Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89537 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Talitha Fully Rahmayanti
"Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi pada daerah yang memiliki iklim tropis basah yang lazim terjadi di Indonesia. Provinsi Riau adalah salah satu provinsi yang rutin mengalami kejadian longsor.  Pada Provinsi Riau, sepanjang dekade terakhir (2013-2022) telah terjadi 69 kejadian longsor dan diantaranya adalah kejadian tanah longsor yang memutus akses transportasi Jalan Nasional yang menghubungkan antara Provinsi Riau dengan Provinsi Sumatera Barat. Adanya kejadian berulang pada lokasi longsor yang sama/berdekatan dalam jarak waktu yang dekat disebabkan oleh penanganan tanah longsor yang belum maksimal bahkan belum terlaksana, sehingga mempengaruhi efisiensi waktu dan biaya dari penanganan tanah longor. Tujuan dari penelitian ini adalah merekomendasikan strategi pengendalian risiko penanganan longsor,, mengidentifikasi hubungan antara efisiensi waktu dan biaya penanganan longsor dengan proses pemrograman dan perencanaan, dan merekomendasikan cara meningkatkan efisiensi waktu dan biaya penanganan longsor dalam proses pemrograman dan perencanaan. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data melalui in depth interview dengan narasumber dan survei kuesioner. Kemudian data diolah menggunakan metode statistik untuk dianalisis deskriptif dan kemudian dilanjutkan dengan analisis risiko kualitatif guna mendapatkan risiko dominan yang berpengaruh terhadap efisiensi waktu dan biaya penanganan tanah longsor di Provinsi Riau. Faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya longsor di Provinsi Riau adalah Jenis tanah, Curah hujan, Kemiringan Lereng, Perubahan tata lahan seperti penggundulan hutan menjadi lahan basah yang menyebabkan terjadinya pengikisan oleh air permukaan dan menyebabkan tanah menjadi lembek, dan Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik yang menyebabkan lereng semakin terjal akibat penggerusan oleh air saluran di tebing. Sedangkan, strategi yang dapat dilakukan adalah Penambatan, Pembuatan Drainase, Identifikasi/Survei Faktor Risiko, Penyediaan Alokasi Anggaran Khusus, Identifikasi penanganan, Survei Inventarisasi Lereng dan Survei Inspeksi Lereng, dan Perencanaan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Semester).

Landslides are one of the natural disasters that often occur in areas that have a wet tropical climate which is common in Indonesia. Riau Province is one of the provinces that regularly experiences landslides. In Riau Province, over the last decade (2013-2022) there have been 69 landslides and several was a landslide which cut off transportation access for the National Road that connects Riau Province with West Sumatra Province. The occurrence of repeated occurrences at the same/adjacent landslide locations in short period of time is caused by the landslide handling that has not been maximized or even has not even done, thus affecting the time and cost efficiency of landslide disaster risk control. The purpose of this study is to recommend a risk control strategy for landslide disaster risk control, to identify the relationship between time efficiency and cost of landslide disaster risk control with the programming and planning process, and to recommend ways to improve the efficiency of time and cost of landslide disaster risk control in the programming and planning process. This research was carried out by collecting data through expert validation and a questionnaire survei. Then the data is processed using statistical methods for descriptive analysis and then followed by qualitative risk analysis in order to obtain the dominant risk that affects the time efficiency and cost of landslide disaster risk control in Riau Province. The factors that most influence the occurrence of landslides in Riau Province are the type of soil, rainfall, slope, changes in land use such as deforestation to become wetlands which cause surface water to erode and cause the soil to become soft, and poor slope area drainage systems. which causes the slopes to become steeper as a result of being eroded by the channel water on the cliffs. Meanwhile, the strategies that can be carried out are Mooring, Making Drainage, Risk Factor Identification/Survei, Provision of Special Budget Allocations, Identification of handling, Slope Inventory Survei and Slope Inspection Survei, and Planning of the Medium Term (Semester) Expenditure Framework"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irsyad
"Tanah longsor merupakan bencana alam yang banyak terjadi di Kabupaten Bogor. Selain faktor alam yang sangat mendukung, aktivitas manusia yang intensif pun menambah kemungkinan terjadinya tanah longsor. Maka perlu diadakan banyak penelitian mengenai wilayah yang rawan terjadi tanah longsor agar meminimalisir dampak yang diakibatkan. Salah satu metode yang digunakan untuk memetakan wilayah potensi longsor adalah dengan menggunakan pemodelan Stability Index Mapping SINMAP , dan data yang digunakan adalah Digital Elevation Model DEM , jenis tanah, serta curah hujan. Hasil dari pemodelan SINMAP berupa Indeks Stabilitas digunakan sebagai acuan menentukan wilayah potensi tanah longsor. Kemudian wilayah potensi tanah longsor ditumpang-susunkan dengan penggunaan tanah berupa permukiman dengan memperhatikan arah hadapan lereng, sehingga didapatkan wilayah rawan tanah longsor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran lokasi wilayah potensi dan wilayah rawan tanah longsor di Kecamatan Jonggol. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 11,12 1.496,52 Ha dari luas wilayah Kecamatan Jonggol berpotensi longsor. Wilayah yang memiliki potensi longsor terdapat di bagian Selatan dan bagian Timur wilayah Kecamatan Jonggol yang merupakan wilayah dengan kemiringan lereng di atas 10 , sedangkan wilayah rawan tanah longsor di Kecamatan Jonggol adalah seluas 84,45 Ha atau 3,11 dari luas wilayah permukiman di Kecamatan Jonggol.

Landslide is a natural disaster occurs frequently in Bogor District. In addition to natural factors that are very supportive, intensive human activity also increases the likelihood of landslides. Therefore, there should be a lot of researches on areas hazard to landslides to minimize the impacts. One of the methods used to map the landslide potential areas is by using Stability Index Mapping SINMAP modeling, and the data used is Digital Elevation Model DEM , soil type, and rainfall. The result of SINMAP modeling in the form of Stability Index is used as reference to determine the potential landslide areas. Then the landslide potential areas stacked up with the use of land in the form of settlements by paying attention to the direction of the slopes, so that the landslide hazard areas are found. The purpose of this research is to know the distribution of potential and landslide hazard areas in Jonggol sub district. The result of this research indicates that 11,12 1,496,52 Ha from Jonggol sub district has landslide potential. Areas that have landslide potential are in the South and East part of Jonggol Sub district, areas with the slope of above 10 . Meanwhile, the landslide hazard areas in Jonggol sub district are 84.45 Ha or 3.11 of the total settlement area in Jonggol sub district.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosef Dwi Sigit Purnomo
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T39641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Febri Nanda
"Longsor merupakan bencana terbesar ketiga yang terjadi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Probolinggo. Menganalisis pola keterpaparan wilayah terhadap bencana longsor akibat hujan lebat yang memicu longsor di Kabupaten Probolinggo merupakan tujuan dari penelitian ini. Data curah hujan harian tahun 1990-2015 digunakan untuk mendapatkan wilayah frekuensi curah hujan lebat (>50mm/hari, >100mm/tiga hari dan >150mm/lima hari) berbasis metode interpolasi poligon thiessen. Wilayah potensi longsor diperoleh dengan menggunakan model SINMAP yang diverifikasi dengan data kejadian longsor tahun 2015-2016.
Analisis spasial deskriptif menggunakan teknik overlay menunjukan bahwa seluas 50,30% (85.358 Ha) wilayah di Kabupaten Probolinggo memiliki potensi longsor terutama di Kecamatan Krucil, tanah Andisol, wilayah lereng 15-40%, dan wilayah curah hujan 1500-2000mm/tahun. Keterpaparan wilayah terhadap bencana longsor akibat hujan lebat di Kabupaten Probolinggo memiliki pola semakin tinggi potensi longsor dan frekuensi curah hujan lebat suatu wilayah maka tingkat keterpaparan wilayah terhadap bencana longsor akibat hujan lebat akan semakin tinggi.

Landslide is the third largest disaster occurred in Indonesia, including in Probolinggo District. Analyze the place exposure patterns toward landslide disaster due to heavy rainfall which triggering the landslide in Probolinggo District is the purpose of this study. Daily rainfall data in 1990-2015 are used to obtain the frequency of heavy rainfall regions (> 50 mm/day, >100mm/three days and >150mm/five days) using the interpolation method based on Thiessen Polygon. The potential landslide region are obtained by using SINMAP models which is verified by the landslide location data from 2015 to 2016.
Descriptive spatial analysis using the overlay technique showed that 50,30% (85.358 Ha) area in Probolinggo District has the potential of landslide, especially in Sub District Krucil, Andisol Soil region, the slopes of 15-40% region, and the rainfall of 1500-2000mm/year region. The place exposure patterns toward landslide disaster due to heavy rainfall in Probolinggo District is in the region which has the higher potential of landslides and heavy rainfall frequency, the level of place exposure to landslides disaster due to heavy rainfall will be higher.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri N. Ardiansyah
"ABSTRAK
Terjadinya tanah longsor di Kabupaten Bandung telah menimbulkan resiko
kerugian yang tidak sedikit, sehingga penelusuran tentang kejadian tanah longsor
dapat digunakan untuk tujuan mitigasi bencana. Pendugaan potensi longsor dapat
digunakan dengan metode SINMAP yang selanjutnya dikaitkan dengan lokasi
kejadian longsor untuk mengkaji keakuratan. Kerentanan kependudukan di
wilayah rawan longsor didasarkan pada penduduk usia rentan . Resiko bencana
tanah longsor dikaji dengan mengaitkan nilai kerugian baik harga rumah dan nilai
kerugian yang diderita pada lahan pertanian. Hasil penelitian menunjukan bahwa
dari 33 kejadian titik longsor terdapat 20 kejadian longsor yang berada di atas
wilayah potensi longsor pemodelan SINMAP. Dengan rincian 9 kejadian yang
menimpa lahan permukiman dan sisanya 11 kejadian yang menimpa lahan
pertanian. Kerentanan penduduk di wilayah rawan longsor ditemukan sekitar 2
lokasi di kaki Gunung, 6 lokasi di sekitar kaki Gunung Malabar, dan sebanyak 3
lokasi ditemukan di kaki Gunung Waringin. Resiko bencana di permukiman
terdapat 3 lokasi di kaki Gunung Wayang, 2 lokasi di kaki Gunung Patuha dan 5
lokasi di kaki Gunung Malabar. Kerugian di lahan pertanian ditemukan 2 lokasi
di kaki Gunung Patuha, 7 lokasi di kaki Gunung Malabar dan satu lokasi di
Gunung Kencana.

Abstract
The occurrence of landslides in Bandung Regency has raised the risk of loss is not
small, so a search on the incidence of landslides can be used for disaster
mitigation purposes. Estimation of potential landslides can be used with method
SINMAP to further landslides associated with the scene to assess the accuracy.
Population vulnerability in landslide prone area on a basic of vulnerable
population ages. The risk of landslides assessed by relating the value of losses
both house prices and the value of losses suffered on the farm. The results showed
that of 33 events there are 20 point landslide landslide occurrence in the upper
area of potential landslide SINMAP modeling. With details of what happened to 9
land settlement and the remaining 11 events that befall farmland
Vulnerability of people in landslide prone areas are found around 2 at the foot of
Mount, 6 location points around the foot of Mount Malabar, and as many as 3
point locations are found at the foot of Mount K.. Disaster risk in the settlement,
there are 3 point location at the foot of Mount Wayang, two point locations in
Patuha and 5 point location at the foot of Mount Malabar. Losses on farms found
2 at the foot of Mount Patuha, 7-point location at the foot of Mount Malabar and
a single location in Mount Kendeng"
2011
T29817
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christman
"Kondisi geografis dan geologis wilayah Indonesia membuat lokasi di negara tersebut rawan terhadap bencana. Provinsi Jawa Barat sendiri berada dalam wilayah yang memiliki kelas risiko bencana sedang hingga tinggi untuk tahun 2015-2018. Berdasarkan data yang terekam, jenis bencana tertinggi yang terjadi di Provinsi Jawa Barat berupa tanah longsor sebanyak 3.232 kali di Tahun 2020. Penanganan yang diambil pasca bencana sering kali dirasa terburu-buru sehingga kerusakan akan terjadi kembali di lokasi yang sama, sehingga dibutuhkan penanganan kembali yang membutuhkan biaya konstruksi yang lebih tinggi. Untuk itu, perlu dilakukan kajian terhadap risiko bencana. Penelitian difokuskan terhadap risiko bencana tanah longsor yang berdampak pada jalan dan jembatan pada ruas jalan nasional di Provinsi Jawa Barat. Dengan didapatkannya titik-titik lokasi rawan bencana, diharapkan mampu diberikan rekomendasi teknis yang tepat untuk mengurangi dampak bencana. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan studi literatur, pengumpulan data primer melalui survey lapangan, dan pengumpulan data sekunder melalui instansi terkait. Analisis indeks risiko dilakukan dengan menggunakan metode AHP, di mana pembobotan faktor dan indikator didapat berdasarkan hasil survey dari responden para ahli. Dari 5 faktor yang dianalisis, diperoleh bahwa faktor ancaman bahaya merupakan faktor yang paling dominan terhadap risiko bencana tanah longsor. Tingkat risiko bencana tanah longsor pada ruas jalan nasional di Provinsi Jawa Barat terklarifikasi ke dalam tiga tingkatan, yaitu 61 ruas jalan nasional (63%) berada pada klasifikasi rendah, 27 ruas jalan nasional (28%) berada pada klasifikasi sedang, dan 9 ruas jalan nasional (9%) berada pada klasifikasi tinggi.

Geographical and geological areas in Indonesia are prone to disasters. West Java Province itself is in an area that has a moderate to high level of disaster risk in 2015-2018. Based on recorded data, the highest type of disaster that occurred in West Java Province was landslides as many as 3,232 times in 2020. The improper maintenance treatment taken after the disaster is often felt rushed so that the distresses will occur again at the same spot, hence re-treatment is needed which requires higher construction costs. For this reason, it is necessary to conduct a study of disaster risk. The research is focused on the natural disaster risk of landslides that have an impact on roads and bridges on national roads in West Java Province. By obtaining disaster-prone locations, it is hoped that appropriate technical recommendations can be given to reduce the impact of disasters. The research method used is by conducting a literature study, collecting primary data through field surveys, and collecting secondary data through relevant agencies. The risk index analysis was carried out by using the Analysis Hierarchy Process (AHP) method, where the weighting of factors and indicators was obtained based on survey results from expert respondents. Of the 5 factors analyzed, it was found that the vulnerability factor was the most dominant factor in the risk of landslides. The risk level of landslides on national roads in West Java Province is clarified into three levels, which 61 sections (63%) are in the low risk level, 27 sections (27%) are in the moderate risk level, and 9 sections (9%) are in the high risk level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Ramadhani
"Tanah longsor merupakan salah satu bahaya alam yang paling banyak terjadi setiap tahunnya di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Bahaya tanah longsor berpotensi memberikan dampak yang merugikan di beberapa aspek seperti penduduk, ekonomi, fisik, dan lingkungan. Sebagai upaya mitigasi dalam mengurangi potensi dampak yang ditimbulkan, maka diperlukan penelitian mengenai kerentanan tanah longsor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerentanan demografi, tingkat kerentanan ekonomi, tingkat kerentanan fisik, tingkat kerentanan lingkungan, dan tingkat kerentanan wilayah terhadap bahaya tanah longsor di Kabupaten Pacitan. Metode yang digunakan untuk menghasilkan tingkat kerentanan wilayah terhadap bahaya tanah longsor adalah overlay dan perhitungan indeks kerentanan dengan mengalikan skor dan bobot dari tiap parameter dan komponen kerentanan. Analytical Hierarchy Process (AHP) diperlukan untuk mengetahui bobot tiap parameter dan komponen kerentanan. Hasil penelitian ini adalah tingkat kerentanan demografi dan tingkat kerentanan lingkungan didominasi oleh kelas kerentanan sangat rendah, kemudian kelas kerentanan rendah pada tingkat kerentanan ekonomi dan kelas kerentanan sangat tinggi pada tingkat kerentanan fisik. Adapun tingkat kerentanan wilayah didominasi oleh kelas kerentanan sedang. Uji akurasi tingkat kerentanan wilayah terhadap bahaya tanah longsor menggunakan kurva AUROC yang menghasilkan nilai 0,849.

Landslides are one of the most common natural hazards occurring annually in the Pacitan Regency, East Jawa Province. Landslide hazard has the potential to have a detrimental impact on several aspects such as population, economy, physical, and environment. Mitigating efforts to reduce their potential impact requires research on landslide vulnerability. The study aims to analyze levels of demographic vulnerability, levels of economic vulnerability, levels of physical vulnerability, levels of environmental vulnerability, and more of the region's vulnerability to the landslides in the Pacitan Regency. The methods used to create a level of region vulnerability to the landslide hazard are overlay and vulnerabilities indexing by multiplying the score and weight of each parameters and component of vulnerability. Analytical Hierarchy Process (AHP) is needed to know each parameter's weight and vulnerability component. The results of this study are the level of demographic vulnerability and level of environmental vulnerability dominated by very low vulnerability classes, then low-vulnerability classes at a level of economic vulnerability, and extremely high vulnerability classes in physical vulnerability. As for a level of regional vulnerability dominated by a class of moderate vulnerability. Accuracy test of the model using the AUROC curve produces a value of 0,849."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramadhan
"Longsor merupakan bencana yag sering terjadi di Indonesia termasuk Kabupaten Kebumen. Sebaran potensi dan bahaya longsor dapat diidentifikasi dengan metode Indeks Storie. Tingkat potensi longsor Kabupaten Kebumen dikaji berdasarkan empat tipe curah hujan, kemiringan lereng, tekstur tanah, dan kerapatan sungai melalui penerapan metode indeks Storie dan bahaya longsor dengan penggunaan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi longsor di Kabupaten Kebumen terbagi menjadi tiga kelas, yaitu sangat rendah, rendah dan sedang. Wilayah potensi longsor sedang mendominasi daerah Kabupaten Kebumen sekitar 60 , tersebar di kecamatan kecamatan bagian tengah dari barat sampai timur. Bahaya longsor di Kabupaten Kebumen berada pada lima tingkat, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Hampir separuh dari wilayah Kabupaten Kebumen tergolong sebagai wilayah bahaya longsor sangat tinggi, tersebar di kecamatan kecamatan bagian tengah dari barat sampai ke timur Kabupaten Kebumen.

Landslide is a frequent disaster in Indonesia including Kebumen Regency. Potential and hazard of landslide can be identified by the Storie Index method. The potential landslide level of Kebumen Regency is assessed based on four types of rainfall, slope, soil texture, and river density through the application of Storie index method and landslide hazard with land use. The results showed that the potential of landslides in Kebumen Regency is divided into three classes, namely very low, low and medium. Potential landslide areas are dominating the area of Kebumen Regency about 60 , spread in the middle from west to east. Hazard of landslide in Kebumen Regency is at five levels, which is very low, low, medium, high, and very high. Almost half of Kebumen Regency classified as a very high landslide hazard area, spread in the middle from west to east of Kebumen Regency."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mushthafa Basyar
"Bencana alam merupakan fenomena alam yang dapat mengakibatkan kerugian. Berdasarkan data IRBI, Kab. Garut berada di posisi ke-12 dari 514 kabupaten/kota dengan indeks risiko tanah longsor tertinggi. Terdapat enam faktor utama penyebab longsor, yaitu curah hujan, kemiringan kelerengan, tanah jenis, jenis tutupan lahan, geologi, dan adanya getaran. penentuan zona patahan yang berpotensi menjadi sumber getaran atau gempa dapat diidentifikasi menggunakan data gravitasi.  Dengan memanfaatkan data gravitasi yang bersumber dari GGMplus, data gravitasi diolah hingga analisis derivatif untuk menentukan zona patahan. Data lain yang juga diolah adalah DEM serta data curah hujan. Peta hasil pengolahan kemudian dilakukan overlay dengan data tutupan lahan, geologi, dan jenis tanah untuk dilakukan pembobotan berdasarkan standar dari DVMBG yang telah dimodifikasi. Keberadaan zona patahan yang banyak terdapat di daerah selatan telah berhasil diidentifikasi dari data gravitasi dan dikonfirmasi dari Peta Geologi Lembar Garut. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa daerah utara Kab. Garut memiliki tingkat kerawanan longsor yang lebih rendah dibandingkan daerah selatan dimana zona patahan yang telah teridentifikasi tersebar di bagian selatan Kab. Garut.

Natural disasters are natural phenomena that can occur anywhere and anytime, so that they can result in material and non-material losses. Based on IRBI data, Kab. Garut is in the 12th position out of 514 districts/cities with the highest landslide risk index. There are six main factors that cause landslides, rainfall, slope level, soil density, type of land cover, geology, and vibration. the determination of fault zones that have the potential to be a source of vibration or earthquake can be identified using gravity data. By utilizing gravity data sourced from GGMplus, gravity data is processed to derivative analysis to determine fault zones. Other data that is also processed is DEM and rainfall data. The processed map is then overlaid with data on land cover, geology, and soil type for weighting based on the modified DVMBG standard. The existence of a fault zone that is mostly found in the southern area has been identified from the gravity data and confirmed from the Geological Map of the Garut Sheet. The results of the study show that the northern area of ​​Kab. Garut has a lower level of landslide susceptibility than the southern area where the fault zones that have been identified are scattered in the southern part of Kab. Garut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Nurul Wahidah
"DAS Ciletuh di selatan Kabupaten Sukabumi masih berkembang dalam hal aksesibilitas, sumber pangan, pariwisata, dan penggunaan sumber daya lainnya. Tujuan riset ini untuk mengukur luas perubahan penggunaan lahan pada tingkat potensi longsor dan menganalisis pengaruhnya pada penggunaan lahan untuk merumuskan strategi penggunaan lahan berbasis ekosistem di DAS Ciletuh. Metode riset menggunakan Cellular Automata–Markov Chain untuk memprediksi penggunaan lahan tahun 2032, kemudian indeks Storie untuk mengetahui potensi longsor, analisis deskriptif untuk evaluasi penggunaan lahan berkelanjutan, dan Analytic Hierarchy Process untuk penyusunan rekomendasi strategi mitigasi risiko longsor. Hasil riset menunjukkan setiap sepuluh tahun terjadi penurunan luas hutan tidak sejenis dan hutan sejenis, sedangkan peningkatan luas pada permukiman, tegalan, dan perkebunan. Tiga perempat wilayah studi memiliki potensi longsor sedang, sedangkan wilayah berpotensi longsor tinggi terus bertambah. Daerah berpotensi longsor tinggi dan sangat tinggi berada pada lereng terjal dan sangat terjal yang digunakan untuk tegalan atau tanah terbuka. Baik masyarakat maupun ahli menganggap strategi keberlanjutan penggunaan lahan dengan intensifikasiekstensifikasi lebih diprioritaskan daripada diversifikasi dan migrasi, sedangkan aspek sosial budaya menjadi prioritas dalam mitigasi risiko longsor. Kesimpulan riset menunjukkan kapasitas sosial masyarakat dalam penggunaan ruang dan lahan, terutama secara intensif dapat menjadi alternatif keberlanjutan penggunaan lahan yang akan memitigasi risiko longsor di DAS Ciletuh.

Ciletuh watershed in the southern of Sukabumi Regency is still developing regarding accessibility, food resources, tourism, and other resource management. This research aims to measure land-use change towards landslide potential and analyze its effect on land management to formulate ecosystem-based land management strategies in the Ciletuh watershed. This research uses Cellular Automata–Markov Chain to predict land-use change in 2032, Storie Index to determine landslide potential, descriptive analysis to evaluate land-use sustainability, and Analytic Hierarchy Process to formulate recommendations for landslide risk mitigation strategy. The result shows a decrease every ten years in unsimilar forests and similar forests. Meanwhile, the increase occurred in settlements, moors, and plantations. Three-quarters of the Ciletuh watershed has moderate landslide potential, whereas the high potential area for landslide increases. Areas with a high and very high potential for landslides are steep or very steep with various land use, either moor, settlement, or open ground. Both communities and experts consider intensification-extensification treatment for land use sustainability rather than diversification and migration. Meanwhile, sociocultural aspects prioritize landslide mitigation. The analysis results conclude that the community's social capacity for space and land use, especially intensively, can be an alternative to land-use sustainability that will mitigate the risk of landslides in the Ciletuh watershed."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>