Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89239 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moch. Nadjib, YN
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan. Kementerian Perdagangan RI, 2016
553.63 IND b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Thariq
"Garam merupakan salah satu komoditas strategis nasional yang berfungsi sebagai bahan pangan dan sebagai bahan baku bagi industri dalam negeri. Tercatat bahwa proporsi kebutuhan garam industri tidak dapat terpenuhi dari produksi garam dalam negeri Adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan garam dalam negeri dengan produksi garam domestik mendorong pemerintah untuk melakukan impor garam. Sedangkan kebutuhan garam dari sektor industri sendiri lebih besar dari kebutuhan garam konsumsi. Skripsi ini ditujukan untuk memahami kondisi pelayanan yang dilakukan pemerintah dalam mencukupi kebutuhan garam industri di masyarakat. Lalu skripsi ini juga bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang menghambat pemerintah dalam memberikan pelayanan publik dalam pegadaan garam industri yang baik terhadap masyarakat serta menganalisis permasalahan dalam regulasi-regulasi terkait pengadaan garam industri di Indonesia. Saat ini masih terdapat regulasi yang tumpang tindih dan berpotensi konflik antar pemangku kebijakan dan berdampak terhadap kepentingan publik dan implementasi kebijakan terkait pengadaan garam industri. Rekomendasi kebijakan yang seharusnya diterapkan pemerintah adalah sinkronisasi data, penguatan pengawasan kebijakan impor dan membuat kebijakan mewajibkan importir garam industri melakukan impor untuk wajib menyerap garam rakyat terlebih dahulu sebelum melakukan impor agar produksi garam domestik tetap terlindungi.

Salt is one of the strategic national commodity that is used as the food ingredients and raw materials for national industries. Whereas the proportion of demand of the industrial salt is reported cannot be fully supported by the national industrial salt productions. The imbalance of the demand and supply of the national industrial salt encourages governments to import salts. On the other hand, the demand for salt from the industrial sectors are bigger than the demand for consumptions. This thesis is addressed to understand the conditions of the services that the governments do to fulfill the demand of the industrial salt within the society. Also, this thesis is addressed to find the factors that are blocking the government to deliver public service regarding the procurement of industrial salt for the society also to analyze the problems within the industrial salt procurement regulations in Indonesia. There are still conflicting regulations for the time being between the regulator and affects the public interests also the implementations of the policy regarding the industrial salt procurement. The policy recommendations that should be applied by the government are the data synchronization, enforcement of the control import policy, and produce a policy that obligate industrial salt importers purchase the industrial salt from the society first before import the salt. Therefore, the national salt production would always be protected."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Pradana Bagja Kusumah
"ABSTRAK
Garam merupakan salah satu komoditi yang sudah memiliki status strategis di
Indonesia, pemanfaatan dari garam bukan hanya sekedar untuk konsumsi melainkan
dapat digunakan juga sebagai bahan baku untuk berbagai macam industri. Jika dilihat dari
sisi iproduksi, igaram iIndonesia imemiliki itren iyang icenderung imenurun ipada isetiap
itahunnya isementara desakan kebutuhan garam selalu meningkat. Kondisi tersebut yang
mencadi pemicu lahirnya kebijakan impor garam. Berbagai persoalan dihadapi dalam
memenuhi kebutuhan garam nasional. Untuk itu pemerintah menetapkan program
swasembada garam yang ditargetkan akan tercapai pada tahun 2019 berdasarkan
keterangan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Penelitian ini dilakukan guna menganalisis mengenai mungkinkah Indonesia
dapat mencapai swasembada garam pada tahun 2019? Dengan menggunakan data time
series dalam kurun waktu 2001 hingga 2017. Variabel pada sisi impor adalah: harga
garam impor, iharga igaram inasional, iproduksi igaram inasional, ikurs inilai itukar,
ikebutuhan igaram inasional, ijumlah ipenduduk dan produk domestik bruto. Sementara
variabel pada sisi produksi dalam negeri adalah; luas area lahan tambak garam, tenaga
kerja tambak garam dan curah hujan. iMetode iyang idigunakan iadalah ianalisis
ideskriptif idan imodel ikuantitatif iError iCorrection iModel i (ECM) iuntuk imelihat
ipengaruh idalam ijangka ipanjang idan ijangka ipendek.
Hasil ipenelitian menunjukan Swasembada garam yang ditargetkan oleh
pemerintah pada tahun 2019 akan sangan sulit dicapai, mengingat kebutuhan garam
nasional yang semakin meningkat dengan tidak diiringi oleh pertumbuhan produksi
dalam negeri yang sangat signifikan. Dari sisi produksi garam nasional dalam jangka
panjang, variabel tenaga kerja garam tambak memiliki, luas area lahan tambak garam
memiliki pengaruh positif dan signifikan, sementara itu untuk curah hujan imemiliki
ipengaruh inegatif idan isignifikan. iDalam ijangka ipendek imenunjukan hasil yang sama
yakni curah hujan memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan, sedangkan tenaga kerja
garam tambak dan luas area lahan tambak memiliki pengaruh positif dan signifikan. Dari
sisi permintaan impor garam dalam jangka panjang, variabel harga garam impor dan
jumlah penduduk memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan, untuk harga garam
nasional, kebutuhan garam nasional, nilai tukar, produksi dalam negeri dan produk
domestik bruto memiliki pengaruh positif dan signifikan. Dalam jangka pendek hanya
produk domestik bruto yang memiliki pengaruh negatif dan signifikan, sementara itu
kebutuhan garam nasional, harga garam nasional dan produksi garam nasional
menunjukan pengaruh yang positif dan signifikan.

ABSTRACT
Salt is one of the commodities that already has a strategic status in Indonesia, its
use is not only for daily consumption but also as an industrial raw material. Indonesian
salt production has a trend that tends to decrease while the need for salt commodities is
increasing. Needs not accompanied by domestic production inventories require a salt
import policy to meet domestic salt consumption. Various problems are faced in meeting
national salt needs. For this reason, the government sets a salt self-sufficiency program
which is targeted to be achieved in 2019 based on information from the Coordinating
Ministry of Maritime Affairs.
This research was carried out to analyze about is it possible that Indonesia can
achieve salt self-sufficiency in 2019? Using time series data in the period 2001 to 2017.
Variables on the import side are: imported salt prices, national salt prices, national salt
production, exchange rate, national salt requirements, population and gross domestic
product. While the variables on the domestic production side are; area of salt ponds, salt
farm labor and rainfall. Thei imethod iused iis idescriptive ianalysis iand iquantitative
error correction model (ECM) model to see the effects in the long and short term.
The results show that salt self-sufficiency targeted by the government in 2019 will
be difficult to achieve, given the increasing national salt demand not accompanied by
very significant growth in domestic production. In terms of national salt production in
the long run, the variable salt farm laborers have, the area of salt farm land has a positive
and significant influence, while for rainfall ihas ia inegative iand isignificant ieffect. iIn
ithe ishort iterm, ithe isame iresults ishow that irainfall ihas ia inegative iand isignificant
ieffect, while the labor of salt ponds and the area of ponds have a positive and significant
effect. In terms of demand for import of salt in the long term, the variable price of
imported salt and population has a negative and significant effect, for national salt prices,
national salt requirements, exchange rates, domestic production and gross domestic
product has a positive and significant effect. In the short term, only gross domestic
product has a negative and significant influence, while national salt needs, national salt
prices and national salt production have a positive and significant ef"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T51759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noni Ayu Sarasati
"Garam merupakan salah satu komoditas yang penting dan selalu dibutuhkan oleh manusiaSaat ini, jumlah impor garam lebih besar daripada jumlah produksi. Untuk dapat memenuhi kebutuhan garam nasional, dibutuhkan industri garam dengan teknologi yang dapat mendukung peningkatan produksi dan kualitas garam. Kegiatan sektor industri adalah sektor penting untuk dikaji daya dukung lingkungan, maka dari itu penelitian ini mempertimbangkan daya dukung lingkungan sebagai dasar untuk analisis lokasi potensial industri garam di Pesisir Kabupaten Sumenep sehingga kestabilan lingkungan dan wilayah tetap terjaga. Analisis dilakukan dengan identifikasi faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi industri garam di Pesisir Kabupaten Sumenep dengan menggunakan metode AHP terhadap 11 responden dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan, lokasi industri kuat dipengaruhi oleh daya dukung lingkungan dan jarak terhadap bahan baku utama (tambak garam). Kecamatan yang memiliki potensi tinggi untuk industri garam adalah pada bagian selatan Kecamatan Saronggi dengan luas kelas potensi tinggi sebesar 1.487 Hektar. Kecamatan tersebut memiliki jasa penyedia air bersih, pengaturan pengolah limbah, dan pengaturan tata aliran air dan banjir yang tinggi sehingga memiliki potensi tinggi untuk dapat mendukung kegiatan industri garam. Jasa pengaturan iklim, pengaturan kualitas udara, dan pendukung biodiversitas tergolong rendah, sehingga jika dibangun industri pada kecamatan tersebut tidak akan mengganggu fungsi jasa ekosistem karena jasa ekosistem tersebut cenderung memiliki indeks yang tinggi pada wilayah yang memiliki banyak vegetasi.

Salt is a commodity that is considered important and always needed by people. Indonesia as one of the maritime countries that have the fourth longest coastline in the world has not been able to be sovereign in the commodity of salt. However, the amount of salt imports is greater than the amount of production. To be able to fulfill the needs of national salt, salt industry is needed with technology that can support increased production and quality of salt. The activity of the industrial sector is an important sector to study the carrying capacity of the environment. Therefore, this study considers the carrying capacity of the environment as the basis for analyzing the potential location of the salt industry on the coast of Sumenep Regency so that the stability of the region is maintained. The analysis was carried out by identifying the factors that influence the determination of the location of the salt industry on the coast of Sumenep Regency using the AHP method on 11 respondents with different disciplinary backgrounds. Based on the calculation results, the location of the industry is strongly influenced by the carrying capacity of the environment and the distance to the main raw material (salt ponds). Districts that have high potential for the salt industry are in the southern part of Saronggi District with a high potential class area of 1,487 hectares. The sub-district has clean water supply services, waste treatment arrangements, and high flood and water flow arrangements so that it has high potential to be able to support salt industry activities. Services for climate regulation, air quality regulation, and biodiversity support are low, so if an industry is built in the sub-district it will not interfere with the function of ecosystem services because these ecosystem services tend to have a high index in areas that have a lot of vegetation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Irina Darmawan
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Selvy Yanti
"ABSTRAK
Reaksi reduksi merupakan salah satu mekanisme penyebab hilangnya iodat
dalam garam yang telah diiodisasi. Iodat (KIO3) akan tereduksi menjadi gas iodium (I2) dan menguap ke atmosfir dalam suasana asam dengan hadirnya senyawa reduktor.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh senyawa reduktor, kadar air, dan pH garam terhadap retensi iodat dalam garam beriodium. Dalam pelaksanaannya, ditambahkan sejumlah senyawa kalium ferosianida
(K4Fe(CN)6.3H2O) sebagai reduktor dan senyawa MgCl2.6H2O sebagai senyawa higroskopis ke dalam garam sintetik yang telah diiodisasi dengan variasi kemasan (terbuka dan tertutup) lalu diamati retensi iodat, nilai pH, dan kadar airnya pada kurun waktu 0,1,3, dan 6 bulan. Analisis kandungan iodat dalam garam dilakukan dengan metode iodometri sesuai dngan SNI 01-3556-1994 dan perhitungan kadar
air dilakukan berdasarkan basis kering.
Dari pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa retensi iodat mengalami fluktuasi kecil selama waktu penyimpanan 6 bulan dengan retensi akhir (setelah 6 bulan) sebesar 98,5% (untuk kemasan tertutup) dan 100% (untuk kemasan terbuka) yang menandakan bahwa iodat relatif tetap stabil walaupun dengan hadirnya K4Fe(CN)6.3H2O. pH garam berkisar antara 5,2 sampai 6,9, sedangkan kadar airnya sebesar 0,88% - 13,92% (untuk kemasan tertutup) dan 46,71% - 90,64% (untuk kemasan terbuka).
Fluktuasi retensi iodat disebabkan karena dalam garam beriodium, seperti halnya di alam, terdapat kesetimbanan Fe2+/Fe3+ dan iodat yang sangat dipengaruhi oleh pH dan kadar air dari garam tersebut."
2000
S49176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Sutanti Budikania
"ABSTRAK
Rendahnya stabilitas iodium pada garam konsumsi yang beredar di masyarakat dapat disebabkan oleh kualitas garam yang dihasilkan oleh petani garam sangat rendah, sedangkan industri garam yang mengolah garam bahan baku tersebut melalui proses pencucian tidak cukup memadai dalam meningkatkan kualitas garam sehingga iodium yang ditambahkan pada garam tersebut mudah hilang atau berkurang.
Proses pencucian garam yang baik pada dasarnya mampu meningkatkan kualitas garam, bukan hanya sekedar membersihkan garam dari kotoran lumpur atau tanah , tetapi juga mampu menghilangkan zat-zat pengotor seperti senyawa-senyawa Mg dan kandungan zat pereduksi.
Penelitian ini memvariasikan proses pencucian pada komposisi air pencuci dan rasio berat air pencuci terhadap garam. Untuk pencucian dengan air bersih digunakan rasio berat garam ; air adalah 1:1, 2:1 dan 3:1. Sedangkan untuk pencucian dengan brine (larutan garam) diambil konsentrasi brine (% wt) adalah 20 %, 27 % dan 34 % dimana rasio berat brine terhadap garam tetap yaim 1 : 1. Selain itu juga dilakukan variasi ukuran .partikel garam yang akan dicuci yaitu garam kasar dan garam halus (fine).
Selanjutnya garam-garam hasil pencucian tersebut akan dilihat sifat-sifat penyerapan air, pH dan stabilitasnya terhadap KIO3 untuk waktu 1, 3, 6, dan 10 bulan.
Dari hasil pencucian menunjukkan komposisi Mg dan zat pereduksi yang terendah masing-masing 0,016 % wt dan 2,65 ppm dicapai pada proses pencucian dengan garam halus dengan menggunakan brine 27 % wt.
Hasil analisis kandungan air menunjukkan kenaikan kandungan Ca dan Mg menyebabkan kenaikan kemampuan penyerapan air pada garam. Sedangkan untuk pH tidak menunjukkan hubungan yang jelas.
Hasil analisis kandungan iodium tidak dapat menggambarkan secara jelas pengaruh kandungan senyawa Ca , Mg, dan zat pereduksi terhadap waktu retensi iodium."
2000
S49164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Harumsari
"Untuk mensukseskan pelaksanaan program diversifikasi energi dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas diperlukan perumusan strategi yang tepat oleh Pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi implementasi program tersebut di empat kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat dengan pendekatan analisis SWOT Kuantitatif (Chang, H.H., Huang, W.C.,2006) yang dapat menghasilkan analisis SWOT pada beberapa wilayah secara bersamaan. Setelah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, diperoleh hasil analisis bahwa Depok dan Bekasi berada di Kuadran I, strategi yang disarankankan SO (Strength-Opportunity); Cibinong berada di Kuadran III, strategi yang disarankan WT (Weakness-Threatment) dan Kota Bogor berada di Kuadran IV, strategi yang disarankan ST (Strength-Threatment).

To make a success implementation of the Energy Diversification Program From Fuel Oil to Gas Fuel, it is necessary to formulate an appropriate strategies by the Government. The purpose of this research is to formulate strategy implementation of the mentioned programme in four city/regency at West Java Province with the SWOT Analysis Quantitative approach (Chang, H.H., Huang, W.C.,2006) which can produce a SWOT analysis in some regions simultaneously. The analysis result that obtained after identifying the internal and external factors shows that Depok and Bekasi located in the quadrant I, strategies suggested is SO (Strength-Opportunity); Cibinong located in the quadrant III, strategies suggested is WT (Weakness-Threatment) Strategy; and Bogor city is located in the quadrant IV, strategies suggested ST (Strength-Threatment) Strategy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31040
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>