahwa suplementasi PRP kurang mempertahankan kepuncaan SPH CD34+ dengan penurunan kemurnian CD34+ sebesar 31,7%; 31,7%; 21,7% pada kadar suplementasi PRP 5%, 10%, dan 15%. Gambaran sel mononuklear yang ditemukan pada pewarnaan Giemsa menunjukkan bahwa terjadi diferensiasi sel hematopoietik menjadi sel yang lebih spesifik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa PRP 15% merupakan suplementasi yang yang terbaik dalam memicu proliferasi SPH diantara berbagai konsentrasi yang diuji dalam penelitian ini.

ABSTRACT
Regenerative therapy using CD34+ hematopoietic stem cells (HSC) is a potential modality to overcome hematological diseases that are difficult to cure. However, the current in vitro CD34+ culture is not optimal because of the immunological rejection from the recipient. Fetal bovine serum (FBS) as a medium supplement, which commonly used in HSC culture, is a xeno-protein that can trigger an immune reaction from the recipient of a therapeutic procedure. This study aimed to compare the use of FBS with PRP, which originating from the human sources on the proliferation and the stemness of CD34+ HSC. Experimental research was carried out by measuring several parameters, namely the calculation of the number of cells with the blue trypan exclusion method, the stemness of CD34+ HSC using cytometric flow, and cell differentiation which was assessed by observing cells in Giemsa staining. The results showed that 15% of PRP supplementation could increase the proliferation of CD34+. Flow cytometry analysis showed that each dose of PRP supplementation did not maintain the CD34+ SPH function with CD34+ purity reduction of 31.7%; 31.7%; 21.7% in sequence of PRP5%, 10%, and 15% supplementation. The mononuclear cells which were found in Giemsa staining showed that HSC differentiation occurs into more specific cells. Therefore, it can be concluded that 15% PRP is the best supplement concentration of in SPH proliferation in this experiment."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>